Bab 18: Ceritakan Semua Kepadaku

"apa yang kamu mau tahu dariku, sayang?", tanya Rangga.

"semuanya!!!"

"aku mulai dari mana?"

"bengkel, motor tadi, spion tujuh puluh lima ribu.. Haaaah.. Kamu.. Aku ga ngerti semua kejadian yang kulihat tadi!!!", aku teriak histeris, tapi rangga justru tertawa terbahak-bahak. Aku pun menatapnya, dan mencubit lagi pingganggnya

"aa..aaaaaww... Sakit sayang, ii..iya aku cerita... Hehe!! Jangan ngambek dong!"

"sekaraaaang.. Cerita semuanya!!!"

"ehm... Aku dulu kuliah jurusan teknik di UGM. Cuma, karena aku harus bantu papa, aku ga bisa menekuni apa yang jadi pasionku.", rangga memulai ceritanya.

"kamu liat bengkel disebelah kanan itu", rangga menunjuk bengkel lumayan besar untuk sekelas bengkel pinggir jalan. Kulihat motor yang dipakai kawai juga ada disana. Bengkel itu, terlihat cukup ramai Dan pelanggannya juga banyak. Pagi-pagi begini, motor didepannya sudah ramai ingin di service.

"itu dulu cuman bengkel kecil, luas dua kali dua meter. Aku bekerja disana, sudah 4 tahun. awalnya.." rangga terdiam.

"awalnya apa?", tanyaku

"maaf ya sayang...", kini tangan kiri rangga berpindah dari memegang kemudi menjadi memegang tanganku, ibu jarinya mengelus lembut cincin pernikahan yang ada di tanganku sambil melanjutkan ceritanya.

"awalnya, karena ga sengaja. Aku keluar rumah mengendap-endap, jadi ga mungkin pakai mobil. Aku pinjam Motor bang japri, tukang kebun dirumah papa, untuk ngapel malam minggu ke kost itu." kali ini, Rangga menunjuk kost-kostan elite dengan pagar berwarna putih.

"Dulu, cindy yang tadi menelponmu, dia kost disana.", lanjutnya lagi. Rangga diam, mengambil napas.. Dan aku pun masih diam, walau ada yang ingin kutanyakan. Aku masih ingat, rangga tidak suka kalau aku memotong kata-katanya.

"Tapi ternyata, cindy ga ada dikost. Dia ada jadwal syuting. Aku berencana pulang, cuma dijalan, motorku kena paku. Dan satu-satunya bengkel dekat sini yang buka malem itu, hanya bengkel yang tadi kita lewati. Pemiliknya sangat baik dan ramah, kami mengobrol sambil menunggu motorku tambal ban. Ga lama, ada seorang bapak tua mendorong motor rusaknya ke bengkel itu, tapi bukan kena paku atau untuk tambal ban. motornya bermasalah lain, Tapi pemilik bengkel cuma tau cara tambal ban aja, dia ga tau yang lainnya. Dan karena aku kasihan ke bapak tua itu, aku yang juga ga ada kerjaan malam itu, mencoba membantunya membetulkan motor yang rusak tadi. Dan berhasil, karena masalahnya tidak begitu sulit juga. Bapak tua itu sangat senang, begitupun pemilik bengkel. Kemudian, setelah kepergian bapak tua tadi, pemilik bengkel bertanya kepadaku, aku kerja dimana? Aku hanya tersenyum. Karena saat itu aku hanya memakai kaos oblong dan celana boxer, pemilik bengkel itu mungkin menyangka aku pengangguran. Lalu, dia menawarkanku bekerja disana. Aku setuju, sekalian aku menghilangkan kerinduanku untuk memegang mesin. Karena dikantor papa, aku ga bisa lakuin itu. Aku juga melatih pemilik dan mekanik disana, supaya suatu saat aku pergi, mereka bisa bertahan tanpa aku.", rangga menjelaskan masih sambil memegang tanganku."

"lalu motor itu?"

"itu motor bang japri, yang aku beli akhirnya untuk transportku kalau mau ke bengkel."

"berapa lama?"

"hah? Maksudmu?"

"berapa lama kamu berhubungan dengan perempuan itu???", tanyaku gemas. Tapi kali ini, dadaku benar-benar panas!! Ngapel? Malam minggu?? Arghhhhh...

"oh, itu.. 10 tahun."

"haaaah??", sekarang perasaanku sudah complicated. 10 tahun, "yang, umur kamu berapa?", tanyaku lagi.. Kali ini rangga tersenyum dan tertawa lagi.. Dan aku menyubitnya sekali lagi

"aaaw... Aduuh sakit dong sayang..!! Masa kamu ga tahu umur suamimu sendiri, sih, sayang?", kali ini rangga tambah cekikikan. Ingin kucubit lagi pinggangnya..

"eh e... Iya ampuuun, jangan dicubit lagi dong! Umurku 32 tahun!"

DEG

"kenapa diem, sayang?"

"Eh, enggak..", rangga tersenyum mendengar jawabanku.

"wajahku baby face ya, hehehe",

"iiiih, ge er!!!", kucubit lagi pinggangnya. walaupun memang benar. baby face, ganteng, berkarakter. hihi... jujur, aku malah menyangka dia seumuran denganku.

"aaaaw...!!! Sakit dong sayang, nanti biru-biru dicubitin terus.."

"biarin aja!", jawabku setengah cemberut, yang cuma ditanggepin rangga dengan senyuman dan tawanya saja. Tapi sejujurnya, aku menikmati senyumannya. Ingin berlama-lama memandangnya seperti ini..

"harusnya, kamu panggil aku, kak rangga, karena aku lebih tua 1 tahun dari kak do-ni!", rangga melirikku lagi dengan senyum jahilnya.

"iiiihhhhh.. ", ingin kucubit lagi pinggangnya, tapi sebelum berhasil, tangan kiri rangga sudah memegang tanganku, menarik tubuhku ke arahnya dan mencium bibirku sepersekian detik.

"pakai seat beltnya, sayang!!", dia melepaskan ciumannya dan mengingatkanku

"iiih, kamu tuh ya, nyetir aja, liat ke depan matanya.. Kalau nabrak giman coba, tadi!!", kataku mencoba menghapus rasa panikku juga, menerima ciuman darinya. Lagi-lagi rangga hanya cekikan.

sekitar 10 menitan mobil berlalu,, aku diam sambil menikmati musik di radio yang di nyalakan rangga.

anyone who see us

knows whats going on between us

it doesn't take a genius

to read between the lines

and it's not just wishful thinking

or only me who's dreaming

i know what these are symptoms of..

we could be in love

tak sadar, akupun ikut bernyanyi.. ini memang lagu kesukaanku dari dulu. soundtrack aladdin tahun 1992. pas sekali, pikirku.

"kita sudah sampai, sayang..", suara rangga sedikit mengagetkanku yang sedang asyik dengan radio.

rangga menepikan mobil, memarkir, dan kami keluar menuju butik untuk mengganti pakaian kami. bajuku sebenarnya tidak ada masalah, cukup formal. tapi rangga seoertinya ingin baju yang berwarna senada denganku. Sebelumnya, aku juga membisikkan pada rangga kalau aku butuh underwear, karena tadi, aku ada pelepasan sekali. Hihi.. Rangga menanggapi dengan tawa, katanya sih ga mau carikan, tapi dia tetap mencarikan dan membawakannya untukku, entah rangga dapet darimana.. Karena dibutik ini tidak ada underwear. Setelah selesai mencari baju, kami menuju salon untuk make up dan hair do. Aku awalnya menolak, tapi rangga bilang, dia ingin aku tampil cantik, karena lunch ini sangat penting untuknya. Akhirnya aku menurut, dan setuju.

Jam sudah menunjukkan pukul 11:45 siang. Kami sudah ada didalam Lobo Italian Bistro restoran di ritz calton. Banyak sekali makanan yang rangga pesan, dentice di ortega, costola, pure di patate, tagloatelle a al carbonara, pollo per bambini, dan pappardelle a la napolitano. Aku sendiri bingung bagaimana dia akan menghabiskan itu semua! Waitress pergi meninggalkan meja kami setelah mencatat semua pesanan rangga. Aku ga beli makanan apa-apa, cuma minum saja. karena aku sudah makan banyak sekali tadi pagi. Lagi pula, pesanan rangga banyak, jadi, aku berencana icip-icip pesanannya. Kami duduk dimeja segi empat yang cukup besar, dengan enam kursi disekelilingnya. dua sisi, masing-masing terdapat dua kursi, dua sisi lainnya hanya ada masing-masing satu kursi. Aku dan Rangga duduk disisi yang memiliki dua kursi. Dia duduk dikursi di sampingku.

"yang, kamu ga salah pesen sebanyak itu?", tanyaku kembali

"kan aku butuh tenaga.. Biar kuat nanti malem muasin istri aku, hehe..", kucubit tangannya, "aaw.. Sakit dong sayang.."

"abis kamu tuh ya, malu-maluin.. Masa pesen sebanyak itu, ga malu sama tamu kamu nanti??", rangga hanya menatapku, dan senyum-senyum.

"bukan tamuku, sayang.. Kedatanganku kesini, hanya untuk memberi tahukannya, kalau kamu adalah istri sahku, dan ga boleh ada pria lain yang mendekati atau menggoda istriku!!", kali ini dia mencium bibirku, pertama kalinya didepan umum...

"miss vina?"

Refleks ku tarik wajahku dan menatap pemilik suara itu..

"hah? Mr. James.. How are you?", aku berdiri, agak kikuk. Tapi kemudian aku tersadar, kalau rangga kembali memperbaiki duduknya, dan menyenderkan badannya dikursi, menaruh tangannya dipegangan kursi. Dia tidak menatapku, tidak juga berbalik menatap james. Pandangannya lurus kedepan. tapi aku rasa, dia sedikit marah..

"ehmm.. Please let me introduce my husband to you," kataku kemudian.. Mencoba mencairkan suasana.

"yang..", panggilku Aku memegang telapak tangannya, diapun menatapku..

"duduk, sayang.."

"hah?", aku menatapnya, dia tidak mengulangi kata-katanya, hanya menatapku aku pun mengerti, dan kembali ketempat dudukku. Setelah aku duduk, rangga berdiri dan menatap james.

"hello, i am james! Pleasure to meet you!!"

"hello, i am Rangga Pranata.. I am vina Ariescha Pranata's husband. I think, from now you can call her mrs. Pranata And please, if you have a business with my wife, do it like a professional!", jleb.. Cukup frontal untuk orang yang pertama kali bertemu. Aku tak tahu apa yang dibacanya dari handphoneku, tapi hmmm.. Sepertinya aku paham! Yang ingin ditemui rangga adalah james.. Dia jealous dengan james.. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Lebih baik aku membiarkannya selama masih dalam batas kewajaran, pikirku.

"ah, of course! I've got your point, mr. Pranata!", james tersenyum dan memberikan tangannya untuk berjabat tangan. rangga pun melakukan hal yang sama.

Rangga mempersilahkan james duduk, dan pria berkebangsaan australia itu memilih untuk duduk di sebrang kursiku ketimbang duduk dikursi yang rangga persilahkan disampingnya, sisi yang hanya memiliki satu kursi. Kami mengobrol beberapa masalah untuk fashion show summer ini di sydney. Selain itu, ada beberapa model baju yang disodorkan oleh james. Dia mengajakku untuk memilih model baju yang terbaik untuk bagian pembuka dan penutup fashion show, dan banyak hal yang kami bicarakan, sampai aku sedikit terlupakan ada Rangga disampingku.

Pertemuan itu berlangsung 2 jam. Selain karena banyaknya hal yang james bicarakan, rangga juga banyak menyela dan mengganggu james saat menjelaskan. Ada saja yang dilakukannya untuk menyela, seperti Sesekali dia menyuapiku, walaupun sudah ku tolak halus, tapi dia memaksa. Aku selalu mengalah, karena tak ingin membuat suamiku kecewa dan kehilangan muka karena istrinya menolaknya. james sepertinya jengah melihat tingkah laku rangga yang totally absurb! Tapi, kurasa.. James mencoba bertahan dan professional berhadapan dengan rangga yang ingin menunjukkan kepemilikanya atas diriku. James tidak memesan apapun, kecuali minuman. Seluruh makanan yang dipesan Rangga habis! Entah bagaimana dia menghabiskannya, tapi kurasa, siang ini nafsu makannya cukup besar.

"thank you for the invitation today, james!", rangga menjabat tangan james, disaat kami akan berpisah. Dan james pun menjabat tangannya juga lalu bergegas meninggalkan restoran ini. Hihi.. Ada yang bikin geli dari kejadian ini, sebenarnya, james ingin berjabat tangan denganku, tapi rangga menurunkan tanganku, memberikan tangannya sebagai ganti tanganku.

"ehm... Jadi itu tamu pentingmu, yang?", tanyaku sambil kembali duduk dikursiku, begitupun rangga, kembali duduk dikursi disampingku, namun sebelumnya mengeluarkan kartu didompetnya.

Dia menatapku, tanpa menjawab apapun.. Kemudian Melambaikan tangan, dan seorang waitres datang.

"ada yang bisa kami bantu, pak?"

"tolong bill nya!"

"baik, segera saya ambilkan!", waitress itu pun pergi menuju ke arah kasir.

Tatapan rangga sama sekali tidak menuju ke arah waitress saat bicara. Dia masih menatapku, tapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, membuatku jadi salah tingkah dan merasa bersalah dengan tatapannya yang mengintimidasi.

"yang, kamu kenapa ga jawab, malah liatin aku kaya gitu?", tanyaku lagi.. Sedikit ragu.

"ini bill nya, pak", waitress itu kembali. Rangga menyerahkan sebuah kartu dan dia membawanya pergi menuju kasir.

Rangga masih nenatapku, masih sama tak ada senyum, datar dan mengintimidasi

"mm.. Yang, kenapa kamu diemin aku gini..", kali ini suaraku agak pelan, jantungku berdegup kencang, dan aku jujur ketakutan liat ekspresi rangga seperti ini.

"ini kartunya, pak!"

"terima kasih.", jawab rangga. Dan waitress itupun pergi.

Dia masih sama, duduk dengan ekspresi mengintimidasi menatapku, tanpa menoleh ke arah waitress.

"yy..yang..", kali ini air mataku sepertinya sudah jatuh, rangga langsung menarik tubuhku kepelukannya. Dan akupun tambah menangis dalam pelukannya. Walaupun aku ga meraung-raung, tapi banyak air mata yang tumpah, dan dadaku sesak.

"kamu tahu, betapa marahnya aku saat ada lelaki lain mencoba mendekatimu?" aku hanya diam masih dalam tangisku,

"kamu tahu, kenapa aku memesan dan memakan banyak makanan siang ini?" aku hanya terdiam.. "itu untuk pelampiasan emosiku, sehingga aku ga memukul wajahnya tadi.", rangga menjelaskan

"kamu milikku, vina.. Hanya milikku, kamu istri sah ku, sayang! jangan tersenyum dan tertawa Pada lekaki lain seperti tadi. Itu menyakitkanku.. Jangan sibuk dengan Lelaki lain sampai hampir tak melihat keberadaanku seperti tadi, itu menyakitkanku.. Jangan bicara dengan lelaki lain semanis tadi, itu menyakitkanku... Jangan berikan tanganmu untuk menyalami lelaki lain, karena itu juga menyakitkanku.. Apa kamu paham?", kali ini aku eratkan pelukanku padanya dan mengangguk. Ranggapun mengeratkan pelukannya padaku. Untuk beberapa saat, kami terdiam dalam posisi ini. Sampai akhirnya rangga mencium kepalaku, tangannya mengangkat wajahku, mencium keningku dan menghapus air mataku..

"mm...maafkan aku, yang.. Aku..", belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, rangga sudah mencium bibirku.

"aku cinta kamu, vina.. Aku cinta kamu, istri sahku.. Selamanya aku akan menjagamu, dan aku ga akan pernah melepaskanmu.. Apa kamu percaya kepadaku?", tanyanya, yang langsung aku jawab dengan anggukan mengerti.

Senyum mengembang dari wajahnya, kemudian. Tatapan mengintimidasi itupun sudah hilang dari wajahnya.. Senyum yang kurindukan pun kembali hadir. Ada sedikit lega melihatnya kembali seperti ini.. Rasanya menyakitkan melihatnya seperti tadi..

"apa kamu ga mau baca isi handphone mu?", kali ini rangga bertanya sambil menyeruput minumannya dan menatapku. Akupun menatapnya balik, dan menggeleng. Kubuka isi tasku, mengambil handphoneku, dan menyerahkannya padanya.

"maksudmu?"

"aku serahkan urusanku padamu, yang..", Jawabku dan tersenyum padanya. "beliin aku satu handphone baru, dengan nomor baru, yang hanya kamu dan orang-orang yang kamu setujui aja yang boleh tau nomerku..", aku melanjutkan kalimatku. Tak ingin kejadian hari ini terulang lagi, saat ini dan sampai akhir hayatku.. Aku hanya ingin menjadi istrinya. Aku sudah tidak tertarik lagi dengan bisnis dan semua urusanku.

"apa kamu yakin, ga mau membukanya?", kuanggukkan kepalaku dengan pasti.

"apa kamu mempercayaiku?", akupun mengangguk lagi.

"yang.."

"hmmm? Ada yang mau kamu katakan?", tanya rangga menatapku

"a..aku.. Sepertinya juga mencintaimu..", jawabku, sambil menatap matanya, kemudian menunduk malu.

Rangga langsung menarikku dalam pelukannya, tangannya kemudian mengangkat wajahku dan membuatku menatapnya. Dia ******* habis bibirku.. Menciumku seperti ga sadar kalau kami masih ada di lobo italian bistro restaurant.

"terima kasih, sayang.. Terima kasih sudah membuka hatimu untukku!!", wajahnya sangat senang.. Sejujurnya, hatiku sangat bahagia melihatnya seperti ini..

"mm.. Kamu mau pulang sekarang?", tanyanya kemudian.

"bukan agenda kita selanjutnya belanja? Apa jadinya langsung pulang?", tanyaku balik

"hmm. Ada perubahan rencana, sayang.. Kita kerumah papa malam ini. Jadi, kita pulang dulu, packing barang-barangmu, terus kerumah papa, dan malam kita pulang ke rumah kita. Aku sudah menyuruh ami persiapkan bahan makanan dikulkas.", rangga menjelaskan

"oh iyaudah.. Yuk..",

Kamipun berjalan meninggalkan restuarant dengan pasang mata yang masih mengamati kami. Sepertinya beberapa kostumer dan karyawan di restaurant ini cukup mengamati drama antara aku dan rangga tadi, karena restaurant ini di jam makan siang seperti ini sedang rame-ramenya, hihi..

Rangga merangkul pinggangku dengan tangan kanannya. Akupun merangkul pinggangnya, berjalan sambil menyenderkan kepalaku dibahu bidangnya. Kami tak banyak bicara, hanya berjalan menyusuri lobby hotel, sebelum seseorang dari belakang menjambak rambutku dan

"aaaah.. Kepalaku!!!", aku terkaget, begitupun rangga yang langsung melepaskan tangan wanita itu dan menamparnya. Tangan kiri rangga merangkulku yang hampir terjatuh ke lantai

"perempuan j*l*ng!!!", itulah kata-kata terakhir yang kudengar dari mulut rangga sebelum aku kehilangan kesadaran dan menutup mata.

 

hai reader yang baik hati... terima kasih ya, sudah mampir ke novel pertamaku 🤩🤩🤩

untuk kalian yang suka dengan bab ini.. tolong bantu support Author dengan memberikan (like) 👍 dan comment yang membangun untuk author, ya!!!

terima kasih, happy reading 😘😘😘

Episodes
1 Bab 1: Keputusanku Sudah Bulat
2 Bab 2: Kembali
3 Bab 3: Terluka Kembali
4 Bab 4: Spion Motor
5 Bab 5: Aku Sangat Lelah
6 Bab 6: Pingsan
7 Bab 7: Bertanggung jawab
8 Bab 8: Membantu
9 Bab 9: Butuh Istirahat
10 Bab 10: Karena Terbiasa
11 Bab 11: Jawaban
12 Bab 12: Milikku
13 Bab 13: Mulai Tak Sabar
14 Bab 14: Menuntut
15 Bab 15: Tunggu Disini
16 Bab 16: Aku Sudah Kembali
17 Bab 17: Aku Sayang Kamu
18 Bab 18: Ceritakan Semua Kepadaku
19 Bab 19: Menutup Mata
20 Bab 20: Dia Sangat Mencintaiku
21 Bab 21: Aku Janji
22 Bab 22: Jangan Menangis, Cinta!!
23 Bab 23: Bebas
24 Bab 24: Mengingatkan
25 Bab 25: Semua Menjadi Gelap
26 Bab 26: Meninggalkanku
27 Bab 27: Bergantung Pada Takdir
28 Bab 28: Ikut Denganku
29 Bab 29: Cemburu Buta
30 Bab 30: Terlihat Bodoh
31 Bab 31: Mendengar Tangisannya
32 Bab 32: Suamiku...
33 Bab 33: Pertemuan tak diharapkan
34 Bab 34: Cukup Tersiksa
35 Bab 35: Meninggal Dunia
36 Bab 36: Alamatnya
37 Bab 37: Dennis
38 Bab 38: Tersangkanya
39 Bab 39: Apa Kamu Baik-Baik Saja?
40 Bab 40: Kenangan
41 Bab 41: Penuh Tekanan
42 Bab 42: Sayang
43 Bab 43: Sudah Waktunya
44 Bab 44: Kerajaan Bisnis
45 Bab 45: Menyeramkan
46 Bab 46: Siapa Kamu?
47 Bab 47: Aku Hamil?
48 Bab 48: Luka - Luka
49 Bab 49: Kesembuhanmu
50 Bab 50: Bagaimanapun Caranya
51 Bab 51: Ketemu Kakek
52 Bab 52: Adikku Yang Bodoh
53 Bab 53: Jackpot
54 Bab 54: Selama Dia Mencintaimu
55 Bab 55: Geram
56 Bab 56: Menjauh
57 Bab 57: Butuh Waktu
58 Bab 58: Kekasih Hati
59 Bab 59: Berhenti
60 Bab 60: Makan Bersama
61 Bab 61: Ketanggungan
62 Bab 62: Habis Terbakar
63 Bab 63: Muntah Darah
64 Bab 64: Semanis Gulali
65 Bab 65: Pulang
66 Bab 66: Kembali Ke Jepang
67 Bab 67: Bertemu Mom and Dad
68 Bab 68: Bangun Sayang
69 Bab 69: Duduklah Disini
70 Bab 70: Bagianku
71 Bab 71: Mengenalnya
72 Bab 72: Kejutan
73 Bab 73: Resepsi Pernikahan
74 Bab 74: Hana dan Dennis
75 Bab 75: Mendengarkan Kata Hati
76 Bab 76: Fitting Baju
77 Bab 77: Lea Bridal Boutique and Salloon
78 Bab 78: Menentukan Pilihan
79 Bab 79: Tuxedo
80 Seafood
81 Yacht Pribadi
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1: Keputusanku Sudah Bulat
2
Bab 2: Kembali
3
Bab 3: Terluka Kembali
4
Bab 4: Spion Motor
5
Bab 5: Aku Sangat Lelah
6
Bab 6: Pingsan
7
Bab 7: Bertanggung jawab
8
Bab 8: Membantu
9
Bab 9: Butuh Istirahat
10
Bab 10: Karena Terbiasa
11
Bab 11: Jawaban
12
Bab 12: Milikku
13
Bab 13: Mulai Tak Sabar
14
Bab 14: Menuntut
15
Bab 15: Tunggu Disini
16
Bab 16: Aku Sudah Kembali
17
Bab 17: Aku Sayang Kamu
18
Bab 18: Ceritakan Semua Kepadaku
19
Bab 19: Menutup Mata
20
Bab 20: Dia Sangat Mencintaiku
21
Bab 21: Aku Janji
22
Bab 22: Jangan Menangis, Cinta!!
23
Bab 23: Bebas
24
Bab 24: Mengingatkan
25
Bab 25: Semua Menjadi Gelap
26
Bab 26: Meninggalkanku
27
Bab 27: Bergantung Pada Takdir
28
Bab 28: Ikut Denganku
29
Bab 29: Cemburu Buta
30
Bab 30: Terlihat Bodoh
31
Bab 31: Mendengar Tangisannya
32
Bab 32: Suamiku...
33
Bab 33: Pertemuan tak diharapkan
34
Bab 34: Cukup Tersiksa
35
Bab 35: Meninggal Dunia
36
Bab 36: Alamatnya
37
Bab 37: Dennis
38
Bab 38: Tersangkanya
39
Bab 39: Apa Kamu Baik-Baik Saja?
40
Bab 40: Kenangan
41
Bab 41: Penuh Tekanan
42
Bab 42: Sayang
43
Bab 43: Sudah Waktunya
44
Bab 44: Kerajaan Bisnis
45
Bab 45: Menyeramkan
46
Bab 46: Siapa Kamu?
47
Bab 47: Aku Hamil?
48
Bab 48: Luka - Luka
49
Bab 49: Kesembuhanmu
50
Bab 50: Bagaimanapun Caranya
51
Bab 51: Ketemu Kakek
52
Bab 52: Adikku Yang Bodoh
53
Bab 53: Jackpot
54
Bab 54: Selama Dia Mencintaimu
55
Bab 55: Geram
56
Bab 56: Menjauh
57
Bab 57: Butuh Waktu
58
Bab 58: Kekasih Hati
59
Bab 59: Berhenti
60
Bab 60: Makan Bersama
61
Bab 61: Ketanggungan
62
Bab 62: Habis Terbakar
63
Bab 63: Muntah Darah
64
Bab 64: Semanis Gulali
65
Bab 65: Pulang
66
Bab 66: Kembali Ke Jepang
67
Bab 67: Bertemu Mom and Dad
68
Bab 68: Bangun Sayang
69
Bab 69: Duduklah Disini
70
Bab 70: Bagianku
71
Bab 71: Mengenalnya
72
Bab 72: Kejutan
73
Bab 73: Resepsi Pernikahan
74
Bab 74: Hana dan Dennis
75
Bab 75: Mendengarkan Kata Hati
76
Bab 76: Fitting Baju
77
Bab 77: Lea Bridal Boutique and Salloon
78
Bab 78: Menentukan Pilihan
79
Bab 79: Tuxedo
80
Seafood
81
Yacht Pribadi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!