Identitas?

“Itu ruang kitab bela diri?”

“Benar sekali!” jawab Meilong bangga. “Ruang ini berisi teknik bela diri dasar dan menengah, juga beberapa metode kultivasi.”

Qing Mei melangkah mendekat, matanya menelusuri setiap gulungan yang teratur rapi. Beberapa bahkan tampak berkilau lembut seperti hidup. Tapi belum sempat ia menyentuhnya, suara dentingan logam terdengar dari langit ruang ajaib.

Clink!

Clink!

Clink!

Beberapa koin emas jatuh perlahan ke tanah, mengeluarkan cahaya keemasan yang menawan. Qing Mei buru-buru memungut satu dan menatapnya tak percaya.

“Koin emas?” gumamnya pelan.

“Benar, Tuan,” sahut Meilong. “Itu adalah hadiah dari ruang ini untuk pencapaian luar biasa Anda.”

Qing Mei memutar koin itu di tangannya, masih heran. “Apakah ini wajar untuk pemula seperti aku?”

Senyum Meilong yang tadi lebar, tiba-tiba menurun sedikit. Tatapannya berubah lembut, tapi juga hati-hati. Ia terlihat ragu sebelum akhirnya menjawab.

“Sebenarnya .…” katanya pelan, “tidak, Tuan. Biasanya, seseorang yang baru membuka dantian, mungkin hanya bisa mencapai ranah dasar tingkat pertama. Tapi Anda, melompat banyak. Hal itu bisa membuat orang gempar satu kekaisaran.”

Qing Mei mengerutkan kening. “Maksudmu, ada yang aneh denganku?”

Meilong menunduk, suaranya menurun seperti takut menyinggung. “Saya belum bisa memastikan, tapi .…”

“Tapi apa, Meilong?” Qing Mei menatap tajam.

Meilong menarik napas panjang atau setidaknya berpura-pura begitu, meski ia hanyalah roh.

“Sejak pertama kali Anda datang ke ruang ini, saya merasakan sesuatu yang berbeda. Energi spiritual Anda tidak sama dengan manusia biasa. Ada sesuatu di dalam tubuh Anda sesuatu yang kuno, kuat, dan suci, jahat menjadi satu.”

Qing Mei terdiam. Dalam diamnya, tatapannya menjadi dalam.

“Suci dan jahat?” ulangnya lirih.

“Ya, seperti darah bangsawan langit. Tapi ini hanya tebakanku, Tuan. Saya tidak ingin menakut-nakuti Anda.”

Keheningan melanda ruang itu. Hanya suara air kolam yang menetes perlahan. Qing Mei menatap gelang perak di tangannya, benda yang membawanya ke dunia ini. Mungkinkah gelang itu kuncinya?

Akhirnya, ia menarik napas pelan dan berkata dengan suara tenang,

“Sudahlah, Meilong. Tak perlu terlalu dipikirkan sekarang. Semua akan terungkap pada waktunya. Sekarang aku ingin menjelajahi dunia ajaib ini.”

Meilong hanya mengangguk, lalu menemani Qing Mei ke arah ruang medis dan lainnya.

*

*

Udara pagi di Desa masih lembab, diselimuti kabut tipis. Dari rumah kecil di pinggir hutan, aroma harum masakan perlahan tercium, menembus dinding bambu yang sudah mulai rapuh.

Qing Rong menggeliat pelan di atas tikar jerami, matanya terbuka setengah. Saat udara membawa aroma ikan panggang dan nasi hangat, ia mengerutkan kening.

“Aroma apa ini?” gumamnya pelan.

Wanita paruh baya itu menoleh ke sisi kanan, tempat putrinya biasanya tidur, kosong. Selimut lusuh tergulung rapi.

Seketika rasa cemas menyusup. Ia buru-buru bangkit, diikuti kedua putranya, Qing Wei dan Qing Dao, yang juga mulai terbangun.

“Ibu, bau apa ini?” tanya Qing Dao sambil menguap.

“Entahlah, tapi Mei’er tidak di sini.”

Mereka bertiga segera keluar, dan apa yang mereka lihat membuat mereka tertegun.

Di halaman kecil yang beralaskan tanah dan bebatuan, Qing Mei berdiri dengan rambut terikat tinggi.

Api kecil menyala di tungku sederhana dari batu. Di atasnya, wajan besi tua berisi ikan mujair yang sedang dipanggang. Di sampingnya, kukusan bambu mengepulkan uap nasi putih yang harum.

Ada pula sayuran hijau dan semangkuk sup bening dengan potongan jamur liar.

Sinar matahari pagi jatuh di wajah Qing Mei, membuatnya terlihat hangat dan hidup. Bahkan kecantikan gadis itu kini terlihat karena hasil kultivasinya serta medis yang dia pelajari semalam suntuk.

“Mei’er.” suara Qing Rong tercekat. “Kamu menyiapkan semua ini?”

Qing Mei menoleh sambil tersenyum lembut. “Pagi, Ibu, Kakak. Aku pikir kita butuh sarapan yang layak hari ini.”

Qing Wei dan Qing Dao saling berpandangan tak percaya.

“Tunggu dulu,” ujar Qing Wei sambil melangkah mendekat. “Dari mana kau dapat beras sebanyak ini? Bukannya kita hanya punya sedikit tepung jagung kemarin?”

Qing Mei menatap mereka tenang, lalu berkata sambil tersenyum kecil, “Aku menemukan beberapa koin perak di jalan kemarin, waktu mencari kayu bakar. Aku pakai untuk membeli beras di pasar.”

Ia sebenarnya berbohong, tentu saja. Semua bahan itu ia keluarkan diam-diam dari ruang ajaibny, hasil dari dia menanam padi, kentang serta yang lainnya.

Qing Rong menatap putrinya lama, antara percaya dan tidak. Tapi melihat senyum polos Qing Mei, ia hanya menghela napas.

“Anakku, kau memang gadis beruntung.”

Ia lalu menatap ikan di wajan dan tiba-tiba wajahnya berubah. “Tunggu, Mei’er. Bukankah itu ikan mujair dari parit ujung desa?”

Qing Mei mengangguk ringan. “Iya, Bu. Aku menemukannya banyak sekali di sana. Ikan-ikan itu bahkan sesak napas karena saling berhimpitan, tidak memiliki tempat yang luas.”

Qing Rong menatap dengan cemas. “Nak, itu ikan beracun! Tidak ada warga yang berani mengambilnya. Banyak yang bilang siapa pun yang memakannya akan sakit parah!”

Qing Mei terdiam sebentar, lalu tersenyum. “Pantas saja mereka berkembang biak begitu banyak. Tapi Ibu, Mei’er yakin ikan ini tidak beracun sama sekali. Aku sudah bersihkan, rendam, dan rebus dulu sebelum dipanggang.”

Wajah Qing Rong menegang. “Kau yakin, nak? Ibu tidak ingin terjadi apa-apa padamu.”

Suara wanita paruh itu sedikit meninggi karena terlalu khawatir.

Nada khawatir dalam suaranya membuat dada Qing Mei hangat namun juga terkejut.

“Ibu … apa Ibu marah karena aku mengambilnya?” taanya Qing Mei takut-takut.

Qing Rong segera menggeleng dan memeluk bahu putrinya. “Tidak, sayang. Ibu tidak marah. Ibu hanya takut kehilanganmu.”

Qing Mei tersenyum lembut, matanya sedikit berkaca. Jika di kehidupan yang pertama, apapun yang dilakukan Mei Lan, akan berakhir bentakan, hinaan bahkan hukuman. Meski Mei Lan hanya membuat makanan, keluarganya tetap tidak percaya padanya.

“Mei’er mengerti, Bu. Tapi percayalah, semuanya aman. Ayo kita makan bersama,” kata Qing Mei meyakinkan.

Melihat ekspresi lembut adik mereka, Qing Wei dan Qing Dao saling melirik, lalu tertawa kecil.

“Baiklah, kalau begitu kita coba saja. Kalau mati, ya mati bersama,” ujar Qing Wei sambil pura-pura serius.

“Setidaknya mati kenyang,” sahut Qing Dao sambil tertawa.

Mereka duduk di atas tikar, dan Qing Mei mulai menyajikan makanan. Asap tipis naik dari nasi panas, aroma ikan panggang bercampur dengan wangi dedaunan liar yang disangrai.

Qing Dao mengambil suapan pertama dengan ragu-ragu. Ia memejamkan mata, menunggu efek racun yang katanya mematikan itu.

Lima detik, sepuluh detik, tak terjadi apa-apa.

Ia membuka mata lebar-lebar. “Kenapa aku tidak mati?” katanya polos.

Qing Mei tertawa kecil, menutup mulutnya sambil menahan geli. “Tentu saja Kakak tidak mati. Ikan ini tidak beracun. Justru sangat enak, kan?”

Qing Dao memutar matanya sambil menelan cepat. “Enak sekali! Dagingnya lembut, tidak amis, bahkan lebih lezat dari ikan sungai biasa dan ikan laut yang dijual!”

Qing Wei ikut mencoba, lalu matanya membulat. “Benar. Rasa garamnya pas, lembut sekali. Kenapa selama ini warga tidak mengambilnya saja?”

Qing Mei hanya tersenyum penuh arti. “Terkadang, yang kita takuti bukan karena benar-benar berbahaya, tapi karena kita tidak pernah mencoba memahaminya.”

Akhirnya mereka makan dengan lahap setelah sekian lama menahan lapar dan makan seadanya.

Saat mereka menikmati makanan mereka, tiba-tiba suara teriakan marah seseorang rerdengar memanggil dari luar.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Thor gimana nasib keluarga Qing Mei di zaman modern saya penasaran pengen th nasib mereka 🤔😏

2025-10-09

8

Miss Typo

Miss Typo

seneng lihatnya akhirnya Mei Lan bisa bahagia, ya walaupun pasti banyak juga kendala yg akan di hadapinya, termasuk yg berteriak marah itu

2025-10-10

0

ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞

ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞

jangan bilang si rentenir gendut yang ngerusuh makan mei'er
kalo bener, bogem aja mei'er. aku setuju 🤣

2025-10-09

0

lihat semua
Episodes
1 Mei Lan
2 Transmigrasi Dan Ruang Ajaib
3 Perubahan Qing Mei
4 Meningkatkan Kekuatan
5 Identitas?
6 Nenek Dan Bibi Qing
7 Berlatih
8 Menolong
9 Kecerdasan Qing Mei
10 Makanan Baru
11 Ambisi Kakek Qing
12 Penyusup
13 Kedatangan Tamu Tak Diundang
14 Dekret Kaisar
15 Pencuri
16 Hilang
17 Hukuman
18 Ganti Rugi
19 Rahasia
20 Meninggalkan Desa Pao
21 Dihadang Keluarga Qing
22 Hukuman Untuk Tetua Qing
23 Seorang Budak?
24 Pemuda itu Chen
25 Tiba di Kekaisaran Giok Surgawi
26 Pendaftaran Akademi
27 Tes Pendaftaran Sekte Surgawi
28 Undangan Jamuan
29 Jamuan Makan
30 Dari Zaman Modern?
31 Teman Masa Lalu?
32 Kejadian Masa Depan
33 Keluarga Gila
34 Awal Mula Kehancuran
35 Kenyataan Terungkap
36 Hancur
37 Teman Sekamar
38 Musuh Baru
39 Kutukan
40 Siapa Dia?
41 Pedang Patah?
42 Kumbang Api
43 Toko Misterius
44 Zhu Shu Sembuh
45 Identitas Yang Terbongkar
46 Akan Membalas Mereka
47 Menolong Putri Zhu Shu
48 Menyembuhkan Permaisuri
49 Menyembuhkan Permaisuri 2
50 Permaisuri Sembuh
51 Permaisuri Sadar
52 Dua Fenomena
53 Menerobos Dewa Perang
54 Membelokkan Petir Surgawi
55 Siapa Pria Bertopeng?
56 Putra Mahkota Zhu Jin
57 Memberikan Pelajaran
58 Sesuatu Mengejutkan
59 Para Dewa Tersembunyi
60 Hukuman Para Selir
61 Adu Domba
62 Permintaan Yang Ditolak
63 Bertemu Lagi Keluarga Qing
64 Pertarungan
65 Rencana Jahat
66 Diculik
67 Kedatangan Mei
68 Kedatangan Wei dan Dao
69 Kehancuran Keluarga Lian
70 Hukuman
71 Desas Desus
72 Reruntuhan Kuno
73 Petunjuk
74 Pria Bertopeng Itu Adalah ...
75 Menyamar?
76 Penyamaran Tetua Yuan Zhao
77 Ciuman Pertama
78 Pesan Tetua Yuan Zhao
79 Menyempurnakan Tubuh Dewa
80 Keadaan Darurat
81 Serahkan Mei!
82 Pertarungan Berlanjut
83 Kemunculan Seseorang
84 Tiga Keturunan Kaisar Iblis
85 Akhir Dari Dewa Chung
86 Membersihkan Reruntuhan
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Mei Lan
2
Transmigrasi Dan Ruang Ajaib
3
Perubahan Qing Mei
4
Meningkatkan Kekuatan
5
Identitas?
6
Nenek Dan Bibi Qing
7
Berlatih
8
Menolong
9
Kecerdasan Qing Mei
10
Makanan Baru
11
Ambisi Kakek Qing
12
Penyusup
13
Kedatangan Tamu Tak Diundang
14
Dekret Kaisar
15
Pencuri
16
Hilang
17
Hukuman
18
Ganti Rugi
19
Rahasia
20
Meninggalkan Desa Pao
21
Dihadang Keluarga Qing
22
Hukuman Untuk Tetua Qing
23
Seorang Budak?
24
Pemuda itu Chen
25
Tiba di Kekaisaran Giok Surgawi
26
Pendaftaran Akademi
27
Tes Pendaftaran Sekte Surgawi
28
Undangan Jamuan
29
Jamuan Makan
30
Dari Zaman Modern?
31
Teman Masa Lalu?
32
Kejadian Masa Depan
33
Keluarga Gila
34
Awal Mula Kehancuran
35
Kenyataan Terungkap
36
Hancur
37
Teman Sekamar
38
Musuh Baru
39
Kutukan
40
Siapa Dia?
41
Pedang Patah?
42
Kumbang Api
43
Toko Misterius
44
Zhu Shu Sembuh
45
Identitas Yang Terbongkar
46
Akan Membalas Mereka
47
Menolong Putri Zhu Shu
48
Menyembuhkan Permaisuri
49
Menyembuhkan Permaisuri 2
50
Permaisuri Sembuh
51
Permaisuri Sadar
52
Dua Fenomena
53
Menerobos Dewa Perang
54
Membelokkan Petir Surgawi
55
Siapa Pria Bertopeng?
56
Putra Mahkota Zhu Jin
57
Memberikan Pelajaran
58
Sesuatu Mengejutkan
59
Para Dewa Tersembunyi
60
Hukuman Para Selir
61
Adu Domba
62
Permintaan Yang Ditolak
63
Bertemu Lagi Keluarga Qing
64
Pertarungan
65
Rencana Jahat
66
Diculik
67
Kedatangan Mei
68
Kedatangan Wei dan Dao
69
Kehancuran Keluarga Lian
70
Hukuman
71
Desas Desus
72
Reruntuhan Kuno
73
Petunjuk
74
Pria Bertopeng Itu Adalah ...
75
Menyamar?
76
Penyamaran Tetua Yuan Zhao
77
Ciuman Pertama
78
Pesan Tetua Yuan Zhao
79
Menyempurnakan Tubuh Dewa
80
Keadaan Darurat
81
Serahkan Mei!
82
Pertarungan Berlanjut
83
Kemunculan Seseorang
84
Tiga Keturunan Kaisar Iblis
85
Akhir Dari Dewa Chung
86
Membersihkan Reruntuhan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!