bab 4 Jalan pulang yang menegangkan...

  Masih di perjalanan pulang....

Viola menggigit bibirnya, menahan ketakutan. Ia mencoba memacu motor lebih kencang, melewati gang demi gang, namun bayangan motor hitam itu tetap mengikuti. Setiap kali mereka berhenti di lampu merah, motor itu juga berhenti. Setiap mereka belok, motor itu pun ikut belok.

"Vio, ini udah nggak wajar! Kayaknya dia sengaja ngikutin kita!" seru Rara dengan suara gemetar.

Viola hampir menangis. "Aku takut, Ra… aku nggak mau pulang dulu. Kalau orang itu tahu rumahku, gimana?"

Rara berpikir cepat. 'Kita jangan langsung ke rumahmu. Ayo kita muter dulu, atau kita ke tempat rame. Ada warung 24 jam dekat sini, kita berhenti di situ aja!"

Viola mengangguk, lalu mengarahkan motor ke sebuah warung makan yang masih ramai. Mereka segera berhenti, berpura-pura memesan minuman. Dari kejauhan, motor hitam itu masih terlihat, parkir tak jauh dari sana. Sosok pengendaranya memakai jaket hitam dan helm full face, membuat wajahnya tak terlihat.

Rara menggenggam tangan Viola erat-erat.

"Vio, ini gila. Kita bener-bener diteror orang. Kalau terus begini, kita harus lapor polisi, kita nggak tahu kan siapa tahu pria itu seorang psikopat dan bisa mati mubazir kita..!"yang selalu berbicara seenaknya

Viola menunduk, matanya berkaca-kaca.

"Tapi aku takut, Ra… aku takut kalau ini ada hubungannya sama pria itu… pria yang pernah ada di rumahku."

Rara menghela napas panjang. Ia sadar betul, sosok misterius itu mungkin bukan sekadar orang asing iseng. Seolah ada rahasia besar yang belum terungkap, dan Viola kini berada di tengah-tengahnya.

Sementara dari kejauhan, pengendara misterius itu hanya diam, menatap ke arah mereka. Ia tidak bergerak maju, seolah memang hanya ingin memastikan sesuatu. Namun tatapan yang tak terlihat dari balik helmnya membuat bulu kuduk Viola berdiri.

"Vio, tunggu di sini. Jangan kemana-mana,"bisik Rara suaranya tegas meski matanya jelas menyimpan rasa takut.

"Ra, jangan! Bahaya!"Viola panik, meraih lengan sahabatnya.

Tapi Rara menepiskan dengan senyum tipis. "Tenang. Dia nggak mungkin berani macem-macem di tempat rame gini. Aku cuma mau tahu apa maunya."

Dengan langkah hati-hati, Rara berjalan mendekati motor hitam yang sejak tadi parkir tak jauh dari warung. Orang-orang di sekitar menoleh penasaran, sebagian hanya menganggap itu hal biasa, padahal jantung Rara berdegup kencang.

Pengendara misterius itu duduk di atas motornya, helm full face masih menutupi wajah. Saat Rara berdiri beberapa meter di depannya, ia menarik napas dalam-dalam.

"Halo!" seru Rara dengan nada setengah menantang. "Saya mau tanya, kenapa dari tadi ngikutin kami..? Apa maumu, hah?"

Pria itu hanya diam. Tangannya bertumpu di setang motor, tubuhnya tak bergerak. Sunyi sesaat, hanya terdengar suara kendaraan lalu lalang.

Rara memberanikan diri melangkah lebih dekat. "Kalau kamu cuma mau nakut-nakutin, berhenti sekarang juga! Kami bukan anak kecil yang bisa kamu teror semau mu!

Viola dari jauh menatap dengan dada berdebar, keringat dingin membasahi telapak tangannya.

 Ia siap berteriak minta tolong jika terjadi apa-apa.

Namun tanpa sepatah kata pun, pria itu tiba-tiba menyalakan motornya. Suara knalpot meraung, membuat Rara terkejut mundur selangkah.

"Hey! Jawab dulu, apa maumu?!" teriak Rara.

Tapi pria itu justru memutar gas kencang, melaju meninggalkan tempat itu. Dalam sekejap, ia hilang ditelan gelapnya jalanan malam.

Rara berdiri terpaku, dadanya naik turun menahan rasa takut sekaligus lega. Ia kembali ke meja warung, wajahnya pucat.

"Ra… gimana?" tanya Viola dengan suara bergetar.

Rara menelan ludah, lalu duduk di samping sahabatnya.

"Dia nggak ngomong apa-apa, Vio. Cuma diam… terus pergi. Tapi aku yakin, dia bukan orang sembarangan. Cara dia ngikutin kita… kayak punya tujuan."

Viola menunduk, jari-jarinya meremas gelas plastik yang ia pegang. Perasaan takut bercampur penasaran terus menghantuinya.

"Siapa dia sebenarnya? Dan… apa hubungannya sama aku?" bisiknya lirih.

Malam itu udara terasa semakin dingin di sepanjang jalan kecil menuju perumahan padat penduduk.Viola terlihat tergesa mengendarai motor metiknya sementara Rara, sahabat sekaligus rekan satu kontrakan meski beda kamar dengan nya, Rara terus menoleh ke belakang dengan wajah cemas.

"Vio… aku rasa dari tadi ada yang ngikutin kita lagi," bisiknya lirih.

"Apa mungkin pria yang tadi ya..?"ucap Rara lagi.

Viola terus menatap ke arah jalan yang remang diterangi lampu jalan yang berkedip.

Saat mereka tiba di depan kontrakan Viola langsung memasukkan motornya ke garasi, namun saat dia menoleh ke arah jalanan yang gelap tampak di ujung jalan bayangan seorang pria tampak bersembunyi di balik tiang listrik. Tanpa pikir panjang, Rara dan Viola segera melanjutkan langkah mereka menuju pintu kamar kontrakan mereka masing-masing.

Viola yang merasa penasaran mengintip dari celah jendela, memastikan apakah orang itu masih berada di sana atau sudah pergi...Namun saat pandangan yang menyapu tempat itu kembali bayangan itu lenyap begitu saja. seolah ditelan kegelapan malam. Viola menelan ludah, menatap ke sekeliling, tapi yang terdengar hanya suara napas nya sendiri.

"Kayaknya cuma perasaanku aja,…"ujar Viola, meski suaranya sendiri terdengar gugup. Ia menggenggam erat ujung pakaiannya dan berusaha menenangkan diri.

Tanpa ia sadari, di balik tembok tua tak jauh dari sana, pria berpakaian serba hitam sedang berbicara melalui earpiece kecil yang menempel di telinganya.

Target aman. Sampai di kediamannya dengan selamat.!Tadi hampir ketahuan, tapi saya sudah mengalihkan perhatian mereka."

 "Bagus, dan tetap pantau."suara berat di seberang menjawab, "

Pria itu menatap ke arah gang kecil tempat wanita itu berada di rumah sederhana yang jauh dari kata mewah tatapannya dingin, penuh kehati-hatian. Ia tahu, tugasnya bukan hanya mengawasi, tapi juga memastikan tidak ada yang tahu siapa sebenarnya pria yang memerintahkannya untuk melakukan semua itu...

Sementara itu, di dalam kamar mewah , di atas tempat tidur king size yang empuk,Jovan yang masih tampak pucat duduk di tepi ranjang Luka di lengannya yang diobati oleh Viola sudah sembuh, meskipun belum sepenuhnya

 Ia memandangi dan tanpa sadar ia menyentuh bekas luka yang kini telah mengering, saat mengingat gadis itu dan mengingat tatapannya , pikiran nya seketika menjadi campur aduk antara kagum dan bersalah.

Dalam benaknya seolah masih melekat adegan pertama saat pertemuan mereka...

"Kenapa kamu menolongku,? tanya Jovan lirih saat itu.

Dari bibirnya tersenyum samar,lalu dengan suara lembut ia menjawab...

"Karena kalau aku di posisi kamu, aku juga berharap ada seseorang yang mau menolong," jawabnya pelan.

Ucapan sederhana itu membuat dada Jovan terasa hangat untuk pertama kalinya setelah malam yang penuh ketakutan itu. Ia sadar di tengah kegelapan hidupnya yang penuh ancaman, mungkin Viola adalah satu-satunya cahaya yang tersisa.

"Viola..."tanpa sadar sebuah nama meluncur mulus dari bibirnya...

Episodes
1 bab 1 pertemuan yang tak disengaja..
2 bab 2 tetap diam dan bersembunyi
3 bab 3 Dia telah pergi
4 bab 4 Jalan pulang yang menegangkan...
5 bab 5 apa mungkin itu dia.
6 Bab 6 Dia hanya gadis miskin
7 bab 7 Mungkinkah Dia gadis yang sama..
8 bab 8 Tawaran dari Sang Nyonya
9 bab 9 Bayangan dalam gelap
10 bab 10 kebenaran yang terungkap..
11 bab 11 antara pergi dan bertahan
12 bab 12 persimpangan hati
13 bab13 pelarian sunyi
14 bab 14 berlari dari bayang-bayang masa lalu..
15 bab 15 Awal yang rapuh
16 bab 16 luka yang salah dimengerti..
17 bab 17 Jovan mencium kejanggalan..
18 bab 18 dua hati di ujung ketengangan
19 bab 19 perjalanan dalam gelap
20 bab 20 jebakan yang berbalik arah...
21 bab 21 bara dalam keluarga Adiwangsa
22 bab 22 Permainan Kotor Dimulai
23 bab 23 Jebakan dalam Bayangan
24 bab 24 Jebakan di Balik Senyuman
25 bab 25 Dalam Pelukan Luka
26 bab 26 Luka yang Tak Lagi Bisa Disembunyikan
27 bab 27 Penculikan di Tengah Badai
28 bab 28 luka dalam kegelapan..
29 bab 29 perjuangan antara hidup dan mati....
30 bab 30 Konfrontasi di Tengah Api
31 bab 31Identitas yang Tersembunyi
32 bab 32 Cinta di tengah kekuasaan...
33 bab 33 Cinta di Antara Dua Dunia
34 bab 34 terpisah oleh kekuasaan
35 bab 35 Pion dalam Catur Kekuasaan
36 bab 36 black shadow
37 bab 37 Langkah Awal
38 bab 38 Rencana Gelap Marcovelli
39 bab 39 Kecurigaan Viola
40 bab 40 pesta berdarah
41 bab 41 perlarian dan pengkhianatan...
42 bab 42 pelarian yang indah...
43 bab 43 membangun kehidupan sementara...
44 bab 44 kembali dalam pelarian
45 bab 45 pertukaran berdarah
46 bab 46 kesepakatan..
47 bab 47 Bayangan dari Keluarga Marcovelli
48 bab 48 Harga Sebuah Cinta
49 bab 49 pulang misterius...
50 bab 50 selalu untuk selamanya...
51 bab 51 Jejak di Amalfi.
52 bab 52 Malam yang Tidak Biasa
53 bab 53 Elio Delaney, Sang Bayangan
54 bab 54 Serangan Mendadak
55 bab 55 Pilihan yang Membunuh
56 bab 56 Janji dalam Kegelapan
57 bab 57 Penjara Cinta
58 bab 58 kabur dari tahanan .
59 bab 59 Pengakuan yang Membakar
60 bab 60 Bara yang Menyebar
61 bab 61 Serangan Balik
62 bab 62 Benih Perang Dunia Bawah
63 bab 63 Titik Paling Gelap
64 bab 64 Dunia yang Tak Lagi Mengenal Damai
65 bab 65 diselamatkan oleh takdir
66 bab 66 terdampar di tempat yang asing
Episodes

Updated 66 Episodes

1
bab 1 pertemuan yang tak disengaja..
2
bab 2 tetap diam dan bersembunyi
3
bab 3 Dia telah pergi
4
bab 4 Jalan pulang yang menegangkan...
5
bab 5 apa mungkin itu dia.
6
Bab 6 Dia hanya gadis miskin
7
bab 7 Mungkinkah Dia gadis yang sama..
8
bab 8 Tawaran dari Sang Nyonya
9
bab 9 Bayangan dalam gelap
10
bab 10 kebenaran yang terungkap..
11
bab 11 antara pergi dan bertahan
12
bab 12 persimpangan hati
13
bab13 pelarian sunyi
14
bab 14 berlari dari bayang-bayang masa lalu..
15
bab 15 Awal yang rapuh
16
bab 16 luka yang salah dimengerti..
17
bab 17 Jovan mencium kejanggalan..
18
bab 18 dua hati di ujung ketengangan
19
bab 19 perjalanan dalam gelap
20
bab 20 jebakan yang berbalik arah...
21
bab 21 bara dalam keluarga Adiwangsa
22
bab 22 Permainan Kotor Dimulai
23
bab 23 Jebakan dalam Bayangan
24
bab 24 Jebakan di Balik Senyuman
25
bab 25 Dalam Pelukan Luka
26
bab 26 Luka yang Tak Lagi Bisa Disembunyikan
27
bab 27 Penculikan di Tengah Badai
28
bab 28 luka dalam kegelapan..
29
bab 29 perjuangan antara hidup dan mati....
30
bab 30 Konfrontasi di Tengah Api
31
bab 31Identitas yang Tersembunyi
32
bab 32 Cinta di tengah kekuasaan...
33
bab 33 Cinta di Antara Dua Dunia
34
bab 34 terpisah oleh kekuasaan
35
bab 35 Pion dalam Catur Kekuasaan
36
bab 36 black shadow
37
bab 37 Langkah Awal
38
bab 38 Rencana Gelap Marcovelli
39
bab 39 Kecurigaan Viola
40
bab 40 pesta berdarah
41
bab 41 perlarian dan pengkhianatan...
42
bab 42 pelarian yang indah...
43
bab 43 membangun kehidupan sementara...
44
bab 44 kembali dalam pelarian
45
bab 45 pertukaran berdarah
46
bab 46 kesepakatan..
47
bab 47 Bayangan dari Keluarga Marcovelli
48
bab 48 Harga Sebuah Cinta
49
bab 49 pulang misterius...
50
bab 50 selalu untuk selamanya...
51
bab 51 Jejak di Amalfi.
52
bab 52 Malam yang Tidak Biasa
53
bab 53 Elio Delaney, Sang Bayangan
54
bab 54 Serangan Mendadak
55
bab 55 Pilihan yang Membunuh
56
bab 56 Janji dalam Kegelapan
57
bab 57 Penjara Cinta
58
bab 58 kabur dari tahanan .
59
bab 59 Pengakuan yang Membakar
60
bab 60 Bara yang Menyebar
61
bab 61 Serangan Balik
62
bab 62 Benih Perang Dunia Bawah
63
bab 63 Titik Paling Gelap
64
bab 64 Dunia yang Tak Lagi Mengenal Damai
65
bab 65 diselamatkan oleh takdir
66
bab 66 terdampar di tempat yang asing

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!