bab 3 Dia telah pergi

Sementara itu, di tempat lain…

Jovan duduk di kursi kerja dalam ruangan yang cukup gelap, ditemani dua orang kepercayaannya. Wajahnya serius, matanya tajam menatap peta kecil yang terbentang di meja. Namun pikirannya tak sepenuhnya pada strategi.

"Pastikan gadis itu aman," ujarnya datar.

"Gadis itu, Tuan?"tanya salah satu anak buahnya ragu.

Jovan mengangguk, wajahnya tak terbaca.

"Ya, Viola. Jangan sampai ada yang mengganggunya. Dan laporkan semua yang terjadi padanya… langsung padaku."

Anak buahnya saling pandang, agak heran. Mereka tahu, Jovan jarang sekali memperhatikan orang lain, lebih lebih lagi seorang wanita, selain keluarganya atau urusan bisnis. Tapi kali ini berbeda—perintahnya tegas, bahkan nada suaranya mengandung sesuatu yang belum pernah mereka dengar sebelumnya,"kekhawatiran."

Setiap malam, laporan demi laporan masuk. Tentang Viola yang berangkat pagi-pagi, pulang larut, tentang senyumnya pada tetangga, tentang tangannya yang kasar karena bekerja keras. Dan setiap kali mendengarnya, Jovan tak kuasa menahan rasa hangat yang tumbuh di hatinya.

"Dia sungguh hidup sederhana… tapi kenapa aku merasa tenang hanya dengan tahu dia baik-baik saja?' gumamnya dalam hati.

Sementara Viola sendiri, tanpa sadar sering berdiri di depan rumah menatap jalanan. Seolah menunggu sesuatu—atau seseorang. Meski akal sehatnya berkata pria itu hanyalah persinggahan, hatinya mulai merindukan kemungkinan bahwa ia akan kembali.

Malam harinya .....

Malam itu udara terasa lebih dingin dari biasanya. Viola baru saja keluar dari pabrik garmen tempatnya bekerja. Lampu jalan sebagian redup, hanya beberapa yang menyala. Dengan tubuh lelah, ia menyalakan motor matic kesayangannya, lalu melaju perlahan melewati jalanan sepi.

Namun, dari kaca spion kecilnya, Viola menangkap bayangan,sebuah motor lain, yang sejak tadi tak pernah menyalip, hanya mengikuti di belakang. Jaraknya tak dekat, tapi cukup untuk membuat bulu kuduknya berdiri.

"Siapa itu? Kenapa dari tadi terus membuntuti ku?" bisiknya gelisah.

Jantungnya berdegup lebih cepat. Viola mencoba mempercepat laju motor, namun motor itu tetap mengikutinya dengan kecepatan yang sama. Saat ia memperlambat, motor itu pun ikut melambat.

Ketika hampir tiba di jalan kecil menuju kontrakannya, Viola sengaja memutar arah lebih jauh,sekadar untuk memastikan. Dan benar saja, motor itu tetap berada di belakangnya.

Rasa takut mulai menguasainya. Viola menelan ludah, tangannya gemetar saat memegang setang motor. Ia hampir ingin berhenti dan berteriak minta tolong, tapi lingkungan sepi, tak ada siapa-siapa.

Akhirnya, ia nekat menyalakan gas penuh hingga sampai di depan kontrakannya. Begitu ia memarkir motor dengan terburu-buru, Viola cepat-cepat masuk ke dalam rumah, mengunci pintu rapat-rapat.

Di balik tirai jendela, ia mengintip. Dari kejauhan, motor itu berhenti sejenak, lampunya redup, lalu kembali berbalik arah.

Viola menutup mulutnya dengan tangan, tubuhnya gemetar hebat.

"Ya Tuhan… siapa orang itu? Kenapa mengikutiku?"

Yang tidak ia ketahui adalah… motor itu milik salah satu orang suruhan Jovan.

 Mereka sengaja menjaga jarak, memastikan Viola aman dalam perjalanan malam. Namun karena ia tak pernah tahu, jadi bagi Viola semuanya terasa seperti ancaman.

Dan malam itu, untuk pertama kalinya Viola sulit tidur. Bayangan motor misterius itu terus terlintas dalam pikirannya. Sementara, di persembunyiannya, Jovan menerima laporan dengan tenang.

"Dia terlihat takut, Tuan,!" ujar salah seorang anak buahnya.

Jovan terdiam lama, wajahnya penuh penyesalan.

"Mungkin cara ku salah… tapi aku hanya ingin memastikan dia tidak terluka."

Keesokan harinya, wajah Viola tampak pucat saat ia tiba di pabrik garmen. Matanya sembab karena semalam hampir tidak bisa tidur. Di sela jam istirahat, ia duduk bersama sahabat dekatnya, Rara, yang langsung menyadari keganjilan pada raut wajah Viola.

"Vio, kamu kenapa? Dari tadi aku lihat kamu murung sekali. Ada masalah di rumah?" tanya Rara sambil menyodorkan botol minum.

Viola menunduk, menggenggam kedua tangannya erat. Ia ragu, namun akhirnya tak sanggup lagi memendam rasa takutnya.

"Ra… semalam aku merasa diikuti seseorang saat pulang kerja. Dari pabrik sampai ke rumahku. Dia terus membuntuti ku dengan motor, tapi nggak pernah menyalip… seolah hanya mengawasi ku.!"

Rara terbelalak, menutup mulutnya.

"Apa?! Astaga, Vio! Terus kamu gimana?"

"Aku langsung kabur pulang, buru-buru masuk rumah. Aku lihat dari jendela, motornya berhenti sebentar lalu pergi. Tapi, Ra… aku benar-benar takut. Seandainya orang itu berniat jahat, aku sendirian, nggak ada yang bisa nolongin…" suara Viola mulai bergetar, matanya berkaca-kaca.

Rara spontan menggenggam tangan Viola erat-erat.

"Viola, kamu nggak boleh diam saja. Kamu harus hati-hati. Kalau perlu, aku temani kamu pulang malam ini. Atau kita lapor sama satpam komplek. Siapa tahu itu orang berniat buruk."

Viola hanya mengangguk pelan. Hatinya masih diliputi rasa takut. Namun, tanpa ia sadari, beberapa rekan kerjanya yang duduk tak jauh dari meja mereka mendengar percakapan itu.

Bisikan-bisikan pelan mulai terdengar.

"Katanya Viola diikuti orang… jangan-jangan ada pria yang naksir dia diam-diam."

"Hmm… kemarin kan memang ada cowok misterius di rumahnya, bener nggak? Jangan-jangan itu orangnya."

"Ih, jangan-jangan… Vio itu sembunyi-sembunyi punya pacar kaya raya, makanya ada mobil mewah sempat berhenti di depan rumahnya."

Viola tidak menyadari bahwa ceritanya pada sahabatnya justru menjadi bahan gosip baru. Rara yang sempat mendengar bisikan-bisikan itu hanya bisa menghela napas panjang, berusaha menenangkan Viola yang sudah cukup tertekan.

"Udah, Vio. Nggak usah peduliin omongan orang. Fokus aja jaga diri kamu. Kalau perlu, aku minta kakakku buat jemput kamu nanti malam. Kamu nggak boleh pulang sendirian dulu."

Viola mengangguk dengan mata berkaca-kaca. Untuk pertama kalinya, ia merasa benar-benar kecil, rapuh, dan sendirian menghadapi ketakutan itu. Namun jauh di tempat lain, Jovan justru terus menerima kabar perkembangan tentang dirinya.

"Dia mulai curiga, Tuan,' lapor anak buahnya.

Jovan menatap jauh, wajahnya muram.

"Semua ini malah membuatnya takut… tapi aku tak bisa berhenti mengawasinya. Aku hanya ingin dia aman."katakan Jovan.

Seperti yang di janjikan oleh Rara

Malam itu, sesuai janjinya, Rara menunggu Viola di depan pabrik. Mereka berdua pulang bersama menggunakan motor matic milik Viola. Rara duduk di belakang sambil melingkarkan tangan ke pinggang sahabatnya.

"Tenang aja, Vio. Kalau ada yang aneh, aku ada di belakang kamu," ujar Rara mencoba menenangkan.

Viola hanya mengangguk, tapi matanya terus melirik ke spion. Ia masih dihantui kejadian semalam. Jalanan menuju rumahnya cukup sepi, hanya sesekali dilewati truk atau motor lain.

Namun benar saja… tak lama setelah melewati perempatan lampu merah,sebuah motor hitam kembali muncul dari belakang. Lampunya sengaja dibiarkan redup, jaraknya tak pernah terlalu dekat, tapi juga tak pernah jauh.

"Degg… !!"

jantung Viola langsung berdegup kencang. Tangannya bergetar saat menggenggam setang.

"Ra… dia lagi. Dia ada di belakang kita,"bisiknya dengan suara panik.

Rara segera menoleh sedikit, lalu wajahnya langsung tegang.

"Kamu bener, Vio. Itu motor dari tadi ngikutin. Astaga… apa yang dia mau?!"

Terpopuler

Comments

🚨🌹maly20🌹🏵️

🚨🌹maly20🌹🏵️

Bener-bener nggak bisa berhenti baca!

2025-10-08

1

lihat semua
Episodes
1 bab 1 pertemuan yang tak disengaja..
2 bab 2 tetap diam dan bersembunyi
3 bab 3 Dia telah pergi
4 bab 4 Jalan pulang yang menegangkan...
5 bab 5 apa mungkin itu dia.
6 Bab 6 Dia hanya gadis miskin
7 bab 7 Mungkinkah Dia gadis yang sama..
8 bab 8 Tawaran dari Sang Nyonya
9 bab 9 Bayangan dalam gelap
10 bab 10 kebenaran yang terungkap..
11 bab 11 antara pergi dan bertahan
12 bab 12 persimpangan hati
13 bab13 pelarian sunyi
14 bab 14 berlari dari bayang-bayang masa lalu..
15 bab 15 Awal yang rapuh
16 bab 16 luka yang salah dimengerti..
17 bab 17 Jovan mencium kejanggalan..
18 bab 18 dua hati di ujung ketengangan
19 bab 19 perjalanan dalam gelap
20 bab 20 jebakan yang berbalik arah...
21 bab 21 bara dalam keluarga Adiwangsa
22 bab 22 Permainan Kotor Dimulai
23 bab 23 Jebakan dalam Bayangan
24 bab 24 Jebakan di Balik Senyuman
25 bab 25 Dalam Pelukan Luka
26 bab 26 Luka yang Tak Lagi Bisa Disembunyikan
27 bab 27 Penculikan di Tengah Badai
28 bab 28 luka dalam kegelapan..
29 bab 29 perjuangan antara hidup dan mati....
30 bab 30 Konfrontasi di Tengah Api
31 bab 31Identitas yang Tersembunyi
32 bab 32 Cinta di tengah kekuasaan...
33 bab 33 Cinta di Antara Dua Dunia
34 bab 34 terpisah oleh kekuasaan
35 bab 35 Pion dalam Catur Kekuasaan
36 bab 36 black shadow
37 bab 37 Langkah Awal
38 bab 38 Rencana Gelap Marcovelli
39 bab 39 Kecurigaan Viola
40 bab 40 pesta berdarah
41 bab 41 perlarian dan pengkhianatan...
42 bab 42 pelarian yang indah...
43 bab 43 membangun kehidupan sementara...
44 bab 44 kembali dalam pelarian
45 bab 45 pertukaran berdarah
46 bab 46 kesepakatan..
47 bab 47 Bayangan dari Keluarga Marcovelli
48 bab 48 Harga Sebuah Cinta
49 bab 49 pulang misterius...
50 bab 50 selalu untuk selamanya...
51 bab 51 Jejak di Amalfi.
52 bab 52 Malam yang Tidak Biasa
53 bab 53 Elio Delaney, Sang Bayangan
54 bab 54 Serangan Mendadak
55 bab 55 Pilihan yang Membunuh
56 bab 56 Janji dalam Kegelapan
57 bab 57 Penjara Cinta
58 bab 58 kabur dari tahanan .
59 bab 59 Pengakuan yang Membakar
60 bab 60 Bara yang Menyebar
61 bab 61 Serangan Balik
62 bab 62 Benih Perang Dunia Bawah
63 bab 63 Titik Paling Gelap
64 bab 64 Dunia yang Tak Lagi Mengenal Damai
65 bab 65 diselamatkan oleh takdir
66 bab 66 terdampar di tempat yang asing
Episodes

Updated 66 Episodes

1
bab 1 pertemuan yang tak disengaja..
2
bab 2 tetap diam dan bersembunyi
3
bab 3 Dia telah pergi
4
bab 4 Jalan pulang yang menegangkan...
5
bab 5 apa mungkin itu dia.
6
Bab 6 Dia hanya gadis miskin
7
bab 7 Mungkinkah Dia gadis yang sama..
8
bab 8 Tawaran dari Sang Nyonya
9
bab 9 Bayangan dalam gelap
10
bab 10 kebenaran yang terungkap..
11
bab 11 antara pergi dan bertahan
12
bab 12 persimpangan hati
13
bab13 pelarian sunyi
14
bab 14 berlari dari bayang-bayang masa lalu..
15
bab 15 Awal yang rapuh
16
bab 16 luka yang salah dimengerti..
17
bab 17 Jovan mencium kejanggalan..
18
bab 18 dua hati di ujung ketengangan
19
bab 19 perjalanan dalam gelap
20
bab 20 jebakan yang berbalik arah...
21
bab 21 bara dalam keluarga Adiwangsa
22
bab 22 Permainan Kotor Dimulai
23
bab 23 Jebakan dalam Bayangan
24
bab 24 Jebakan di Balik Senyuman
25
bab 25 Dalam Pelukan Luka
26
bab 26 Luka yang Tak Lagi Bisa Disembunyikan
27
bab 27 Penculikan di Tengah Badai
28
bab 28 luka dalam kegelapan..
29
bab 29 perjuangan antara hidup dan mati....
30
bab 30 Konfrontasi di Tengah Api
31
bab 31Identitas yang Tersembunyi
32
bab 32 Cinta di tengah kekuasaan...
33
bab 33 Cinta di Antara Dua Dunia
34
bab 34 terpisah oleh kekuasaan
35
bab 35 Pion dalam Catur Kekuasaan
36
bab 36 black shadow
37
bab 37 Langkah Awal
38
bab 38 Rencana Gelap Marcovelli
39
bab 39 Kecurigaan Viola
40
bab 40 pesta berdarah
41
bab 41 perlarian dan pengkhianatan...
42
bab 42 pelarian yang indah...
43
bab 43 membangun kehidupan sementara...
44
bab 44 kembali dalam pelarian
45
bab 45 pertukaran berdarah
46
bab 46 kesepakatan..
47
bab 47 Bayangan dari Keluarga Marcovelli
48
bab 48 Harga Sebuah Cinta
49
bab 49 pulang misterius...
50
bab 50 selalu untuk selamanya...
51
bab 51 Jejak di Amalfi.
52
bab 52 Malam yang Tidak Biasa
53
bab 53 Elio Delaney, Sang Bayangan
54
bab 54 Serangan Mendadak
55
bab 55 Pilihan yang Membunuh
56
bab 56 Janji dalam Kegelapan
57
bab 57 Penjara Cinta
58
bab 58 kabur dari tahanan .
59
bab 59 Pengakuan yang Membakar
60
bab 60 Bara yang Menyebar
61
bab 61 Serangan Balik
62
bab 62 Benih Perang Dunia Bawah
63
bab 63 Titik Paling Gelap
64
bab 64 Dunia yang Tak Lagi Mengenal Damai
65
bab 65 diselamatkan oleh takdir
66
bab 66 terdampar di tempat yang asing

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!