Demi Semua Yang Bernafas

Demi Semua Yang Bernafas

Bab 1

Bab 1. Sebuah pemandangan di lokasi konstruksi di Kota Veluna, terlihat seorang pria kekar sedang bekerja dengan begitu keras.

 

“Rangga! Angkat semennya!” teriak seorang mandor ke arah salah satu bawahannya.

 

Rangga, pria yang diperintahkan itu, terlihat sedikit menyedihkan. Dia mengenakan sebuah rompi yang memperlihatkan kulitnya yang terbakar matahari. Otot kekar terpampang jelas dari lengannya yang terbuka, terlebih lagi ketika dirinya sedang memanggul lima kantong semen sekaligus.

 

Ini adalah tugasnya pagi ini, untuk memindahkan kantong-kantong semen dari truk besar di gerbang lokasi konstruksi ke lokasi yang ditentukan. Untuk pekerjaan semacam itu, dia dihargai 800 ribu. Di sampingnya, seorang wanita berambut pendek dengan tubuh yang begitu menggoda terlihat mengikutinya.

 

Selagi tangannya bergerak-gerak mengisyaratkan emosinya, wanita itu menjelaskan kepada Rangga dengan serius setengah membujuk.

“Pak Rangga, percaya pada saya. Saya bukan pembohong! Anda memang anggota terpenting dari pasukan rahasia kami, Night Watcher.”

 

Wanita itu mengerutkan kening, menyadari Rangga tak meliriknya sedikit pun. Namun, dia terus melanjutkan,

“Anda adalah senjata terkuat dari Penjaga Malam. Hanya saja di tengah sebuah misi tiga tahun lalu, kau menghilang. Sekarang, tampaknya kamu dulu terluka parah karena misi itu dan kehilangan ingatan!”

 

Dengan tumpukan kantong semen yang hampir mencapai 400 kilogram, Rangga tidak terlihat kesulitan sama sekali. Pria itu berjalan dengan mudah, seperti tak membawa apa-apa. Namun, karena halangan wanita itu, dia terpaksa berhenti.

 

Mata Rangga melirik wanita itu dan dia berkata,

“Jangan tunda pekerjaanku, oke?”

 

Di dalam hatinya, Rangga tahu bahwa wanita ini benar. Ingatannya hanya berjangka dari tiga tahun terakhir, dia tidak bisa mengingat apa pun sebelum itu. Namun, entah kenapa dia enggan menghadapi wanita itu.

 

Wanita misterius itu terkejut melihat tatapan yang Rangga berikan padanya. Pria itu melewatinya seraya memindahkan semen, membuatnya sedikit kesal bercampur sedih melihat keadaan Rangga sekarang. Seorang pahlawan yang begitu kuat dan ditakuti di seluruh dunia … sekarang berubah menjadi seorang pekerja konstruksi dengan gaji rendah!

 

“Pak Rangga, selama Anda bersedia kembali dengan saya, tim akan menemukan cara untuk membantu Anda mengingat semuanya,” wanita itu menggelengkan kepala.

“Anda tidak perlu bekerja keras di tempat ini, Anda akan memiliki kekayaan yang tak terhitung jumlahnya!”

 

Rangga tidak repot-repot memperhatikan wanita ini, dia hanya mulai berjalan dan melakukan tugasnya.

 

Wanita cantik itu mengerutkan bibir dan menggertakkan giginya.

“Pak Rangga, pikirkanlah dengan baik, saya akan datang untuk menemui Anda lagi besok!”

 

Rangga mengabaikan wanita cantik itu, ia fokus dengan memindahkan semen ke tempat yang ditentukan. Setelah sampai, pria itu melemparkan semen ke tanah, memercikkan debu yang tak terhitung jumlahnya, membuatnya terlihat semakin kotor.

 

Namun, itu adalah keseharian Rangga, dan dia sudah terbiasa. Pria itu menyeka keringat dari dahinya dan terus berjalan menuju pintu.

 

Pada saat ini, tidak jauh dari tempat Rangga berada, sebuah mobil berhenti. Seorang wanita paruh baya berpakaian cerah keluar dari mobil dan berjalan ke arahnya.

 

Wanita itu mengenakan masker sambil berjalan dengan hati-hati di setiap langkah. Sepertinya, wanita itu sangat takut sepatu hak hitamnya akan kotor.

 

Melihat wanita itu, Rangga menunjukkan sedikit ketegangan di wajahnya. Dia memanggil dengan cepat,

“Bu!”

 

Orang itu adalah ibu mertuanya — Miriam Hale!

 

“Jangan panggil aku ‘Ibu’!” Miriam memandang Rangga yang kotor dengan jijik. Dia lalu mengeluarkan dokumen dari tasnya dan berkata,

“Ini adalah perjanjian perceraianmu dengan Liana, tanda tangani secepatnya!”

 

Wajah Rangga berubah pahit. Dengan kening berkerut, pria itu bertanya,

“Ini… kenapa?”

 

Semua bermula dari Rangga yang kehilangan ingatan. Saat itu, dia diselamatkan oleh ayah Liana dan suami Miriam, Eldric Hale. Di bawah restu Eldric, dia dan Liana menikah. Namun, sungguh tragis bagaimana Eldric meninggal tiga bulan setelah pernikahan mereka.

 

Dalam tiga tahun terakhir, Miriam dan Liana tidak pernah menganggap Rangga sedikit pun. Meski keduanya tak bekerja, tapi mereka mengandalkan Rangga yang bekerja di lokasi konstruksi untuk menafkahi keperluan mereka. Bahkan setelah semua yang Rangga lakukan, keduanya masih begitu tak tahu diri terhadap Rangga. Mereka merasa bahwa Rangga hanyalah seorang yang tak berguna.

 

“Kenapa? Bukan kenapa-kenapa. Hanya saja, kamu tidak bisa berikan kami berdua kehidupan yang kita inginkan. Apa yang kamu miliki kecuali tenaga, hah?”

Miriam menatap Rangga dengan alis meninggi.

“Pacar baru Liana adalah anak orang kaya. Kamu lihat tas ini? Harganya 60 juta dari menantu baruku. Tidak hanya itu, dia juga akan kasih Liana sebuah BMW hari ini,” katanya menyombong.

“Bagaimana denganmu? Sudah berkotor-kotor setiap hari, tapi hasilnya apa? Beli tas saja tidak bisa.”

 

Ada emosi yang menggebu-gebu di hati Rangga. Selama tiga tahun terakhir, dia telah bekerja keras dan memberikan setiap lembaran yang dia peroleh kepada ibu mertua dan istrinya itu. Namun, tak hanya tak dianggap, dirinya masih direndahkan begitu rupa! Bahkan sang istri tak pernah memperlakukannya seperti seorang suami!

 

“Sudah, deh. Jangan banyak tanya. Tanda tangani cepat!”

Miriam mencibir.

“Setelah menandatangani perjanjian ini, kamu dan kami berdua tidak ada hubungannya lagi. Aku sudah mengemasi barang-barangmu dan mengirimnya ke pos keamanan depan gerbang lokasi konstruksi. Ambil sendiri!”

 

“Seluruh uangku telah diberikan kepada kalian. Satu sen pun tidak kumiliki sekarang, dan kau mau mengusirku?” ekspresi Rangga menjadi semakin jelek.

 

“Rumah itu milik kami, jadi sudah sewajarnya kamu tidak boleh tinggal setelah perceraian,” Miriam berkata dengan jijik.

 

“Aku yang membeli rumah itu!” Rangga mengertakkan gigi.

 

Miriam tersenyum menghina.

“Nama di sertifikat adalah nama Liana, tidak ada hubungannya denganmu. Oleh karena itu, cepatlah tanda tangani perjanjian perceraian ini! Terlalu lama berdiam di tempat ini akan membuatku kotor!”

 

Rangga mencoba untuk menahan amarahnya. Dia mengepalkan tangannya sekuat tenaga untuk melakukan hal tersebut.

 

Demi janjinya pada ayah Liana, Eldric, Rangga telah bekerja keras selama tiga tahun. Pria itu berjuang untuk memenangkan hati ibu mertua dan istrinya. Tak hanya itu, dia juga berjuang untuk menafkahi keduanya setelah kepergian penyelamatnya itu.

 

Namun, sekarang sudah tak diperlukan lagi!

 

Rangga mengambil perjanjian itu dan segera menandatanganinya. Dia memberikan surat itu kepada Miriam dengan ekspresi gelap.

 

“Bagus! Ternyata, kamu masih sadar diri!”

Miriam melirik ke arah Rangga dengan jijik.

“Anggap saja Liana sial karena pernah menyandang status sebagai istrimu. Untungnya, sekarang sudah berakhir, dan dia bisa terus mengejar kebahagiaannya sendiri.”

 

Rangga mencibir dalam hatinya.

Kebahagiaan? Lebih tepatnya, kalian mengejar uang!

 

Sebelum pergi, Miriam tidak bisa menahan diri untuk tidak menghina Rangga.

“Sudah, ya. Mulai sekarang, kami tidak akan ada hubungan denganmu. Jangan repot-repot mengganggu kehidupan kami. Melihatmu membuat mataku kotor!”

 

Melihat Miriam pergi, Rangga merasakan darah di dalam tubuhnya mendidih! Dunia ini hanyalah dunia kotor yang mengakui uang!

 

Ketika memikirkan hal tersebut, Rangga teringat oleh tawaran wanita cantik yang belum lama menemui dirinya. Pria itu mengertakkan gigi dan berlari menuju gerbang lokasi konstruksi dengan cepat!

 

Di pintu gerbang, terlihat wanita cantik itu masih berdiri di pinggir jalan. Sepertinya, dia sedang menelepon seseorang.

“Oke, Bos, saya akan segera ke sana!”

 

Wanita itu mematikan panggilannya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku. Karena sudut matanya menangkap pergerakan, dia melirik dan mendapati sosok Rangga sedang menghampiri dirinya.

 

Melihat Rangga datang, wanita itu terbelalak.

“Pak Rangga!”

 

Rangga menghela napas dan berkata,

“Apakah ucapanmu tadi sungguhan?”

 

Mata wanita itu membesar, seakan merasa keberuntungannya telah mencapai puncak.

“Saya tidak mungkin berbohong kepada Anda!” katanya dengan gembira.

“Apakah Anda bersedia untuk ikut dengan saya?”

 

“Tidak,” Rangga menggelengkan kepalanya. “Sebelum aku ikut denganmu, kamu harus buktikan padaku bahwa ucapanmu adalah kebenaran.”

Mata pria itu memancarkan kecurigaan. “Kamu bilang, selama aku bersedia untuk ikut bersamamu, aku akan mendapatkan kekayaan yang tak terhitung jumlahnya,” dia teringat janji si wanita. “Tolong buktikan kepadaku. Mungkin, kau bisa mengirim ratusan juta ke kartu bankku sekarang juga.”

 

Wanita cantik itu mengerutkan kening mendengar permintaan Rangga, sepertinya dia tak menyangka akan mendapatkan persyaratan semacam itu dari pria tersebut. Akhirnya, setelah beberapa saat terdiam, wanita itu mengeluarkan sebuah kartu dari tasnya.

 

Jari-jari lentik wanita itu menjepit sebuah kartu dan menyodorkannya ke arah Rangga.

“Saya masih memiliki tugas, dan saya harus segera melaksanakannya,” tutur wanita itu dengan penuh penyesalan.

“Begini saja,” matanya berbinar. “Seharusnya, Bapak memiliki sebuah kartu berlian dari Astra Bank. Kata sandi kartu itu adalah ulang tahun Anda,” wanita itu memberi tahu Rangga sandinya.

“Aset yang Bapak miliki tidak pernah disentuh oleh pihak kami. Dengan begitu, Bapak bisa pergi ke bank kapan saja untuk memeriksanya!”

 

Ekspresi Rangga berubah. Dia memang memiliki kartu seperti itu. Namun, kalau bukan karena penjelasan wanita itu, Rangga sepertinya tak akan tahu bahwa kartu tersebut merupakan kartu bank! Lagi pula, wujudnya sungguh tidak terlihat seperti kartu bank!

 

Selama sesaat, Rangga membeku di tempatnya. Dia kemudian memandang wanita cantik itu, terkejut mengenai pengetahuan wanita itu mengenai dirinya.

 

Detik berikutnya, Rangga dengan cepat berbalik dan berlari menuju pos keamanan.

Jangan sampai kartu itu hilang! batinnya dalam hati.

 

Ketika dirinya sudah mulai dekat dengan pos keamanan, seorang pria paruh baya yang merupakan penjaga keamanan tempat tersebut keluar.

“Rangga, seorang wanita baru saja mengirimimu paket! Dia bilang itu punyamu!” cetus pria itu dengan sebuah senyuman ramah.

 

Walau penjaga keamanan itu berkata kalau Rangga menerima paket, tapi sebenarnya wujud paket itu lebih mirip dengan sampah yang dibuang. Dengan kantong sampah hitam, Miriam membungkus barang-barang Rangga. Dus saja tidak rela wanita itu berikan ketika dia mengusir menantu yang telah berjuang menafkahinya selama ini!

 

Rangga tersenyum masam, lalu mengobrak-abrik kantong sampah di hadapannya. Hanya ada beberapa potong pakaian di dalam kantong sampah, dia tak melihat benda lain.

 

Tak lama, Rangga pun melihat saku salah satu pakaiannya terselip sebuah benda pipih. Dia menjulurkan tangannya dan menarik keluar benda tersebut. Sesuai dugaannya, benda pipih itu adalah sebuah kartu.

 

Kartu di tangan Rangga itu memiliki warna biru yang sudah mulai luntur. Ada hiasan berlian di beberapa sisi permukaan kartu tersebut.

 

Ini kartu berlian yang wanita itu maksud, ‘kan? batin Rangga dengan mata berbinar.

“Pak, aku titip barang-barangku di sini dulu! Aku akan segera kembali!” serunya selagi berlari pergi.

 

“Tidak masalah, tapi jangan lama-lama. Ada satu truk semen besar yang jadi tugasmu. Kalau kamu lama, nanti mandor memarahimu lagi!” penjaga keamanan itu berniat baik untuk mengingatkan.

 

Rangga tidak membalas ucapan penjaga keamanan itu, otaknya masih terlalu sibuk memikirkan ucapan wanita itu. Mana ada waktu bagi dirinya untuk memikirkan soal semen yang harus diangkut?!

 

Saat ini juga, Rangga harus pergi ke Astra Bank untuk memastikan kebenaran kartu tersebut!

 

Bersambung.

 

Terpopuler

Comments

・゚・ Mitchi ・゚・

・゚・ Mitchi ・゚・

mampir thor..

2025-10-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!