Bab 5: Ujian Gerbang Awan

Hari ujian penerimaan murid Sekte Gerbang Awan Biru akhirnya tiba. Ribuan pemuda-pemudi berbakat dari seluruh penjuru wilayah berkumpul di kaki gunung yang megah, mata mereka dipenuhi dengan harapan dan kegugupan. Xuan Ye berdiri di antara mereka, sosoknya yang pendiam tidak menarik perhatian.

Seorang tetua sekte dengan jubah biru melayang di udara. "Ujian hari ini akan dibagi menjadi dua bagian!" umumnya dengan suara agung. "Bagian pertama: Ujian Bakat!"

Dia menunjuk ke sebuah pilar kristal raksasa yang berkilauan. "Batu Pengukur Akar Spiritual. Letakkan tangan kalian di atasnya. Batu ini akan mengukur potensi dan afinitas elemen kalian. Mereka yang memiliki bakat di bawah rata-rata akan langsung dieliminasi!"

Satu per satu, para calon murid melangkah maju.

"Akar Spiritual Kayu, Tingkat Menengah!"

"Akar Spiritual Api, Tingkat Tinggi! Bagus, kau punya potensi!"

Setiap kali seorang jenius dengan bakat luar biasa muncul, kerumunan akan berbisik dengan kagum, dan para tetua sekte akan mencatat nama mereka dengan senyum.

Akhirnya, tiba giliran Xuan Ye. Dia melangkah maju dengan hati yang berdebar. Dia tahu dia berbeda. Dia berharap kekuatan jiwa barunya akan menunjukkan sesuatu. Dia meletakkan tangannya di atas pilar kristal yang dingin.

Tidak terjadi apa-apa.

Pilar kristal itu tetap gelap, tidak menunjukkan secercah cahaya pun.

"Selanjutnya!" teriak tetua yang bertugas dengan tidak sabar.

"Tunggu," kata Xuan Ye. Dia mencoba lagi, menuangkan energi jiwa barunya ke dalam batu.

Tetap tidak ada yang terjadi.

tetua itu menatapnya dengan jijik. "Tidak ada Akar Spiritual! Sampah! Turun dari panggung!"

Tawa dan cemoohan meledak dari kerumunan di sekitarnya.

"Lihat pemuda itu, beraninya dia datang ke sini tanpa bakat sedikit pun?"

"Benar-benar membuang-buang waktu kita."

Xuan Ye berjalan turun dari panggung, wajahnya pucat, telinganya berdenging karena suara tawa. Dia kembali ke sudutnya, kepalanya tertunduk, tinjunya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Jadi... bahkan setelah mendapatkan kekuatan ini, di mata dunia, aku masih tetap sampah?

Dia melihat sekeliling. Dia melihat seorang ayah dengan bangga menepuk bahu putranya yang baru saja menunjukkan bakat luar biasa. Dia melihat seorang ibu menyeka air mata bahagia saat putrinya dipuji oleh seorang tetua.

Di tengah keramaian itu, dia merasa sangat sendirian. Sebuah kesedihan dan kebingungan yang mendalam menyelimuti hatinya.

Orang tua... pikirnya getir. Siapa mereka? Apakah mereka juga seorang kultivator yang kuat? Apakah mereka membuangku karena aku lahir tanpa bakat seperti ini? Apakah... apakah mereka bahkan pernah menginginkanku?

Rasa sakit karena penolakan, baik dari dunia maupun dari masa lalunya yang tak ia kenal, terasa menusuk jiwanya.

Dia hampir berbalik dan pergi, menyerah pada takdirnya sebagai "sampah".

Tetapi saat itu, suara tetua agung kembali terdengar.

"Ujian pertama telah selesai! Sekarang, ujian kedua dan terakhir! Jembatan Hati Iblis!"

Para pekerja memindahkan sebuah jembatan kayu sederhana yang diselimuti oleh kabut hitam pekat. "Bakat hanyalah permulaan. Keteguhan Hati Dao adalah fondasi yang sesungguhnya!" jelas sang tetua. "Jembatan ini akan memunculkan ketakutan, keraguan, dan keinginan terdalam di dalam hatimu. Mereka yang tersesat di dalam ilusi akan gagal. Mereka yang berhasil menyeberang... akan diterima, tidak peduli apa hasil ujian pertama mereka!"

Sebuah secercah harapan menyala di mata Xuan Ye. Ini adalah ujian jiwa. Satu-satunya hal di mana dia mungkin memiliki kesempatan.

Para jenius yang tadinya sombong mulai menyeberang. Banyak dari mereka yang memiliki bakat luar biasa, kini terjebak. Satu pemuda tiba-tiba menjerit ketakutan, melihat monster ilusi. Yang lain tertawa gila, jelas tersesat dalam ilusi kekayaan.

Akhirnya, giliran Xuan Ye. Dia melangkah ke atas jembatan.

Kabut ilusi langsung menyelimutinya. Di hadapannya, muncul pemandangan yang paling ia dambakan. Dua sosok—seorang pria tampan dan seorang wanita cantik—menatapnya dengan senyum penuh kasih sayang.

"Anakku," kata sang wanita. "Kami kembali untukmu. Maafkan kami karena telah meninggalkanmu."

Hati Xuan Ye bergetar. Dia hampir berlari ke arah mereka.

Tetapi kemudian, ingatan akan penderitaan selama enam belas tahun, dan kalimat dari sutra kuno itu—Dunia adalah ilusi; hanya jiwa yang nyata—membuatnya berhenti.

Dia mengaktifkan Mata Ungu Ilusi-nya.

Dunia di hadapannya beriak. Sosok orang tuanya yang penuh kasih sayang itu berubah menjadi hantu-hantu iblis yang menyeringai.

"Ilusi rendahan," desisnya.

Di bawah tatapan mata ungunya yang agung, semua hantu iblis menjerit dan mundur ketakutan. Jalan di hadapannya menjadi jelas.

Dia berjalan melintasi jembatan dengan tenang, seolah-olah sedang berjalan-jalan di taman.

Saat dia melangkah turun di sisi lain, dia adalah salah satu dari segelintir orang yang berhasil.

Tetua yang memimpin ujian menatapnya dengan ekspresi yang sangat rumit. "Kau... yang tidak memiliki akar spiritual... bagaimana kau bisa memiliki Hati Dao yang begitu kuat?"

Xuan Ye tidak menjawab, hanya menundukkan kepalanya.

Dengan sangat enggan, sang tetua mengumumkan. "Kau... lulus. Kau akan diterima sebagai Murid Pelayan terendah di Puncak Pekerja."

Xuan Ye tidak peduli pada statusnya. Dia telah berhasil. Dia telah melangkahkan kakinya ke dalam pintu.

Dia membungkuk dengan tenang, menyembunyikan kilatan dingin di matanya yang ungu.

Terpopuler

Comments

Eyang Kakung

Eyang Kakung

perjalan awal dunia kultivasinya mirip dg sang Legenda naga Langit Xiao Chen

2025-10-15

1

Eko Lana

Eko Lana

murid pelayan awal yg baru

2025-10-13

1

Nanik S

Nanik S

Ternyata mempunyai hati Dao

2025-10-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Benih di Dalam Debu
2 Bab 2: Taring Sang Pewaris
3 Bab 3: Pertunjukan di Paviliun Bambu Giok
4 Bab 4: Jalan Menuju Awan Biru
5 Bab 5: Ujian Gerbang Awan
6 Bab 6: Gema dari Masa Lalu
7 Bab 7: Benih yang Mulai Bertunas
8 Bab 8: Terobosan di Malam Hari
9 Bab 9: Krisis di Balai Hukuman
10 Bab 10: Pengejaran di Gunung Awan
11 Bab 11: Kehangatan yang Hilang
12 Bab 12: Dasar Jurang Awan
13 Bab 13: Sepasang Mata Biru
14 Bab 14: Taman Giok di Dasar Jurang
15 Bab 15: Menemukan Bahaya Di Dunia Fana
16 Bab 16: Kembali ke Dunia Atas
17 Bab 17: Pendaftaran Sang Hantu
18 Bab 18: Debut Sang Sampah
19 Bab 19: Hutang yang Harus Dibayar
20 Bab 20: Kemenangan
21 Bab 21: Mahkota Sang Kuda Hitam
22 Bab 22: Terobosan dan Konspirasi Baru
23 Bab 23: Perjalanan Menuju Lembah Bayangan
24 Bab 24: Menyelinap ke Sarang Iblis
25 Bab 25: Pembersihan Sarang Iblis
26 Bab 26: Menagih Hutang di Awan Biru
27 Bab 27: Sebuah Awal yang Baru
28 Bab 28: Kota Api Langit
29 Bab 29: Penyakit Sang Tuan Kota
30 Bab 30: Persiapan Sebelum Operasi
31 Bab 31: Menjebak Iblis di Lautan Jiwa
32 Bab 32: Hutang Seorang Tuan Kota
33 Bab 33: Membentuk Formasi Jiwa
34 Bab 34: Gerbang Kenaikan
35 Bab 35: Dunia Bumi
36 Bab 36: Bencana dari Langit
37 Bab 37: Gadis Misterius
38 Bab 38: Kota Awan Terbit
39 Bab 39: Membuktikan Kelayakan
40 Bab 40: Gema dari Surga Tertinggi
41 Bab 41: Jejak Yang Samar
42 Bab 42: Menempa Tubuh Kekacauan
43 Bab 43: Aliansi di Dalam Reruntuhan
44 Bab 44: Kekacauan di Aula Utama
45 Bab 45: Api Biru di dalam Jiwa
46 Bab 46: Gema di Alam Abadi
47 Bab 47: Beban Sang Putri
48 Bab 48: Perlindungan Sang Putri
49 Bab 49: Garis Keturunan
50 Bab 50: Jantung Sang Kaisar Perang
51 Bab 51: Para Pemburu
52 Bab 52: Jejak yang Ditinggalkan
53 Bab 53: Kompetisi Alkemis Awan Terbit
54 Bab 54: Api Ungu Sang Alkemis
55 Bab 55: Keajaiban
56 Bab 56: Permainan Sang Alkemis
57 Bab 57: Hati Sang Alkemis
58 Bab 58: Kemarahan Sang Dewi Cilik
59 Bab 59: Langkah Menuju Ascendant
60 Bab 60: Alam Surga Abadi
61 Bab 61: Penghakiman Tuan Putri
62 Bab 62: Tamu di Atas Awan
63 Bab 63: Badai yang Diundang
64 Bab 64: Guntur dan Ilusi
65 Bab 65: Pahlawan yang Tak Diinginkan
66 Bab 66: Belati Sang Kaisar Nether
67 Bab 67: Benih yang Baru
68 Bab 68: Harga dari Garis Keturunan
69 Bab 69: Amukan Api Biru
70 Bab 70: Gema di Surga Abadi
71 Bab 71: Kepulangan Sang Pewaris
72 Bab 72: Keseimbangan di Kolam Leluhur
73 Bab 73: Jalan Menuju Akademi Langit
74 Bab 74: Gerbang Langit Chaotic
75 Bab 75: Kejutan Tak Terduga
76 Bab 76: Pelukan Xuan ye
77 Bab 77: Dunia di Atas Awan
78 Bab 78: Sebuah Pernyataan di Arena
79 Bab 79: Peringkat Baru, Awal yang Baru
80 Bab 80: Pelajaran Pertama
81 Bab 81: Pulau Hati Dunia
82 Bab 82: Pernikahan dan Takdir
83 Bab 83: Tungku Penempaan Kaisar
84 Bab 84: Palu Penempa Jiwa
85 Bab 85: Ancaman Pernikahan
86 Bab 86: Jantung Gunung yang Membusuk
87 Bab 87: Memurnikan Jantung Gunung
88 Bab 88: Segel Sang Putri
89 Bab 89: Kisah Didalam Gua
90 Bab 90: Laporan dan Hadiah
91 Bab 91: Paviliun Harta Karun
92 Bab 92: Target di Dalam Sarang Naga
93 Bab 93: Kelahiran Sang Kaisar
94 Bab 94: Kaisar Baru Telah Lahir
95 Bab 95: Kembali ke Rumah Xuan
96 Bab 96: Perjalanan Seorang Putra
97 Bab 97: Gerbang Es
98 Bab 98: Ujian Teratai Es
99 Bab 99: Pertemuan di Puncak Es
100 Bab 100: Jalan Seorang Kaisar
101 Bab 101: Kembalinya Sang Penantang
102 Bab 102: Badai di Puncak Akademi
103 Bab 103: Pelajaran dari Sang Puncak
104 Bab 104: Api yang Dinyalakan Kembali
105 Bab 105: Dua perjalanan
106 Bab 106: Gunung Berapi Nether
107 Bab 107: Pertarungan di Kawah Nether
108 Bab 108: Hadiah dari Sang Kaisar
109 Bab 109: Kelahiran Sang Phoenix
110 Bab 110: Peliharaan yang Mahal
111 Bab 111: Sumber Makanan Baru
112 Bab 112: Wabah di Penjara Guntur
113 Bab 113: Di Dalam Penjara Guntur
114 Bab 114: Badai di Jantung Penjara
115 Bab 115: Warisan Sang Kaisar Petir
116 Bab 116: Legenda Sang Kaisar
117 Bab 117: Menempa Guntur Kekacauan
118 Bab 118: Kelahiran Sang Dewa dan Wabah Merah
119 Bab 119: Panggilan Sang Kaisar
120 Bab 120: Aliansi Generasi Baru
121 Bab 121: Perburuan di Dunia yang Sekarat
122 Bab 122: Pertempuran Dewa
123 Bab 123: Laporan Kemenangan dan Jalan yang Berbeda
124 Bab 124: Gema dari Dunia Bawah
125 Bab 125: Perburuan di Dunia Merah Darah
126 Bab 126: Kemarahan Sang Putra Mahkota
127 Bab 127: Peringatan dari Zaman Purba
128 Bab 128: Laporan di Puncak Surga
129 Bab 129: Dunia Salju Abadi
130 Bab 130: Tarian di Atas Es
131 Bab 131: Penghakiman di Atas Es
132 Bab 132: Jantung Dunia yang Beku
133 Bab 133: Naga Panggang dan Perintah Baru
134 Bab 134: Lautan Bintang Jatuh
135 Bab 135: Kunci Sang Penjaga
136 Bab 136: Cahaya Bintang
137 Bab 137: Pesan Sang Pembangun
138 Bab 138: Nebula Makam Iblis
139 Bab 139: Para Penjaga Kuno
140 Bab 140: Dunia Kuil Bintang
141 Bab 141: Perintah Terakhir Sang Prajurit
142 Bab 142: Cermin yang Mengungkap Kebenaran
143 Bab 143: Kebenaran di Bawah Cahaya Bintang
144 Bab 144: Jalan Sang Pemurni
145 Bab 145: Kelahiran Sang Dewa Tertinggi
146 Bab 146: Panggung Sang Dewa Baru
147 Bab 147: Jebakan Sang Jenderal Darah
148 Bab 148: Amukan Api Biru
149 Bab 149: Api Pemurni Jiwa
150 Bab 150: Hutang Sang Dewi
151 Bab 151: Harga Sang Pelindung
152 Bab 152: Aliansi Para Dewi
153 Bab 153: Di Jurang Samsara
154 Bab 154: Lautan Jiwa yang Tersesat
155 Bab 155: Cermin Penyesalan
156 Bab 156: Penjaga Kehampaan
157 Bab 157: Kemarahan Sang Dewi Perang
158 Bab 158: Tarian di Tepi Kehampaan
159 Bab 159: Memetik Bunga di Kehampaan
160 Bab 160: Pelarian dari Jurang
161 Bab 161: Bunga Samsara
162 Bab 162: Menempa Jiwa di Sungai Samsara
163 Bab 163: Kelahiran Kembali dari Samsara
164 Bab 164: Leluhur Api
165 Bab 165: Konflik Tertunda
166 Bab 166: Penantian di Puncak Awan
167 Bab 167: Naga yang Terbangun
168 Bab 168: Kembalinya Para Pangeran
169 Bab 169: Hati Sang Pangeran
170 Bab 170: Tekad Sang Pangeran
171 Bab 171: Penempaan Sang Teratai
172 Bab 172: Gema Sang Leluhur
173 Bab 173: Bunga Mekar, Leluhur Gelisah
174 Bab 174: Benih Harapan, Gema Kekacauan
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Bab 1: Benih di Dalam Debu
2
Bab 2: Taring Sang Pewaris
3
Bab 3: Pertunjukan di Paviliun Bambu Giok
4
Bab 4: Jalan Menuju Awan Biru
5
Bab 5: Ujian Gerbang Awan
6
Bab 6: Gema dari Masa Lalu
7
Bab 7: Benih yang Mulai Bertunas
8
Bab 8: Terobosan di Malam Hari
9
Bab 9: Krisis di Balai Hukuman
10
Bab 10: Pengejaran di Gunung Awan
11
Bab 11: Kehangatan yang Hilang
12
Bab 12: Dasar Jurang Awan
13
Bab 13: Sepasang Mata Biru
14
Bab 14: Taman Giok di Dasar Jurang
15
Bab 15: Menemukan Bahaya Di Dunia Fana
16
Bab 16: Kembali ke Dunia Atas
17
Bab 17: Pendaftaran Sang Hantu
18
Bab 18: Debut Sang Sampah
19
Bab 19: Hutang yang Harus Dibayar
20
Bab 20: Kemenangan
21
Bab 21: Mahkota Sang Kuda Hitam
22
Bab 22: Terobosan dan Konspirasi Baru
23
Bab 23: Perjalanan Menuju Lembah Bayangan
24
Bab 24: Menyelinap ke Sarang Iblis
25
Bab 25: Pembersihan Sarang Iblis
26
Bab 26: Menagih Hutang di Awan Biru
27
Bab 27: Sebuah Awal yang Baru
28
Bab 28: Kota Api Langit
29
Bab 29: Penyakit Sang Tuan Kota
30
Bab 30: Persiapan Sebelum Operasi
31
Bab 31: Menjebak Iblis di Lautan Jiwa
32
Bab 32: Hutang Seorang Tuan Kota
33
Bab 33: Membentuk Formasi Jiwa
34
Bab 34: Gerbang Kenaikan
35
Bab 35: Dunia Bumi
36
Bab 36: Bencana dari Langit
37
Bab 37: Gadis Misterius
38
Bab 38: Kota Awan Terbit
39
Bab 39: Membuktikan Kelayakan
40
Bab 40: Gema dari Surga Tertinggi
41
Bab 41: Jejak Yang Samar
42
Bab 42: Menempa Tubuh Kekacauan
43
Bab 43: Aliansi di Dalam Reruntuhan
44
Bab 44: Kekacauan di Aula Utama
45
Bab 45: Api Biru di dalam Jiwa
46
Bab 46: Gema di Alam Abadi
47
Bab 47: Beban Sang Putri
48
Bab 48: Perlindungan Sang Putri
49
Bab 49: Garis Keturunan
50
Bab 50: Jantung Sang Kaisar Perang
51
Bab 51: Para Pemburu
52
Bab 52: Jejak yang Ditinggalkan
53
Bab 53: Kompetisi Alkemis Awan Terbit
54
Bab 54: Api Ungu Sang Alkemis
55
Bab 55: Keajaiban
56
Bab 56: Permainan Sang Alkemis
57
Bab 57: Hati Sang Alkemis
58
Bab 58: Kemarahan Sang Dewi Cilik
59
Bab 59: Langkah Menuju Ascendant
60
Bab 60: Alam Surga Abadi
61
Bab 61: Penghakiman Tuan Putri
62
Bab 62: Tamu di Atas Awan
63
Bab 63: Badai yang Diundang
64
Bab 64: Guntur dan Ilusi
65
Bab 65: Pahlawan yang Tak Diinginkan
66
Bab 66: Belati Sang Kaisar Nether
67
Bab 67: Benih yang Baru
68
Bab 68: Harga dari Garis Keturunan
69
Bab 69: Amukan Api Biru
70
Bab 70: Gema di Surga Abadi
71
Bab 71: Kepulangan Sang Pewaris
72
Bab 72: Keseimbangan di Kolam Leluhur
73
Bab 73: Jalan Menuju Akademi Langit
74
Bab 74: Gerbang Langit Chaotic
75
Bab 75: Kejutan Tak Terduga
76
Bab 76: Pelukan Xuan ye
77
Bab 77: Dunia di Atas Awan
78
Bab 78: Sebuah Pernyataan di Arena
79
Bab 79: Peringkat Baru, Awal yang Baru
80
Bab 80: Pelajaran Pertama
81
Bab 81: Pulau Hati Dunia
82
Bab 82: Pernikahan dan Takdir
83
Bab 83: Tungku Penempaan Kaisar
84
Bab 84: Palu Penempa Jiwa
85
Bab 85: Ancaman Pernikahan
86
Bab 86: Jantung Gunung yang Membusuk
87
Bab 87: Memurnikan Jantung Gunung
88
Bab 88: Segel Sang Putri
89
Bab 89: Kisah Didalam Gua
90
Bab 90: Laporan dan Hadiah
91
Bab 91: Paviliun Harta Karun
92
Bab 92: Target di Dalam Sarang Naga
93
Bab 93: Kelahiran Sang Kaisar
94
Bab 94: Kaisar Baru Telah Lahir
95
Bab 95: Kembali ke Rumah Xuan
96
Bab 96: Perjalanan Seorang Putra
97
Bab 97: Gerbang Es
98
Bab 98: Ujian Teratai Es
99
Bab 99: Pertemuan di Puncak Es
100
Bab 100: Jalan Seorang Kaisar
101
Bab 101: Kembalinya Sang Penantang
102
Bab 102: Badai di Puncak Akademi
103
Bab 103: Pelajaran dari Sang Puncak
104
Bab 104: Api yang Dinyalakan Kembali
105
Bab 105: Dua perjalanan
106
Bab 106: Gunung Berapi Nether
107
Bab 107: Pertarungan di Kawah Nether
108
Bab 108: Hadiah dari Sang Kaisar
109
Bab 109: Kelahiran Sang Phoenix
110
Bab 110: Peliharaan yang Mahal
111
Bab 111: Sumber Makanan Baru
112
Bab 112: Wabah di Penjara Guntur
113
Bab 113: Di Dalam Penjara Guntur
114
Bab 114: Badai di Jantung Penjara
115
Bab 115: Warisan Sang Kaisar Petir
116
Bab 116: Legenda Sang Kaisar
117
Bab 117: Menempa Guntur Kekacauan
118
Bab 118: Kelahiran Sang Dewa dan Wabah Merah
119
Bab 119: Panggilan Sang Kaisar
120
Bab 120: Aliansi Generasi Baru
121
Bab 121: Perburuan di Dunia yang Sekarat
122
Bab 122: Pertempuran Dewa
123
Bab 123: Laporan Kemenangan dan Jalan yang Berbeda
124
Bab 124: Gema dari Dunia Bawah
125
Bab 125: Perburuan di Dunia Merah Darah
126
Bab 126: Kemarahan Sang Putra Mahkota
127
Bab 127: Peringatan dari Zaman Purba
128
Bab 128: Laporan di Puncak Surga
129
Bab 129: Dunia Salju Abadi
130
Bab 130: Tarian di Atas Es
131
Bab 131: Penghakiman di Atas Es
132
Bab 132: Jantung Dunia yang Beku
133
Bab 133: Naga Panggang dan Perintah Baru
134
Bab 134: Lautan Bintang Jatuh
135
Bab 135: Kunci Sang Penjaga
136
Bab 136: Cahaya Bintang
137
Bab 137: Pesan Sang Pembangun
138
Bab 138: Nebula Makam Iblis
139
Bab 139: Para Penjaga Kuno
140
Bab 140: Dunia Kuil Bintang
141
Bab 141: Perintah Terakhir Sang Prajurit
142
Bab 142: Cermin yang Mengungkap Kebenaran
143
Bab 143: Kebenaran di Bawah Cahaya Bintang
144
Bab 144: Jalan Sang Pemurni
145
Bab 145: Kelahiran Sang Dewa Tertinggi
146
Bab 146: Panggung Sang Dewa Baru
147
Bab 147: Jebakan Sang Jenderal Darah
148
Bab 148: Amukan Api Biru
149
Bab 149: Api Pemurni Jiwa
150
Bab 150: Hutang Sang Dewi
151
Bab 151: Harga Sang Pelindung
152
Bab 152: Aliansi Para Dewi
153
Bab 153: Di Jurang Samsara
154
Bab 154: Lautan Jiwa yang Tersesat
155
Bab 155: Cermin Penyesalan
156
Bab 156: Penjaga Kehampaan
157
Bab 157: Kemarahan Sang Dewi Perang
158
Bab 158: Tarian di Tepi Kehampaan
159
Bab 159: Memetik Bunga di Kehampaan
160
Bab 160: Pelarian dari Jurang
161
Bab 161: Bunga Samsara
162
Bab 162: Menempa Jiwa di Sungai Samsara
163
Bab 163: Kelahiran Kembali dari Samsara
164
Bab 164: Leluhur Api
165
Bab 165: Konflik Tertunda
166
Bab 166: Penantian di Puncak Awan
167
Bab 167: Naga yang Terbangun
168
Bab 168: Kembalinya Para Pangeran
169
Bab 169: Hati Sang Pangeran
170
Bab 170: Tekad Sang Pangeran
171
Bab 171: Penempaan Sang Teratai
172
Bab 172: Gema Sang Leluhur
173
Bab 173: Bunga Mekar, Leluhur Gelisah
174
Bab 174: Benih Harapan, Gema Kekacauan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!