"Dengar! Jangan keluar, jangan pergi kemanapun, tetap didalam pot. Mengerti?"
Tangan bersilang ke dada, lalu tatapan datar dilayangkan pada Bonbon.
Dan saat Belian melihat reaksi rumput itu yang tampak memiringkan daunnya! Kerutan di antara alis Belian segera terbentuk.
"Napa Bonbon na Ndak boleh lual? Bonbon Ndak mau cini teluc. Bonbon haluc Cali Mama na!"
benar saja kan! Makhluk ini tidak paham pada kondisinya sama sekali.
"Dengar. Biar aku yang mencari Mamamu. Bonbon boleh berkeliaran didalam kamar, tapi tidak boleh melewati pintu itu." Belian menunjuk pintu baja berkode, sementara sang daun yang mendengarkan ... tampak makin miring hampir jatuh.
"Hahh ... sudah. Intinya, Bonbon tidak boleh pergi ke tempat lain, selain ruangan ini, paham?"
Mengusap wajah kasar, Belian menatap E-terminal ditangan. Layar virtual itu tela menunjukkan angka 9.45, ia sudah terlambat.
"Oo ... menelti Bonbon na. Tenan caja, Belian! Bonbon main cini cini na, Ndak mana-mana ... kalau cudah temu Mama Bonbon, kaci tau ya!"
Bolehkah Belian menghembuskan nafas lega sekarang? Melihat daun yang bergoyang senang seolah meyakinkan. Tapi, entah bagaimana ... Belian memiliki firasat buruk saat ini.
"Baik. Ingat perkataanku tadi," peringat Belian, sebelum membuka pintu dengan kartu akses.
Bonbon menatap pintu yang terbuka kemudian tertutup, dan bersamaan dengan itu ... Belian juga menghilang. Menatap seisi kamar, dimana ruangan ini relatif kecil bagi manusia tapi sangat besar untuk Bonbon.
hanya ada satu kasur muat dua orang, lemari, dan meja, serta kursi didalam. Sangat sederhana untuk fasilitas yang didapat seorang komandan. Tapi, mau bagaimana lagi! Mereka datang ke planet Sahara bukan untuk liburan tapi untuk menghabisi monster. Dan setelah setengah tahun, mereka boleh kembali ke markas utama.
Meskipun di era antarbintang semua benda bisa diubah menjadi kapsul kecil, tetap saja itu merepotkan. khususnya bagi Belian yang tidak suka bersusah payah membereskan barang.
"Mana Bonbon main aa ...." Menatap kiri dan kanan, sang rumput kecil mulai keluar dari pot dan membawa akarnya berjalan turun.
Karena dia hanya sehelai daun, begitu melompat dari ambang jendela ... Bonbon melayang ringan, berputar sedikit sebelum benar-benar mendarat kelantai.
Inilah istimewanya jika tubuhmu ringan.
"Woahhhh ... ini lumah mbing na? Becal cekali! Cama cepelti mbing yang becal cuga." Sang rumput yang berjalan-jalan, menatap takjub seisi ruangan.
"Tapi Ndak cantik, Ndak ada kolam becal na. Kalau ada kolam becal ... pacti cantik. Liat! Tanah pun kelac, Ndak bica akal Bonbon macuk citu."
Sepasang akar putih mengetuk-ngetuk lantai yang keras. Menurut estetika rumput! Kamar ini besar, hanya itu. Tapi tidak cantik, sebab tidak memiliki kolam yang luas serta tanah gembur.
Benar-benar tidak bisa membuat Bonbon iri.
Berjalan kedepan lemari penyimpanan yang terbuat dari bahan khusus, cermin besar yang menjulang tinggi segera memantulkan wujud sang daun.
Bonbon yang melihat ini, tertegun ditempat dengan tatapan tidak percaya. Didalam sana ... ada rumput air biru lainnya!?
"CODALA? INI CIDALA NA BONBON!?"
Berlari cepat menghampiri rumput itu, sebelum sang daun tertabrak permukaan keras dan membuatnya mundur beberapa langkah.
"Uhhh ... cakit badan Bonbon." si kecil mengeluh, lalu kembali mendekati cermin dengan hati-hati. Ujung daun Bonbon mengetuk-ngetuk kaca, dan dirasa tidak bisa menembus benda itu ... sang rumput akhirnya bergetar hampir menangis.
"Codala! Napa dalam? Huhuhu ... mbing kulung codala na, iya? Janan takut codala, Bonbon pacti celamat codala na ...." Si kecil menangis dan dari pori-pori daun, tetesan air kecil mulai terbentuk.
Bonbon tidak melihat pergerakannya dengan bayangan cermin yang sama! Fokus utama si kecil adalah menyelamatkan saudara rumputnya didalam.
merasa tidak bisa melakukan apapun! Perhatian Bonbon kini mengarah pada pintu keluar.
"Liat caja mbing na. Belani mbing kulung codala Bonbon? Bonbon haluc ... haluc ... cemana nih, Mama Ndak ada kata cala kalah mbing. Cemana Bonbon haluc lawan mbing, ya?" Dan akhirnya sang rumput frustasi, bagaimana memberi pelajaran pada Belian ... karena berani mengurung saudaranya didalam? Sang Mama tidak pernah menyebutkan apapun tentang cara rumput melawan kambing.
"Tugu cini codala. Bonbon temu mbing dulu. Bonbon pacti celamat codala na."
Ini adalah spesies yang sama dengannya. Tidak mungkin Bonbon membiarkan rumput kecil yang tampak lemah itu terkurung ketakutan.
Saudara rumput tampak sangat tidak berdaya. Lihat! Daunnya pun masih sehelai, dan apa lagi itu ... dua akar kecil? Benar-benar menyedihkan.
Dengan tekat untuk menyelamatkan keluarga! Bonbon berjalan mantap mendekati pintu yang tertutup rapat.
Tidak ada celah pada pintu berteknologi tinggi ini, ketebalan dan ketahanan ... telah layak uji dalam menghadapi serangan Monster dan Mutan.
bahkan jika ada penyusup! Tanpa kartu akses, tidak mungkin untuk membukanya.
Tampak mustahil bagi rumput kecil seperti Bonbon untuk membobol pintu. Mengetuk sebentar permukaan dingin baja, Bonbon mendongak sebelum mengguk paham.
"Cemana Bonbon klual aa?" tanya sang rumput, kembali mengetuk lagi ... tapi benda itu tidak terbuka juga.
"WOAHHH ... Bonbon tekulung cuga!" seru si kecil tiba-tiba, dan akhirnya sadar akan sesuatu.
"Mama! cepelti na Bonbon tangkap cuga cama mbing na. Huhuhu ... ndak bica celamat codala, Bonbon pun Ndak celamat cuga!!"
Dan akhirnya rumput kecil menangis di tempat, meratapi nasib ... yang sebentar lagi mungkin akan dimakan oleh kambing bernama Belian.
Huhh ... semua kambing sama saja, tidak ada yang bisa dipercayai didunia ini. Yang terbaik sekarang adalah cepat-cepat menemukan Mama, lalu mengeluarkan saudara dari kurungan.
Entah tuhan mungkin melihat ratapan sedih Bonbon! Tiba-tiba, pintu baja khusus ... terbuka dengan sendirinya.
Si kecil berhenti menangis, dan dalam sekejap mata ... warna daun Bonbon kembali biru terang.
"Mbing na pulang?" tanyanya, berdiri, kemudian mendongak.
Tepat saat itulah, sesuatu yang besar memenuhi penglihatan Bonbon! Membuat sang rumput tidak sempat bereaksi, dan hanya melihat ... sol sepatu mendarat tepat disampingnya.
Satu rumput bergetar hebat, bahkan ... warna daun kecil itu hampir memutih seolah kehilangan darah biru.
Sementara si pelaku yang tidak sadar ada Mutan rumput dilantai, menatap tajam kiri kanan kamar sang komandan.
Pria berseragam coklat gelap ini, melihat sekeliling sebelum matanya berhenti pada lemari besar disudut.
Tidak perlu memeriksa tempat lain lagi, kamar komandannya kecil dan sudah dipastikan ... Belian menyimpan benda itu didalam lemari
Dengan langkah tegap namun tidak menimbulkan suara keras, sang penyusup langsung berjalan kearah lemari ... dan dengan kartu khusus ditangan, lemari berkode dapat dibuka dengan mudah.
Seluruh proses ini disaksikan oleh Bonbon yang kembali tenang. Meskipun daunnya masih sedikit pucat, tapi ... Mutan kecil ini, yang melihat kalau kambing yang bukan Belian, mencoba mendekati saudara rumputnya! Cepat-cepat bangkit dan berlari kearah si kambing asing.
"Janan pa-apa codala Bonbon!" teriak si kecil, membuat gerakan tangan prajurit terhenti.
Apa yang dia dengar barusan? Menatap kiri kanan lagi pada sekitar, dan tetap tidak menemukan apapun. Prajurit itu, melanjutkan pekerjaannya.
Dia di perintah oleh para petinggi federasi, untuk menyusup ke batalion lima sebagai mata-mata. Tugasnya cukup sulit, selain mengirim informasi ke markas utama, dia juga diperintah untuk meruntuhkan kekuatan angin Belian.
Memutar telapak tangan, dan secara ajaib tabung kecil sebesar jari telunjuk muncul. Itu adalah larutan nutrisi yang diekstrak dari batu monster, salah satu elemen paling dibutuhkan oleh umat manusia untuk meningkatkan level kekuatan.
Dan yang ditangannya ini, adalah tabung larutan nutrisi batu monster air. Berguna bagi kekuatan air, tapi berbahaya jika diminum oleh elemen kekuatan lain.
"Khe ... sangat mudah," ucap si penyusup, menggenggam erat tabung cairan biru, kemudian bibirnya ikut menyeringai ... melihat deretan tabung putih kecoklatan dalam peti kaca.
Memasukkan kode yang dikirim oleh petinggi, prajurit yang sudah kepalang senang merasa misinya akan berhasil! tidak menyadari kehadiran lain dibawah sana, dimana Bonbon menahan amarah menatap ... SAUDARA RUMPUTNYA YANG LEMAH TAK BERDAYA, TERCEKIK DITANGAN KAMBING?
"LEPAC CODALA BONBON!!!"
Teriakan itu akhirnya didengar oleh si penyusup, dan saat dia menatap kebelakang dengan posisi siaga ... matanya terbelalak hebat melihat sulur sulur biru mulai memanjang, memenuhi separuh kamar sang komandan.
"Mu-mu-mutan!?"
Kaki prajurit bergetar hebat. Dia hanya berada dilevel B, dan belum memiliki satupun kualifikasi melawan Mutan.
Namun, Prajurit tetap prajurit ... meskipun ketakutan, nyawanya tetap berharga.
Mundur sambil mengeluarkan api dari tangan kiri, lalu menyerang mutan didepan! Segera bunyi 'cassss' mendidih terdengar, bersamaan dengan api yang padam ketika mengenai tubuh Bonbon.
"DACAL MBING! TADI MAU MAMAM CODALA, CELAKANG MAU BAKAL BONBON NA? MBING HALUC TAU MALAH NA BONBON!!"
Sang prajurit yang hendak menyerang, terdiam ditempat ketika mendengar suara cadel selembut bola kapas.
"Apa itu barusan? Mutan, mutan yang dapat berbicara!?"
'Pranggg ....'
Karena terkejut, genggaman tabung larutan nutrisi terlepas dari tangan dan pecah dilantai. Bonbon yang mengira itu adalah saudara rumputnya sebab diambil dari dalam lemari ... menatap tidak percaya pada genangan air dibawah. Saudaranya yang lemah dan kecil, mati? Mati ditangan kambing!?
"HUAAA ... CODALAAAA ...."
Tangisan melengking terdengar, dan si prajurit segera menutup telinga.
"Mbing jaat! Mbing m4ti codala Bonbon na? HUAAAAAAA ...."
'Thummm ....'
'Thummm ....'
'Thummmm ....'
Sulur-sulur Bonbon yang memanjang, menghantam keras kearah lantai, kasur, bahkan dinding. Apapun yang dilewati sulur itu, akan hancur meskipun kamar sang komandan dibuat dari bahan anti mutan dan monster.
Prajurit yang merasakan krisis hidup dan mati! Tidak luput dari tamparan sulur meskipun sudah bersusah payah menghindar. Tubuh itu terlemp4r kedinding hingga pingsan, karena kepala yang terbentur keras.
Sementara b4yi rumput yang masih menangis, terus mengamuk hingga membunyikan alarm diluar.
"MAMA! MBING NA MATI CODALA LUMPUT KICIL. HUAAA ... NDAK CEMPAT BONBON CELAMAT LUMPUT NA!!!"
***
Beberapa jam sebelum alaram berbunyi.
"Rumput biru? Apakah ini mutan jenis baru yang anda temui di planet ini, komandan?"
Seorang pria berkacamata dengan rambut cream lurus, memutar kursi dan menatap ke arah Belian.
"Ya. Dan aku ingin ..." Belian tampak menimbang kata-katanya, "aku ingin kamu melihat data rumput itu, di bank data bumi kuno."
Dave, IT, sekaligus orang kepercayaan Belian! mengangkat alis tertarik.
Tepat setelah latihan dan patroli selesai! Belian langsung menyeretnya keruang informasi.
"Baiklah, tanaman bumi kuno, ehh ..." Memutar kursi lagi menghadap deretan layar, jari-jari ramping dan lentik milik Dave ... menari diatas keyboard virtual.
"Mengapa anda begitu yakin, kalau makluk itu berasal dari darah bumi kuno?" tanya Dave tanpa memalingkan wajah dari layar.
"Aku sudah mencari semua informasi tentang mutan itu di data galaksi, tapi ... tidak menemukan yang sama."
'Ditambah lagi, dia terus mengatakan kalau aku adalah kambing! Dan makan rumput!?'
Belian mengatakan kata itu didalam hati sambil memalingkan wajah gelap. Berdiri dibelakang kursi Dave! Sang pakar informasi yang melihat reaksi komandan di pantulan layar, makin tertarik dengan mutan jenis baru ini.
"Baiklah, ini dia ... semua rumput biru yang anda inginkan."
Dalam waktu singkat! puluhan layar didalam ruangan dipenuhi semua jenis tanaman biru, dari gulma hingga bunga.
Mata Belian dengan cepat memindai layar, hingga ... tatapannya berhenti pada tanaman dengan sulur panjang yang hidup ditepi sungai.
Dave yang sedari tadi memperhatikan Belian, bergerak cepat dan mengunci gambar si tanaman air.
"Rumput air biru. Rumput yang hidup ditepi sungai-sungai kecil area pegunungan, lembah, dan kolam. Asalkan tanahnya gembur serta bersuhu lembab, mereka bisa tumbuh dengan baik. Dan ... oh! Kambing dan sapi bumi kuno, sangat menyukai tanaman ini."
Sekali lagi wajah Belian menghitam setelah mendengar penjelasan Dave. Tapi, dia tetap fokus membaca informasi dilayar utama.
Pantas saja Bonbon menyukai air. Melihat iklim hidup si kecil ... dua cangkir pagi, siang, dan malam, masih jumlah sedikit bagi Bonbon.
Namum, satu pertanyaan tiba-tiba muncul dikepala Belian. Mengapa rumput itu bisa berada di gurun yang panas? Bukankah iklim Sahara bertentangan dengan iklim hidup si kecil!?
Belum sempat Belian berpikir lebih lanjut! Suara alarm peringatan bahaya, berdering, memenuhi markas dan mengejutkan semua orang.
"Peringatan, peringatan. Terdeteksi serangan mutan. Jenis, tidak diketahui. Level, tidak diketahui. Tingkat bahaya, tidak diketahui. Peringatan, peringatan ...."
Dave dan Belian saling pandang, sebelum senyuman Dave tiba-tiba muncul.
"Komandan, anda tidak menyimpan mutan itu di kamar anda, kan?"
To be Continue
perkenalan karakter :
Dave Biller, pakar informasi sekaligus tangan kanan Belian.
Jangan lupa tinggalkan komentar, like, dan subscribe nya. Btw ... Tekan bintang dan nilai buku author juga ya 🥹🙏 selamat membaca 🤗
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Sulastri Mawardi.87
bahaya klau BonBon mengamuk dan rmh mbing nya akan hancur..
2025-10-04
0
Adin Dera
wahh bonbon ngamukk😳😳
2025-10-04
0