Resign ditolak

Veronika segara menghampiri pria yang sedang bersandar pada body mobilnya. Ia sesekali melirik ke belakang seperti ada seseorang yang sedang mengawasi langkahnya.

 "Apa yang sedang kau lakukan di sini, Hugo?," desis Veronika. Ia menatap tajam pada pria yang tersenyum kecil padanya itu.

"Aku butuh uang. Aku sudah menghubungimu tapi kau malah tidak mengangkat panggilan telepon ku. Ya dengan sangat terpaksa aku datang kesini," jawab pria itu dengan santai.

"Uang ...uang dan uang saja yang ada di dalam pikiranmu itu Hugo. Sudah aku katakan kalau aku tidak memiliki uang," ucap Veronika pelan.

"Suamimu itu kaya raya Vero, atau biar aku sendiri yang memintanya langsung pada suami itu sekalian mengatakan semuanya," jawab Hugo segera berdiri namun dengan cepat Veronika menghalangi langkahnya.

"Apa kau sudah gila Hugo, ingat kesepakatan kita," ujar Veronika.

"Ya aku ingat. Maka sekarang berikan uangnya!," jawab Hugo tersenyum penuh kemenangan.

"Berapa?," ketus Veronika.

"Tidak banyak, hanya seratus juta saja," jawab Hugo dengan entengnya.

Veronika membelalakkan kedua matanya mendengar jawaban Hugo."Kau pikir seratus juta itu tidak banyak, Hugo?. Aku tidak punya uang sebanyak itu," ucap Veronika sembari melirik ke arah belakang. Ia merasa diawasi tapi tidak ada siapapun yang ada di sekitarnya. Rumah mewah ini sepi, hanya ada beberapa pelayan saja dan satu orang penjaga di pos penjaga.

"Aku tidak percaya, Ibra pria kaya. Kau tinggal minta saja. Atau aku akan...

"Baiklah. Beri aku waktu hingga sore," sela Veronika.

"Baiklah, aku tunggu. Jangan ingkar atau aku akan mengatakan yang sebe...

"Iya, pergilah dari sini!," ucap Veronika lagi. Ia tidak ingin Ibra memergoki Hugo disini.

"Oke," jawab Hugo mengedipkan sebelah matanya pada Veronika sembari tersenyum penuh kemenangan lalu masuk ke dalam mobilnya.

Veronika segara membalikkan badannya dan betapa terkejutnya ia saat melihat Ibra keluar dari rumah dengan pakaian yang terlihat sudah rapi. Sepertinya pria itu akan kembali pergi, mungkin saja ke kantor. Ia segara menghampiri Ibra, ia harus menanyakan siapa gadis yang sudah lancang duduk dipangkuan Ibra semalam. Ia yang merupakan istri sah Ibra saja sampai detik ini belum pernah sedikitpun bersentuhan dengan pria itu.

"Ibra..."

Veronika menghadang langkah Ibra, pria itu semakin bersikap dingin saja padanya. Ia harus bisa menaklukkan Ibra, mengandung anak pria itu agar bisa mendapatkan hati pria yang sejak lama ia incar.

"Menyingkir lah!," jawab Ibra tanpa sedikitpun menoleh pada Veronika.

"Urusan kita belum selesai Ibra, kemana kamu semalam?, sama siapa?," cecar Veronika. Ia tidak mau ada yang menggantikan posisi sebagai istri Ibra, tidak akan ia biarkan. Ia harus tahu siapa perempuan itu.

"Kita tidak memiliki urusan dan jangan melewati batasanmu," jawab Ibra lalu masuk kedalam mobilnya. Ia ada urusan yang jauh lebih penting daripada wanita ini.

"Ibra...," pekik Veronika menatap kesal mobil Ibra yang sudah berjalan meninggalkannya. Ia malah lupa meminta Ibra mentransfer uang bulanannya bulan ini. Walau Ibra tidak pernah memberinya nafkah batin namin pria itu selalu memberinya nafkah lahir yang cukup fantastis.

***

Ibra memasuki ruangannya diikuti Nia dari belakang, gadis itu masih menjadi sekretaris Ibra. Pria itu tidak mengganti posisi Nia, karena gadis itu bekerja cukup baik dan profesional.

"Pak..ini surat pengunduran diri atas nama Diva Aldiva Brodin," ujar Nia meletakkan map berisi surat pengunduran diri dari HRD untuk di ACC.

Ibra hanya mengangguk kecil. Ia langsung duduk di kursinya menunggu Nia membacakan jadwalnya hari ini. Dan setelah Nia membacakan jadwalnya hari ini, ia langsung membuka map yang tadi diberikan Nia. Ia mengepalkan kedua tangannya diatas meja saat membaca siapa yang sudah mengundurkan diri.

"Nia, minta dia datang ke sini!," ucap Ibra menutup kembali map itu. Ia meletakkan map itu disamping kiri meja kerjanya.

Nia mengangguk patuh, ia tahu siapa yang dimaksud Ibra. Ia segara pamit keluar dari ruangan Ibra. Hampir satu tahun ia bekerja sebagai sekretaris Ibra dan ia sudah hafal dengan sikap Ibra. Ia tahu resign nya karyawan atas nama Diva tidak sesuai prosedur perusahaan.

Sementara itu Ibra menghela nafas beratnya. Meski semalam ia dalam pengaruh obat tapi ia masih mengingat dengan jelas siapa gadis yang sudah ia naik ranjangnya. Ia lupa perempuan itu bukan gadis lagi tapi sudah menjadi seorang wanita.

Ibra membuka laptopnya lalu menyalakannya. Ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan sembari menunggu karyawannya itu datang. Memangnya dia siapa, seenaknya saja mengajukan resign secara mendadak seperti ini.

Tok tok tok

Ibra mengangkat kepalanya lalu menatap ke arah pintu."Masuk!," seru Ibra menatap lurus kearah pintu pintu masuk sembari menumpukan kedua sikunya keatas meja.

Perlahan pintu ruangannya terbuka dari arah luar. Seorang perempuan tampak melangkah masuk dengan kepala tertunduk ke bawah.

Ibra tidak melepaskan tatapannya dari perempuan itu. Aroma parfum perempuan itu, ya aroma parfum yang sama dengan gadis semalam bersamanya. Suara hentakan sepatu terdengar memecah keheningan ruangan itu.

Ibra mengambil map berisi surat pengunduran diri perempuan itu lalu berdiri dari duduknya setelah menekan tombol kunci otomatis di samping mejanya dan secara otomatis pintu terkunci.

"Pengunduran dirimu ditolak," ucap Arsa berdiri tepat di depan perempuan itu.

Perempuan itu langsung mengangkat kepalanya, ia sudah tahu hal ini akan terjadi. Tapi ia harus pergi jauh dari kota ini, ia tidak mau lagi dibayangi oleh pria yang ada dihadapannya ini.

"Tapi...

"Apakah karena kejadian semalam?. Kau malah mengajukan pengunduran diri dari perusahaan ini?," tanya Ibra berbisik tepat di telinga perempuan yang tidak lain adalah Diva.

Deg

Diva menelan salivanya dengan kasar. Ia pikir atasannya ini tidak ingat apapun. Tapi dugaannya salah.

"Maksud anda apa Pak?," tanya Diva pura-pura tidak tahu. Ia tidak akan menuntut apapun pada Ibra, semuanya karena kesalahannya. Ia berusaha mengingat apa yang terjadi semalam dan semuanya karena kesalahannya.

Ibra menatap wajah polos Diva, bagaimana bisa perempuan ini tidak menuntut tanggung jawabnya padanya. Malah bersikap polos seperti ini. Tatapannya tidak lepas dari bibir ceri Diva yang tampak menggoda. Ia harus memastikan sesuatu.

Dengan gerakan cepat Ibra menarik tengkuk Diva lalu mencium bibir wanita itu dan melumatnya. Ia semakin memperdalam ciumannya saat Diva berusaha memberontak.

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi Ibra setelah Ibra melepaskan pagutannya. Ia mengusap pipinya yang terasa begitu kebas.

Sementara Diva, wanita itu merasa terhina. Bukan ia sok suci tapi apa yang dilakukan atasannya ini sudah melewati batas.

"Jaga batasan anda Pak," ucap Diva. Ia tidak mau nantinya ada yang melihat mereka dan mencap nya sebagai pelakor.

Mendengar perkataan Diva membuat Ibra terkekeh kecil. Ia menarik pinggang wanita itu, tubuhnya kembali bereaksi. Ternyata ia sudah sembuh dan ia akan memeriksa kan kondisinya nantinya ke rumah sakit.

"Sesuatu yang sudah menjadi milikku, tidak akan pernah aku lepaskan," ucap Ibra dengan tatapan tajamnya.

Diva melepaskan pelukan Ibra di pinggangnya dengan kasar."Jaga sikap anda Pak," jawab Diva. Ia segara melangkah pergi namun usahanya untuk keluar dari ruangan ini gagal total. Pintu ruangan ini terkunci, seingatnya tapi ia tidak mengunci pintu ini.

"Kau masih karyawan perusahaan ini, aku menolak surat pengunduran diri mu," ucap Ibra.

...****************...

Terpopuler

Comments

Ana Akhwat

Ana Akhwat

Seruuuuuuuu...... nexxxx update Thor,
dua bab sekaligus 💐💐💐

2025-10-03

1

partini

partini

best 👍👍👍👍
ini alur cerita udah ga mafia lagi Thor
jangan keluar dari mafia Thor lebih seru sadis kalau masih berbau mafia

2025-10-03

1

ardiana dili

ardiana dili

lanjut

2025-10-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!