Tidak terasa hari semakin gelap, dan para pelayan telah selesai menyajikan berbagai menu makan di atas meja makan.
" Permisi tuan, makan malam sudah siap." kata salah satu seorang pelayan yaitu bik Sumi
" Makasih bik." jawab pak Rusdi
Pak Rusdi, Via, beserta kedua Orang Tua Via pun segera menuju ke ruangan makan untuk melakukan makan malam. Berbeda halnya dengan Fico yang sejak kepulangannya tadi terus menerus di dalam kamar entah apa yang di lakukannya. Kini mereka semua sudah duduk di kursi masing-masing dan siap melakukan makan malam bersama. tapi, mereka juga masih menunggu Fico keluar dari kamar agar bisa makan malam bersama.
Geram menunggu Fico yang tak kunjung keluar kamar, akhirnya pak Rusdi menyuruh Via untuk memanggil Fico agar segera keluar kamar dan melaksanakan makan malam bersama.
" Nak Via, Papi minta tolong panggilkan Fico di kamarnya yaaa." kata pak Rusdi
" Tapi Via tidak tahu yang mana kamarnya Pi." jawab Via
" Nanti Via naik aja tangga, disebelah kanan tangga ada sebuah kamar, dan itu kamar Fico nak. tolong panggilkan Fico ya nak." kata Pak Rusdi
" Iya Pi......"
Via emang sangat penurut dan sopan terhadap Orang Tua, dia akan melakukan apa saja asalkan itu positif.
.
.
.
Di dalam kamar, Fico yang sedang mandi di kamar mandi tidak mendengar ketukan pintu yang di ketuk oleh Via dari luar kamar.
Tok tok tok
tok tok tok
tok tok tok
.
.
Via sudah mencoba mengetuk pintu dari luar dan tidak ada jawaban dari Fico, Via mencoba membuka pintu tersebut dan ternyata pintu kamar Fico tidak di kunci. mungkin Fico lupa untuk menguncinya, dan saat Via masuk ke kamar Fico, saat itu juga Fico baru saja keluar dari kamar mandi yang hanya menggunakan handuk putih yang terlilit di pinggang laki-laki tersebut. Via tersentak kaget karena melihat seseorang berbadan tinggi, putih, berbadan elastis, berdada bidang, dan kotak-kotak roti sobek di perut Fico. Via langsung menutup mata, dan berbalik badan memunggungi Fico.
" Ahhh mata ku, mataku sudah tidak perawan lagi." batin Via dalam hati. memang ini bukan pertama kalinya Via melihat roti sobek di perut, Via sering melihat drama-drama Korea kesukaanya yang memperlihatkan perut kotak-kotak roti sobek tersebut. Tapi ini juga pertama kalinya dia melihat langsung perut kotak-kotak yang seperti roti sobek tersebut di depan matanya langsung.
" Ngapain kamu masuk kamar ku." bentak Fico yang hanya menggunakan handuk di pinggang dan gugup mencari baju ganti dan segera memakainya.
" A...anu Pak, saya di suruh Papi manggil Pak Fico buat makan malam bersama." jawab Via yang masih membelakangi Fico dan tak berani berbalik badan
" Papi, Papi siapa yang kamu maksud." tanya Fico
" Eeh, maksud saya Om Rusdi. tapi, tadi Om Rusdi nyuruh saya manggil dengan sebutan Papi seperti Pak Fico memanggil beliau." jawab Via
" Ya sudah, kamu turun duluan. bilang ke Papi kalau saya mau ganti baju dulu." kata Fico
" Iya pak. "
Via langsung berjalan keluar kamar tanpa membalikkan badannya karena Via takut kalau Fico belum ganti baju dan hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggang nya saja.
.
.
.
" Huh dasar, masuk kamar laki-laki bukannya ketok pintu dulu malah asal nyelonong masuk. untung masih ada handuk yang menutupi benda pusaka. kalau dia lihat ini (sambil nunduk kebawah) bisa pingsan dia." Fico masih berbicara sendiri di dalam kamar sambil merapikan diri untuk bersiap-siap makan malam bersama.
.
.
.
.
.
.
.
# NOTE : Terima kasih yang sudah setia membaca sampai di episode ini, harap maklum ya kalau masih ada banyak kata yang kurang pas ataupun typo yang bertebaran. SELAMAT MEMBACA 🖤🙏❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Devi Sihotang Sihotang
lanjut thor
2022-12-07
0
Intan Maemunai
ceritanya bagus, tapi penulisan masih banyak yang salah
2021-11-28
1
Marya Audia
next, ceritanya keren
2021-07-09
1