...“Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”...
...(QS. Ghafir: 44)...
.........
"Assalamualaikum Umma,Buya "
Fara baru saja pulang ke rumah,ia menghampiri kedua orangtuanya yang sedang duduk santai di ruang keluarga.
"Waalaikumsalam " jawab keduanya
"Baru pulang nak?" Tanya sang umma
"Iya,Umma.Tadi Fara ngobrol dulu sama seseorang "
Umma nya menaikan sebelah alisnya "Oh ya,siapa?"
"Salah satu jamaah Umma,tadi kebetulan Fara ngisi acara di hotel milik beliau "
"Jamaah Umma? Siapa namanya ra?" Tanya Umma penasaran
"Nyonya Lily"
"Nyonya Lily yang punya Maheswara Group?" Tanya Umma kembali
"Na'am Umma,tadi kebetulan setelah selesai beliau mengajak dulu Fara berbincang "
"Mm...apakahan pembicaraan serius? " Tanya Umma penuh dengan penasaran.
Fara terlihat ragu menyampaikannya,namun bagaimanapun ia harus menyampaikan pesan dari Tante Lily tadi.
"Begini Umma,Buya_" Fara menjeda ucapannya,ia bingung harus menjelaskan dari mana dulu. "Tadi tante Lily bertanya pada Fara apakah Fara sudah mempunyai pasangan atau yang meminang "
"Teru..terus..kamu tadi bilang apa sayang " Ucap Umma begitu tak sabar membuat Buya langsung menegurnya.
"Umma...." Tegur Buya
"Eh iya afwan Buya,Umma hanya penasaran saja " Jawab Umma tak enak.
"Silahkan lanjutkan nak " Ucap Buya lembut.
"Fara jawab belum,karena memang itu kenyataannya.Kemudian beliau kembali bertanya apakah Fara bersedia jika ada yang meng khitbah Fara karena Tante Lily ingin meng khitbah Fara untuk anaknya "
"APA!" Umma di buat terkejut namun tak lama beristighfar karena kembali di tegur sang suami.
"Alhamdulillah " Ucap Umma kemudian.
"Umma.."Rajuk Fara
"Ya wajib mengucapkan Hamdallah lah,akhirnya do'a Umma di ijabah sebentar lagi akan ada lali-laki yang mengkhitbahmu "
"Tapi Umma,Fara kan tidak mengenalnya tau orangnya juga tidak "
"Tidak apa nak,coba saja dulu.Nanti kalian bisa berkenalan dulu,lagi pun kamu bisa meminta petunjuk dulu pada Allah SWT untuk keputusanmu nanti " Buya ikut menenangkan sang anak yang terlihat ragu.
"Na'am Buya,tadi juga Fara sudah berbicara seperti itu pada Tante Lily,dan beliau sangat mengerti.Dan juga rencananya malam minggu nanti beliau akan kesini "
"APA Minggu depan ?"
"Umma..." Tegur Buya ketiga kalinya.
"Afwan Buya,Umma terkejut saja.Malam minggu tuh tiga hari lagi.Kita belum punya persiapan apapun"⁷
"Umma kenapa harus persiapan ? Tante Lily hanya ingin bersilahturahmi dahulu "
"Ya tetap saja,namanya tamu harus di jamu dengan baik sayang"
Fara menghela nafasnya,berdebat dengan sang Umma bukanlah yang terbaik karena pasti akan kalah.Fara hanya bisa pasrah saja.Ia menyerahkan semuanya pada kedua orangtuanya.
Fara pamit ke dalam kamar,ia langsung membersihkan diri.Setengan jam kemudian Fara baru keluar dari kamar mandi,ia berendam dulu sebentar.Badannya terasa pegal ditambah fikirannya terasa mumet membuat Fara membutuhkan relaxing sebentar.
Ia jarang pergi ke salon karena sang Buya sudah menyediakan kebutuhan untuk perawatan tubuh di rumahnya.Buya sangatlah menjaga anak perempuannya itu,bahkan dulu saat masih duduk di bangku sekolah Buya menyediakan satu orang penjaga wanita yang di utus langsung untuk menjaga sang anak,pergaulannya pun selalu di pantau namun meskipun begitu Fara sama sekali tidak keberatan karena Fara mengerti apa yang Buya nya lakukan semata-mata untuk menjaga dirinya.
Fara sudah siap dengan pakaian santainya,ia merebahkan diri di kasur.Matanya menatap langit-langit kamarnya,otaknya begitu riuh dengan berbagai macam fikiran.
Kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut Tante Lily masih bisa ia dengar,begitupun dengan kalimat yang keluar dari mulutnya.
Keputusan sudah ia ambil,tak bisa lagi menarik nya.Fara hanya bisa meminta pada sang Pencipta agar memberikannya petunjuk.
Mulai malam nanti ia akan mulai melaksanakan shalat istikharah dan semoga tiga hari kedepa ia bisa menerima jawabannya.
Sedangkan di tempat lain,langit sudah mulai beranjak sore.Seorang laki-laki dengan wajah yang terlihat dingin,mata nya tajam serta rahangnya yang keras tengah berjalan di depan sebuah rumah mewah berlantai empat.
Rumah besar yang terlihat paling megah di antara rumah-rumah lainnya,dengan pagar besi menjulang tinggi serta deretan mobil-mobil mewah yang terparkir rapi di sisinya.
Althez berjalan dengan gagahnya,walaupun badannya terasa cape namun ia sama sekali tak pernah memperlihatkannya di depan orang lai apalagi di depan sang ibu.
Althez selalu terlihat baik-baik saja,ia tidak ingin membuat ibunya sedih.Bahkan dulu saat ia mendapatkan luka tembak saat melakukan operasi,Althez tidak pulang ke rumah selama satu minggu dengan alasan pergi ke pesta memenuhi undangan rekan bisnisnya.
Pintu terbuka dengan sendirinya,Althez masuk dan berjalan menuju ruang keluarga karena hanya di situlah tempat yang sering terdengar ada kehidupan Rumahnya yang besar dan hanya di huni tiga orang itu memang terasa sepi.Walaupun banyak pelayan dan penjaga namun tetap berbeda.
Suara khas dari sepatu pantofel itu sama sekali tidak mengalihkan pandangan mama nya dari layar kaca besar.Begitupun sang adik yang sedang sibuk dengan hp nya.
Althez duduk di sisi mamanya "Baru pulang?" Tanya mamanya setelah melihat sekilas sang anak yang begitu tercium bau alkohol,hal yang paling tidak ia sukai namun berkali-kali dirinya menegur bahkan sampai mengancam tapi tetap saja anak nya ini tidak pernah berhenti.
"Mandi sana,mama gak kuat cium bau kamu.Bau bau neraka " Ujar mama nya ketus.
"Ya ampun ma,mama do'ain Kaka masuk neraka ?" kalimat absurd keluar dari mulut sang adik Zenita Putri Maheswara.
"Mama cuma bilang bau nya Zenit bukan orangnya " jawab mama Lily dengan merotasi bola matanya.
"Oh kirain,kan sama aja mah.Orang yang suka mabuk itu pasti nantinya masuk neraka" Ucap Zenit kembali dengan wajah cuek.
Althez menghela nafasnya,ini bukan yang pertama.Sindiran-sindiran seperti ini sudah sering ia dapat jika dirinya habis minum alkohol.
Althez tak ingin berdebat,ia langsung berdiri namun langsung di cegah mama nya.
"Duduk dulu,ada yang mau mama bicarakan" Ucapnya dengan wajah serius.
Althaz memindai wajah sang mama.
"Ini penting!"
Althaz menatap wajah sang mama penuh selidik,hal penting apa yang ingin di sampaikan.Tapi ia yakin hal penting itu pasti menyangkut tentang perempuan dan perjodohan.
Althez kembali duduk,kali ini ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dan melipat kedua tangannya di dada."Ada apa?"
"Mama mau kamu nikah sama wanita pilihan mama"
"APA?!"
Althez terkejut hingga ia kembali duduk tegap.
"Iya,mama mau kamu nikah sama wanita pilihan mama.Malam Minggu nanti kita lamar wanita itu "
"Ma,apa-apaan ini.Aku sudah bilang jangan pernah mencoba menjodoh-jodohkan aku lagi.Aku gak mau dan gak akan pernah nikah ma,Bahkan sampai mati pun aku gak akan pernah mau nikah "
"ALTHEZ!" Bentak
Althez dan Zenit terkesiap,baru kali ini mamanya membentak dengan suara tinggi.
"Mama tidak pernah meminta apapun dari kamu.Sejak dulu mama selalu membebaskan apapun yang ingin kamu lakukan.Bahkan mama selalu membiarkan kamu dengan kebiasaan-kebiasaan buruk mu itu.Walaupun mama tau kelak mama lah yang akan menanggung semua dosa-dosa kamu "
Deg
Althez diam mematung,kalimat terakhir yang keluar dari mulut mamanya membuat dadanya berdebar cepat.
"Untuk kali ini saja nak,mama tidak akan minta apapun lagi sama kamu.Hanya ini permintaan terakhir dari mama dan itupun jika kamu bersedia mengabulkan kannya "
Mama Lily beranjak dari duduk nya,ia berjalan menuju tangga.Dadanya terasa sakit saat mengucapkan kalimat-kalimat tersebut namun ia harus mengatakannya.
"Malam Minggu nanti mama sudah berjanji akan melamarnya untuk mu,jika kamu bersedia luangkan waktumu untuk ikut dengan mama.Jika tidak maka mulai saat itu juga mama akan berhenti menjodohkan mu dan mama tidak akan berharap apapun lagi padamu bahkan mungkin mama akan keluar dari rumah ini"
Hati Althez semakin tidak enak mendengar ancaman sang mama,kepalanya terasa sakit.Belum selesai masalah di kantor sekarang di tambah lagi permintaan mamanya yang sungguh tidak mungkin.
"Aku belum pernah melihat mama marah dan kecewa seperti barusan.Kaka jahat udah bikin mama kaya tadi,dan aku bakal benci sama Kaka kalau sampai nanti mama beneran keluar dari rumah ini" Zenit menatap penuh marah pada Kaka nya.Setelahnya ia langsung naik menyusul sang mama.
Althez meremas rambutnya,ia kesal dengan semuanya.Ia tak bisa marah pada sang mama namun untuk membantah pun ia tak kuasa.
Althez melepar vas yang ada di atas meja "Argh.." Teriaknya.Ia bingung harus bagaimana,Althez langsung keluar dari rumah dan naik kembali ke mobilnya.Pikirannya tak karuan dan ia butuh pelampiasan.
Althez akan melampiaskan amarahnya pada kedua tahanan yang sudah mengkhianatinya tadi saat di kantor.
Sedangkan di sebuah kamar,dua wanita beda usia sedang tertawa cekikikan."Ma..apa gak akan terjadi apa-apa sama Kaka? Tadi aku liat Kaka marah-marah di bawah "
"Udah biarin aja,kalau gak kaya gini pasti Kaka mu akan nolak lagi."
"Lagian mama sih,udah tau Kaka paling gak suka di jodoh-jodohin eh ini malah di suruh langsung ngelamar"
"Pokoknya mama gak mau sampai gagal lagi,kali ini mama mau Fara jadi mantu mama titik "
"Oh calon Kaka iparku itu namanya Fara,memangnya secantik apa sih sampai mama ngebet banget jodohin Kaka"
"Cantik luar dalam! Kalau kamu ketemu,pasti kamu juga akan jatuh hati kaya mama"
"Haha..mama lebay banget sih." Zenit tertawa mendengar kalimat lebay mamanya,namun tak lama ia mengetuk-ngetuk jarinya di dagu "Tapi aku jadi penasaran sama Ka Fara itu,aku gak sabar pengen ketemu dia ma"
"Kamu berdo'a saja semoga malam Minggu nanti Kaka mu bersedia menerima keputusan mama"
Keduanya sejak tadi hanya bersandiwara di depan Althez agar Althez percaya dan mau memikirkan kembali permintaan mama Lily untuk menerima keputusan perjodohannya.
...🌸🌸🌸...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Puji Hastuti
Y bagus banget ceritanya kk, /Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
2025-10-01
0
Puji Hastuti
Ditunggu up berikutnya kk
2025-10-02
0
Puji Hastuti
Lanjut kk
2025-10-01
0