Rifan tak bisa berkata-kata. Ia terkejut saat Alisha mendorongnya hingga jatuh terduduk. Gadis itu tampak nekat, melepas pakaiannya satu per satu tanpa ragu.
Rifan masih terpaku. Ia sulit mencerna apa yang baru saja terjadi di depan matanya. Semuanya begitu cepat dan di luar dugaan.
Alisha kemudian duduk di pangkuannya dan mencium bibir Rifan. Ciuman itu panas dan dalam, mengingatkan mereka pada malam sebelumnya. Namun kali ini terasa lebih berani, lebih menegangkan.
Rifan bisa merasakan tubuh Alisha yang basah karena air kolam. Jantungnya berdegup semakin kencang. Mereka sama-sama hanyut dalam emosi dan keintiman yang sulit dikendalikan.
“Mmph…” desah samar keluar dari keduanya.
Ciuman itu berlangsung lama, sampai akhirnya Rifan menurunkan bibirnya ke leher Alisha. Ia mencium lembut kulit putih gadis itu, membuat Alisha terperanjat kecil karena sensasi yang menggelitik.
Alisha mencengkeram rambut Rifan, tak menolak, bahkan membiarkan cowok itu terus menelusuri kulitnya. Nafas mereka semakin berat, udara di sekitar pun seolah ikut memanas.
Tatapan mereka bertemu lagi, kali ini lebih dalam, lebih jujur. Tanpa banyak kata, keduanya tahu apa yang sedang terjadi di antara mereka.
“Aku nggak tahan, Al… Kalau kau nggak mau, kita berhenti saja sekarang,” bisik Rifan, suaranya bergetar menahan gejolak.
“Kau pikir aku bisa menahan ini?” jawab Alisha pelan, lalu menarik tangan Rifan. “Ayo ke kamar.”
Mereka berdua berlari kecil masuk ke kamar terdekat. Rifan sempat ingin protes ketika sadar kamar itu milik orang tua Alisha, tapi belum sempat berbicara, bibirnya kembali dibungkam oleh ciuman gadis itu.
Ciuman mereka kembali memanas, disertai sentuhan-sentuhan lembut yang saling mencari kenyamanan. Keduanya naik ke atas ranjang, tapi tiba-tiba Alisha menghentikan Rifan.
“Aku punya alasan melakukannya di sini,” ujarnya pelan. “Buka laci itu dan lihat.”
Rifan menurut, membuka laci, dan menemukan sesuatu yang membuatnya sedikit tertegun. Ia lalu menatap Alisha yang kini berbaring menatapnya dengan wajah memerah.
“Cepat, Fan… jangan hanya diam,” bisik Alisha.
Rifan menarik napas panjang. Ia menatap gadis di depannya, menyadari betapa beraninya Alisha malam itu. Namun bukannya terburu-buru, Rifan justru mendekat perlahan, menatap mata Alisha dalam-dalam.
“Al… kau yakin dengan semua ini?” tanyanya lembut.
Alisha menggigit bibir bawahnya, tapi tidak menjawab. Ia hanya menarik napas, lalu mengangguk kecil.
Rifan menunduk dan memeluk Alisha erat. Tak ada lagi kata-kata di antara mereka. Hanya degup jantung yang saling bersahutan, dan kehangatan yang perlahan menelan waktu.
Di sela keheningan itu, Rifan menatap wajah Alisha yang kini memejam, seolah menyerahkan seluruh dirinya pada momen tersebut. Namun, ketika rasa ragu sempat muncul di hati Rifan, Alisha tiba-tiba menggenggam tangannya kuat-kuat.
“Jangan berhenti, Fan,” bisiknya dengan suara parau. “Aku sudah siap.”
Rifan menarik napas lagi, mencoba tetap tenang di tengah gejolak yang menyesakkan dada. Ia membelai lembut pipi Alisha, lalu mencium keningnya dengan penuh kasih.
Beberapa saat kemudian, Alisha menahan napas panjang dan menggigit bibirnya. Ia sempat meringis, sebelum akhirnya memejam erat dan menarik napas dalam.
“Kenapa… sakit ya?” tanyanya pelan, menatap Rifan dengan mata berkaca.
Rifan memeluknya erat. “Karena ini pertama kalinya,” jawabnya lembut.
“Diamlah dan lanjutkan,” potong Alisha sambil tersenyum kecil, walau wajahnya masih memerah. “Kau terlalu banyak bicara.”
Rifan hanya tersenyum tipis. Ia tak membalas dengan kata-kata, hanya kembali memeluk Alisha lebih erat, memastikan gadis itu merasa aman di pelukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Kiki Handoyo
why are they both so careless?
🥴😵😱
Di Bab ini ada bonus pesan moral yg bermanfaat bagi muda-mudi sekarang.
Salah satu perbedaan mendasar perempuan masa kini dengan masa lalu adalah soal menjaga keperawanan.
Kaum perempuan masa lalu akan sangat kuat menjaga keluhuran harkat kewanitaannya yang terletak pada keperawanan.
Bagi kaum perempuan dahulu, keperawanan merupakan persembahan spesial kepada pria yang sudah menjadi suaminya pada malam pertama.
Berbeda dengan perempuan masa kini, ada banyak kaum perempuan sudah kehilangan keperawanannya sebelum mereka resmi menikah.../Sob//Sob//Sob/
2025-10-02
1
W I 2 K
gara² film jd pengen nyobain.... anak zaman now...
2025-10-01
0
Dari
wah baru bab awal ud haredang 🤭
2025-10-14
0