Puas membuktikan, Rifan segera berhenti dan melepas ciumannya. Seringai lantas terukir di wajah tampannya.
"Gimana? Masih mau ngejek aku?" timpal Rifan.
Alisha hanya diam terpaku menatapnya. Tanpa diduga, gadis itu duduk ke atas pangkuan Rifan dan kembali menyatukan bibir.
Rifan sama sekali tak terkejut. Dia dan Alisha terbuai untuk terus berciuman. Rifan bahkan bisa merasakan kupu-kupu beterbangan di perut. Anehnya, dia sangat menyukai ciuman yang dilakukan dirinya dan Alisha.
Tiba-tiba Alisha menghentikan ciuman. Nafasnya tersengal-sengal dan berucap, "Tutup pintu gih!"
Rifan sempat terpaku untuk bertukar pandang dengan Alisha. Dia merasa kalau gadis itu bicara dengan tatapannya.
Tanpa pikir lama, Rifan segera menutup pintu kamar. Lalu kembali menghampiri Alisha ke sofa. Gadis itu kembali duduk ke pangkuan Rifan. Ciuman mereka pun berlanjut.
Terdengar suara kecup-mengecup dari bibir keduanya. Menandakan betapa intensnya ciuman yang terjadi. Rifan dan Alisha juga sesekali memiringkan kepala. Lidah keduanya bergulat dengan liar.
Satu, dua, hingga sepuluh menit berlalu. Ciuman Rifan dan Alisha belum berhenti juga.
"Rifan! Rifan? Kau di dalam?" terdengar suara Fatma dari luar pintu. Saat itulah tautan bibir Rifan dan Alisha terlepas.
"Anjir! Ibumu bikin kaget aja," protes Alisha seraya mengusap bibirnya yang tampak memerah dan agak bengkak.
"Aku pergi ya!" Rifan bergegas pergi dari kamar Alisha. Ciuman yang berlandaskan penasaran tadi seketika berlalu begitu saja.
Saat Rifan telah pergi, Alisha duduk termenung. Perlahan senyuman mengembang di mulutnya. Entah kenapa dia sangat menyukai perasaan saat berciuman dengan Rifan tadi.
Di sisi lain, Rifan juga merasakan hal yang sama. Namun dia tak berhenti merutuki dirinya yang sudah berani mencium nona mudanya.
"Lebih baik aku bersikap seolah tidak ada yang terjadi. Lagi pula aku dan Alisha melakukannya hanya karena penasaran. Ya, jangan terlalu dipikirkan." Rifan mencoba menenangkan dirinya sendiri. Setelah itu dia langsung mencoba untuk tidur.
...***...
Keesokan harinya, matahari yang cerah menyapa pagi minggu. Jika Rifan sudah bangun dan sedang sibuk menyelesaikan kerjaannya, maka berbeda dengan Alisha yang masih tidur cantik di atas ranjang. Gadis itu bahkan tak tahu kalau kedua orang tuanya pergi untuk acara keluarga.
"Fan! Kau jaga rumah dan Nona Alisha ya. Ibu harus pergi nemenin Nyonya Tania," kata Fatma sambil bersiap-siap.
"Iya, Bu. Siip! Aku kan udah biasa begini," sahut Rifan.
"Ya sudah. Ibu pergi ya, Nak!" Fatma segera beranjak pergi.
Sementara Rifan pergi ke kolam renang. Di sana dia membersihkan air kolam dari dedaunan kering.
Tak lama kemudian, Alisha muncul. Gadis itu tampak mengenakan handuk kimono.
"Baru bangun, Non? Pasti habis mimpi tidur di singgasana. Enak banget hidupmu," tegur Rifan. Dia benar-benar bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi dengan dirinya dan Alisha.
"Julid aja kau, Fan. Kau sendiri tahu kalau aku selalu bangun siang pas hari minggu. Biar pas bangun, aku bisa langsung berenang!" ucap Alisha sembari melepas handuk kimono. Kini terpampang nyata lekuk tubuhnya yang hanya mengenakan bikini.
Rifan menenggak salivanya satu kali. Baru pertama kali ini dia merasa salah tingkah saat melihat Alisha mengenakan bikini. Padahal bisa dibilang Rifan sudah cukup sering melihat gadis itu berenang pakai bikini. Sepertinya ciuman panas tadi malam memberikan perbedaan besar terhadap perubahan hubungan Rifan dan Alisha.
Byur!
Alisha langsung bercebur ke kolam. Ia berenang dengan tenang di air. Perlahan cewek itu melirik Rifan.
"Alisha! Aku belum selesai bersihinnya loh," protes Rifan.
"Udah lah, Fan. Lagian itu cuman daun kering doang. Kau bisa membersihkannya nanti. Mending berenang bareng sama aku. Biar kita bisa balapan renang," sahut Alisha.
"Sok ngajak-ngajak tanding. Kau selalu kalah pun!" balas Rifan.
"Ayolah, Fan. Aku kesepian berenang sendirian." Alisha cemberut. Memasang raut wajah menggemaskannya agar Rifan luluh. "Nanti aku adukan sama Mamah Papah kalau kau kerjanya nggak becus," lanjutnya.
"Oh, sistem ancam sekarang ya. Dasar!" Rifan melepas jaring pengambil dedaunan keringnya. Kemudian melepas pakaian sampai hanya mengenakan celana pendek sepangkal paha.
Kali ini Alisha yang dibuat terpaku akan tubuh Rifan. Cowok itu punya bentuk tubuh yang atletis, putih bersih, dan menggoda.
Rifan segera terjun ke kolam renang. Dia menemani Alisha berenang. Keduanya bertanding dan mengobrol dengan seru seperti biasa. Mereka terlihat benar-benar melupakan ciuman yang terjadi tadi malam.
"Udahan deh. Kita udah hampir tiga jam berenang. Nanti kalau kau sakit, semua orang yang susah. Terutama aku!" Rifan berenang ke tepian dan segera keluar dari kolam. Tanpa sepengetahuannya, Alisha mengikuti dari belakang diam-diam. Dengan cepat gadis itu mempeloroti celana Rifan.
"Alisha!!!" pekik Rifan tak terima. Kini aset pribadinya terpampang nyata. Jujur saja, bagi keduanya itu hal biasa.
Buru-buru Alisha melepas celana Rifan dan melemparnya jauh-jauh. Ia melakukannya sambil ngakak brutal.
Rifan tak terima dan segera melakukan pembalasan. Tak peduli kalau dirinya sekarang sedang telanjang bulat. Rifan ingin melepas celana bikini yang sekarang menutupi alat vital Alisha. Namun pergerakannya terhenti saat tatapan Rifan bertemu dengan tatapan Alisha. Keduanya terpaku untuk sesaat.
"Buka aja, Fan..." kata Alisha pelan. Kali ini dia tidak tampak bercanda. Ia bicara serius seperti tadi malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Kiki Handoyo
tatapan mata Rifan ke Alisha memperlihatkan seseorang benar jatuh cinta atau hanya sekadar nafsu.../Doubt/
Bila tatapan mata berkonsentrasi pada wajah, ini bisa menunjukkan dirinya melihat orang itu sebagai pasangan romantis yang potensial.
Lain hal bila tatapan itu fokus ke tubuh orang itu, dia kemungkinan lebih merasakan hasrat seksual...😜🤪
2025-10-02
1
Tiara Bella
mana rumah sepi bisa ada adegan kuda²an itu mah....
2025-10-01
0
Rommy Wasini Khumaidi
udah tek kasih vote biar semangat nulisnya thor,tek kasih bintang 5 juga deh
2025-09-30
1