Orang Lebih Tinggi

"Mauku?" Eireen mengeratkan cengkramannya, membuat Aslan semakin terdorong ke depan tubuhnya.

Tatapan matanya jelas sekali mengancam seperti elang. "Kau jangan banyak bicara, tapi lihat saja, setelah ini, hanya akan ada kesengsaraan yang pantas sebagai balasan untuk pengkhianatanmu, camkan itu!"

"Heh. Kau pikir aku takut?" Aslan pura-pura berani, menaikkan dagunya, seolah masih bisa menyombongkan diri.

Eireen menyeringai. Ia lepaskan cengkraman tangannya, kemudian mengusap tangan seolah jijik setelah memegang sesuatu yang kotor.

"Mari kita lihat. Dan jangan lupa, bayar hutangmu padaku, Pak Jaksa. Kecuali, kau mau aku mendapatkan uangku kembali dengan cara yang ramai, membuka semua aibmu. Sepertinya menyenangkan bukan? Kalau ada berita heboh, seorang jaksa, yang harusnya menegakkan keadilan tapi justru menipu?"

Aslan menggertakkan gigi. "Kau mengancamku, hah? Kau bisa kutuntut atas ucapanmu ini. Kau tahu?!"

"Silakan, aku juga bisa menuntutmu, karena dengan sengaja, menipuku, pura-pura akan menikahi hanya untuk membiayai resepsimu dengan perempuan gatal. Kau pikir aku tidak tahu? Itu bisa masuk pidana maupun perdata kalau kuajukan kerugian materiil/moral."

Aslan diam. Benar apa yang Eireen katakan. Ia tersudut dan hanya bisa menatap kesal gadis yang ia pikir bisa ia manfaatkan sampai akhir itu.

Melihat beberapa perempuan pihak WO bertepuk tangan, seolah mengapresiasi keberanian Eireen, Zeya kesal sendiri.

Ia yang tadinya menjauh dari Aslan karena takut diapa-apakan oleh Eireen pun beranjak mendekat.

"Aku bukan perempuan gatal, kau yang gatal, jadi duri diantara kami selama ini. Ayo, kita pergi!"

Zeya menarik tangan calon suaminya itu pergi.

Aslan masih menatap belakang, tangannya mengepal, seolah mau membalas kepada Eireen karena dipermalukan seperti itu.

Sayangnya, Eireen melambaikan tangan, dengan menggerakkan jari-jari lentiknya, sambil menyeringai puas.

"Da, Pengkhianat...!" ucapnya dengan nada mengejek.

Senyum masih tersungging, sampai Aslan dan lainnya keluar dari ruangan itu. Senyumnya hilang, berubah dengan ekspresi penuh kegetiran.

Sebuah tangan memegang pundaknya. "Nak?!"

Eireen menoleh, tersenyum tipis, saat Savero bertanya, "Kau baik-baik saja?"

"Tidak baik. Tapi, terima kasih sudah membelaku tadi, Paman. Entah kalau tidak ada Paman, aku mungkin sudah melakukan lebih nekad lagi kepada mereka."

"Hmm. Kau hebat karena masih bisa menahan diri, Nak. Maaf, Paman malu, karena mereka benar-benar tidak tahu diri begitu."

"Bukan salah Paman kok. Tapi maaf ya, Paman? Aku... sungguhan akan membalas laki-laki itu. Jadi, kalau Zeya tetap menikah dengannya, maka dia juga akan sengsara."

Paman Savero mengernyit, menatap penuh tanya. Eireen tersenyum tipis. "Tenang saja, aku tidak akan sampai menghilangkan nyawa. Orang seperti itu, tidak cukup dihukum dengan kematian, Paman. Dia harus dihinakan, agar belajar dari kesalahan."

"Hmm." Savero hanya menghela napas. "Asal itu tidak membahayakan dirimu, Paman akan dukung, Nak."

"Termasuk, jika aku menghentikan aliran uang kepada Zeya dan Tante Anabia?"

"Itu justru harus kau lakukan, Nak. Biar mereka tahu, jika selama ini mereka berdua yang bergantung dan berhutang budi padamu. Paman dukung!"

Eireen sekali lagi berkaca-kaca matanya. Ia memeluk laki-laki itu. "Terima kasih, Paman. Terima kasih sudah mau mengerti."

"Maaf juga, kalau karena membelaku, hubungan Paman dan keluarga jadi runyam," imbuhnya setelah melepas pelukan mereka.

Savero meletakkan tangan di pundak Eireen, menatap seolah ingin menguatkan. "Sudah jangan pikirkan Paman. Mulai sekarang, kau harus pikirkan dirimu sendiri dulu, ya?"

"Dan jangan terpengaruh ucapan mereka tentang masa lalumu. Kau berharga, lihat, bahkan keluargamu memberikanmu kalung emas yang mahal ini," imbuh Savero sambil memegang kalung di leher Eireen.

"Aku tidak mau berharap, Paman. Hidupku hanya untuk melihat ke depan, sedang keluargaku, sudah jauh ketinggalan di belakang." Eireen menjawab dingin.

Ada rasa marah yang masih begitu besar dalam dirinya karena merasa terbuang.

Ia pun tidak ingat apa-apa saat ditemukan Savero saat itu, hanya liontin bertuliskan Eireen saja, yang membuatnya tahu namanya.

Anehnya, tidak ada luka di kepala Eireen, sampai dokter bingung, kenapa gadis itu bisa hilang ingatan dulu? Tapi Eireen sudah tidak peduli, makanya, ingatannya tidak pernah kembali.

"Kau pun tidak pernah menangis. Bahkan sampai setelah kejadian tadi?" Paman Savero mengalihkan pembicaraan, agar Eireen tidak semakin terbebani dengan masa lalunya.

Eireen tersenyum lebar. "Menangis hanya akan merendahkan harga diriku, Paman."

"Memang di sini sakit. Sangat sakit, karena kupikir, hari ini aku akan punya keluarga." Eireen menepuk dadanya sendiri. "Tapi, bahkan jika menangis, rasa sakitnya tidak akan hilang, Paman. Justru aku mungkin akan dipermalukan, orang-orang yang menginginkan lepasnya tangisan."

Savero hanya menatap iba.

Eireen menggelengkan kepala. "Tidak. Aku tidak akan pernah menangis. Itu hanya buang-buang energi. Lebih baik, aku fokus melakukan yang harus kulakukan, seperti membalas mereka mungkin? Kupikir itu lebih bisa membuat sesak di dada jadi sedikit lebih lega."

Savero memaksakan diri tersenyum tipis. Ia tahu, Eireen gadis yang kuat, tangguh, benar-benar tidak pernah menangis.

Tapi, dari sorot matanya, ia bisa melihat, jika gadis itu sedang terus menerus memaksa dirinya tampak sekuat itu. Di sisi lain, hati Aslan semakin bergemuruh karena amarah. Tidak terpikir olehnya jika akan terusir begini. Belum lagi semua tamu yang sengaja ia undang semakin melihat rendah dirinya dan sang ibu, karena pernikahannya tidak jadi.

Selentingan demi selentingan terdengar di telinga.

"Sepertinya memang tidak punya uang."

"Penipu masih sombong juga, benar-benar tidak tahu diri."

"Diam kalian!" Aslan menyentak mereka semua. Orang-orang kabur setelah menatap sinis ke arahnya.

"Dasar kampungan, lihat saja, aku buat resepsi mewah kalian tidak akan kuundang!" Aslan sampai menunjuk-nunjukkan tangan saking kesalnya.

"Uang darimana?" Suara ibunya terdengar, membuatnya melotot.

Zeya dan ibunya saling tatap. Mereka terlihat ragu, karena Aslan awalnya merencanakan menipu Eireen demi mempermalukannya saja.

Tapi, bahkan Eireen sendiri berkata jika Aslan tidak punya uang, hingga sering meminjam kepadanya.

Melihat kedua perempuan itu ragu, Aslan segera meraih tangan Zeya. "Tenang saja. Aku... akan buat resepsi mewah untuk kita. Kita buat Eireen sungguh malu saat itu. Ok?"

Zeya tanpa pikir panjang tersenyum lebar, kemudian memeluk calon suaminya itu. "Iya, kita permalukan dia nanti!"

Ia percaya saja dengan ucapan Aslan. Sedang Adena, melengos. 'Dasar anak muda. Uang saja tidak ada, pakai janji segala!'

Ia kesal sendiri, karena tahu keuangan putranya.

"Eir!" Suara Anabia membuat pasangan itu melepas pelukan mereka.

"Sakit, Bu?" tanya Zeya.

"Iyalah, keras sekali pukulan Eireen tadi. Ayo, antar ibu ke rumah sakit, ibu mau Visum, biar ibu laporkan dia!"

"Eh, jangan, Bu!" Aslan menghentikan.

"Kenapa? Kau kan jaksa? Harusnya mudah bagimu untuk membuatku menang dan menjerat Eireen bukan?"

"Ibu lupa Eireen tadi berkata apa? Dia akan membuat masalah semakin runyam kalau kita bawa-bawa hukum. Ibu juga menampar, ikut menipu dia. Mau ibu dihukum juga, kita semua bisa dipenjara karena persekongkolan!?"

Anabia memanyunkan bibir, jelaslah dia tidak mau. Azusa kemudian berceletuk, "Iya, anakku ini juga baru dilantik, jangan sampai pekerjaan anakku jadi taruhan. Sudah, rawat saja di rumah sakit sana!"

Anabia mau tidak mau setuju. Dalam hati, ia masih bertekad, 'Awas saja di rumah, akan kubalas semua perlakuanmu, Eireen!'

Sayangnya, Eireen tidak pulang ke rumah Savero selama berhari hari, membuatnya semakin kesal.

Lebih-lebih, Savero memarahi mereka habis-habisan, tidak memberi mereka makan.

Diancam diusir Savero, Anabia dan Zeya akhirnya diam, tidak berulah dengan mengacak-acak kamar Eireen.

......................

Sementara itu, Eireen sendiri ada di dalam mobil, bersama dengan Double J.

Tidak biasanya, gadis itu merenung menatap jendela, Double J yang mengemudikan mobil di depan tampak saling tatap sekilas.

Sampai si Jimmy berceletuk, "Cinta... oh cinta....! Kenapalah, kau buat kawanku merana?!"

Merasa tersindir, Eireen seketika melemparkan lirikan mautnya.

Jimmy justru terkekeh. "Astaga... makanya, kau itu. Kubilang juga apa? Mata laki-laki lebih pandai menilai sesama laki-laki. Tidak percayaan sekali kau padaku ini, sudah kubilang dia tidak baik, masih juga mau menikah dengannya!"

"Diam kau!" sergah Eireen kesal, kemudian mengalihkan pandangan ke jendela lagi.

Jimmy masih mengomel, Joey hanya geleng-geleng kepala dengan mereka berdua.

Tidak berselang lama, telepon genggam Eireen berbunyi, karena seseorang menghubungi.

"Ehm?"

....

"Shit, bagaimana bisa?"

....

"Ck. Baiklah."

Panggilan berakhir, Joey yang sedang mengemudi bertanya, "Ada masalah?"

"Ini... gugatanku ditolak, anehnya dia mencabut gugatannya juga. Katanya si Aslan brengsek itu menyabotase. Entah bagaimana, dia sepertinya punya channel baru dengan pejabat berwenang. Kurang ajar, tidak bisa dibiarkan!"

"Rumit kalau berurusan dengan pejabat. Sudah bunuh sajalah!" Joey memberi usul dengan asal sekali.

"Ck." Eireen berdecak, ia maunya menghinakan Aslan agar jatuh harga dirinya.

"Lantas maumu bagaimana, hah?"

Belum sempat Eireen menjawab, telepon genggamnya berbunyi. Ternyata dari Aslan.

Laki-laki itu dengan sombong berkata, "Kandas kan gugatanmu? Haha. Sudahlah, aku saja tidak berniat menggugatmu, maklum orang sibuk sepertiku, malas mengurusi hal receh sepertimu. Oh iya, kapan kau pulang, hah? Biar aku bisa melempar semua hutangku ke wajahmu tunai."

"Heh!" Eireen menghembuskan napas kesal.

Tidak mau memberi Eireen waktu bicara, Aslan terus saja melanjutkan ucapannya. "Ah... akan lebih baik seminggu lagi, kulempar semua uang itu ke wajahmu di pesta pernikahan mewahku dengan Zeya. Dan kau harus datang, kecuali kau pecundang!"

TUT... TUT...!

"Shit!" Eireen baru mau bicara, panggilan itu sudah diakhiri sepihak oleh Aslan. Ia mengumpat sejadi-jadinya.

"Kenapa lagi?" tanya Joey dengan nada selalu peduli.

"Seminggu lagi mereka menikah, aku harus datang dengan orang lebih tinggi dari pejabat yang berkoalisi dengannya!"

"Siapa? Menteri?!" celetuk Jimmy kemudian terkekeh, sambil menggelengkan kepala. "Ada-ada saja. Sudahlah tidak perlu datang!"

Eireen tampak berpikir keras. Kalau tidak datang, ia akan kehilangan muka. Lebih-lebih, masa iya dia harus membiarkan mereka menang. 'Tidak, tidak boleh. Bagaimanapun, aku yang harus membuat mereka bertekuk lutut!'

"Ah sial, kenapa juga takdir tidak pernah sekalipun memihakku begini?" celetuknya sambil mengusap kepala.

Siapa sangka, tidak lama setelahnya, sebuah panggilan dari alat komunikasi di kemudi mobil itu menjadi awal mula, titik balik takdirnya. Sebuah kesempatan baru, dengan orang baru yang tidak terduga.

Episodes
1 Calon Suami?
2 Kebaikan dan Pengkhianatan
3 Double J
4 Orang Lebih Tinggi
5 Level A
6 Si Paling Laki-laki
7 Menyelamatkan
8 Mencurigai
9 Bukan Gadis Biasa
10 Kabur
11 Kekasih?
12 Berprinsip
13 Laki-laki, Tinggi Besar, Tampan, Mata Panda
14 Sayang?
15 Tunduk di Kaki Kita
16 Bukan Kaleng-kaleng
17 Palsu?
18 Baper
19 Kemana dia?
20 Menerka-nerka
21 Ikut Bertarung
22 Potongan Kejadian
23 Pembunuh Berdarah Dingin
24 Selain Cantik, Ternyata Aku Manis Juga
25 Siapa yang Mencarimu?
26 Serba Salah
27 Anak Buangan
28 Penawar
29 Khawatir
30 Ingatan
31 Warna Mata
32 Aku Takut
33 Kabulkan Satu Permintaan
34 Sorot Mata
35 Bersimbah Darah
36 Dia Sepupuku yang Hilang, Rekanku, untuk Membunuhmu
37 Dendam Kesumat
38 Mantra Pembangkit Kekuatan
39 Tentang Rasa Senang
40 Hatinya Merasa Kesakitan, Merasa Kehilangan
41 Menolak Percaya
42 Gadis Berbahaya
43 Satu Orang Lagi
44 Kepribadian Ganda
45 Bersungguh-sungguh
46 Patner Meraih Bahagia
47 Aku Akan Mengubahnya
48 Nah Begini, Baru Eireenku
49 Bodyguard Crush Tuan Muda
50 Momen Mercusuar
51 Kau hebat, Kau berhasil
52 Lagi-lagi Aku Menyakitinya
53 Calon Suami Eireen
54 Itu Kenyataan
55 Obat Rindu
56 Kena Hukuman
57 Ternyata Sudah Sejauh Itu
58 Nona Cantik
59 Jangan Lagi Menyakitinya, Jangan!
60 Hutan Mati
61 Sengaja disembunyikan
62 Melodi Kematian
63 Dasar Pemaksa
64 Kurir Cantik
65 Sebuah Pesan
66 Pengecut
67 Topeng Palsu
68 Kepala Keluarga Alcazar
69 Anak Manis
70 Hitam-hitam
71 Kambing Hitam atas Sekutu
72 Siapa ya?
73 Ini Salah Ayahmu
74 Sakit Hati
75 Akhir dari Takdir
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Calon Suami?
2
Kebaikan dan Pengkhianatan
3
Double J
4
Orang Lebih Tinggi
5
Level A
6
Si Paling Laki-laki
7
Menyelamatkan
8
Mencurigai
9
Bukan Gadis Biasa
10
Kabur
11
Kekasih?
12
Berprinsip
13
Laki-laki, Tinggi Besar, Tampan, Mata Panda
14
Sayang?
15
Tunduk di Kaki Kita
16
Bukan Kaleng-kaleng
17
Palsu?
18
Baper
19
Kemana dia?
20
Menerka-nerka
21
Ikut Bertarung
22
Potongan Kejadian
23
Pembunuh Berdarah Dingin
24
Selain Cantik, Ternyata Aku Manis Juga
25
Siapa yang Mencarimu?
26
Serba Salah
27
Anak Buangan
28
Penawar
29
Khawatir
30
Ingatan
31
Warna Mata
32
Aku Takut
33
Kabulkan Satu Permintaan
34
Sorot Mata
35
Bersimbah Darah
36
Dia Sepupuku yang Hilang, Rekanku, untuk Membunuhmu
37
Dendam Kesumat
38
Mantra Pembangkit Kekuatan
39
Tentang Rasa Senang
40
Hatinya Merasa Kesakitan, Merasa Kehilangan
41
Menolak Percaya
42
Gadis Berbahaya
43
Satu Orang Lagi
44
Kepribadian Ganda
45
Bersungguh-sungguh
46
Patner Meraih Bahagia
47
Aku Akan Mengubahnya
48
Nah Begini, Baru Eireenku
49
Bodyguard Crush Tuan Muda
50
Momen Mercusuar
51
Kau hebat, Kau berhasil
52
Lagi-lagi Aku Menyakitinya
53
Calon Suami Eireen
54
Itu Kenyataan
55
Obat Rindu
56
Kena Hukuman
57
Ternyata Sudah Sejauh Itu
58
Nona Cantik
59
Jangan Lagi Menyakitinya, Jangan!
60
Hutan Mati
61
Sengaja disembunyikan
62
Melodi Kematian
63
Dasar Pemaksa
64
Kurir Cantik
65
Sebuah Pesan
66
Pengecut
67
Topeng Palsu
68
Kepala Keluarga Alcazar
69
Anak Manis
70
Hitam-hitam
71
Kambing Hitam atas Sekutu
72
Siapa ya?
73
Ini Salah Ayahmu
74
Sakit Hati
75
Akhir dari Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!