~GM-001~

~Jangan harap, gue nggak akan mau sama orang kayak Lo.~

.

.

.

.

.

🌷🌷🌷🌷🌷

Viola duduk termenung didepan rumahnya.

"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Mama Putri.

"Nggak pa-pa, Ma. Mama mau ke Butik?" Tanya Viola.

"Iya, Mama mau ke Butik sebentar. Kamu nanti mau keluar apa di rumah aja?" Tanya Mama Putri.

"Viola nanti mau ke Taman Kota sebentar. Sambil nyari kerjaan." Ucap Viola.

"Kamu kerja aja di Butik Mama." Ucap Mama Putri.

"Nggak deh, Ma. Viola pengin mandiri." Ucap Viola.

"Iya udah kalau gitu, Mama berangkat dulu." Ucap Mama Putri.

"Iya, Ma." Ucap Viola sambil mencium tangan Mamanya.

Pukul 09.00 pagi, Viola sudah duduk dibangku Taman sambil melihat pemandangan yang indah, yaitu seorang anak perempuan sedang bermain dengan Ayahnya.

Sakit, hati Viola melihat itu semua. Kangen rasanya, Viola ingin memeluk Papanya.

Viola memilih untuk mengunjungi makam Papanya, yang memerlukan waktu 30 menit jalan kaki untuk sampai disana.

Viola terus menatap kosong ke depan, lurus tanpa tujuan. Dan tidak sengaja, Viola menabrak seorang anak perempuan dengan baju yang kotor, rambut yang berantakan, kucel dan bau. Anak perempuan itu berumur 8 tahun.

"Eh maaf, Kak." Ucap Anak itu.

"Nggak pa-pa, seharusnya Kakak yang minta maaf." Ucap Viola dengan tersenyum.

Viola tidak sengaja mendengar suara dari perut anak perempuan itu.

"Nama kamu siapa?" Tanya Viola.

"Nama aku Ratna, Kak." Ucap Anak itu.

"Kamu lapar?" Tanya Viola dan mendapat anggukan dari anak perempuan itu yang bernama Ratna.

Viola langsung membawa Ratna ke warung pinggiran untuk makan.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Viola.

"Apa aja, Kak." Ucap Ratna.

"Buk, nasi sama lauknya 1 iya. Komplit, Buk." Ucap Viola.

"Minumnya apa, Neng?" Tanya pemilik warung.

"Kamu mau minum apa?" Tanya Viola kepada Ratna.

"Air putih aja, Kak." Ucap Ratna.

"Oke."

"Air mineral aja, Buk." Ucap Viola.

"Oke, Neng."

Setelah beberapa lama, akhirnya makanannya datang. Viola langsung mempersilahkan Ratna untuk memakannya.

Ratna makan tanpa bersuara, sedangkan Viola hanya menatap Ratna dengan kasihan.

Setelah selesai makan.

"Kamu belum sarapan, tadi?" Tanya Viola.

"Aku belum makan dari kemarin, Kak." Ucap Ratna.

"Kok bisa? Orang tuamu kemana?" Tanya Viola.

"Mamaku udah meninggal, Kak." Ucap Ratna sambil tertunduk.

"Eh, maaf. Kakak nggak bermaksud buat kamu sedih." Ucap Viola menenangkan Ratna.

"Nggak pa-pa, Kak."

"Terus, Papa kamu?" Tanya Viola.

"Papa di rumah, Kak. Papa yang suruh Ratna buat cari uang." Ucap Ratna.

"Hah? Kok ada iya, seorang Papa menyuruh anaknya cari uang. Padahal kan, dia masih kecil." Batin Viola.

"Kak." Ucap Ratna yang membuyarkan lamunan Viola.

"Eh, iya?"

"Makasih, Kak. Makanya enak. Kakak baik banget. Tapi maaf, Ratna harus kerja lagi, Kak." Ucap Ratna sambil pergi meninggalkan Viola.

"Eh, Ratna tunggu." Ucap Viola.

"Ada apa, Kak?" Tanya Ratna yang membalikkan badannya ke arah Viola.

"Ini buat kamu, sekarang kamu pulang aja. Kamu istirahat di rumah." Ucap Viola sambil memberikan 2 lembar uang 100 ribu.

"Ini beneran buat aku, Kak?" Tanya Ratna.

"Iya, ini buat kamu." Ucap Viola sambil tersenyum dan mengelus rambut Ratna.

"Makasih, Kak." Ucap Ratna sambil memeluk Viola.

"Sama-sama. Kamu pulang iya, biar kamu bisa istirahat." Ucap Viola.

"Iya, Kak. Ratna pamit dulu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Viola tersenyum bahagia melihat Ratna yang berjalan dengan jingkrak-jingkrak.

Viola tidak tau, bahwa ada seseorang yang membuntutinya dari Taman sampai sekarang.

Viola langsung berjalan menuju makan Papanya.

"Assalamu'alaikum, Pa. Ini Viola. Viola kangen sama Papa." Ucap Viola dengan meneteskan air mata.

"Papa yang tenang iya disana. Viola akan selalu berdoa buat Papa. Maaf, Pa. Selama ini, Viola udah jadi anak yang manja dan suka nuntut ke Papa buat memberikan apapun yang Viola pengin. Maaf, Pa. Maaf." Ucap Viola yang menangis sambil memeluk batu nisan milik Papanya.

Dari kejauhan, melihat seseorang sedang memotret Viola. Dan langsung mengirim fotonya Viola, ke atasannya.

Tidak lama, orang itu mendapat telpon dari atasannya.

Call On.

"Halo, Bos. Nona Viola sedang mengunjungi makam Papanya." Ucap orang itu.

"Oke, selalu awasi dia." Ucap atasannya.

"Baik, Bos." Ucap orang itu dan langsung menutup telponnya.

Call Off.

Setelah merasa cukup tenang, Viola memutuskan untuk pulang.

Namun ditengah perjalanan, tiba-tiba ada yang membungkam mulut dan hidung Viola sampai Viola pingsan.

Orang itu pun langsung membawa Viola ke rumah pribadinya.

Disisi lain, orang yang selalu mengawasi Viola sejak tadi pun kebingungan melihat adegan didepannya. Dia langsung menelpon Bosnya.

Call On.

"Maaf, Bos. Ada orang yang tiba-tiba membawa Nona Viola." Ucap orang itu.

"Apa? Siapa membawa Viola?" Tanya atasannya.

"Nggak jelas, Bos. Dia memakai Hoodie hitam sampai menutupi kepalanya."

"Kamu cari keberadaan Viola sekarang. Kalau tidak ketemu, nyawa kamu taruhannya."

"Ba-Baik, Bos." Ucap orang itu dengan gugup.

Call Off.

.

🌺🌺🌺🌺🌺

Disisi lain, di rumah milik anak dari musuh Papanya Viola.

Viola terbangun dari pingsannya. Dia berada disebuah kamar dengan nuansa abu-abu tua.

"Gue dimana?" Tanya Viola kepada dirinya sendiri.

Tiba-tiba, "Tenang, Lo aman." Ucap orang yang menculik Viola.

"Zoni." Ucap Viola dengan kaget.

"Lo masih ingat sama gue? Bagus deh kalau gitu." Ucap Zoni sambil tersenyum sinis.

"Apa mau Lo?" Tanya Viola.

"Gue, maunya Lo." Ucap Zoni.

"Jangan harap, gue nggak akan mau sama orang kayak Lo." Bentak Viola.

"Cih, jangan jual mahal. Lo itu udah miskin, masih mending gue mau sama Lo." Ucap Zoni mendekati Viola yang diikat diatas kasur.

"Menjauh Lo. Jangan dekati gue." Bentak Viola.

"Lo itu harusnya bersyukur. Gue masih cinta sama Lo, walaupun Lo itu udah miskin." Ucap Zoni.

"Lepasin gue." Berontak Viola.

"Gue akan lepasin Lo, kalau Lo mau jadi istri gue."

"Jangan harap. Gue nggak sudi punya suami kayak Lo." Bentak Viola.

"Kalau Lo nggak mau. Jangan salahkan gue, kalau sekarang Lo akan kehilangan kehormatan Lo sebagai perempuan." Ucap Zoni yang mulai menyentuh pipi Viola.

"Jangan sentuh gue dengan tangan jijik Lo itu." Bentak Viola sambil berusaha menendang Zoni dengan kakinya.

"Gue akan kasih Lo waktu sampai nanti malam, kalau Lo masih nolak. Lo akan tau sendiri akibatnya." Ucap Zoni yang berjalan meninggalkan Viola sendirian di kamar.

"Ya Allah, tolong bantu hambamu ini." Pinta Viola.

.

🍁🍁🍁🍁🍁

Sedikit cerita.

Zoni adalah orang yang terobsesi dengan Viola. Orang tua Zoni sangat menentang Zoni untuk berhubungan dengan Viola, karena Papa Viola telah membuat Perusahaan milik Papanya rugi besar akibat kalah Tender.

Namun, Zoni tidak pantang menyerah. Dia selalu mengejar-ngejar Viola walaupun mendapat banyak penolakan dari Viola.

Setelah beberapa bulan, ada kabar kalau Papa Viola meninggal.

Dan entah kenapa, Papa Zoni malah mendukung Zoni untuk menjalin hubungan dengan Viola, setelah mendengar kabar kematian dari Papa Viola.

Sebelum didukung oleh Papanya, Zoni pernah berbuat nekat untuk mendapatkan Viola.

Flashback on.

2 tahun yang lalu.

Zoni melihat Nendra berjalan bersama Viola di Kampus. Mereka terlihat sangat akrab, bahkan dikabarkan sedang menjalin hubungan.

Zoni yang melihat itu pun geram. Dia langsung menyuruh anak buahnya untuk menghabisi Nendra.

Setelah dua hari, di Kampus dihebohkan dengan kabar meninggalnya Nendra.

Viola pun langsung pergi bersama sahabatnya, yaitu Dita. Menuju ke rumah Nendra.

"Nendra, kenapa Lo tinggalin gue." Ucap Viola dengan menangis.

"Sabar, Vi. Lo harus ikhlas." Ucap Dita. Viola hanya mengangguk, namun tetap meneteskan air mata.

3 hari kemudian, Viola meminta Papanya untuk menyelidiki kematian Nendra.

Dan alangkah terkejutnya Viola, ternyata Zoni adalah dalang dibalik itu semua.

Flashback off.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!