PERKENALAN AWAL

Sudut sepi di Perpustakaan Universitas Rajawali. Suasana tenang, hanya diselingi gesekan halaman buku.

Gabriella melangkah perlahan ke meja terpencil tempat Aluna selalu menyendiri. Niat awalnya sangat jelas dan pragmatis.

Axel sering melihat ke arah gadis ini, jadi Gabriella perlu tahu apa yang membuat pria yang dicintainya itu tertarik. Jika ia bisa berteman dengan gadis ini, ia bisa mengendalikan situasi, atau setidaknya, ia akan punya alasan untuk berada di dekat Axel.

Gabriella berdiri di samping Aluna. Gadis beasiswa itu sedang tenggelam dalam buku tebal, wajahnya lelah tetapi matanya fokus. Ia mengenakan jaket denim usang itu lagi, yang kontras dengan tumpukan buku-buku baru yang disumbangkan oleh Gabriella beberapa hari sebelumnya.

Aluna menyadari ada bayangan dan mendongak kaget. Matanya langsung menunjukkan pertahanan diri.

"Aku... maaf, apakah aku mengganggu?" tanya Gabriella, sedikit canggung.

Aluna menutup bukunya. "Tidak. Ada yang bisa kubantu?"

"Aku hanya... ingin bicara," kata Gabriella, menarik kursi di seberang meja. Ia menatap Aluna, mencari tahu apa yang spesial.

Aluna tetap diam, menunggu. Ia tidak tahu siapa nama gadis cantik ini, hanya tahu ia adalah bagian dari kelompok elit yang sering meremehkannya.

"Kamu... kamu selalu terlihat serius. Tidak pernah tertawa, tidak pernah melihat ke ponselmu," ujar Gabriella, mencoba memulai.

"Aku datang ke sini bukan untuk tertawa," balas Aluna dingin. "Aku di sini untuk belajar. Biaya kuliahku bukan dari orang tuaku."

Jawaban yang jujur dan tanpa basa-basi itu langsung menusuk pertahanan Gabriella. Gadis-gadis yang ia kenal akan tersinggung, merajuk, atau berpura-pura tidak peduli. Tapi gadis di depannya ini, ia lugas.

Gabriella tersenyum, senyum yang berbeda dari senyum sosialnya yang biasa. Senyum yang sedikit jujur.

"Kamu benar. Itu luar biasa," kata Gabriella. Ia kemudian teringat percakapannya dengan Arjuna dan tekanan yang ia rasakan. "Aku iri padamu. Kamu tahu persis apa tujuanmu. Aku... aku hanya di sini karena aku harus. Semua yang kumiliki diatur, termasuk apa yang harus kurasakan."

Gabriella meremas tangannya di bawah meja. Ia melihat Aluna, yang kini tidak lagi menunjukkan pertahanan diri, melainkan sedikit rasa ingin tahu dan empati.

"Kamu terlihat... tidak bahagia," kata Aluna perlahan.

Kata-kata itu membuat Gabriella terdiam. Tidak ada yang pernah mengatakan ia tidak bahagia. Mereka selalu mengatakan ia "beruntung."

Pada saat itulah, niat awal Gabriella untuk mendekati Aluna demi Axel hancur. Ia menyadari, di depan gadis ini, topengnya tidak berfungsi. Aluna tidak terintimidasi oleh kekayaan dan tidak menginginkan apa pun. Aluna hanya melihat dirinya sebagai seorang manusia, bukan sebuah aset.

Gabriella merasa ada beban berat yang terangkat dari dadanya.

Ia menarik napas dalam-dalam, mengulurkan tangan kanannya melintasi tumpukan buku di meja.

"Aku Gabriella. Aku... ingin berteman denganmu. Bukan karena tugas, bukan karena geng, tapi karena aku ingin berteman dengan orang yang jujur."

Aluna memandang tangan yang terulur itu. Tangan yang dihiasi dengan cincin mewah itu terasa asing, tetapi nada suara Gabriella yang bergetar itu terasa nyata. Aluna menanggalkan sarung tangannya yang sudah usang dan menyambut uluran tangan itu.

"Aku Aluna," balas Aluna, merasakan genggaman tangan Gabriella yang ternyata hangat. "Terima kasih."

Perkenalan mereka dimulai bukan karena Axel, tetapi karena kerapuhan dan kejujuran yang sama-sama mereka temukan di tengah dunia yang penuh kepalsuan. Mereka berdua belum tahu bahwa persahabatan tulus yang baru saja terjalin ini akan diuji oleh cinta segitiga dan masa lalu yang rumit.

Akankah persahabatan yang dimulai dengan kejujuran ini mampu bertahan saat cinta pada Axel mulai tumbuh di hati Aluna?

beberapa saat setelah Gabriella dan Aluna berjabat tangan dan mulai berbincang santai, didominasi oleh ketulusan yang baru mereka temukan.

Di sisi lain perpustakaan, di antara deretan buku-buku sejarah, lima pria—Axel, Jhonatan, Kevin, Jay, dan Yoga—sedang berkumpul untuk membahas materi kuliah. Pembicaraan mereka terhenti ketika Kevin menyikut Axel dan menunjuk ke sudut ruangan.

"Coba lihat itu," bisik Kevin, nadanya antara terkejut dan geli. "Sejak kapan Ratu Gaby bersosialisasi dengan anak beasiswa?"

Semua mata mengikuti arah tunjuk Kevin. Mereka melihat Gabriella, yang biasanya dikelilingi oleh kemewahan, sedang duduk berhadapan dengan gadis jaket denim usang itu. Yang lebih mengejutkan, Gabriella tampak santai dan terlibat dalam percakapan, bukan sedang meremehkan.

Axel merasakan lonjakan kebingungan dan sedikit kecemasan. Ia tahu ini bukan gaya Gabriella. Niat awal Gabriella untuk mendekati Aluna demi Axel sudah kandas, tetapi Axel tidak mengetahuinya. Ia hanya melihat wanita yang ia cintai tiba-tiba mendekati gadis yang menarik perhatiannya.

"Gaby sedang melakukan pengamatan lapangan," cibir Jay, menyeringai. "Mungkin dia sedang mengumpulkan data untuk proyek sosial Ayahnya."

Jhonatan, sebagai leader dan yang paling pragmatis, menyipitkan mata. "Itu bukan Gaby. Dia tidak akan menyia-nyiakan waktu berharganya untuk hal-hal sepele. Gadis itu pasti punya sesuatu yang Gaby inginkan."

Ia menoleh pada Axel, mencari reaksi. "Kau yang paling sering melihat gadis itu, Axel. Kau tahu namanya?"

Axel menggeleng, memilih untuk berbohong. Ia memang sudah tahu nama gadis itu dari insiden di koridor, tetapi ia tidak ingin ada yang tahu seberapa besar perhatian yang ia berikan. "Tidak. Hanya tahu dia gadis yang didorong oleh Alexa."

Yoga, yang selama ini diam, akhirnya buka suara dengan suara rendah. "Dia tidak mencari sesuatu. Dia mencari ketenangan."

Kevin tertawa terbahak-bahak. "Ketenangan? Gadis itu hampir tidak bisa membeli pensil. Ketenangan Gaby ada di kartu kredit platinumnya!"

Melihat Gabriella tertawa kecil pada ucapan Aluna membuat Axel merasa ada sesuatu yang bergejolak di hatinya. Ia tidak senang Gabriella mendekati Aluna, tetapi ia juga tidak bisa menjelaskan mengapa. Ia khawatir Gabriella akan menyakiti Aluna dengan ketidaksengajaan, atau bahwa pertemanannya hanyalah tren sesaat.

"Kita harus memastikan Gaby tidak menyia-nyiakan waktunya," kata Axel, menyuarakan kekhawatiran yang ia sembunyikan sebagai sikap protektif. "Dia harus fokus pada tugas-tugasnya."

Axel mengambil langkah pertama, berniat mendekati meja mereka dengan dalih mengingatkan Gabriella tentang tugas kelompok.

Jhonatan menahan bahunya. "Biarkan saja. Jika Gaby tertarik pada gadis itu, biarkan. Ini jauh lebih baik daripada dia membuat masalah. Tapi kita awasi. Kita tidak ingin masalah lama terulang lagi."

Axel akhirnya mengalah, tetapi matanya tetap tertuju pada interaksi antara dua gadis yang sangat berbeda itu. Ia tidak tahu bahwa dalam beberapa menit percakapan yang ia saksikan itu, motivasi Gabriella telah bergeser dari kompetisi untuk dirinya menjadi persahabatan yang murni.

Meskipun "Big Five" belum tahu nama Aluna, mereka sudah tahu satu hal, kedekatan gadis beasiswa itu dengan Gabriella—dan perhatian tak terhindarkan dari Axel—akan menjadi benang merah baru yang akan menguji kesetiaan, persahabatan, dan cinta di antara mereka semua.

Akankah keheranan dan campur tangan "Big Five" segera membongkar perasaan Axel yang tersembunyi untuk Gabriella?

Episodes
1 HARI PERTAMA DAN MATA PEMBENCI
2 GEJOLAK DIRUANG KELAS
3 PERKENALAN AWAL
4 IDOLA YANG TAK PERCAYA DIRI
5 3 DUNIA DIBAWAH LANGIT YANG SAMA
6 KEKAGUMAN DAN RASA SAKIT
7 TEMAN ???
8 TENTANG JUSTIN & ARJUNA
9 CINTA, UANG DAN HARGA DIRI
10 BATASAN YANG TAK TERLIHAT
11 BEBAN DAN TANGGUNG JAWAB
12 RAHASIA HATI
13 UNDANGAN DAN ALASAN
14 RAHASIA YANG TERUNGKAP
15 KEHENINGAN YOGA DAN PEKERJAAN ALUNA
16 KEPUTUSAN
17 CANDAAN JAKET DENIM
18 APRESIASI DAN KEAKRABAN
19 SEBUAH LUKA DI HARI PESTA
20 INSIDEN YANG MEMBUKA RAHASIA
21 SEBUAH JANJI
22 PELINDUNG SUNYI
23 PERMINTAAN ALUNA DAN KECURIGAAN GABRIELLA
24 SALAH PAHAM
25 KEHANGATAN DIRUANG RAWAT
26 UNDANGAN PERNIKAHAN
27 MALAM PERNIKAHAN ARJUNA
28 PENAMPILAN MEMUKAU
29 CANDA DAN CURIGA
30 RAHASIA HATI
31 MENUJU PANTAI
32 SERANGAN KEMOCENG DAN ALUNAN TEPI PANTAI
33 BARBEQUE
34 SENTUHAN KECIL
35 UNGKAPAN MASA LALU
36 CERITA JUSTIN
37 DUET DAPUR
38 MENGATASI KETAKUTAN
39 ALERGI
40 RUMAH SAKIT
41 DIBULLY LAGI
42 TEKAD DARI RASA SAKIT
43 RENCANA KEHANCURAN
44 KEKUATAN DAN PERISAI
45 EKSEKUSI!!
46 HUKUMAN
47 KEMBALI KE RUMAHSAKIT
48 CEMBURU
49 UNGKAPAN HATI AXEL
50 KETENANGAN YOGA
51 UCAPAN SELAMAT
52 TANTANGAN DAN OTORITAS ARJUNA
53 GODAAN
54 PULANG
55 KEDATANGAN SEPUPU
56 SEDIKIT CERITA KEVIN
57 DINDING PERTAHANAN
58 BATASAN HATI
59 ALIANSI DENDAM LAMA
60 AKSI IMPLUSIF YOGA
61 KEPUTUSAN
62 REFLEKSI HATI
63 RAHASIA YANG TERBONGKAR
64 INTERVENSI
Episodes

Updated 64 Episodes

1
HARI PERTAMA DAN MATA PEMBENCI
2
GEJOLAK DIRUANG KELAS
3
PERKENALAN AWAL
4
IDOLA YANG TAK PERCAYA DIRI
5
3 DUNIA DIBAWAH LANGIT YANG SAMA
6
KEKAGUMAN DAN RASA SAKIT
7
TEMAN ???
8
TENTANG JUSTIN & ARJUNA
9
CINTA, UANG DAN HARGA DIRI
10
BATASAN YANG TAK TERLIHAT
11
BEBAN DAN TANGGUNG JAWAB
12
RAHASIA HATI
13
UNDANGAN DAN ALASAN
14
RAHASIA YANG TERUNGKAP
15
KEHENINGAN YOGA DAN PEKERJAAN ALUNA
16
KEPUTUSAN
17
CANDAAN JAKET DENIM
18
APRESIASI DAN KEAKRABAN
19
SEBUAH LUKA DI HARI PESTA
20
INSIDEN YANG MEMBUKA RAHASIA
21
SEBUAH JANJI
22
PELINDUNG SUNYI
23
PERMINTAAN ALUNA DAN KECURIGAAN GABRIELLA
24
SALAH PAHAM
25
KEHANGATAN DIRUANG RAWAT
26
UNDANGAN PERNIKAHAN
27
MALAM PERNIKAHAN ARJUNA
28
PENAMPILAN MEMUKAU
29
CANDA DAN CURIGA
30
RAHASIA HATI
31
MENUJU PANTAI
32
SERANGAN KEMOCENG DAN ALUNAN TEPI PANTAI
33
BARBEQUE
34
SENTUHAN KECIL
35
UNGKAPAN MASA LALU
36
CERITA JUSTIN
37
DUET DAPUR
38
MENGATASI KETAKUTAN
39
ALERGI
40
RUMAH SAKIT
41
DIBULLY LAGI
42
TEKAD DARI RASA SAKIT
43
RENCANA KEHANCURAN
44
KEKUATAN DAN PERISAI
45
EKSEKUSI!!
46
HUKUMAN
47
KEMBALI KE RUMAHSAKIT
48
CEMBURU
49
UNGKAPAN HATI AXEL
50
KETENANGAN YOGA
51
UCAPAN SELAMAT
52
TANTANGAN DAN OTORITAS ARJUNA
53
GODAAN
54
PULANG
55
KEDATANGAN SEPUPU
56
SEDIKIT CERITA KEVIN
57
DINDING PERTAHANAN
58
BATASAN HATI
59
ALIANSI DENDAM LAMA
60
AKSI IMPLUSIF YOGA
61
KEPUTUSAN
62
REFLEKSI HATI
63
RAHASIA YANG TERBONGKAR
64
INTERVENSI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!