Bab 2

Sore hari ketika semua keluargaku berkumpul di halaman belakang untuk menikmati secangkir teh dan cemilan sore sebelum makan malam, tiba-tiba kami di kejutkan dengan teriakan bi Asih dari dalam rumah.

"Ibu, ibu kenapa? Pak tolong pak ibu pingsan" teriak bi Asih dari dalam ruma.h

"Kenapa, kenapa dengan ibu bi?" Tanya ayah pada bi Asih.

"Bibi tidak tahu pak ibu tiba-tiba pingsan dan jatuh di lantai" kata bibi pada ayah.

"Pak, pak Damar tolong siapkan mobil untuk membawa ibu kerumah sakit" teriak ayah pada pak Damar sopir keluargaku.

"Baik pak, akan saya siapkan sekarang" jawab pak Damar pada ayah.

"Tae Hyung,  Tae Hyung" panggil ayah pada adikku.

"Iya yah Tae datang" jawab adikku.

"Tolong bantu ayah untuk mengangkat ibu ke mobil" pinta ayah pada Tae adikku.

"Iya yah" kata Tae Hyung pada ayah.

"Yoona tolong kamu siapkan keperluan untuk ibu kalau-kalau ibu harus di rawat di rumah sakit" pinta ayah padaku.

"Baik yah Yoona siapkan dulu" jawab ku.

Dengan perasaan yang campur aduk aku pergi ke kamar orang tuaku untuk menyiapkan keperluan ibu di bantu dengan bi Asih dan beberapa ART lain.

"Non Yoona yang tenang ya non jangan panik supaya non bisa berfikir dengan jernih" kata salah satu ART lain di rumahku.

"Iya mbak Riska, aku coba tenang kok. Tapi tetap aja aku masih gemetar khawatir dengan kondisi ibu. Yoona takut kalau ibu kenapa-kenapa mbak" kataku pada mbak Riska.

"Ini non Yoona tasnya sudah selesai di bereskan" kata bi Asih sambil menyodorkan tas hitam besar padaku.

"Makasih bi, Yoona susul ayah sama Tae dulu ya bi, kedepan!" Jawabku pada bi Asih.

"Iya non, hati-hati bawanya. Semoga ibu tidak kenapa-kenapa ya non" kata bi Asih khawatir.

"Iya bi, bibi doakan saja semoga ibu tidak apa-apa, dan bisa pulih dengan cepat" kataku lagi.

"Jika ada apa-apa telepon ke rumah ya non" kata mbak Riska.

"Iya pasti mbak, bi" kataku pada mereka.

Setelah sampai depan rumah aku langsung naik mobil yang di kendarai oleh keluargaku untuk kemudian kami pergi kerumah sakit. Di perjalanan kerumah sakit aku terus khawatir tentang keadaan ibu. Bahkan Tae adikku terus menangis karena khawatir juga, begitupun dengan ayah yang khawatirnya dengan kami.

"Pak Damar tolong cepat ya pak jalannya saya takut istri kenapa-napa" pinta ayah pada pak Damar.

"Baik pak saya coba untuk lebih cepat lagi" jawab pak Damar pada ayah.

Mobil melaju dengan kecepatan 100 km/jam di jalan antar kota. Setelah 20 menit perjalanan akhirnya mobil sampai di depan rumah sakit kota yang tidak terlalu jauh dari desaku, rumah sakit itu adalah rumah sakit terbesar yang ada kota. Setelah mobil berhenti beberapa perawat berlarian sambil membawa ranjang rumah sakit, ayah pun segera membaringkan ibu di ranjang tersebut. Lalu kemudian ibu di bawa ke IGD rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.

"Maaf kalian hanya boleh mengantar sampai sini" ujar salah perawat rumah sakit.

Kamipun akhirnya menunggu di ruang tunggu depan IGD sambil terus cemas memikirkan kondisi ibu di dalam sana.

"Kita berdoa ya nak semoga ibu baik-baik saja" ucap ayah menenangkan.

"Iya ayah semoga saja ibu baik-baik saja" ucapku sambil memeluk ayah dan adikku.

"Aku takut yah, bagaimana jika ibu tidak baik-baik saja" ucap Tae yang dengan cemas.

"Makanya kita berdoa semoga tuhan bisa membantu ibu untuk bertahan" ucap ayah sambil menepuk pundak Tae Hyung.

Sekitar 30 menit menunggu di ruang tunggu IGD akhirnya seorang dokter keluar dari dalam ruangan. Kamipun berdiri dan menghampiri dokter untuk bertanya kondisi ibu.

"Dokter bagaimana keadaan istri saya" tanya ayah pada dokter itu.

"Saat ini pasien masih dalam kondisi tidak sadarkan diri dikarenakan adanya pembuluh darah yang pecah di otak pasien. Oleh karena itu harus dilakukan operasi sesegera mungkin untuk menolong pasien" ujar dokter menjelaskan.

"Lakukanlah dokter, lakukan apapun untuk menolong istri saya. Asalkan istri saya bisa selamat" ucap ayah dengan sedikit khawatir.

"Baiklah kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan pasien. Harap tanda tangani segera dokumennya agar kami bisa segera lakukan tindakan" ucap dokter lagi.

Dokter pun pergi untuk melakukan persiapan operasi untuk ibu sementara ayah segera mengurus pendaftaran ibu di administrasi.

"Kak bagaimana jika ibu tidak sembuh?!" Tanya Tae Hyung padaku.

"Kita berdoa aja ya dek semoga ibu bisa sembuh" ucapku untuk menenangkan adikku.

Setelah ayah kembali dari bagian administrasi, kami duduk kembali sambil berpegangan satu sama lain. Tidak lama kemudian ibu keluar untuk di pindahkan keruang operasi. Kami ikut mengantar ibu ke tempat operasi sambil memegangi tangan ibu. Sesampainya di depan ruang operasi perawat kembali menghentikan langkah kami.

"Keluarga pasien cukup mengantar sampai sini saja" ucap perawat yang membawa ibu.

Kamipun kembali menunggu di depan ruang operasi ibu sambil harap-harap cemas dengan kondisi saat ini. Operasi ibu berlangsung cukup lama kamipun semakin dibuat cemas karenanya. Setiap waktu berlalu kami semakin cemas memikirkan kondisi ibu di dalam. Tak terasa waktu menunjukan semakin malam, karena kami belum makan ayah pun mengajak kami untuk makan di kantin rumah sakit supaya lebih dekat, agar jika operasi ibu sudah selesai kami bisa berlari ke ruang operasi. Setelah selesai makan kamipun kembali ke tempat operasi, namun ternyata operasi yang di lakukan belum selesai. Kamipun menunggu dengan gelisah di depan ruang operasi.

"Ayah kenapa operasi ibu lama sekali" tanya Tae Hyung pada ayah.

"Ayah juga tidak tau nak, semoga ibu tidak terjadi hal yang serius pada ibu ya" ucap ayah yang berusaha menenangkan kami.

"Tapi kenapa operasi ibu belum selesai juga padahal susah hampir 6 jam ibu di dalam yah" tanya Tae Hyung lagi.

"Apa operasi ibu susah ya yah makanya ibu lama di dalam" ucap Tae Hyung lagi menambahkan.

"Kita tidak tau dek, mungkin saja dokter memang membutuhkan waktu lama untuk menangani ibu, kita tunggu aja ya dek. Semoga ibu bisa cepat keluar dari ruang operasi" kataku mencoba untuk menenangkan Tae Hyung.

Waktu sudah menunjukan jam 12 malam, yang artinya ibu sudah di operasi selama 6 jam lamanya, karena lamanya kami menunggu akhirnya aku dan adikku Tae Hyung tertidur di ruang tunggu. Sekitar jam 1 ibu baru keluar dari ruang operasi ayah pun membangunkan ku dan Tae Hyung.

"Bangun Yoon, Tae ibu sudah keluar" kata ayah sambil menepuk lenganku dan Tae Hyung.

Kami terbangun sambil mengusap usap wajah mencoba untuk sadar dari tidur. Setelah dokter keluar ayah mencoba untuk bertanya pada dokter.

"Bagaimana dokter keadaan istri saya?" Tanya ayah pada dokter.

"Pasien berhasil melewati masa kritisnya, namun kita masih harus memantau kondisinya lebih lanjut saat pasien sudah sadar. Kami akan terus mengobservasi keadaan pasien dan mengawasinya secara berkala" ucap dokter.

"Saat ini keadaan pasien masih belum sadar maka dari itu kami akan memindahkan pasien ke ruang ICU agar pasien mendapatkan perawatan intensif. Saya harap Anda sekeluarga bersabar menunggu kepulihan pasien. Kami akan berusaha semaksimal mungkin dalam merawat pasien" ucap dokter lagi menjelaskan.

"Tapi keadaan istri saya tidak gawat kan dokter?" Tanya ayah lagi.

"Untuk saat ini keadaan sudah lebih stabil. Semoga pasien bisa sadar lebih cepat" ucap dokter lagi.

"Jika ada keadaan gawat kami pasti akan segera menghubungi keluarga pasien. Kita akan tahu keadaannya jika pasien sudah sadar nanti" ucap dokter memastikan.

"Baiklah dokter terima kasih atas pertolongannya" ucap ayah.

"Sama-sama pak sudah tugas kami untuk membantu pasien. Kalau begitu saya tinggal dulu masih ada pasien yang sedang menunggu" ucap dokter sambil pamit.

"Baik dokter sekali lagi saya ucapkan terima kasih" kata ayah yang di balas dengan anggukkan kepala dari dokter.

"Kalian pulang dulu ke rumah bersama pak Damar biar ayah yang tetap disini menemani ibu kalian. Ayah lihat kalian sudah kelelahan, nanti jika ada kabar terbaru tentang ibu ayah akan kabari kalian" pinta ayah pada kami.

"Baiklah ayah kami pulang dulu dengan pak Damar, tapi jika ada kabar ayah harus segera mengabari kami" ucapku dan Tae Hyung hampir bersamaan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!