Episode 10

Vania menghubungi putranya namun tidak dijawab. Berulang kali Vania menelepon namun lagi-lagi tidak direspon. Vania memasukkan ponselnya ke dalam tas, berniat masuk ke dalam kamar.

Kring... kring... ponsel Vania berdering, ia melihat nama Alfano di sana.

"Halo, dengan siapa ini?" tanya seorang wanita dari seberang telepon. Yang tak lain adalah Venika.

"Vania, orang tua Alfano" balas Vania dengan datar. Ia tahu suara itu adalah Venika, wanita simpanan Alfano.

"T-tante" ucap Venika dengan gugup.

Vania memutuskan panggilan telepon. "Aku tidak suka dengan wanita yang mau jadi simpanan. Aku lebih baik mati dibandingkan tubuhku disentuh oleh lelaki yang bukan suamiku" gumam Vania dengan dingin.

Di dalam kamar, Allesia tengah duduk di sofa yang berada di balkon kamar. Menatap ponsel yang sudah lama tidak diaktifkan. "Aku kira ponsel ini sudah hilang, ternyata ibu mengambilnya dan membawanya ke sini" gumam Allesia, ia menekan tombol On.

"400 pesan dari Ansel.." Allesia membulatkan matanya. "Apa dia sudah gila. Untuk apa mengirimkam pesan sebanyak ini" gumam Allesia. Allesia membuka satu persatu pesan masuk dari Ansel, senyum terus terukir di wajahnya. Namun, senyum itu perlahan menghilang saat Allesia mengingat dirinya yang sudah kotor.

"Cieee... yang lagi malam pertama. Hehehehe, aku harap kamu bahagia mantan kekasihku ter love love"

"Allesia, bagaimana keadaanmu sekarang? Kenapa ponselmu tidak aktif. Kamu baik-baik saja kan? Beritahu aku jika suami kamu kasar"

"Allesia, sudah 2 hari kita menjadi mantan. Apa kamu ingin tahu, sangat sulit untuk melupakanmu. Aku berharap, di acara wisuda nanti kamu datang dan kita akan duduk bercerita selayaknya sahabat. Ya, kita akan meresmikan persahabatan kita"

"Wanita bunga Kampus.. kenapa ponselmu belum aktif juga? Apa kamu ingin menjauh dariku atau apa? Kamu sudah mematahkan hatiku, lantas kenapa kamu menjauh dariku sedangkan aku menerima keputusanmu dengan baik"

"Sahabatku, kamu di mana? Hari ini kita wisuda. Kenapa kamu tidak datang?"

"Ansel, aku mencintaimu dan sangat merindukanmu" gumam Allesia, ia menangis memeluk lututnya di balkon. Masih banyak pesan yang belum ia baca.

"Tuhan, salahka aku jika menginginkan kebahagiaan? Aku juga ingin bahagia, tersenyum dan tertawa bersama orang-orang yang ku sayangi. Tidak! Bukan orang-orang, melainkan aku ingin bahagia bersama Ansel. Hanya Ansel temanku dan hanya Ansel yang menghargaiku. Aku ingin bahagia bersamanya" gumam Allesia sembari menyeka air matanya.

Allesia berniat untuk kembali bersama Ansel, namun niat itu seakan menghilang saat ia mengingat bagaimana dirinya. "Aku bukan wanita baik-baik. Tubuhku sudah kotor, pria itu memang suamiku tapi aku merasa aku menyerahkan diriku pada orang lain" batinnya. Ia mengangkat wajahnya dengan mata yang tertutup, menghirup udara sejuk di malam hari. Malam yang sebentar lagi akan memudar menjadi terang.

----------

Keesokan harinya

Sinar cahaya pagi begitu menyilaukan, Allesia membuka matanya. "Jadi aku tidur di balkon" gumamnya.

"Allesia... kamu di mana?" teriak Vania saat tak mendapati Allesia di tempat tidur.

Allesia berjalan begitu pelan. "Bah..." ia mengagetkan Ibu mertuanya dari belakang.

"Hampir Ibu pingsan" ujar Vania bercanda gurau.

"Ibu, ini masih sangat pagi. Ibu mau ke mana?" tanya Allesia saat melihat ibu mertuanya berdandan cantik, tak luput dari lipstik merah dibibir.

"Apa kamu lupa, hari ini kan ibu harus kembali ke Italia" balas Vania. Allesia tiba-tiba diam, ia menunduk menatap lantai.

"Allesia, kamu jangan cemas. Ibu sudah mengatur semua kebutuhan kamu. Pukul 15:00 nanti, akan ada supir yang datang menjemput kalian. Kamu dan 2 ART akan tinggal di Mansion yang ibu belikan untuk kamu" jelas Vania.

"Ibu tidak tahu sampai kapan ibu akan berada di dunia ini. Satu pesan ibu untuk kamu, jika ibu tidak kembali lagi maka hiduplah dengan bahagia" ujar Vania.

"Ibu.. kenapa ibu berkata seperti itu" tangis Allesia lalu memeluk mertuanya. Vania membalas pelukan menantunya.

"Allesia. Ibu tahu kamu berpacaran dengan Ansel. Kalian berdua saling mengorbankan perasaan demi kebahagiaan salah satu dari kalian. Nyatanya, kebahagiaan itu tidak ada. Kembalilah bersamanya. Ibu setuju jika kamu bersama Ansel, dia pria baik-baik. Ibu sudah mencaritahu latar belakangnya. Dan ibu setuju jika kamu bersamanya. Lelaki yang benar-benar mencintai wanitanya, dia tidak akan memandang fisik. Apa yang kamu takutkan tidaklah benar, Ansel akan menerimamu apa adanya" ujar Vania.

"Ibu harus ke Bandara sekarang, jaga dirimu baik-baik. Ingat! Ibu setuju jika kamu kembali dengan Ansel" kata Vania sebelum ke luar dari kamar menantunya.

Allesia dan Vania turun ke lantai dasar, 5 ART meneteskan air mata. Majikan mereka yang selalu memuliakan wanita akan kembali ke Italia dan tidak tahu kapan akan kembali ke New York.

"Jaga diri kalian baik-baik. Aku titip menantuku pada kalian, jaga dia seperti anak kalian" ujar Vania pada ke 5 ARTnya.

"Nyonya..." seorang ART parubaya menangis menghampiri Vania. "Boleh aku memeluk Nyonya?" tanyanya. Vania mengangguk lalu memeluk ARTnya.

Vania meninggalkan Mansion A. Meninggalkan menantunya yang kini meneteskan air mata. Allesia berlari masuk ke dalam kamar saat mobil mertuanya tak bisa ditangkap oleh pandangannya.

"Ibu, aku akan mencoba untuk menghubungi Ansel" gumam Allesia lalu menghubungi Ansel.

"Kenapa nomornya tidak aktif?" batin Allesia. Ia membuka aplikasi pesan lalu mengirimkan pesan untuk Ansel.

"Ansel, kamu di mana? Aku di New York sekarang. Hubungi aku jika kamu sudah membaca pesanku"

Setelah mengirim pesan, Allesia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Menyalakan sower, membiarkan air mengalir membasahi tubuhnya. "Kamula wanita panutanku, Ibu" batinnya.

Hampir dua puluh menit Allesia berada di kamar mandi, ia keluar dengan handuk selutut. Belum sempat ia mengenakan baju, terdengar dering panggilan masuk. Allesia berjalan mengambil ponselnya. Menatap nama dilayar ponsel. Nama seseorang yang ia rindukan. "Ansel," gumam Allesia, ia tersenyum bahagia saat nama Ansel terlihat dipanggilan masuk.

"Halo Ansel" sapa Allesia dengan girang, seketika senyumnya menghilang. Suara diseberang telepon bukanlah suarah Ansel. Melainkan suara ibunya Ansel.

-------------

Di tempat lain, tepatnya di dalam pesawat, Vania meneteskan air mata. "Kenapa anakku memperlakukan istrinya seperti Mario memperlakukan aku" batin Vania.

"Kamilah istri yang tak dianggap. Istri yang hanya dijadikan bahan siksaan dan pemuas nafsu semata" batinnya.

Jangan lupa bintang 5, like tiap episode, vote kalau bisa. Bantu author mempromosikan karya author agar author punya banyak waktu mengetik. Jangan lupa tinggalkan jejak dan share novel ini sebanyak-banyaknya agar teman-teman yang lain pada tahu. 😁

Salam manis dari Author : Story By Asni J Kasim

Terpopuler

Comments

heldina togatorop

heldina togatorop

vania mertua yg berhati mulia

2021-08-03

0

Rin's

Rin's

baguss ternyata cerita ini,,semoga Allesiajd wanita yg tangguh

2021-06-05

1

NUr Iman

NUr Iman

ya buah jeruk gk jauh² jtuhny lho🙏

2021-04-02

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74. Bonus part 4
75 Episode 75. Bonus part 5
76 Episode 76. Bonus part 6
77 Episode 77. Bonus part 7
78 Episode 78. Bonus part 8
79 Episode 79. Bonus Part 9
80 Episode 80. Bonus part 10
81 Episode 81. Bonus part 11. Sevani&Asnel
82 Novel Baru
83 Promosi
84 Info
85 Info Update lanjutan IYTD
86 Promo "Kesayangan Tuan Skay Lioward"
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74. Bonus part 4
75
Episode 75. Bonus part 5
76
Episode 76. Bonus part 6
77
Episode 77. Bonus part 7
78
Episode 78. Bonus part 8
79
Episode 79. Bonus Part 9
80
Episode 80. Bonus part 10
81
Episode 81. Bonus part 11. Sevani&Asnel
82
Novel Baru
83
Promosi
84
Info
85
Info Update lanjutan IYTD
86
Promo "Kesayangan Tuan Skay Lioward"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!