Wanita Di Masa Laluku
Pada malam hari yang di iringi hujan lebat dan petir yang saling bersahutan, tepat di sebuah desa terpencil yang terletak di sala satu provinsi xx di Negara LNX terlihat seorang wanita cantik yang sedang berjuang antara hidup dan mati.
Tepatnya di dalam sebuah gubuk yang bisa dibilang sudah tak layak huni lagi, wanita tersebut terlihat sedang menahan sakit yang luar biasa, karna akan segera melahirkan, yang di bantu oleh pembantu setia di keluarganya yang bernama Ema dan dua orang bidan yang berasal dari desa tersebut.
"Nona muda ayo semangat "Kata Ema sambil terus menyemangati nona mudanya tersebut dan memegang tangannya.
" Ayo terus nona sedikit lagi " Kata bidan Ami sambil membantu proses persalinan berlangsung.
" Aaaa.... huu... huu... aaa.. " Teriak Hanum sambil berusaha mengatur napasnya.
" Ayo nona tarik napas buang " Kata bidan yang satunya lagi.
" Ayo nona muda " Kata Ema yang tidak tega melihat nona mudanya kesakitan hingga mengeluarkan air mata.
"Aaaa..... " Suara teriakan Hanum seiring dengan suara petir yang menggelegar.
"Oee... oee... oee.. " Suara tangisan bayi memenuhi isi ruangan tersebut membuat ketegangan berakhir dengan kebahagiaan.
Namun semua belum sepenuhnya bernapas lega, karna masih ada satu bayi lagi yang akan dilahirkan, 10 menit kemudian bayi tersebut telah lahir ke dunia dengan selamat.
"Alhamdulillah " Suara mereka serempak.
sementara itu Hanum sudah tidak bisa lagi berkata-kata ,iya hanya terbaring lemah dan tersenyum melihat kedua bayi kembarnya yang sangat menggemaskan dan menyejukkan mata.
" Selamat nona kedua bayi anda lahir dengan selamat dan berjenis kelamin perempuan " Kata bidan Ami.
" Iya nona muda lihatlah bayi -bayi anda sangat mirip seperti anda cantik dan mempesona " Kata Ema sambil menunjukan wajah-wajah bayi mungil tersebut kepada nona mudanya itu.
Wanita tersebut telah berhasil melahirkan dua bayi kembar yang begitu cantik dan menggemaskan, bayi bayi tersebut memiliki kulit bak salju putih yang begitu lembut ,mata berwarna biru yang menawan, bibir semerah ceri dan bulu mata yang lentik.
Sungguh sangat menyejukkan mata bagi siapa saja yang melihatnya.
Ibu dari bayi kembar tersebut bernama Hanum trianjani antaraksa, yang merupakan anak ke tiga dari keluarga antaraksa pemilik perusahaan terbesar Ke-5 di benua Eropa, yaitu perusahaan Antaraksa Grup.
Dan merupakan satu satunya anak perempuan di keluarga antaraksa, kakak pertamanya bernama Adam antaraksa yang sudah berkeluarga dan memiliki satu orang putri yang bernama Ica Antaraksa yang baru berumur 3 tahun dan ibunya bernama Mela Anastasya, Adam menjabat menjadi wakil Ceo,di perusahaan yang di pimpin langsung oleh ayanya tuan Antaraksa.
Dan kakak keduanya Wahyu Antaraksa yang lebih memilih menjadi seorang dokter ketimbang melanjutkan untuk menjalankan perusahaan keluarganya, di salah satu cabang Antaraksa Grup.
Namun sayangnya tepat 2 tahun yang lalu Wahyu meninggal dunia di karenakan kecelakaan mobil yang begitu tragis, hingga mengakibatkan nyawa Wahyu tidak dapat diselamatkan (meninggal di tempat dan hangus terbakar).
Sejak saat itulah kondisi keluarga Antaraksa menjadi tidak baik-baik saja.
Nyonya Antaraksa atau yang biasa di sapa nyonya Sena tidak henti-hentinya menangisi kepergian putranya yang begitu mendadak dan tidak di sangka-sangka.
Begitu pulah dengan Hanum dan kakak pertamanya Adam serta tuan Antaraksa.
Hingga pada suatu kejadian tepatnya kurang lebih 6 bulan yang lalu kehidupan Hanum benar -benar hancur karna harus menelan kepahitan bahwa suaminya serta kakak laki-laki, kakak ipar dan keponakannya harus meninggalkan duniah dalam kecelakaan pesawat. Yang di sebabkan oleh saingan bisnis antaraksa.
Yaitu Alexsader Grup, Selain karena saingan bisnis, pemilik Alexsander grup juga dendam terhadap keluarga antaraksa karna lebih memilih menikahkan anaknya Hanum dengan Pemuda biasa sedangkan anak dari tuan Alex yakni Jek sudah lama menaruh hati terhadap Hanum namun cintanya tidak pernah di hiraukan.
Hingga itulah yang menjadi penyebabkan semua ini terjadi.
Dari situlah menambah kehancuran di keluarga Antaraksa, apalagi Hanum yang harus kehilangan suaminya di usia kandungannya yang baru beranjak sekitar tiga bulan. dan di tambah lagi kepergian kakak kakaknya serta keponakan yang sangat dia sayangi.
Hingga pada suatu titik dimana hanum harus meninggalkan kedua orang tuanya karna takut akan terjadi sesuatu juga kepada kedua orang tuanya, apabila dia masih tinggal bersama orang tuanya.
Dan di sinilah dia sekarang, yang berada jauh dari kota kelahirannya dan memilih menetap di sebuah desah terpencil, di temani dengan Ema wanita berumur 33 tahun yang selalu menemaninya sedari kecil, hingga sekarang dia menjadi seorang ibu.
" Bi.... bi Ema " Panggil Hanum lirih dengan suara yang hampir tidak terdengar.
" Iya nona muda? " Jawab Ema dengan nada khawatir karena melihat nona mudanya sudah mulai melemah dan wajah yang nampak memucat.
" Titip putri -putriku, aku beri nama putri pertamaku Ayana antaraksa dan putri keduaku Ayumi antaraksa " Jawab Hanum dengan nafas yang mulai tersengal.
" Nona muda apa yang anda katakan saya akan selalu merawat putri -putri nona mudah tapi bersama dengan nona muda juga yang akan menyaksikan putri-putri nona mudah tumbuh dewasa " Jawab Ema dengan air mata yang tidak henti-hentinya mengeluarkan air mata di pipinya.
"Saa... saayaaa tiit. ..tiip merekah bi.. " Jawab Hanum dan kemudian menghembuskan nafas terakhirnya.
"Nona... nona... hik... hik... bagun nona " Ema menangis sejadi jadinya melihat nona mudanya yang sudah tidak bernapas lagi.
sementara itu kedua bidan yang berada di situ juga merasa begitu sedih karna merasa gagal dalam menolong proses persalinan tersebut.
" Bagaimana ini saya tidak bisa merawat putri -putri nona muda dengan kondisi ekonomi saya yang seperti ini. ...hikk.. hikk.. " Kata bi Ema lirih namun masi bisa di dengar oleh kedua bidan tersebut.
" Mbah Ema? apakah saya boleh berbicara sesuatu? "tanya Bidan ami kepada Ema.
" Iya? " Jawab Ema dengan suara yang terisak.
" Saya mau membantu mbah ema merawat bayi-bayi tersebut " Jawab bidan Ami dengan suara lembutnya.
"Tapi mereka sudah nona muda titipkan kepada saya bagaimana saya dapat memberikan mereka kepada orang lain " Jawab bi Emi dengan suara yang masi terisak.
"Bibi tenang saja, bibi juga akan tetap merawat mereka dan tinggal di rumah saya. " Jelas bidan Ami dengan lembut.
"Baiklah terimakasih banyak bu bidan " Jawab bi ema lirih sambil meraih tangan bidan ami dan memeluk nya.
Keesokan harinya, setelah selesai upacara pemakaman Hanum, bi Ema dan bidan ami sudah bersiap-siap untuk pindah di rumah bidan Ami yang letaknya tidak cukup jauh dari tempat tinggal sebelumnya.
" Sekali lagi terimakasih bu bidan dan maaf sudah merepotkan "Kata Ema sambil menatap bidan Ami.
" Sudahlah jangan terlalu di pikirkan saya merasa sangat senang karena memiliki keluarga baru seperti kalian " jawab bidan ami.
Ya bidan Ami memang sudah lama hidup seorang diri dirumahnya semenjak suaminya meninggal 3 yang lalu bidan ami masih saja sendiri dan belum memiliki anak di usianya yang sudah memasuki usia 28 tahun.
Jadi dengan kehadiran mereka sudah menambah rasa kebahagiaan di hatinya.
####
Alhamdulillah selesai untuk episode 1
tunggu kelanjutannya yaaa...😁😁😁
daaa....👋
Penulis Nur inayah safariyah
selasa 13 oktober 2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
aisyah.sunar
up lagi thor!!!!! ✊✊✊
2022-08-15
0
Aini 'Bunda Airin'
Hai KK Author, salam kenal ya. Saye dah mampir dicerita KK. Jika berkenan mampir juga ya KK, dicerita saye 'Takdir Cinta Alya'.
2022-02-08
1
Syafira
semangat Thor aku mampir
2021-08-24
1