Malam ini Nadin
tak bisa tidur. Ia dengan setia menemani Ayahnya yang sedang sakit. Ia
sebenarnya sudah mengabari kakaknya. Tapi ia tak mau terlalu berharap banyak
kedatangan kakaknya. Ia sudah melihat sendiri bagaiman susahnya kakakny keluar
dari rumah besar itu.
Tapi tiba-tiba
ia di kejutkan dengan suara ketukan pintu.
Tok tok tok
“Siapa
malam-malam kesini? Jangan-jangan kakak nekat datang malam-malam ...” gumam
Nadin sambil berjalan menuju ke arah pintu. Kemudian ia menoleh ke arah jam
dinding.
“jam sepuluh
malam.”
Suara pintu di
ketuk kembali terdengar. Mengharuskan Nadin mempercepat langkahnya.
“ya ...,
sebentar ...”
Nadin pun
segera membuka pintu. Ia begitu terkejut saat melihat siapa yang datang. Pria
itu, pria yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya. Kenapa dia datang kemari?
“Pak- Pak Rendi
...” ucap Nadin begitu gugup, entah kenapa hatinya menghangat.
“selamat malam
. maaf mengganggu istirahat anda. Saya kesini membawa dokter untuk ayah anda.”
Ucap Rendi dingin.
“Dokter ...?”
“Perkenalkan
nona cantik, saya dokter Frans.” Dokter Frans tiba-tiba muncul di belakang
Rendi. membuat Nadin mengalihkan tatapannya dari pria di depannya.
“Apa kita akan
tetap di luar?” pertanyaan dokter Frans seketika menyadarkan Nadin. Nadin pun
segera mempersilahkan mereka masuk.
Saat dokter
Frans sendang memeriksa ayahnya. Ia menemani Rendi di luar kamar. Karena kamar
ayahnya sempit. Akan sangat sempit jika semua masuk ke dalam kamar.
“Pak Rendi ...,
apa kau mengingatku?” tanya Nadin tiba-tiba.
“Tidak.” Ucap
Rendi singkat. Membuat Nadin sedikit kecewa.
“Benarkah ...?”
Nadin memastikan.
“ya ..”
lagi-lagi Rendi hanya menjawab singkat tanpa menatap Nadin.
“kenapa dia
kaku sekali, masak dia tidak ingat pernah menabrakku. Seharusnya dia ingak
kan.” Batin Nadin kecewa.
Tapi belum
sempat Nadin melontarkan pertanyaan lagi. Dokter Frans sudah lebih dulu keluar
dari dalam kamar.
“Ini resep obat
untuk ayah anda nona manis.” Ucap Dokter Frans sambil menyerahkan selembar
kertas.
“Terimakasih
dokter.”
“ya sudah kami
harus pergi.” Ucap Rendi dingin. Nadin pun segera mengantar mereka ke depan
rumah. Tapi langkah mereka terhenti saat melihat sosok yang tidak asing sedang
duduk di teras rumah Nadin.
“kak Dio ...”
“Nadin ....,
aku dapat kabar dari karyawan ayah kamu. Katanya ayah kamu sakit. Makanya aku
datang ke sini.” Ucap Dio sambil menunjukkan wajah simpatinya.
“terimakasih
kak, karena kakak peduli pada ayah..., tapi saat ini ayah sedang istirahat. Kak
Dio bisa kembali besok ...” ucap Nadin. Ia menatap wajah dingin Rendi. ia
merasa tidak enak pada Rendi dan Dokter Frans.
“Mereka ...?”
tanya Dio saat menatap Rendi dan dokter Frans. Emosinya cukup terpancing saat
mengenali Rendi.
“kenapa dia di
sini? Apa dia menyukai Nadin?” batin Dio.
“Dia dokter
Frans. Dokter yang memeriksa ayah.” Nadin berusalah menjelaskan.
“Lalu dia?
Kenapa dia juga di sini?” Dio menunjuk tidak suka pada Rendi. rendi pun
demikian, ia memberi tatapan permusuhan pada Dio.
“Dia pak Rendi.
tangan kanan kak Agra. Suami kak Ara.”
“Aku sudah tahu
..., maksudku kenapa dia di sini?”
“Saya rasa itu
bukan urusan anda. Saya tak ada urusan dengan anda.” Ucap Rendi setelah sekian
lama terdiam. Mendengarkan bagaimana cara gadis kecil di depannya itu bisa
menjelaskan.
“Dan anda ....,
saya lihat anda cukup pandai untuk bisa memahami ucapan Nadin ..., akan sangat
tidak etis jika anda berlama-lama di sini. Saya permisi ...” ucap Rendi yang
terkesan menyindir Dio. Rendi pun meninggalkan Nadin dan Dio. Dokter Frans
hanya bisa mengikuti Rendi dengan gerutunya.
Setelah Rendi
menaiki mobilnya dan meninggalkan halaman rumah Nadin. Nadin pun kembali
menatap Dio.
“Kak ....,
sebaiknya kakak pulang deh ..., ini sudah malam.” Minta Nadin.
“Baiklah ...,
aku akan kembali besok pagi ... aku pamit, jaga dirimu.” Nadin pun hanya
mengangguk dan membiarkan Dio berlalu dari hadapannya.
***
Di dalam mobil.
Dokter Frans tak hentinya menggerutu.
“kenapa aku
jadi kesal sendiri ya sama dia?.” Ucap dokter Frans setelah capek menggerutu.
Sedangkan orang di sebelahnya hanya diam saja.
“Kenapa kau
diam saja?” tanya dokter Frans yang menyadari jika sahabatnya itu tak
mengeluarkan suara sedikitpun setelah keluar dari rumah Nadin.
“aku sedang
malas bicara.”
“jangan bilang
kau juga kesal pada pria itu?” tanya dr. Frans
“Sedikit.”
Lagi-lagi jawaban irit keluar dari mulut Rendi.
"Kenapa aku kesal padanya?
“Kenapa?”
Hening
Hening
Hening
“Kenapa kau
tidak menjawabku?’ tanya dr. Frans kesal.
“Ngak perlu di
jawab juga.”
“heh ..., dasar
kau ini ..., nggak seru ..., ternyata adik kakak ipar cantik juga ya, manis,
lucu ...” ucap dr. Frans sambil membayangkan wajah Nadin.
“ya ...”
ternyata Rendi meresponnya tanpa sadar. Membuat dr. Frans terkejut. Ia segera
menatap Rendi yang fokus dengan jalanan.
“apa kau
menjawabku tadi ...?’ tanya dr. Frans tak percaya.
“tidak ....”
tapi lagi-lagi Rendi tak mengakuinya. Membuat Frans begitu kesal.
***
Ya seperti yang
di katakan Dio pun keesokan harinya datang lagi. Tapi untung saja kedatangannya
tidak bersamaan dengan kedatangan kakak dan suaminya.
Nadin yang
hendak pergi ke luar, harus terhenti karena Dio.
“Mau ke mana
Din?” tanya Dio yang menghentikan motornya tepat di samping Nadin.
“kak Dio ...”
Nadin pun menghentikan langkahnya. “aku mau ke pasar.”
“Biar aku antar
ya ...?” tawar Dio. Nadin enggan untuk menerima tawaran Dio. Ia berusaha
mencari alasan. Dan tepat saat itu sebuah mobil yang sangat Nadin kenal
melintas di depannya.
“Nggak usah
kak, itu udah di jemput.”
Tanpa berpikir
panjang. Nadin pun segera menghentikan mobil yang sedang melaju itu. Untung
saja mobil tidak melaju terlalu kencang. Membuat pengemudinya dengan mudah
menginjak pedal rem.
Pengemudi mobil
pun segera membuka kaca mobil. Ternyata seorang berwajah dingin itu yang tampak
di sana. Nadin tersenyum.
“Kak ..., aku
duluan ya ...” pamit Nadin pada Dio. Sedangkan Rendi masih di buat bingung.
Sebelum kebingungannya hilan. Kaca sebelahnya sudah di ketuk.
“Pak buka ...”
ucap Nadin sedikit berbisik dengan mendekatkan wajahnya pada kaca mobil di
sampingnya. Mau tak mau Rendi pun membukanya. Tak butuh waktu lama gadis kecil
itu sudah duduk di sampingnya.
“ayo berangkat
...” ucap Nadin tampa mempedulikan wajah Rendi yang masih terlihat bingung.
Rendi pun
akhirnya menjalankan mobilnya. Saat sudah jauh dari jangkauan Dio. Rendi pun
menepikan mobilnya kembali.
“Kenapa
berhenti pak?” tanya Nadin bingung.
“seharusnya
saya yang bertanya. Kenapa tiba-tiba ...” belum selesai Rendi bicara . Nadin
sudah lebih dulu memotong.
“STOP pak ...,
maaf pak, sebenarnya aku tak ada cara lain. Aku bingung. Aku nggak mau bareng
sama kak dio. Kebetulan pak Rendi lewat. Makanya aku langsung menghentikan
mobil bapak. Kalau sampai aku bareng sama kak Dio lagi aku takut baper. Aku
pernah cinta sama dia pak. Tapi kak Ara
sudah melarangku dekat dengannya. Jadi aku harus bagaimana dong kak.”
Ucapan Nadin
yang panjang lebar seketika membuat Rendi syok.
“sungguh
cerewet sekali bocah ini ...., ampun deh ..., kenapa pagi-pagi sudah ketemu
sama yang beginian.”Batin Rendi. Rendi memijat keningnya. Merasa pusing mendengar
ucapan Nadin.
“Lalu sekarang
mau ke mana?”
“Jadi bapak mau
mengantarku?”
“Ya ...”
“Kalau begitu
aku ikut bapak saja ya ...” ucap Nadin sambil mengerlingkan matanya.
“TIDAK .” jawab
Rendi tegas.
“Yah ...,
padahal aku tadi berharap sekali ...”
“Berharap apa?”
“bisa bareng
sama pak Rendi. ya udah deh antar aku ke mana saja. Asal nggak ketemu sama kak
Dio.”
“dasar bocah
labil ..., memang aku beby sisternya apa.”
“aku antar kamu
ke kampus.”
“Baiklah
...” Akhirnya Nadin menyerah. Setidaknya ia bisa duduk satu mobil sama
idolanya.
****
“Pernah berjuang lalu dipatahkan, pernah berharap lalu dikecewakan. Sakitkah? Bersabarlah. Tuhan tak tidur, hidupmu sudah diatur. Berusaha saja, berdoa saja. Semuanya akan baik-baik saja.”
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE , KOMENT DAN VOTE NYA YA
PLIIIIIISSSSS 🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 287 Episodes
Comments
Novika Riyanti
dasar ya pak dokter.,d kira rendi tiang rambu lalu lintas apa gk bsa jawab....🤣🤣
dia malai memperhatikan thu...,😁😁
2022-02-23
1
✰͜͡v᭄pit_hiats
ah kege moal ciga kanebo deui .. leob we ku ci panas urut ngadudutan bulu hayam..😏😏😏
2021-02-08
0
Yeti Karniati
Nadin bisa bicara apa adanya ttg perasaannya ? kpd Rendi
2020-12-07
1