Bisakah kau mencintaiku?

    Bunga Melati tak sama dengan bunga mawar. Bunga Mawar juga tidak akan sama dengan Melati. Begitu juga dengan Wanita, mereka memiliki keindahannya masing-masing.

**"*

 Siang ini. Saat akan mulai memasak,

tiba-tiba Nadin  di kejutkan oleh suara

ketukan pintu.

Nadin pun segera menuju ke arah pintu depan, tapi sebelum

membukanya, ia terlebih dulu mengintip dari balik jendela. Di sana, di

halamannya  ada sebuah mobil mewah parkir

di depak rumahnya, ia benar-benar heran kenapa ada mobil mewah yang mau belanja

bahan bangunan di toko kecil.

Nadin pun segera membukakan pintu. Ia cukup terkejut dengan

tamunya, seorang wanita cantik dan seorang pria, tampak seperti bukan

pasangang, tapi atasandan tangan kanannya.

“cari siapa ya? ada yang bisa saya bantu?” tanya Nadin saat pintu

telah terbuka.

“apa betul ini rumah nona Ara?” tanya pria paruh baya itu.

“iya benar.” Jawab Nadin tampak bingung. Ada apa dengan kakaknya?

Kenapa mereka mencari kakaknya?

“boleh kami masuk ...?” tanya pria itu lagi. Sedang wanita di belakangnya

hanya diam saja.

“oh ..., iya silahkan tuan.., nyonya ...”

Nadin pun mempersilahkan mereka duduk.

“bisa kami bertemu dengan ayah nona?” tanya pria itu lagi setelah

duduk.

‘Baik, biar saya panggilkan dulu, tuan dan nyonya ingin mingum apa?

Biar saya buatkan?”

“yang ada saja nona ...”

“baik..., saya permisi dulu.” Mereka pun mengangguk. Nadin pun

meninggalkan mereka untuk mencari ayahnya yang kebetulan ada di belakang rumah.

“ayah ...” Nadin menghampiri Roy

“ada apa nak?”

“ada yang mencari ayah.”

“siapa?”

“aku tidak tahu yah ..., ayah ke sana saja, biar aku buatkan

minuman dulu.”

“baiklah.” Roy pun berlalu meninggalkan Nadin menuju ke ruang tamu.

Nadin pun membuat beberapa gelas minuman warna orange. Ia kemudian

membawanya ke ruang tamu dan menaruhnya di atas meja.

“silahkan tuang, nyonya, minumannya.”

‘terimakasih..., tapi kami bisa minta tolong lagi?” tanya laki-laki

itu. Tapi sepertinya wajahnya tak begitu asing.

“silahkan tuan..” jawab Nadin sambil menundukkan pandangannya saat

tanpa sengaja ketahuan memperhatikan pria paruh baya itu.

“tolong panggilkan nona Ara ..”

“baik ...”

Nadin pun segera menuju ke kamar kakaknya.

“kakak ...”

“dek ...., bikin jantungan deh ....” Ara memegang dadanya yang

terkejut, saat Nadin dengan segaja mengagetkannya.

“abis kakak ..., masak baru ketemu cowok ganteng, wajahnya malah di

tekuk ...” Nadin segera ikut duduk di samping kakaknya dengan memangku setoples

keripik singkong.

“aku bingung dek ...”

“bingung kenapa?” Nadin terus memakan keripik singkong itu, ia

seakan lupa apa maksud dirinya menghampiri kakaknya, saat melihat wajah sendu

kakaknya.

Rendi dek ...” lagi-lagi nama Rendi yang di sebut ..., ia kembali

teringat dengan kartu nama itu, ingin rasanya menunjukkan pada kakaknya, tapi

entahlah ..., kakaknya saat ini lebih penting.

“kenapa dengannya kak?”

“Dia itu ngomong yang aku nggak faham. Bikin pusing aja.”

“Maksud kakak, kayak ada makna terselubung ...?”

 “ya gitu deh ...”

“Aaaaaa ....” Nadin segera berteriak, tapi kemudian ia menutup

kembali mulutnya.

“ada apa sih dek?” ara tampak bingung.

“kakak..., kenapa kau polos sekali ..., pantas saja kakak

berkacamata, pasti yang di liat Cuma buku, kayak aku nih suka liatnya cogan.”

“Apa itu cogan?”

“cowok ganteng ...”

“Dasar ya kamu kecil-kecil. Jangan ngeledek kakak, kakak timpuk nih

...”

Kemudian Nadin menjelaskan apa yang di maksud. Ia memberitahu

kakaknya jika mungkin Rendi juga menaruh perasaan pada kakaknya.

Di tengah obrolannya tiba-tiba Ara mendekat ke arah cendela, dia melihat

mobil di luar sana.

“dek , itu mobil siapa?”

“paling juga orang beli bahan bangungan.” Tapi sejurus kemudian

Nadin pun menepuk kepalanya, ia baru ingat kenapa dia masuk ke kamar kakaknya.

“iya kak dia mencari kakak ...”

“kakak ...?” kemudian Ara mengamati kembali mobil itu, dan benar

saja ia baru ingat itu mobil siapa.

“mereka siapa kak?” tanya Nadin.

“itu ibunya pak Agra sama tangan kanannya.”

Ara ikut duduk dengan mereka. Suasana tegang tercipta. Ada apa?

Mungkin itu yang Nadin pikirkan saat itu. Ternyata mereka datang untuk melamar

Ara.

Roy begitu kecewa dengan Ara, dengan apa yang terjadi. Setelah

kejadian itu ayah kehilangan keceriaannya. Nadin hanya bisa berusaha menghibur

ayahnya dan tentunya kakaknya. Banyak yang ingin dia tanyakan. Tapi rasanya

sangat salah jika ia terlalu ikut campur urusan kakaknya.

Kakak akan menikah dengan bosnya. Dan baru kemarin Nadin mendengar

kakaknya baru putus dari Doi, kok bisa? Kak Agra. Dia baik tapi bukan tipe

kakak.

***

Rendi melihat

Ara menemui Agra. Ia melihat bagaimana Agra memperlakukan Ara. Rasanya tidak

terima tapi apa yang bisa ia lakukan selain menerimanya.

Saat Ara menuju

ke parkiran karyawan, ingin segera menghampirinya. Tapi ia ragu.

.

Tapi ternyata

langkahnya lebih cepat dari pada pikirannya. Ternyata ia sudah sampai di depan

Ara.

“Ara ...”

“Pak Rendi ...”

Ingin rasanya

aku memeluknya dan meluapkan segala perasaanku, perasaan yang sudah aku pendam

selama empat tahun ini. Haruskah berakhir begini saja.

Tapi

keberaniannya tak sekuat hatinya.

“Kenapa kamu di

sini, bukankah masih cuti? Katanya tadi masih mau istirahat di rumah”

“Tadi nemuin

pak Agra sebentar.”

Apa dia

terluka? Apa dia baik-baik saja?. Aku benar-benar belum bisa rela. Sesakit

inikah merelakannya bersama orang lain.

“ketemu ..?”

ucap Rendi yang sedikit tertahan.

“Ketemu ..., ya

sudah pak saya permisi ya.” Ara berbalik hendal melangkahkan kakinya. Tapi

kemudian terhenti saat Rendi kembali menahannya.

“Ra ...”

“Ya ....” Ara

kembali berbalik. Hingga mereka saling bertatapan.

“Maafkan Agra,

dia sedang banyak pikiran.” Ara hanya mengangguk.

“ya udah pak,

saya permisi.” Kali ini Rendi tak mampu menahannya lagi. Ara menaiki motornya

meninggalkan Rendi. kemudia Rendi pun menghampiri Agra.

“Gra ...”

Agra

menghentikan langkahnya dan mencari sumber suara. Walaupun kelihatannya

hubungan mereka terlihat baik, tapi di dalam, Agra masih menyimpan kebencian

terhadap Rendi.

“Boleh gue

bicara sebentar sebagai teman?” tanya Rendi.

“Duduklah ...”

Rendi pun duduk

di samping Agra.

“Mau bicara

apa? Apa kau juga mau menyalahkanku?”

“Aku Cuma mau

lo bahagiain Ara. Walaupun sekarang mungkin cinta itu belum ada, tapi ada

kehidupan lain dalam kehidupan kalian yang harus kalian jaga.” Begitu sakit

saat mengatakan itu. Ya Rendi tahu. Dari Ratih, saat Ratih mengatakannya pada

Rendi. Rendi begitu hancur, sangat hancur. Seakan dunianya hilang. Ia tidak

pernah mencintai wanita seperti dia mencintai Ara.

“lo ..., lo

tahu dari mana?”

“Nyonya sudah

memberi tahu padaku.”

“Saudah ku

duga, kenapa juga gue harus bertanya, emang nyokap gue lebih efair sama elo

dari pada gue.”

Saat Agra

mengatakan itu. Rasanya Rendi ingin sekali berteriak. Ia tidak pernah bermaksud

seperti itu. Agra masih menyalahkannya. Ia menganggak bahwa Rendi lah penyebab

kerenggangan hubungannya dengan ibunya.

“Lo salah Gra,

nyonya tetap menempatkan lo di tempat teratas.”

“Gue nggak bisa

mikir Rend, lo jaga aja nyokap gue, mungkin suatu saat gue bakal menyerah.”

“Gue yang nggak

akan ngebiarin lo nyerah.”

Lo dengar itu

Gra, itu janjiku. Apapun yang terjadi. Aku tidak akan pernah meningalkanmu.

Cuma lo saudara gue.

“Terserah lo

...” Agra meninggalkan Rendi.

Ada banyak yang

lo nggak tahu Gra, tapi aku akan tetap berada di belakangmu. Mendorongmu saat

kau tak mampu lagi beranjak. Menopangmu saat tubuhmu tak mampu lagi berdiri.

***

Hari ini adalah

hari pernikahan Ara. Dan hari itu juga merupakan pertemuan ke dua Nadin dengan

Rendi. setelah peristiwa kecelakaan itu. Saat orang-orang itu membawa Ara. Tak

berapa lama datang lagi seseorang yang mungkin akan di takdirkan untuk bertemu

dengan Nadin.

Tok tok tok

Lagi-lagi pintu

di ketuk. Hari ini memang hari yang cukup sibuk di rumah itu.

“iya ...

sebentar ...” teriak Nadin dari dalam.

“biar saya buka

aja bi, bibi lanjutin pekerjaannya saja.” Ucap Nadin pada pembantu rumahnya.

Nadin pun

segera menuju ke arah pintu. Ia membuka pintu itu. Ia sedikit terkejut dengan

apa yang ia lihat. Pria tampan nan angkuh itu datang ke rumahnya. Apa ia mau

meminta ganti rugi atas mobilnya? Mungkin itu yang di pikiurkan Nadin.

“kau ...” ucap

Rendi tanpa ekspresi.

“kau ..., apa

kau ingin meminta ganti rugi? Jangan sekarang ya. Di rumah masih ada acara.

Jadi aku mohon urusan kita, kita lanjutkan lusa. Ya lusa aku janji ...” ucap

Nadin memelas. Ia tidak ingin ada keributan di rumahnya diwaktu yang tidak

tepat ini.

“Nak Rendi ...”

ucapan seseorang dari dalam segera menghentikan ocehan Nadin. Dia adalah Roy.

Roy yang baru saja keluar dari kamar, melihat keributan di depan pintu. Ia pun

segera melihatnya. Dan benar saja di sana sudah ada Rendi yang di tahan

putrinya agar tidak masuk ke dalam rumah.

Nadin pun

secara otomatis menyingkir dari balik pintu. Rendi tanpa permisi segera masuk

melewati Nadin yang masih belum sepenuhnya paham.

“dia tampan

..., sayang ..., kaku ...” batin Nadin sambil meninggalkan ruangan itu.

Ternyata Rendi

datang untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Ia membawa WO untuk acara

pernikahan ini.Nadin pun segera di seret masuk ke dalam kamar untuk di make

over.

Setelah selesai

make over dan mengenakan baju yang di bawa WO. Nadin pun di minta untuk keluar.

Kembali menghampiri Rendi.

“Untuk apa aku menemuinya?”batin

Nadin.

“sebaiknya nona

ikut saya, menjemput nona Ara ..” ucap Rendi. tapi lebih terdengar seperti perintah.

Nadin pun hanya menurut saja. Ia mengikuti di belakan Rendi.

“Silahkan masuk

...” ucap Rendi sambil membuka pintu mobil.

“kenapa dia jadi manis sekali ...” batin Nadin, sambil berbunga-bunga.

“oh ..., astaga

..., apasih yang kamu pikirkan Nadin. Dasar mata ...., nggak bisa bohong kalau

liat yang bening-bening.” Gerutu Nadin

Ia duduk di

kursi belakang. Ia pikir akan duduk sendiri. Tapi ternyata salah. Ia harus

duduk di samping Rendi. rendi menatap Nadin sekilas hingga mata mereka saling

bertemu. Kerena sedari tadi Nadin tak pernah beralih memperhatikan pria dingin

itu.

“ternyata bocah

ini cantik juga ...,”bantin Rendi. tapi ia segera mengalihkan tatapannya.

“gerggghhh ...”

Rendi menguasai dirinya. Membetulkan duduknya dan jasnya.

“jalan pak ...”

“baik tuan ...”

Di dalam mobil

itu terasasenyap. Tak ada percakapan. Nadin yang biasanya cerewet. Suaranya

seakan hilang di telan bumi. Canggung.

Krik krik krik

Mobil pun

sampai di depan salon.

“silahkan

tunggu di sini. Dan jangan melakukan apapun. Saya masuk dulu.” Ucap Rendi yang

terdengar seperti peringatan. Nadin pun hanya bergiidik ngeri.

Rendi

meninggalkan Nadin di dalam mobil. Ia masuk ke dalam salon. Lima menit, sepuluh

menit, tiga puluh menit, satu jam. Nadin mulai bosan. Ingin rasanya keluar dari

mobil dan meregangkan otot-ototnya tapi peringatan dari Rendi berkali-kali

mengiang di telinganya.

Tak berapa

lama, Rendi pun keluar. Tapi hanya seorang diri. Lalu mana Ara? Rendi mengetuk

pintu mobil yang ada di sebelah Nadin. Nadin pun menurunkan kacanya, dan

menaikkan alisnya. Tanda bertanya.

“Turun ...!”

perintah Rendi.

“hah ...” Nadin

di buat bingung dengan perintah Rendi.

“Turun dari

mobil ...”

“dasar sekali

waktu lembut, sekali waktu kasar kayak robot ....!” batin Nadin

sambil membuka pintu mobil.

“ada apa?”

tanya Nadin ketus.

“Nona Ara akan

keluar, jadi kita harus menyambutnya.”

Tak berapa lama

Ara keluar dari salon. Mereka menyambut Ara. Setelah semua masuk ke dalam

mobil. Mereka kembali ke rumah Roy. Di sana sudah di laksanakan ijab qobul.

Sepanjang acara

Nadin hanya memperhatikan satu orang, orang yang sedari pagi telah berhasil

menyita perhatiannya. Dia adalah Rendi.

Pria dingin

itu, entah kenapa berhasil mengalihkan perhatiannya. Mata pria itu tak pernah

beralih dari kakaknya. Terlihat kesedihan di matanya. Bibirnya yang tak pernah

tersenyum sekarang di tambah dengan mata sendunya.

Dia mencintai

kakakku? Kenapa? Dia sangat terluka. Tapi berusaha menutupinya dengan wajah

dinginnya.

Rendi tiba-tiba

menghilang dari dalam pesta. Kemana dia? Nadin pun tanpa sadar mencarinya.

Entah kenapa ia jadi perduli pada pria dingin itu.

***

Aku berusaha

kuat, tapi ternyata tak sekuat itu, aku mencoba bertahan. Tapi ternyata

pertahananku tak sekeras itu.

Rendi keluar

dari rumah Roy. Ia memilih sendiri. Ia duduk di atas kap mobil depan melipat ke

dua tangannya di atas dada. Memejampakan matanya. Mencoba menetralkan kembali

perasaannya.

Nadin hampir

saja menghampirinya. Tapi langkahnya terhenti, saat lebih dulu seseorang

menghampiri Rendi.

“lo kenapa

sih?” tanya pria itu. Pria yang seumuran dengannya. Dia adalah Frans. Sahabat

Rendi dan Agra.

“gue Cuma cari

udara segar.” Ucap Rendi yang masih memejamkan matanya.

“lo jangan

bohongi diri lo sendiri men ..., kalau sakit nangis, jangan di tahan.”

“emang gue

cewek apa.”

“kali aja ...”

“dasar lo ...”

ucap Rendi sambil melayangkan tangannya ke kepala sahabatnya yang berkaca mata

itu.

“katanya lo

sudah rela, kalau rela ya ikhlasin aja, kata lo kebahagiaan Agra kebahagiaan lo

juga. Jadi berbahagialah ...”

“gue bahkan

tidak yakin harus bahagia atau sedih, ini tak seperti pernikahan yang di

landasi cinta.”

“lalu ...?”

“gue harus

mastiin sesuatu.”

“apa itu ..?’

“mereka harus

bahagia ...”

“itu tugas lo

...”

Nadin yang

sedari tadi mendengarkan percakapan dua sahabat itu, tanpa terasa menitikkan

air mata.

“kakak

beruntung ..., dia di cintai begitu besar oleh pria sepertinya. Aku ingin

merasakan cinta yang sama ...”

Entah kenapa

perasaannya kini tak menetu pada p[ria angkuh itu. Pria dingin yang telah

menyita perhatiannya.

“seandainya

boleh. Bolehkah aku menggantikan kakakku di hatimu ...?” ucap Nadin tanpa ada

yang mendengarnya. Seakan pria itu bisa mendengarnya.

*****

. “Berbahagialah, bukan karena segala sesuatu baik. Tetapi karena kamu mampu melihat, hal baik dari segala sesuatu.”

BERSAMBUNG

Jangan lupa kasih like dan komentarnya ya

kasih Vote juga.

Terpopuler

Comments

᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺

᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺

Sabar ren... Jodohmu sdang otw😂😂😂

2022-01-27

1

✰͜͡v᭄pit_hiats

✰͜͡v᭄pit_hiats

na saha ieu nu make bawang woyy😒te kira2 sugan kot loba2 teuing kieu😒😒😒irit atuh mahal bawang teh

2021-02-08

1

Ety Indriwati

Ety Indriwati

cerita awal ny ku udh baca d cerita Agra dan ara

2020-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 Dia Nadin
2 Narendra Rendiansyah
3 Bisakah kau mencintaiku?
4 Dasar Bocah
5 Kenapa aku kesal?
6 Dia Calon Jodohku
7 Ya kau benar, Dia ISTRIMU
8 Cintai Aku
9 Sekarang aku sudah jatuh cinta
10 Dia sangat mempengaruhiku
11 Tak ada yang benar-benar sial
12 Tak ada yang benar-benar sial
13 Si Pengacau
14 Si Cerewet
15 Di gigit Ular
16 Suapi aku
17 Kue pertama Nadin
18 Dia itu konyol
19 Pacar? Istri?
20 Rasanya tak lagi sama
21 Di Save ya!!!
22 Ada apa dengan kakimu
23 Telur Rebus
24 Siapa Dia?
25 Cemburu?
26 Jatuh cinta?
27 Kekecewaan Salman
28 Pintar sekali dia bersandiwara
29 Menepi
30 aku salah faham
31 Mencari Kado
32 Dia mengingatnya
33 Kepulangan Roy
34 Masih lama .,...
35 Nenek Nani
36 Bukan mimpi
37 Bukan mimpi (Spesial Visual)
38 Hari pertama masuk kuliah (Davina)
39 Beruntung sekali dia
40 kenapa mataku perih
41 Gaun pesta
42 Pesta
43 Aku memberimu kesempatan
44 Aku tidak bisa berbagi
45 Aku butuh psikiter
46 Mungkin spesialis jantung
47 Aku baik tapi aku tidak lemah
48 Hatiku panas
49 Bisakah kita berkencan?
50 Apakah itu artinya kita berpacaran?
51 Tiga bulan
52 Surat magang
53 Berkunjung ke perusahaan
54 Makan siang
55 Kita partner
56 Pembelaan dr. Frans
57 Pasal pemaksaan
58 Pesan pertama
59 Mr. perfect
60 Dua singa
61 Teman baru
62 Kotak makan siang
63 Jangan tersenyum
64 Jangan tersenyum
65 aku tahu semuanya
66 Rendi datang dengan dr. Frans
67 Jangan takut
68 shopping dengan baby twins (1)
69 Shopping dengan baby twins (2)
70 Shopping dengan baby twins(3)
71 Shopping dengan baby twins (4)
72 Shopping dengan baby twins (5)
73 Nonton (1)
74 Nonton (2)
75 Insident
76 Pengakuan Davina
77 Perasaan Rendi
78 Nadin terkejut!
79 Kenapa dengan kakimu lagi
80 Apa yang kau pikirkan?
81 Salah faham
82 Lamaran tak terduga
83 Alergi seafood
84 Kemarahan Rendi
85 Temani aku
86 Terciduk
87 Sah
88 marah tapi sayang
89 pengumuman
90 Pengumuman lagi
91 Ayah ayah yang luar biasa
92 mengoleskan minyak
93 Kedatang Divta
94 Kedatangan Divta 2
95 Aturan baru
96 Morning kiss
97 Senyum dikit dong mas
98 Bunga
99 Romantis ala Rendi
100 Ide gila
101 Mau hamil
102 Memasak ala Nadin 1
103 Masak ala Nadin 2
104 Aku nggak mau khilaf
105 Isyarat Cinta
106 Libur (1)
107 Si junior penggangu
108 Apa aku mencobanya?
109 Kencan
110 Pengaman
111 Ke apotek
112 Curiga
113 Diamkan dia
114 Ada wanita lain
115 Jangan-jangan mereka?!
116 Kalah taruhan
117 Paman salman
118 Kelupaan baju
119 Suapi aku
120 Mr. RJ
121 Rutinitas
122 Kemarahan Davina
123 Sama-sama menangis
124 Rendi cemburu
125 Sahabat Nadin
126 Marahnya Nadin
127 Honeymoon (Rendi)
128 Honeymoon (Rendi)
129 Honeymoon (Rendi)
130 Pengumuman (Permintaan maaf)
131 Kecemasan Rendi
132 Mulai saling merindukan
133 Pesta? (Davina)
134 Rencana Divta
135 Istana Changdeok
136 Keterkejutan Davina
137 Kebimbangan Rendi
138 Siapa?
139 Penculikan Nadin
140 Alex
141 Kekacauan Rendi tanpa Nadin
142 karena cinta
143 Pemilik wajah tegar
144 pengunduran diri Rendi (Bagian dari Rencana)
145 Seikat Bayam
146 Surat Bayam
147 Sungguh merindukannya
148 Menghayati Perannya
149 Melepas Rindu
150 Rencana ke dua Alex
151 Flaskback Alex vs Rendi
152 Nadin baru tahu
153 Lariiii!!!!
154 Cerewet yang bermanfaat
155 Mas Endra ...., mas Endra ....
156 Kekesalan Nadin
157 Akhirnya pulang
158 Perpisahan dengan mr D
159 Janji Div
160 Wisuda
161 Salah prediksi
162 Tokki
163 Dimasak dengan
164 Ajun (Pengawal Pribadi)
165 Kekhawatiran Rendi
166 Sikap Rendi
167 Selidiki Dia
168 Siapa Pemiliknya?
169 Ini Semua Gara-gara Kamu
170 makan siang untuk Rendi
171 Sate kambing
172 Siapa wanita itu?
173 Cek Kehamilan
174 Kecurigaan nadin
175 Nadin melihatnya
176 Dia suaminya
177 Memutuskan pergi
178 Awal dari sebuah perjalanan
179 Rumah bercat biru
180 Hari-hari Rendi tanpa Nadin
181 Nadin Pingsan
182 Pertemuannya dengan Alex
183 Surat dari Nadin
184 Davina melahirkan
185 kamu bukan daddynya
186 Mereka cocok sekali
187 Sejak kapan Alex punya istri?
188 Rendi ikut merasakannya
189 Elan Narendra
190 Diam bukan berarti tidak mengetahui
191 Aku akan menjemputnya
192 Aku seorang ayah
193 Menemui Davina
194 Titik terang
195 Sudah sangat dekat
196 Aku bahagia bersama kalian
197 Aku tidak salah rumah kan?
198 Pria dingin
199 Siapa yang mencariku di rumahku?
200 mengambil hak ku
201 Aku tidak akan melepasmu
202 Usaha Rendi
203 Rasanya tidak akan adil
204 Nadin terus menghindar
205 Pertemuan Alex dan Rendi
206 Apa yang seharusnya terjadi
207 Biarkan dia pergi
208 Hari istimewa Nadin
209 Sejak kapan?
210 Syarat yang ku ajukan
211 Pertemuan tak terduga
212 Aku tidak akan melepasmu
213 Aku juga bersalah
214 Aku ciptakan sendiri deritaku
215 Kapan dia mengambilnya?
216 Acara peresmian
217 Kepulangan Nadin
218 Kepulangan Nadin 2
219 Surat dari Davina
220 bertemu dengan Divta
221 Pernikahan Alex
222 Kenapa jadi serba salah
223 pernikahan dr. frans
224 pengumuman
225 bonschap 1 (Hebohnya ayah Rendi)
226 bonschap 2 (big bos bergosip)
227 pengumuman
228 bonschap 3 (Pertahanan Rendi)
229 bonschap 4 (jadwal cek up)
230 bonschap 5 (Si kecil aja tahu)
231 bonschap 6 (gegara ngidam)
232 bonschap 7 (manjat pohon mangga)
233 bonschap 8 (belajar dari yang berpengalaman)
234 bonschap 9 (susahnya mau buka puasa)
235 bonschap 10 (Sejak kapan?)
236 bonschap 11 (Ke rumah ayah Roy)
237 bonschap 12 (Kasih sayang ayah)
238 bonschap 13 (Seorang Rendi)
239 bonschap 14 (si cuek)
240 bonschap 15 (anak pak Tama)
241 bonschap 16 (Seorang tentara)
242 Bonschap 17 (best Couple)
243 Bonschap 18 (Imbas masalalu)
244 Bonschap 19 (Posesif nya Rendi)
245 Bonschap 20 (Dini)
246 Bonschap 21 (Dini)
247 Bonschap 22 (Jangan main-main)
248 Bonschap 23 (Oleh-oleh untuk yang ngidam)
249 Bonschap 24 (Reoni Revita)
250 Bonschap 25 (pulang)
251 Bonschap 26 (Si dingin)
252 Bonschap 27 (Dini)
253 Bonschap 28 (Dini)
254 Bonschap 29 (Dini)
255 Bonschap 30 (Dini)
256 Bonschap 31 (Dini)
257 Bonschap 32 (Dini)
258 Bonschap 33 (Dini)
259 Bonschap 34 (Dini)
260 Bonschap 35 (Dini)
261 Bonschap 36 (Dini)
262 Bonschap 37 (Dini)
263 Bonschap 38 (Dini)
264 Bonschap 39 (Dini)
265 Bonschap 40 (Dini)
266 Bonschap 41 (Dini)
267 Bonschap 42 (Dini)
268 Bonschap 43 (Ajun)
269 Bonschap 44 (Ajun)
270 Bonschap 45 (Ajun)
271 Bonschap 46 (Ajun)
272 Bonschap 47 (Ajun)
273 Bonschap 48 (Ajun)
274 Bonschap 49 (Juna)
275 bonschap 50 (Juna)
276 bonschap 51 (Juna)
277 bonschap 52 (Ajun)
278 bonschap 53 (Juna)
279 bonschap 54 (Juna)
280 bonschap 55 ( Ajun)
281 bonschap 56 (penyelamatan)
282 bonschap 57 (Penyelamatan)
283 Bonschap 58 ( Penyelamatan)
284 Bonschap 59 (pengakuan Juna)
285 Bonschap 60 (End)
286 Author menyapa
287 pengumuman
Episodes

Updated 287 Episodes

1
Dia Nadin
2
Narendra Rendiansyah
3
Bisakah kau mencintaiku?
4
Dasar Bocah
5
Kenapa aku kesal?
6
Dia Calon Jodohku
7
Ya kau benar, Dia ISTRIMU
8
Cintai Aku
9
Sekarang aku sudah jatuh cinta
10
Dia sangat mempengaruhiku
11
Tak ada yang benar-benar sial
12
Tak ada yang benar-benar sial
13
Si Pengacau
14
Si Cerewet
15
Di gigit Ular
16
Suapi aku
17
Kue pertama Nadin
18
Dia itu konyol
19
Pacar? Istri?
20
Rasanya tak lagi sama
21
Di Save ya!!!
22
Ada apa dengan kakimu
23
Telur Rebus
24
Siapa Dia?
25
Cemburu?
26
Jatuh cinta?
27
Kekecewaan Salman
28
Pintar sekali dia bersandiwara
29
Menepi
30
aku salah faham
31
Mencari Kado
32
Dia mengingatnya
33
Kepulangan Roy
34
Masih lama .,...
35
Nenek Nani
36
Bukan mimpi
37
Bukan mimpi (Spesial Visual)
38
Hari pertama masuk kuliah (Davina)
39
Beruntung sekali dia
40
kenapa mataku perih
41
Gaun pesta
42
Pesta
43
Aku memberimu kesempatan
44
Aku tidak bisa berbagi
45
Aku butuh psikiter
46
Mungkin spesialis jantung
47
Aku baik tapi aku tidak lemah
48
Hatiku panas
49
Bisakah kita berkencan?
50
Apakah itu artinya kita berpacaran?
51
Tiga bulan
52
Surat magang
53
Berkunjung ke perusahaan
54
Makan siang
55
Kita partner
56
Pembelaan dr. Frans
57
Pasal pemaksaan
58
Pesan pertama
59
Mr. perfect
60
Dua singa
61
Teman baru
62
Kotak makan siang
63
Jangan tersenyum
64
Jangan tersenyum
65
aku tahu semuanya
66
Rendi datang dengan dr. Frans
67
Jangan takut
68
shopping dengan baby twins (1)
69
Shopping dengan baby twins (2)
70
Shopping dengan baby twins(3)
71
Shopping dengan baby twins (4)
72
Shopping dengan baby twins (5)
73
Nonton (1)
74
Nonton (2)
75
Insident
76
Pengakuan Davina
77
Perasaan Rendi
78
Nadin terkejut!
79
Kenapa dengan kakimu lagi
80
Apa yang kau pikirkan?
81
Salah faham
82
Lamaran tak terduga
83
Alergi seafood
84
Kemarahan Rendi
85
Temani aku
86
Terciduk
87
Sah
88
marah tapi sayang
89
pengumuman
90
Pengumuman lagi
91
Ayah ayah yang luar biasa
92
mengoleskan minyak
93
Kedatang Divta
94
Kedatangan Divta 2
95
Aturan baru
96
Morning kiss
97
Senyum dikit dong mas
98
Bunga
99
Romantis ala Rendi
100
Ide gila
101
Mau hamil
102
Memasak ala Nadin 1
103
Masak ala Nadin 2
104
Aku nggak mau khilaf
105
Isyarat Cinta
106
Libur (1)
107
Si junior penggangu
108
Apa aku mencobanya?
109
Kencan
110
Pengaman
111
Ke apotek
112
Curiga
113
Diamkan dia
114
Ada wanita lain
115
Jangan-jangan mereka?!
116
Kalah taruhan
117
Paman salman
118
Kelupaan baju
119
Suapi aku
120
Mr. RJ
121
Rutinitas
122
Kemarahan Davina
123
Sama-sama menangis
124
Rendi cemburu
125
Sahabat Nadin
126
Marahnya Nadin
127
Honeymoon (Rendi)
128
Honeymoon (Rendi)
129
Honeymoon (Rendi)
130
Pengumuman (Permintaan maaf)
131
Kecemasan Rendi
132
Mulai saling merindukan
133
Pesta? (Davina)
134
Rencana Divta
135
Istana Changdeok
136
Keterkejutan Davina
137
Kebimbangan Rendi
138
Siapa?
139
Penculikan Nadin
140
Alex
141
Kekacauan Rendi tanpa Nadin
142
karena cinta
143
Pemilik wajah tegar
144
pengunduran diri Rendi (Bagian dari Rencana)
145
Seikat Bayam
146
Surat Bayam
147
Sungguh merindukannya
148
Menghayati Perannya
149
Melepas Rindu
150
Rencana ke dua Alex
151
Flaskback Alex vs Rendi
152
Nadin baru tahu
153
Lariiii!!!!
154
Cerewet yang bermanfaat
155
Mas Endra ...., mas Endra ....
156
Kekesalan Nadin
157
Akhirnya pulang
158
Perpisahan dengan mr D
159
Janji Div
160
Wisuda
161
Salah prediksi
162
Tokki
163
Dimasak dengan
164
Ajun (Pengawal Pribadi)
165
Kekhawatiran Rendi
166
Sikap Rendi
167
Selidiki Dia
168
Siapa Pemiliknya?
169
Ini Semua Gara-gara Kamu
170
makan siang untuk Rendi
171
Sate kambing
172
Siapa wanita itu?
173
Cek Kehamilan
174
Kecurigaan nadin
175
Nadin melihatnya
176
Dia suaminya
177
Memutuskan pergi
178
Awal dari sebuah perjalanan
179
Rumah bercat biru
180
Hari-hari Rendi tanpa Nadin
181
Nadin Pingsan
182
Pertemuannya dengan Alex
183
Surat dari Nadin
184
Davina melahirkan
185
kamu bukan daddynya
186
Mereka cocok sekali
187
Sejak kapan Alex punya istri?
188
Rendi ikut merasakannya
189
Elan Narendra
190
Diam bukan berarti tidak mengetahui
191
Aku akan menjemputnya
192
Aku seorang ayah
193
Menemui Davina
194
Titik terang
195
Sudah sangat dekat
196
Aku bahagia bersama kalian
197
Aku tidak salah rumah kan?
198
Pria dingin
199
Siapa yang mencariku di rumahku?
200
mengambil hak ku
201
Aku tidak akan melepasmu
202
Usaha Rendi
203
Rasanya tidak akan adil
204
Nadin terus menghindar
205
Pertemuan Alex dan Rendi
206
Apa yang seharusnya terjadi
207
Biarkan dia pergi
208
Hari istimewa Nadin
209
Sejak kapan?
210
Syarat yang ku ajukan
211
Pertemuan tak terduga
212
Aku tidak akan melepasmu
213
Aku juga bersalah
214
Aku ciptakan sendiri deritaku
215
Kapan dia mengambilnya?
216
Acara peresmian
217
Kepulangan Nadin
218
Kepulangan Nadin 2
219
Surat dari Davina
220
bertemu dengan Divta
221
Pernikahan Alex
222
Kenapa jadi serba salah
223
pernikahan dr. frans
224
pengumuman
225
bonschap 1 (Hebohnya ayah Rendi)
226
bonschap 2 (big bos bergosip)
227
pengumuman
228
bonschap 3 (Pertahanan Rendi)
229
bonschap 4 (jadwal cek up)
230
bonschap 5 (Si kecil aja tahu)
231
bonschap 6 (gegara ngidam)
232
bonschap 7 (manjat pohon mangga)
233
bonschap 8 (belajar dari yang berpengalaman)
234
bonschap 9 (susahnya mau buka puasa)
235
bonschap 10 (Sejak kapan?)
236
bonschap 11 (Ke rumah ayah Roy)
237
bonschap 12 (Kasih sayang ayah)
238
bonschap 13 (Seorang Rendi)
239
bonschap 14 (si cuek)
240
bonschap 15 (anak pak Tama)
241
bonschap 16 (Seorang tentara)
242
Bonschap 17 (best Couple)
243
Bonschap 18 (Imbas masalalu)
244
Bonschap 19 (Posesif nya Rendi)
245
Bonschap 20 (Dini)
246
Bonschap 21 (Dini)
247
Bonschap 22 (Jangan main-main)
248
Bonschap 23 (Oleh-oleh untuk yang ngidam)
249
Bonschap 24 (Reoni Revita)
250
Bonschap 25 (pulang)
251
Bonschap 26 (Si dingin)
252
Bonschap 27 (Dini)
253
Bonschap 28 (Dini)
254
Bonschap 29 (Dini)
255
Bonschap 30 (Dini)
256
Bonschap 31 (Dini)
257
Bonschap 32 (Dini)
258
Bonschap 33 (Dini)
259
Bonschap 34 (Dini)
260
Bonschap 35 (Dini)
261
Bonschap 36 (Dini)
262
Bonschap 37 (Dini)
263
Bonschap 38 (Dini)
264
Bonschap 39 (Dini)
265
Bonschap 40 (Dini)
266
Bonschap 41 (Dini)
267
Bonschap 42 (Dini)
268
Bonschap 43 (Ajun)
269
Bonschap 44 (Ajun)
270
Bonschap 45 (Ajun)
271
Bonschap 46 (Ajun)
272
Bonschap 47 (Ajun)
273
Bonschap 48 (Ajun)
274
Bonschap 49 (Juna)
275
bonschap 50 (Juna)
276
bonschap 51 (Juna)
277
bonschap 52 (Ajun)
278
bonschap 53 (Juna)
279
bonschap 54 (Juna)
280
bonschap 55 ( Ajun)
281
bonschap 56 (penyelamatan)
282
bonschap 57 (Penyelamatan)
283
Bonschap 58 ( Penyelamatan)
284
Bonschap 59 (pengakuan Juna)
285
Bonschap 60 (End)
286
Author menyapa
287
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!