Bab 2. Hinaan tetangga

Hani termenung sendirian di kebun sebelah rumah mereka yang hanya sepetak itu, jadi lah untuk menenangkan hati karena pikiran nya sudah kacau balau memikirkan hidup yang sangat susah ini. sejak dulu sampai sekarang tidak ada enak nya sedikit pun sehingga yang ada pikiran dia terus runyam tidak karuan, mau cerai pun sudah tidak mungkin.

Walau Imran sangat miskin tapi sekali pun Hani tidak pernah punya pikiran untuk cerai dari suami nya, sebab dia memang sudah memulai dengan suami dan punya anak juga dua orang. jadi kalau mau dengan orang baru terasa sangat susah, ada rasa perih mengingat bagai mana ini semua harus terjadi dalam hidup nya sekarang.

"Hahhhh."

Tarikan nafas wanita ini terdengar begitu berat dan juga sesak, kalau saja bisa maka dia tidak akan mengeluh dan ingin baik baik terus dengan suami dan juga anak anak. ada rasa sesak dan rasa sakit di hati Hani, apa lagi kalau melihat anak anak tetangga sudah bisa beli apa pun.

Bukan cuma masalah iri saja yang dia rasakan saat itu, tapi juga rasa bersalah pada anak nya karena tidak bisa menjadi orang tua yang berkecukupan. Indri juga sudah melamar kerja kemana mana, namun sampai saat ini belum juga di terima sehingga tidak bisa mau membantu orang tua nya hidup serba pas Pasan, di tambah Mak Tini juga ikut mereka.

Sudah lah ikut tinggal numpang malah nanti juga komen dengan segala macam hal yang membuat Hani tambah setres saja, mengatakan kalau Hani hanya lah istri yang kerja nya cuma bisa berpangku tangan tanpa bisa membantu suami yang sedang kesusahan.

"Ya Allah, aku tidak bisa kerja apa apa juga sekarang." gumam Hani dengan air mata berderai.

"Ari juga lagi sakit begitu, mau beli obat pun aku tidak mampu karena memang sudah tidak punya uang sedikit pun." Hani teringat putra bungsu nya yang sedang sakit.

Beban berat seperti ini lah yang bisa jadi membuat wanita gelap mata sehingga nekat melakukan bunuh diri, namun sejauh ini Hani tidak berani melakukan nya karena Ibu Hani sendiri mati karena bunuh diri. desas desus mengatakan orang yang mati bunuh diri tidak akan pernah di terima bumi, sehingga Hani pun tidak berani.

"Loh kok termenung saja kamu di sini, Mbak." Leni mendekati Hani yang sedang memainkan ranting kecil.

"Malah datang pula dia." batin Hani sambil menatap malas.

"Jangan termenung terus begitu, nanti kamu malah dapat iblis pesugihan karena hidup mu selalu melarat!" ujar Leni dengan mulut enteng nya itu.

"Sebaik nya kau jaga lah ucapan mu, Len! walau aku melarat dan kelaparan, tapi aku tidak akan pernah menggadai kan jiwa ku pada iblis." geram Hani sudah emosi.

"Yang benar, nanti kalau tetangga makan daging kamu cuma bisa ngences saja loh!" Leni malah tambah menjadi.

"Tidak usah kau ganggu aku, aku tau kau orang kaya!" Hani segera pergi karena tidak mau tambah sakit hati.

"Aduh pasti itu sekali dengan ku karena bisa beli semua nya, sedangkan kamu pakai daster yang sudah seperti lap gitu." ejek Leni tertawa kencang.

"Ya Allah, begini lah nasib orang miskin dan kau masih di katakan adil pada setiap umat mu? keadilan macam apa!" Hani meneteskan air mata pilu.

"Sana lah ngorek sampah biar dapat makan ayam, jadi lah dapat tulang saja." suruh Leni sambil melangkah masuk dalam rumah nya.

Leni memang sungguh luar biasa mulut nya karena dia adalah istri seorang polisi, jadi dengan orang miskin bersikap sesuka hati nya saja tanpa memikirkan bagai mana sakit hati orang. padahal yang miskin ya sudah biarkan miskin saja, toh mereka tidak ada mengganggu dia sedikit pun walau miskin.

"Kau ciptakan aku hanya untuk menderita seperti ini, padahal aku tidak pernah meninggalkan sholat." isak Hani tambah menjadi saja.

"Han! kamu kenapa?" Linda mendekati Hani yang masih menangis.

"Tidak apa apa kok, Mbak." Hani malu sehingga cepat mengusap air mata nya yang jatuh.

"Aku datang mau minta tolong, nanti malam kan ada hajatan di rumah ku. bisa Ndak kamu kerumah dan cuci piring?" tanya Linda hati hati agar tidak menyinggung hati orang.

"Bisa kok, jam berapa nanti saya kesana?" Hani langsung mau karena sedang butuh duit.

"Selesai acara paling yang jam sembilan lah, kamu datang jam delapan juga boleh sambil duduk menunggu." jawab Linda.

"Iya, alhamdulilah di kasih kerja sama Mbak." Hani senang sekali di buat nya karena kan lumayan juga.

Mencuci piring di rumah orang yang sedang ada hajatan maka bisa dapat sekitar dua sampai tiga ratus kalau banyak cucian nya, kalau di rumah orang yang baik pun masih nanti pulang nya di bekali dengan sesuatu sehingga bisa lah untuk makan sekeluarga karena banyak juga sisa dari acara tersebut.

"Pasti lah Linda mau suruh dia cuci piring, kan biarin saja aturan nya dia kelaparan tidak punya uang!" rutuk Leni.

Entah apa yang sudah bersemayam di hati nya Leni ini, bahkan ketika Linda sudah pergi tidak bicara dengan Hani. Leni segera mengejar untuk bicara, dia harus menghasut agar Linda batal saja menyuruh Hani, maka nya dia datang tergesa gesa.

"Lin, kamu menyuruh Hani cuci piring ya?" Leni langsung bertanya.

"Kok kamu tau?" Linda menatap kembaran nya ini.

"Ngapain sih nyuruh dia, dia itu kalau cuci piring enggak bersih karena di rumah enggak punya piring, mereka kan makan di alas kan kresek atau daun pisang!" sewot Leni.

"Astagfirullah, kau itu jangan sembarangan saja kalau menghina orang!" bentak Linda marah.

Leni memutar bola mata nya malas karena kembaran nya sudah pasti tidak akan mau membatalkan suruhan pada Hani, beda memang sikap dua wanita ini. mereka selalu punya sifat bertentangan satu sama lain, Leni memang lebih judes dan suka sekali menghina orang.

"Ih aku tidak akan mau makan di rumah mu, karena piring itu sudah pasti tidak akan bersih!" Leni bergidik geli.

"Tidak makan ya sudah, aku malah senang karena lauk nya tidak kurang." jawab Linda santai.

"Awas saja besok kalau kau mengeluh barang di rumah mu hilang, orang miskin kok di suruh mencuci di rumah bagus." Leni masih saja mengatai.

Linda tidak mendengarkan nya lagi karena Leni semakin keterlaluan saja, biarkan dia sibuk sendiri akan masalah hati nya, yang penting Linda tidak lah begitu pada orang orang yang ada di sekitar kampung mereka ini. sebuah kampung yang masih sepi, bahkan ada yang menamai nya kampung mati karena sebelum nya memang tidak ada warga yang mau tinggal di sini akibat takut akan kejadian dahulu.

Ayo ramaikan ya guys.

Terpopuler

Comments

K & T K & T

K & T K & T

apa kampung mati yg warganya di bantai Arini ya,,🤔
tp kok di setiap kampung adaa aja yg mulutnya julid🙄

2025-09-25

3

Kardi Kardi

Kardi Kardi

NEVER GIVE UP MOMMM. DEATH VILLAGE

2025-10-10

1

Dewi

Dewi

Bner2 ya ujian wanita siapa yg kdg di pkir gk gelp mata klo sudh hinaan tetangga suami hnya kerja gtu2 aja tmbh mertu gk baik lgi..

pasti klo sudh di jln buntu ya hani ambil pesugihan bneran..

kira2 nnti krn apa ya bkal ambil..
krn tdi aja hani msih teguh iman nya..

2025-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Konflik
2 Bab 2. Hinaan tetangga
3 Bab 3. Melihat ular
4 Bab 4. Penawaran harta
5 Bab 5. Harus operasi
6 Bab 6. Penolakan dan hinaan
7 Bab 7. Tawaran siluman ular
8 Bab 8. Hinaan lagi
9 Bab 9. Panglima ular
10 Bab 10. Permintaan Hani
11 Bab 11. bingung akan keputusan
12 Bab 12. Keputusan Hani
13 Bab 13. Hinaan yang sangat pedas
14 Bab 14. Imran tau pesugihan.
15 Bab 15. Persetubuhan
16 Bab 16. Tumbal siluman ular
17 Bab 17. Uang dan emas
18 Bab 18. Gigitan ular
19 Bab 19. Bertengkar lagi
20 Bab 20. Prasangka
21 Bab 21. Rencana Hani
22 Bab 22. Indri tau
23 Bab 23. Mak Tini ketakutan
24 Bab 24. Menghantui Ambar
25 Bab 25. Teror siluman
26 Bab 26. Bertemu kafan hitam
27 Bab 27. Pangeran ular tertarik
28 Bab 28. Menolak mertua
29 Bab 29. Indri mulai merasakan
30 Bab 30. Di amuk ratu ular
31 Bab 31. Jalak mencari tau
32 Bab 32. Berdebat di dapur
33 Bab 33. Perasaan Indri
34 Bab 34. Peringatan Nolan
35 Bab 35. Arya mencari
36 Bab 36. Mimpi nya Indri
37 Bab 37. Ribut soal belanja
38 Bab 38. Kematian Leni
39 Bab 39. Menemukan jasad Leni
40 Bab 40. Satu bulan berlalu
41 Bab 41. Imran tersesat
42 Bab 42. Curiga pesugihan
43 Bab 43. Melihat siluman ular
44 Bab 44. Sibuk mencari siluman
45 Bab 45. di kejar kuntilanak
46 Bab 46. di suap ta*
47 Bab 47. Cerita para pria
48 Bab 48. Resmi bercerai
49 Bab 49. Fakta baru
50 Bab 50. Di hantui rasa bersalah
51 Bab 51. Beli motor
52 Bab 52. Di datangi arwah suami
53 Bab 53. Tahun berlalu
54 Bab 54. Sakit pendarahan
55 Bab 55. Mendatangi Imran
56 Bab 56. Menemukan Imran
57 Bab 57. Mengurus mayat
58 Bab 58. Memandikan mayat
59 Bab 59. Perut meledak
60 Bab 60. Menyalahkan Hani
61 Bab 61. Bagas berbagi info
62 Bab 62. Tangan terblender
63 Bab 63. Bertemu
64 Bab 64. Di tendang Purnama
65 Bab 65. Mayat Ambar
66 Bab 66. Tidak ingin ambil tindakan
67 Bab 67. Kedatangan Indri
68 Bab 68. Bijak nya Ratu
69 Bab 69. Darah yang amat banyak
70 Bab 70. nasi berulat
71 Bab 71. Makanan basi
72 Bab 72. Mencari gadis perawan
73 Bab 73. Tantangan Nolan
74 Bab 74. Bertemgkar
75 Bab 75. Pertempuran
76 Bab 76. Melerai pertengkaran
77 Bab 77. Terkena racun ular
78 Bab 78. Menemukan Kiara
79 Bab 79. Berhasil mencari iblis
80 Bab 80. Arini dan Samuel vs Nolan
81 Bab 81. Kekalahan
82 Bab 82. Kena kotoran
83 Bab 83. Hani tersadar
84 Bab 84. Menik keceplosan
85 Bab 85. Pertentangan
86 Bab 86. Perguncangan batin
87 Bab 87. Jalak frustasi
88 Bab 88. Bertengkar
89 Bab 89. Di siram air
90 Bab 90. Keputusan Purnama
91 Bab 91. Godaan Saiyara
92 Bab 92. menghajar si bungsu
93 Bab 93. Felix
94 Bab 94. Anak iblis
95 Bab 95. rasa sakit
96 Bab 96. Penderitaan Hani
97 Bab 97. Siluman birahi
98 Bab 98. Siksaan Nolan
99 Bab 99. Mendatangi Purnama
100 Bab 100. Bagas turun tangan
101 Bab 101. Penolakan Hani
102 Bab 102. Tangis Felix
103 Bab 103. Tangis Nolan
104 Bab 104. Memeluk Purnama
105 Bab 105. Dusta Indri
106 Bab 106. Tersentuh
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1. Konflik
2
Bab 2. Hinaan tetangga
3
Bab 3. Melihat ular
4
Bab 4. Penawaran harta
5
Bab 5. Harus operasi
6
Bab 6. Penolakan dan hinaan
7
Bab 7. Tawaran siluman ular
8
Bab 8. Hinaan lagi
9
Bab 9. Panglima ular
10
Bab 10. Permintaan Hani
11
Bab 11. bingung akan keputusan
12
Bab 12. Keputusan Hani
13
Bab 13. Hinaan yang sangat pedas
14
Bab 14. Imran tau pesugihan.
15
Bab 15. Persetubuhan
16
Bab 16. Tumbal siluman ular
17
Bab 17. Uang dan emas
18
Bab 18. Gigitan ular
19
Bab 19. Bertengkar lagi
20
Bab 20. Prasangka
21
Bab 21. Rencana Hani
22
Bab 22. Indri tau
23
Bab 23. Mak Tini ketakutan
24
Bab 24. Menghantui Ambar
25
Bab 25. Teror siluman
26
Bab 26. Bertemu kafan hitam
27
Bab 27. Pangeran ular tertarik
28
Bab 28. Menolak mertua
29
Bab 29. Indri mulai merasakan
30
Bab 30. Di amuk ratu ular
31
Bab 31. Jalak mencari tau
32
Bab 32. Berdebat di dapur
33
Bab 33. Perasaan Indri
34
Bab 34. Peringatan Nolan
35
Bab 35. Arya mencari
36
Bab 36. Mimpi nya Indri
37
Bab 37. Ribut soal belanja
38
Bab 38. Kematian Leni
39
Bab 39. Menemukan jasad Leni
40
Bab 40. Satu bulan berlalu
41
Bab 41. Imran tersesat
42
Bab 42. Curiga pesugihan
43
Bab 43. Melihat siluman ular
44
Bab 44. Sibuk mencari siluman
45
Bab 45. di kejar kuntilanak
46
Bab 46. di suap ta*
47
Bab 47. Cerita para pria
48
Bab 48. Resmi bercerai
49
Bab 49. Fakta baru
50
Bab 50. Di hantui rasa bersalah
51
Bab 51. Beli motor
52
Bab 52. Di datangi arwah suami
53
Bab 53. Tahun berlalu
54
Bab 54. Sakit pendarahan
55
Bab 55. Mendatangi Imran
56
Bab 56. Menemukan Imran
57
Bab 57. Mengurus mayat
58
Bab 58. Memandikan mayat
59
Bab 59. Perut meledak
60
Bab 60. Menyalahkan Hani
61
Bab 61. Bagas berbagi info
62
Bab 62. Tangan terblender
63
Bab 63. Bertemu
64
Bab 64. Di tendang Purnama
65
Bab 65. Mayat Ambar
66
Bab 66. Tidak ingin ambil tindakan
67
Bab 67. Kedatangan Indri
68
Bab 68. Bijak nya Ratu
69
Bab 69. Darah yang amat banyak
70
Bab 70. nasi berulat
71
Bab 71. Makanan basi
72
Bab 72. Mencari gadis perawan
73
Bab 73. Tantangan Nolan
74
Bab 74. Bertemgkar
75
Bab 75. Pertempuran
76
Bab 76. Melerai pertengkaran
77
Bab 77. Terkena racun ular
78
Bab 78. Menemukan Kiara
79
Bab 79. Berhasil mencari iblis
80
Bab 80. Arini dan Samuel vs Nolan
81
Bab 81. Kekalahan
82
Bab 82. Kena kotoran
83
Bab 83. Hani tersadar
84
Bab 84. Menik keceplosan
85
Bab 85. Pertentangan
86
Bab 86. Perguncangan batin
87
Bab 87. Jalak frustasi
88
Bab 88. Bertengkar
89
Bab 89. Di siram air
90
Bab 90. Keputusan Purnama
91
Bab 91. Godaan Saiyara
92
Bab 92. menghajar si bungsu
93
Bab 93. Felix
94
Bab 94. Anak iblis
95
Bab 95. rasa sakit
96
Bab 96. Penderitaan Hani
97
Bab 97. Siluman birahi
98
Bab 98. Siksaan Nolan
99
Bab 99. Mendatangi Purnama
100
Bab 100. Bagas turun tangan
101
Bab 101. Penolakan Hani
102
Bab 102. Tangis Felix
103
Bab 103. Tangis Nolan
104
Bab 104. Memeluk Purnama
105
Bab 105. Dusta Indri
106
Bab 106. Tersentuh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!