EPISODE 3

Tiga mobil sport milik Zee, Kaila dan Vania berhenti didepan gerbang mansion yang besar nan luas, didepannya banyak penjaga mansion bertubuh besar.

Sport merah milik Zee, Sport biru milik Kaila, dan sport Gold milik Vania.

Penjaga gerbang yang tadinya berdiri tegap. Kini menunduk hormat dan membukakan gerbang pada ketiga mobil sport itu.

Mereka memasuki mansion yang sangat indah tampilan luarnya. Seperti mansion pada umumnya. Bahkan diluar banyak berbagai macam bunga. Mulai dari fungsi hias sampai fungsi pakai sebagai obat.

Zee, Kaila, dan Vania keluar dari mobilnya dengan tatapan dingin. Lalu melangkah mendekati pintu utama yang sangat sangat dijaga ketat oleh Zee.

Didekat pintu utama juga diamankan dengan penjaga yang bersenjata. Mereka menunduk hormat pada ketiga gadis itu.

Zee masih dengan tetap pendiriannya, muka dingin dan datar. Zee masuk kedalam mansion itu diikuti oleh Kaila dan Vania dibelakangnya. Dan terpampanglah berbagai macam senjata menempel di setiap dinding. Mulai dari pisau kecil, celurit, berbagai macam pistol beserta peluru nya, dan banyak lagi. Semua lengkap.

"Gilang!" Panggil Zee sedikit keras pada salah satu anggota kepercayaannya. Bisa dibilang Gilang itu tangan kanan Zee.

Gilang yang berada tak jauh dari posisi Zee, berjalan menghampiri Zee.

"Kenapa, Zee?

"Kumpulkan semua anggota diruang utama, ada yang pengen gue umumin. 15 menit," ucap Zee dingin. Dan melenggang begitu saja.

"Zee, apa sih yang mau lo bicarain? Tumben juga lo ngajak kita kemarkas, ada angin apa?" Cerocos Vania.

"Entar juga lo tau!" Jawab Zee singkat.

Kaila dan Vania mendengus kesal.

Zee masuk kedalam ruangan khusus pendiri. Di sana sudah ada Rangga, Cleo dan Zalfa. Mereka adalah sahabat-sahabatnya di sini.

Jadi, mansion ini adalah markas gangster DBD (Diamond Black Devil's) yang di bangun oleh Zee. Jangan salfok sama namanya. mentang-mentang "DBD" disangkanya kena gigit nyamuk:v

Sebenarnya ia membangun Gangster ini hanya sekadar ingin balas dendam pada keluarganya. Tetapi ternyata banyak yang minat untuk bergabung kedalam gangsternya, mulai dari remaja sampai dewasa. Keluarganya tidak ada yang mengetahuinya. Yah, Zee hanya tidak ingin keluarganya khawatir. Dan tanpa disangka-sangka, dirinya sudah menjadi gangster terkuat nomor 2 di dunia. Masih nomor 2 memang, tapi Zee. akan membuat gangsternya menjadi nomor 1 di dunia! Pasti!

"Bang, kak!" Panggil Zee.

Rangga, Cleo dan Zalfa sudah ia anggap seperti kakak dan abangnya sendiri. Rangga, Cleo, Zalfa, Kaila dan Vania. Entahlah, jika tidak ada mereka, mungkin Zee tidak akan seperti ini.

Mereka bertiga menoleh serempak ke arah belakang.

"Zee, Kaila, Vania!" Pekik Zalfa. Dan langsung berhambur kepelukan mereka bertiga.

"HUAAA GUE KANGEN TAU SAMA LO! LO JARANG MAIN KESINI SEKARANG! GUE KIRA LO PADA UDAH LUPA SAMA KAKAK TERSAYANG LO INI!" Cerocos Zalfa.

"Kak, udah deh. Gue sesek napas ini!" ucap Zee, Kaila dan Vania serempak. Hingga membuat Zalfa melepaskan pelukannya.

"Hehe ya sorry!"

Rangga dan Cleo menghampiri mereka berempat.

"Bang, kak. Ke ruang utama yuk. Gue udah nyuruh mereka semua kumpul. Ada yang pengen gue omongin." Ucap Zee.

"Ada apa emangnya?" Tanya Rangga heran.

"Nanti juga tau. Udah yuk ah!" Zee meninggalkan mereka dengan keadaan bingung. Setelahnya mereka mengejar Zee.

****

"Langsung to the point aja. Gue ngumpulin kalian semua untuk menyerang markas DBM (Dark Blue Mafia)"

Semua terkejut saat mendengar bahwa harus menyerang markas DBM. Yang terkenal dengan Gangster terkuat no 1 dunia.

"Seperti yang kita tahu. Gangster itu gangster terkuat no 1 di dunia. Dan itu nggak lama lagi. Karena kita akan yang dapatkan kekuasaan itu!"

"Jika kalian fikir gue cuma pengen dapat kekuasaan. Kalian salah! Mereka menggunakan kekuasaan mereka untuk menyiksa orang lain. Oleh karena itu, gue nggak mau makin banyak lagi korban. Kita harus menjatuhkan DBM, dan gue udah siapin ini dari awal!"

"Gilang! Siapin peralatannya!"

Gilang datang menghampiri Zee dengan membawa i-fokus. Dan tertera rencana yang akan mereka hadapi.

"Ada sekitar 127 orang yang menjaga ketat markas DBM di daerah barat dan Utara. Dan gue butuh 100 anggota yang pergi ke arah barat. Dan 100 anggota lagi ke arah utara. kita kepung anggotanya. Rehan, lo yang memimpin."

Rehan mengangguk paham.

"Dan sekitarnya Hanya ada 50 orang yang menjaga bagian Timur. Kita butuh 50 anggota untuk ke daerah bagian sana! Bang Rangga lo yang memimpin."

Rangga mengangguk paham

"50 anggota, mengikuti Kaila dan Vania kearah selatan. Karena di sana tidak ada pengawasan. Hanya jebakan. Gue harap hati-hati."

"Sisanya, selagi yang lain sibuk berperang, Tancapkan bom disekitar markas DBM, kelilingi markas mereka dengan bom. Pastikan kalian selesaikan waktu dalam kurang dari 3 menit. Setelahnya kalian mundur. Jika tidak. Kalian lenyap."

Mereka meneguk salivanya kasar.

"Setelah itu gue yang nanganin!"

"Mengerti?!"

"MENGERTI!"

"Jangan sampai ada yang mati. Jaga satu sama lain. Kita menyelamatkan banyak orang. Gue butuh ketuanya!... dalam keadaan hidup ataupun mati!" Zee tersenyum miring. Membuat anggota DBD bergidik ngeri.

"Bersiap untuk 30 hari kedepan. Perbanyak latihan, karena musuh kita ini bukan orang sembarangan. Bulan depan kita berangkat ke Perancis."

Semua mengangguk serempak.

"Ah ya satu lagi. Gue, Kaila dan Vania akan kembali bersekolah. Gue butuh dua orang dari kalian bersama kami. Untuk menyelesaikan dendam gue. Bukan untuk main-main!"

Semua nampak terkejut. Termasuk Kaila dan Vania.

"Kok lo nggak bilang-bilang gue sih Zee?" Protes Kaila kaget.

Zee hanya mengangkat bahunya acuh. Lalu pergi begitu saja menuju ruangan khususnya.

"Dasar!" ucap Vania kesal.

****

"Zee lo mau sekolah kok nggak ngajak-ngajak gue sih!" Protes Zalfa.

Walaupun Zalfa dan Zee hanya beda satu tahun. Tapi Zee tetap memanggil Zalfa, kakak. Kalau Rangga, dan Cleo mereka seumuran dan berbeda dua tahun dari Zee.

Zee berdecak kesal, "itu bukan main-main, kak! Gue harus nyelesain semuanya!"

"Balas dendam?" Tanya mereka bersamaan.

Zee mengangguk lesu. Terngiang kembali masa lalu kelamnya.

"Gue tau lo kuat! Apa perlu gue yang bunuh mereka semua, kalo itu buat Lo puas?" Ucap Cleo.

Zee menggeleng kuat, "jangan lo! Biar gue!"

"Kita akan selalu bersama lo! Ingat itu!" Ucap Rangga.

"Thanks," Zee tersenyum tulus.

"Jadi? Gue ikut ya?" Pinta Zalfa.

Zee memutar bola matanya malas. "Ck. Iyaudah iya!"

"AAAA tengkiuu!" Pekik Zalfa dan memeluk Zee erat.

"Tapi bukan buat main-main yaa, inget itu! Kalo gak, lo gue keluarin!"

"Iya kok enggak."

"Bang Rangga sama bang Cleo nggak mau ikut?" Tanya Kaila.

Rangga menggeleng pelan.

"Kalo kita ikut, nanti nggak ada yang jaga markas." Ucap Rangga.

"Iya, walaupun sebenarnya kita juga pengen ikut hehe!" tambah Cleo.

"Biar Gilang aja yang jaga. Ya nggak Zee?" usul Vania.

Zee menimang-nimang keputusannya. Ya memang Gilang adalah orang kepercayaannya. Tapi, apa aman jika mereka semua ikut dan meninggalkan markas. Sepertinya Zee harus memperkuat keamanan.

"Yaudah, entar gue yang ngomong sama Gilang!" Ucap Zee akhirnya.

"Berarti Abang ikut nih?" Tanya Cleo.

"Iya Abang!"

"Yess! Gue bisa sekolah SMA akhirnya!" Pekik Rangga senang.

"Bang Rangga nggak pernah SMA?" Tanya Zalfa.

"Hehe, belum! Gue langsung loncat kelas. Orang pinter mah bebas. Gue juga nggak tau kenapa IQ gue diatasi rata-rata. Nggak kayak Cleo, IQ kok jongkok!"

"*******." desis Cleo.

Mereka tertawa bersama.

"Kapan kita sekolah?" Tanya Vania.

"Besok."

"Secepat itu?" tanya Kaila tak percaya.

Zee mengangguk.

"Yaudah gue balik dulu ya, bang, kak! Takut mom khawatir. Udah sore juga nih!" Pamit Zee dan segera berlalu.

"Oke, hati-hati!"

"Kita juga pamit bang, kak!" Pamit Kaila dan Vania.

"Iya lo juga hati-hati!" Ucap Rangga pada Kaila. Membuat kaila blushing

"Kaila doang nih? Gue nya kagak?" Goda Vania bercanda.

"Ooh! Lo mau juga diucapin gitu?" Tanya Cleo.

"Yaiyalah!"

"Yaudah hati-hati dijalan, honey!" Goda Cleo diakhiri tawanya.

"Jijik!"

Mereka tertawa bersama.

"Wah banyak Pj nih!" Pekik Zalfa.

****

*Mansion Williams.

21.30

Malam sudah larut, dan benar saja mereka tidur bersama di kamar Zee.

"Ck! Lo berdua kan punya kamar sendiri!" Kesal Satria pada Davin dan Gavin. Acara tidur berduanya dengan Zee kini gagal karena adanya tiga bocah curut. Siapa lagi kalau bukan, Gavin, Davin dan Prim.

"Bodo!"

Satria mendengus kesal.

Kasur Zee sangat lah luas, jadi sangat cukup untuk mereka tiduri berempat.

Zee berada ditengah-tengah abangnya. Disebelah kanannya ada Satria dan Davin. Sedangkan disebelah kirinya ada Prim dan Gavin.

Ah, bahagia rasanya punya abang-abang yang bisa menjaganya. Zee merasa seperti permata emas berharga yang harus dijaga dan disimpan baik-baim. Zee bahkan merasa beruntung telah diangkat menjadi anak dari Williams .

"Princes udah tidur! Diem!"

Benar saja Zee sudah tertidur pulas dengan wajahnya yang ia tenggelamkan di dada bidang Satria.

"Ck. Tuker tempat elah. Gue mau disampingnya princes!" Ucap Davin pelan.

"Nggak! Yang ada princes lo timpa!" Elak Satria.

"Yaelah!"

Gavin, Prim dan Davin sudah tertidur pulas. Kini hanya Satria yang masih terjaga. Ia menatap wajah polos milik Zee yang masih bersandar ke dada bidangnya.

Senyum tipis tercetak dibibir Satria. Satria sangat menyayangi Zee. Lebih dari dirinya sendiri. Ia lah yang sangat menginginkan adik perempuan.

"Bang Satria belum tidur?" Tiba-tiba Zee terbangun.

"Belum," jawab Satri dengan senyum tipisnya, "princes kok bangun?"

Zee terdiam.

"Ada masalah hmm?" Tanya Satria.

"Zee jahat nggak sih bang kalau Zee benci keluarga kandung Zee?" Tanya Zee tiba-tiba.

Tanpa sadar tangan Satria mengepal. Tapi itu ia sembunyikan di balik badannya. Satria memang sangat membenci keluarga kandung Zee. Tapi terkadang dia juga bersyukur, karena kejadian itu membjat Zee berada dikeluarganya. Menjadi pelengkap keluarga harmonisnya.

Satria mengelus lembut belakang rambut Zee, "Kamu nggak salah, yang salah mereka. Udah ngusir Putri cantik kayak kamu."

Perkataan Satria membuat Zee tenang. Setidaknya ia mengambil jalan yang benar. Itu yang ia pikirkan.

Tut...

"Eh?"

"Suara apa itu?" Tanya Zee.

Satria menoleh kebelakang, ia melihat Davin yang tertidur dengan keadaan menungging.

Sial!

Bisa-bisanya Davin kentut!

"Bukan apa-apa. Tidur aja yuk!"

Zee menurut dan kembali terlelap.

Davin anjing, awas lo besok! Manaan bau banget lagi. Aghhhh nggak bisa tidur nyenyak gue!

Terpopuler

Comments

Ulfatun Hasanah

Ulfatun Hasanah

davin gk ada akhlak kentut sembarangan😭

2021-02-25

1

Salma Salma AF

Salma Salma AF

adududu

2021-02-21

1

eciw♡

eciw♡

Kyaaaaaaa, astagahhhh jadi pengen punya abang deh.
Bayangkan aja bisa dimanjain terussss.. 🤤😀

Astagaaa, Davin pe'a bangett.. Sembarangan aja buangnya 😒

2021-01-23

11

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!