Selesai dari kamar mandi, Yeri berjalan cepat. Dangan wajah merah penuh emosi membakar tubuhnya. Air wastafel tidak bisa meredakan otaknya yang sekarang masih panas. Bahkan amarahnya semakin meluap-uap tak tertahankan lagi. Hembusan napas kasarnya terasa di setiap hentakan kaki yang selaras dan cepat. Sampai di tempat tujuan, berdiri dengan salah satu tangan berkacak pinggang, dan.
Brakkk...
"Maaf tuan, yang terhormat. Apa mau kamu? apa anda memamg sengaja mau meracuni, saya." Yeri mencoa merendah tanpa sela, semua orang memandang ke arahnya para pegawai lain, dan juga Jun berserta tuannya. Mereka memandang aneh, dengan salah satu meta menyipit.
Laki-laki itu mengangkat kepalanya, membuat ke dua mata mereka saling bertemu. Percikan ke arah terpancar di ke dua mata mereka menjalae ke seluruh penjuru ruangan. Tatapannya semakin sengit.
"Siapa yang buat makanan ini tadi?" jawab laki-laki itu menajamkan pandangan matanya.
"Mau buat ulah apa lagi itu, pegawai baru beberapa menit, itu?"
"Sepertinya dia mau cari gara-gara dengan, tuan muda!" desas desus itu terdengar jelas di telinga Yeri, tetapi gadis itu hanya diam seakan menganggapnya hanya angin lewat sekilas.
"Yeri mendekatkan wajahnya, "Anda yang memberikanku makanan ini, bukanya anda yang pesan," balasnya tajam.
Sementara Arga mengeluarkan tatapan tajamnya, dan. Brakk!
Dia membalas gebrakan meja Yeri, membuat semua pegawai bergidik takut, tidak hanya para pegawai, Yeri bahkan sempat terlihat dari tempatnya berdiri karena terkeju. Wajah laki-laki itu terlihat sangat menakutkan!
Arga mendekatkan wajahnya, tangan kanannya memegang rahang Yeri mencengkeram sangat erat. "Jangan berani membentakku, jika kamu belum tahu siapa aku," geram Arga, melemparkan cengkeramannya membuat kepala Yeri terpental ke kanan.
Yeri berdengus kesal, ia menajamkan pandangannya, menoleh menatap wajah Arga penuh dengan amarah yang mengobar, Yeri menyunggingkan senyum tipisnya.
Aku sudah tidak bisa lagi berkata baik padanya. Gumamnya penuh amarah dalam hatinya.
"Eh.. Kamu.. Asal kamu tahu, aku bukan wanita yang bisa kamu bentak, dan aku takut sembunyi di balik punggung orang." geram Yeri, dengan telunjuk tangan menunjuk tepat di wajah Arga tanpa rasa takut terbesit di pikirannya.
"Turunkan tangan kamu!" saut Jun terpancing kesal.
"Jangan ikut campur," bentak Yeri, melirik tajam ke arah Jun.
"Oya.. makasih atas pekerjaannya. Tapi mulai sekarang aku akan pergi, dan tidak akan bekerja di sini. Bye..." Yeri melepaskan celemek dan baju restauran itu, melemparnya kasar tepat mendarat di wajah Arga. Dia berjalan keluar tanpa dasa bersalah sama sekali. Dan semua mata yang memandangnya hanya bengong.
"Apa, aku harus mengejarnya dan menyeretnya ke sini, Tuan?" tanya Jun, beranjak berdiri menatap kesal punggung Yeri yang sudah pergi menjauh.
"Gak usah! Biarkan saja dia, wanita itu sangat menarik. Baru pertama seumur hidupku ada wanita yang berani melawanku, dan membentak di depan orang banyak," ucap Arga menarik satu sudut bibirnya tipis.
"Sekarang kita cepat pergi!!" ucap Arga, tanpa menatap ke arah Jun, dia yang sudah berdiri dari tadi melangkahkan kakinya pergi.
"Baik, tuan!!" Jun berjalan di belakang Arga, dengan langkah ringan, melewati para pelayan restaurant yang hanya diam menundukkan kepalanya, tak berani menatap Arga sama sekali.
-------
Sedangkan Yeri, seperti biasanya dia mengayuh sepedanya dengan bibir yang tak berhenti terus menggerutu. Dan memukul setir sepedanya berkali-kali penuh emosi.
Mungkin jika bisa bicara, sepedanya pasti sangat mengeluh dan berteriak kesakitan akibat pukulannya yang keras.
"Dasar laki-laki nyebelin!! Dia punya otak atau gak, atau jangan-jangan otaknya sudah kebalik" umpat kesal Yeri.
Yeri yang terus menggerutu gak jelas, tanpa sadar ada mobil yang memang sengaja, ingin menyerempet Yeri.
Tit... Tit..
Suara keras klakson mobil, Yeri spontan mengayun sepedanya lebih cepat, dan kehilangan kendalinya, gara-ara remnya tiba-tiba tidak bisa. Dan teroaksa, dia menabrak pohon di depannya, membuat sepeda kesayangannya penyok dan ban depannya menggelinding menjauh ke jalan raya.
"Aww---" tubuh Yeri melompat ke depan, dan jatuh tepat di atas tumpukan sampah daun kering yang sudah di kumpulkan petugas kebersihan.
"Arggg...." umpat Yeri memukul-mukulkan tangannya ke daun itu. Dia mengangkat tanganya, menatap tajam dengan menghendus kasar dari hidungnya.
"Woy.... Berhenti kamu!!" teriak Yeri.
Mobil itu sontak berhenti lebih jauh di depan Yeri terjatuh. Dia mengambil batu seukuran kepalan tangannya. Dia memang sengaja berhenti sebelumnya, meski Yeri tidak berteriak.
"Dasar mobil, sialan!!" umpatnya, mengangkat tanganya ke atas, dan. Melayangkan batu itu. melemparkan ke arah mobil hitam yang hampir saja membuat nyawanya yang melayang. "Arggg.. Dasar ngeselin!!"
praaakkk
Seketika mobil itu berhenti,
Seorang laki-laki keluar dari mobil, dengan wajah nampak datar, dia menatap mobilnya yang harus tergores dan sedikit melengkung ke dalam akibat lemparan batu Yeri.
"Wanita gak tahu diri. Apa yang kamu lakukan pada mobilku?" laki-laki itu menatap mobilnya.
"Kamu sudah berani, membuat mobil ku seperti ini... sekarang kamu ganti rugi," kata wanita cantik itu menantang.
Terus melebarkan matanya melihat wajah Arga di depannya, kini dia terlihat lebih menakutkan dari biasanya.
Yeri mengigit bibir bawahnya, memasukkan ke dalam sela-swla giginya. Ia mencoba untuk tetap tenang. Dnegan sayu tarikan napas, Yeri membuka mulutnya.
"Apa yang kamu katakan? Kamu yang harus tanggung jawab, lihatlah sepeda aku rusak gara-gara kamu," balas Yeri tak kalah kerasnya.
Arga melangkahkan kakinya dengan langkah penuh kekesalan, amarahnya mulai mengobar membuat percikan api di pandangan matanya. Yeri membalas tatapan Arga dan beranjak berdiri, tatapannya saling tertuju seakan aliran listrik menyambar-nyambar.
"Dasar wanita murahan!"
Yeri beranjak berdiri, menunjukan telunjuk tangannya ke wajah Arga.
"Eh.. Jaga mulutmu, enak saja bilang aku wanita murahan, lagian apa pernah aku merayumu!! Dan aku juga ogah merayu tuan muda yang menjengkelkan seperti kamu!!" ucap Yeri menajam.
Arga mendekatkan wajahnya, hembusan napas mereka saling berpacu.
"Apa benar kamu tidak akan merayuku? Kalau kamu menatap aku seperti ini, apa kamu bisa menahannya," Arga memegang rahang Yeri, menariknya mendekatkan lagi wajah Yeri ke wajahnya, hembusan napas berat mereka saling mengalir, berpacu dalam sebuah perasaan gemuruh yang entah kemana akan mengarah.
"Gak akan!!" jawab tegas Yeri mencoba melepaskan tangan Arga, namun cengkeramannya sangat erat membuat gadis itu tak bisa berkutik. Tatapan mereka saling tertuju, seakan kobaran api menyala di balik dua mata mereka.
"Jangan berani melawanku, kamu ganti rugi sekarang atau aku akan bawa kamu ke kantor polisi!" Arga melepaskan cengkramannya, lalu memegang ke tangan Yeri menariknya sangat kasar.
"Lepaskan aku!!" Yeri menarik tangannya, dari cengkeraman Arga.
"Memangnya aku percaya denganmu, aku gak suka ada laki-laki yang seenaknya menyentuh aku,"
"Bukanya kamu wanita murahan, aku akan bayar kamu. Sesuai keinginan kamu!!" ucap Arga menarik ke dua alisnya ke atas.
Plaakkkk...
"Jaga mulutmu, aku bukan wanita murahan, dan ingat, itu. Dan mulut kamu perlu sekolah yang benar, jangan seenaknya bicara tentang kehidupan orang, yang enggak tahu seperti apa sebenarnya," ucap Yeri, beranjak pergi dengan langkah penuh kekesalan dalam hatinya.
"Beraninya kamu menampar aku. Ingat apa yang kamu lakukan akan mendapatkan balasan setimpal nantinya. Tunggu dan nanti itu!" ucap Arga sedikit mengancam, sembari memegang pipinya bekas tamparan Yeri, beberapa detik, lalu menatap tajam ke arah wanita yang hanya diam berkacak pinggang di menatap sepedanya. dan segera masuk ke dalam mobilnya. tanpa perdulikan Yeri yang terlihat sibuk mengangkat sepedahnya, dan mengambil ban sepeda yang tergeletak di tengah jalan raya.
Mobil mewah milik Arga melaju dengan kecepatan tinggi. Membiarkan mobilnya melesat tepat di genangan air, hingga mengguyur tubuh Yeri hingga basah dan kotor.
"DASAR PRIA GAK WARAS!!" teriak Yeri menghentakkan kakinya kesal berulang kali seperti anak kecil.
"Aku akan balas nanti, tunggu pembalasanku, tuan Arga yang terhormat!!" gumamnya, menarik bibirnya seakan penuh dengan pikiran licik.
"Jangan kira aku wanita lemah, kamu salah. Telah berurusan dengan Yeri Angelista, wanita yang tak pantang menyerah." ucapnya penuh percaya diri.
Klunting....
Suara pesan ponsel jadul milik Yeri membuat amarahnya mereda sesaat, dia segera mengambil ponsel di dalam sakunya, sebuah pesan dari nomor tak di kenal. Tanpa banyak pikiran aneh, Yeri membaca pesan itu. "Hai... Aku Gio, nanti malam aku tunggu di teman,"
Siapa dia, kenapa tiba-tiba menghubungiku? Apa dia butuh jasaku?" gumam Yeri yang tak begitu perdulikan pesan itu, dia memasukan kembali ponselnya dan bergegas untuk pulang.
----
Sampai di rumah kecil peninggalan orang tuanya, meski rumahnya sangat kecil tapi banyak kenangan di sana, yang tak bisa begitu mudah Yeri pergi dari rumah itu. Yeri segera membasuh tubuhnya yang sudah bau dan kotor, selesai mandi wanita itu duduk di ranjangnya, ia membaringkan tubuhnya teringat krmbali laki-laki aksar yang membautnya naik pitam hari ini.
"Lama-lama tensiku naik gara-gara terus berantem denganya," umpat keaal Yeri, Saat pikirannya melayang tentang Arga, dia teringat pesan dari nomor tak di kenal itu. Dengan segera dua mengeluarkan ponselnya lagi. Ada sebuah pesan lagi dari nomor yang sama.
"Aku mau kamu temani aku di acara pesta. Aku akan bayar kamu 10 juta. Hanya sekali temani aku ke pesta, dan bilang ke semua orang jika kamu pasangan aku" isi pesan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Azizah Azizah
semakin penasaran
2021-04-02
0
Tumiar Sitorus
👍
2021-03-08
0
Thata Thataay
ketiknya santai aja thour biar gk salah dlam pengetikan nama ataupun kata.soalx dri awal aku baca ,di setiap episodx itu pasti banyak yg salah2 entah itu nama or kata2 dlam cerita.tapi aku suka alur ceritax smangat ya thour
2020-11-04
0