Matahari tampak sudah mencapai puncaknya dan aula sekolah sedang sangat ramai yang diisi soraksorai dari para murid dan pidato sambutan untuk penyambutan dua orang dari beberapa Jenderal yang disebut 'Sang legenda medan perang'.
Hampir semua siswa sedang ada disana untuk melihat sosok dua orang yang sudah membunuh banyak musuh demi keamanan negara.
Terlihat ada tiga orang di atas panggung yang tak lain adalah Reacher, Lidia dan Kepala sekolah yang memeberi pidato sambutan.
Kepala sekolah memakai jas dan celana serba putih dan begitu juga dengan rambutnya yang berdiri paling depan, berbicara melalui mikrofon, didampingi Lidia dan Reacher.
"Selamat siang anak-anak ku sekalian. Hari ini, siang ini, kita berkumpul disini untuk menyambut kedatangan dua orang Jenderal yang akan bergabung untuk mendidik kalian semua....." Kata pak kepala sekolah melanjutkan pidatonya.
Semua Siswa terlihat mendengarkan pidato kepala sekolah mereka dengan sangat serius tanpa ada satu suara yang terdengar dari para siswa.
Saat pidato selesai, diikuti dengan Jenderal Reacher dan Jenderal Lidia yang maju ke depan di iringi suara sorak sorai yang menggema ke seluruh sekolah.
"Kami akan berusaha dengan keras untuk mendidik kalian menjadi dinding negeri ini yang tinggi dan kokoh." Kata Reacher melalui mikrofon dengan nada bangga.
Sesaat setelah kata-kata itu keluar dari mulutnya, matanya mulai menunjukkan kebencian yang mendalam dan kemarahan yang menggebu-gebu menyadari kemunculan seorang pria yang masuk ke aula dengan mata dan rambut hitam yang sangat dia benci dan cara berjalan yang angkuh.
Menyadari aura haus darah yang keluar dari tubuh Reacher membuat semua orang langsung merasakan udara di sekitarnya sangat berat.
Dan pria itu hanya menanggapi kemarahan Reacher dengan sebuah senyuman dan tangan menyilang di depan dada tanpa merasa atmosfer disekitar sudah sangat berat.
Menyadari kemarahan Reacher, segera kepala sekolah memanggilnya naik ke atas panggung.
"Aah....dan tambahan untuk Reiki yang berdiri paling belakang untuk meju dan naik ke panggung." Kata pak kepala sekolah dengan tersenyum ramah.
Semua murid langsung menoleh ke belakang menyadari keberadaan Reiki setelah dia dipanggil dan Reiki tidak merespon pandangan dari semua orang yang menatapnya hanya berjalan menuju panggung.
Saat Reiki berjalan maju, terlihat semua orang langsung membukakan jalan untuknya.
"Saya memanggilmu kemari untuk memberikan ini." Kata pak kepala sekolah sambil menunjukkan sebuah atribut yang sama seperti milik Jawel tapi yang ini bertulis kelas dua.
"Jadi intinya dari sini, saya mendapat rangking 10." Sahut Reiki dingin.
"Tepat sekali."
"Kalau begitu aku menolak. Aku tidak ingin kerepotan dengan harus ditantang banyak orang merepotkan." Kata Reiki dengan jelas menolak pemberian kepala sekolah.
"Kalau begitu rangking 10 akan mengalami kekosongan. Jadi ini harus bagaimana?" Tanya pak kepala sekolah kebingungan.
"Anda kembalikan saja ke orang sebelumnya atau orang yang sedang marah dibelakang bapak itu karena dia hampir mengalahkan saya." Jawab Reiki enteng dan berbalik berjalan turun dari panggung.
"Ehem...kalau begitu ini akan ku kembalikan pada Jawel dan kalian sudah boleh pulang karena para guru ada sedikit tugas yang menumpuk. Dengan ini semua boleh bubar." Tegas Kepala sekolah.
Semua murid segera berjalan dengan sangat keluar ruangan menutupi jika mereka masih tertekan dengan aira haus darah dari Reacher.
Dari kerumunan hanya menyisakan dua orang laki-laki dan wanita yang tidak lain adalah Reiki dan Kayla.
Reiki tersenyum menatap Reacher dengan beberapa helai rambut menghalangi pandangannya sebelum dia menundukkan badan dan pergi diikuti Kayla di belakangnya.
"Dasar bocah tengik.....beraninya kau mempermainkan ku......" Teriak Reacher dengan keras.
↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑↓↑
"Apa tidak apa kau melakukan itu pada Jenderal Reacher?" Tanya Kayla cemas dengan nasib Reiki.
"Memang apa yang bisa dilakukan orang berkepala kosong itu." Sahut Reiki enteng.
Saat ini mereka sedang berjalan melewati jajaran pertokoan yang berada cukup jauh dari sekolah yang juga tidak jauh dari rumah Kayla.
"Kita mau apa sekarang?" Kata Reiki dengan melihat berbagai macam toko yang berada di kanan dan kiri mereka.
"Aku juga tidak tau. Aku menurut pada apa yang kau pilih saja." Jawab Kayla.
'Sepertinya aku pernah melihat situasi ini.'Pikir Reiki tentang apa yang dimaksud situasi ini.
"Oh iya.....ini malah terlihat seperti kencan sepertinya." Gumam Reiki dengan ekspresi rumit.
"A....ap....apa maksudmu. Ini hanya seperti aku mentraktirmu makan tidak lebih dan jangan berpikir aneh-aneh." Sahut Kayla dengan wajah merona.
Reiki sedikit kaget dengan tanggapan Kayla. Padahal dia hanya bergumam tapi malah di jawab oleh Kayla.
Reiki segera mempercepat langkahnya untuk menyusul Kayla yang berjalan duluan meninggalkan Reiki sendiri.
"Bagaimana kalau kita ke toko ini saja. Mumpung lagi panas. Biar terasa lebih enakan. Bagaimana?" Kata Reiki yang menarik tangan Kayla untuk menghentikannya dan menunjuk toko di kirinya.
"Tapi toko ini kan....uang jajanku bakal habis." Keluh Kayla dengan sedikit wajah memelas.
"Jadi kau ingin mengingkari janjimu. Padahal kau yang mengajak ku tadi dan bilang terserah aku." Timpal Reiki dengan sedikit ekspresi jijik melihat Kayla.
"Ehh....ba...baiklah."
"Gitu kan enak."
Reiki langsung menarik tangan Kayla untuk masuk ke salah satu toko es krim dengan sedikit beban yang mengganjal pikiran Kayla. Tapi karwna di desak Reiki, dia tidak punya pilihan.
Mereka berdua duduk di salah satu meja didekat jendela toko agar bisa melihat keluar, pemandangan sekitar agar tidak jenuh dengan hanya melihat isi dalam toko.
"Selamat datang. Anda mau pesan apa?" Sapa seorang pelayan ramah yang sudah mendatangi meja tempat Reiki duduk.
"Aku pesan es krim vanila spesial ini dengan porsi kecil." Kata Reiki sambil menunjuk buku menu yang diberikan pelayan.
"Kalau untuk anda nona?" Tanya sang pelayan setelah mencatat pesanan sebelumnya.
"Eem.....aku pesan......" Kata Kayla ragu untuk memilih apa yang akan dia pesan setelah melihat harga es krim yang fantastis.
"Dia pesan es krim super spesial yang kalian miliki dengan porsi sedang." Sahut Reiki untuk menyebutkan pesanan Kayla.
"Terima kasih. Pesanan anda akan datang sebentar lagi."
Pelayan mulai pergi setelah mereka berdua menyebutkan pesanan mereka dengan wajah yang semakin senang dengan pesanan yang akan dia layani.
Tapi sebaliknya untuk Kayla. Dia merasa sedih dengan apa yang baru Reiki pesankan untuk dirinya setelah melihat isi dompetnya yang hanya beberapa lembar uang kertas dan logam.
"Apa yang kau lakukan Reiki. Uangku tidak cukup demgan apa yang barusan kau pesan. Kalau aku di tuntut karena tidak bayar bagaimana." Kata Kayla dengan wajah memelas dan terlihat air mata yang mulai menggenang di pojok mata.
"Kau tidak akan dituntut. Mungkin hanya akan dipukul beberapa kali sebelum disuruh cuci piring seminggu disini." Jelas Reiki enteng dengan wajah sangat santai.
"Kau ini dasar...."
Belum sempat Kayla menyelesaikan omongannya. tapi pelayan yang tadi sudah kembali membawa dua gelas es krim di atas nampan yang dia bawa dengan satu tangan.
"Maaf membuat anda menunggu lama. Ini pesanan anda." Kata sang pelayan sambil menurunkan satu pet satu gelas.
"Anu....permisi sepertinya aku..."
"Ini uangnya." Kata Reiki menyela apa yang akan Kayla katakan.
"Terima kasih. Kembaliannya akan saya bawa kemari nanti."
Pelayan itu segera pergi menuju meja kasir setelah mendapat uang setelah Reiki membayar dan dia mengantarkan pesanan Reiki.
"Maaf kau mau bilang aku apa tadi?" Tanya Reiki dengan ekspresi dan nada suara mengejek sambil mendekatkan tangannya ke telinga.
"Tidak ada." Sahut Kayla langsung menyuap es krim ke mulutnya dengan cepat.
"Apa kau pikir aku seorang lelaki yang tidak memiliki rencana B untuk situasi seperti tadi." Ejek Reiki dengan tangan di silangkan di depan dada.
"Hmph...."
《→→→○←☆→○←←←》
"Sudah saatnya kau pulang. Apa mau ku antar nona cengeng?" Tanya Reiki dengan nada mengejek dan menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi pandangannya.
"Tidak usah aku bisa sendiri." Kata Kayla dengan mempercepat langkahnya.
"Ya sudah."
Kayla berjalan dengan cepat meninggalkan Reiki di belakang dengan berbelok ke arah yang berlawanan dengan arah pulang Reiki.
"Baiklah. Waktunya memulai pembuatan rencana untuk malam ini dan menyiapkan peralatan lama." Gumam Reiki dengan melepas semua ekspresi samaran yang dia pasang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments