Reiki memang menyadari kedatangan orang tersebut dan memang sengaja tidak masuk dalam keadaan bersiap karena memang sudah mengetahui siapa yang datang.
Orang itu mulai menampakkan diri yang ternyata adalah seorang gadis berseragam hitam dengan dasi kupu-kupu dan sesuatu yang biasa dijumpai pada wanita di bawah dasinya, tapi tidak terlalu besar dan rambut hitam yang di kuncir dua dengan sorot mata hijau yang menyala dalam redupnya pencahayaan lorong.
'Apa masih sempat jika aku berbalik dan kembali ke atas arena' Pikir Reiki lemas.
"Reiki......." Teriak gadis itu dari kejauhan.
"Tidak usah berteriak juga aku dengar, aku ini tidak tuli." Ketus Reiki menjawab panggilan gadis tersebut.
Akhirnya gadis tersebut sudah sampai di depan Reiki dengan nafas sedikit terengah - engah.
"Ada apa lagi kali ini dan kenapa kau mencariku Kayla?" Tanya Reiki curiga dengan tingkah Kayla yang berbanding terbalik 180°.
"Dari nada bicaramu aku menyimpulkan, jika kau menganggap ku sebagai pembuat onar." Kata Kayla kesal dengan menggembungkan pipinya.
"Hah...kau masih tidak sadar dengan masalah yang kau timbulkan ternyata." Kata Reiki menghembuskan nafas berat menghadapi wanita ini.
"Memang aku membuat masalah apa selain yang tadi." Kata Kayla sambil memegang dagunya yang memang bodoh atau pura-pura bodoh.
"Sudahlah, biarkan aku istirahat. Aku lelah, hari ini aku sudah membantumu. Bisa aku lewat dan pergi untuk makan. Aku belum sarapan dan hanya makan roti sedari pagi."
Tiba-tiba Kayla memasang wajah bersalah dan menundukkan kepalanya setelah Reiki mengatakan hal itu.
Reiki menyadari apa yang sedang terjadi di depannya dan memilih untuk pura-pura kurang peka dengan keadaan untuk mulai bertanya apa yang sedang terjadi.
"Ada apa....."
Belum selesai Reiki menyelesaikan omongannya, dia sudah disela oleh Kayla duluan.
"Ya, kau memang benar. Aku ini orang yang merepotkan. Baru saja kita bertemu hari ini dan aku sudah membawamu ke dalam sebuah masalah yang membuat semua orang salah paham denganmu." Kata Kayla lirih dengan nada suara yang agak sedikit serak.
"Apa yang......"
Lagi - lagi Reiki belum selesai berbicara dan sudah disela oleh Kayla.
"Silahkan jika kau memang menganggap ku merepotkan. Silahkan jika kau ingin menjauhiku. Tapi Kuharap, kau tidak membenci ku." kata Kayla yang masih dengan nada orang yang sedang menangis.
Reiki mencoba mengulangi kata-katanya yang barusan disela.
"Apa yang....."
Dan lagi-lagi Reiki disela oleh Kayla sebelum dia menyelesaikan omongannya.
"Tolong jangan benci aku. Tolong, kumohon Reiki."
Bukannya akan iba atau apa, tapi Reiki malah terlihat kesal dan meledak-ledak menghadapi gadis yang ada di depannya.
"SIAPA YANG MAU MEMBENCIMU HA, AKU HANYA INGIN BICARA. TAPI KENAPA KAU SELALU MENYELA OMONGAN KU SEBELUM AKU SELESAI. BISA DENGARKAN DULU TIDAK!!!" Teriak Reiki sambil memegang kedua bahu Kayla dan mengguncangnya.
Kayla mulai tenang dan kepalanya mulai diangkat kembali untuk menatap mata Reiki. Tapi masih terlihat sebuah kesedihan dimatanya yang membuat Reiki tidak tega mengatakan apa yang ingin dia katakan.
"Sudahlah lupakan saja. Aku ingin mencari makanan di kantin."
Mendengar itu, terbesit sebuah ide di benak Kayla.
"Emm.....Reiki...." Panggil Kayla ragu - ragu.
"Ada apa?" Ketus Reiki.
"Bagaimana jika nanti sepulang sekolah kita pulang bareng. Nanti aku traktir makan sebagai tanda terima kasih, bagaimana?" Tanya Kayla dengan wajah merona karena malu dan sedikit menundukkan kepala.
"Memangnya aku punya pilihan untuk menolak?" Sahut Reiki yang mengalihkan pandangannya ke dinding.
Hanya dengan jawaban sederhana itu, wajah Kayla sudah kembali ceria bahkan terlihat lebih ceria dan bersemangat sampai terkadang dia terlihat melonpat-lompat yang membuat Reiki sedikit kewalahan.
"Ayo kita ke kantin, aku lapar." Ajak Reiki dengan wajah lemas.
Kayla menanggapi dengan anggukan kecil dan mereka berjalan keluar dari lorong arena menuju pintu keluar.
Tapi untuk keluar dari sana lebih sulit dari perkiraan yang hanya perlu berjalan sanati seperti biasa. Tapi tidak seperti itu karena ada banyak siswa maupun siswi yang berkerumun di luar dan bilang jika mereka mencari Reiki agar bergabung dengan unit mereka.
Tentu Reiki kurang paham tentang unit karena yang dia cari dan alasan utama dia untuk masuk sekolah militer adalah menantang dan mengalahkan berbagai macam orang kuat.
Kemudian Kayla menjelaskan jika unit adalah sama halnya seperti party dalam game yang berisi beberapa orang. dan unit sendiri memiliki berbagai kegiatan seperti menjalankan misi, melakukan turnamen, dsb.
Meski Reiki sebenarnya tidak ada niatan sedikit pun untuk mengetahui apa itu unit yang mereka maksud dan tidak berencana bergabung ke salah satu unit karena Reiki tau betul bagaimana kemampuannya daripada orang lain dan percaya diri bisa menyelesaikan sebagian besar masalah di dunia seorang diri.
"Aku iri denganmu." Kata Kayla tiba-tiba yang membuyarkan lamunan Reiki.
"Hmm.....apa maksudmu?" Tanya Reiki penasaran dengan apa yang dia pikirkan.
"Ya aku iri saja. itu, lihat...." Kayla menunjuk salah satu kelompok orang yang terpisah dari kelompok lain dan masing-masing anggotanya terlihat sangat arogan.
"Itu unit 09 unit peringkat tiga saat ini. Itu, itu unit 05 unit peringkat dua saat ini." Kata Kayla dengan mata berbinar sambil mengenalkan semua unit yang ada.
"Kau tau banyak sepertinya."
"Ya aku hampir kenal semua orang jadi bisa tau semua itu."
"Terserah. Aku mau ke kantin dan masih harus membelikan pisau baru untuk Jenderal Lidia karena aku meledakkannya hingga berkeping-keping tadi." Kata Reiki sambil melirik ke Kayla.
"Hehehe." Kayla malah cengengesan mengetahui jika apa yang Reiki lakukan demi dirinya.
Reiki menghindari semua orang tidak berguna yang berkumpul untuk dirinya itu dan berniat pergi ke kantin.
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
"Ini, roti daging ukuran sedang dan kopi hitamnya, silahkan."
"Terima kasih."
"Kau pesan apa?" Tanya Kayla sambil celingukan melihat apa yang dipesan Reiki.
"Roti dan kopi." Sahut Reiki sambil membuka bungkus rotinya.
Setelah memesan makanan, mereka duduk di salah satu meja yang kantin siapkan. Mereka berdua duduk berhadapan, memakan makanan yang mereka pesan.
"Apa kau tidak masalah memebeli kue stroberi porsi sedang sekaligus dua seperti itu." Celetuk Reiki heran melihat tingkah wanita satu ini yang tidak wajar.
"Tidak apa, aku sudah biasa."
'Tapi itu hal luar biasa untukku. Dan aku baru lihat ada wanita seperti dirimu di dunia ini. Ngomong ngomong kenapa meja yang disana ramai sekali." Pikir Reiki sambil menoleh ke kanan yang terlihat sebuah meja dengan tiga orang yang duduk disana tapi sangat ramai.
"Ada apa?"
Menyadari Reiki yang terus menoleh ke meja di sebelahmya, membuat Kayla penasaran apa yang dia pikirkan.
"Tidak ada, hanya penasaran. Sekaligus sedikit terganggu." Kata Reiki yang sengaja memelankan suaranya saat bicara kata terakhir.
"Jangan hiraukan mereka. Mereka hanya unit 25, unit terbelakang."
"Hoo....unit terbelakang ya. Menarik."
Setelah mengetahui siapa yang ada di dekatnya, membuat Reiki tertarik dan tanpa disadarinya, dia sering melirik kesana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
lucifer~fallen[✓]
awwwww jiwa psikopat ku terbangkit,
2021-02-27
0
Reka
....
2021-02-05
0