Kabar siswa baru yang ditantang 'The Grizzly' di hari pertamanya sekolah, langsung menggemparkan seisi sekolah. Reiki memang memiliki tujuan awal jika dia harus melindungi Kayla.
Tapi di sisi lain, isu yang menyebar malahan memberitakan jika aku menerima tantangan Jawel karena memperebutkan wanita. Tentu semua orang akan marah jika ada isu muncul yang tidak seseuai dengan kebenaran yang terjadi.
"Maafkan aku Reiki. Gara - gara aku kau harus menerima tantangan Jawel." Kata Kayla pelan meminta maaf.
"Bukan masalah. Memangnya sehebat apa si Jawel ini. Pasti dia tidak lebih seperti angin untukku." Ujar Reiki percaya diri.
"Jadi kau tidak tau tentang 10 peringkat yang ada di seluruh SMA militer di Tekno City?"
"Ya aku tau tentang itu, lantas apa ini berhubungan dengan si brengsek itu?" Kata Reiki enteng.
"Apa kau tidak lihat atribut kelas di tangan kiri Jawel?" Kata Kayla menjelaskan.
"Memangnya kenapa?"
Kayla menerangkan jika atribut di lengan kiri Jawel terlihat memiliki sayap dan dia juga menelaskan jika semakin bagus gambar atribut kelas yang ada di lengan kiri siswa, berarti peringkat yang di miliki juga semakin tinggi.
"Jadi maksudmu, sepasang sayap yang ada di pinggir atribut itu menandakan jika dia ada di peringkat 10?" Kata Reiki tenang.
"Itu benar." Sahut Kayla.
Sebenarnya Reiki memang sudah tau tentang ini karena dia sudah diperingatkan jauh - jauh hari sebelum dia masuk oleh Bu Dewi. Tapi informasi itu tidak lengkap karena tidak mencantumkan nama dari masing - masing peringkat. Jadi dia hanya meminta Reiki berhati - hati.
'Kalau begitu ini adalah suatu kebetulan karena cepat atau lambat aku harus menantang satu per satu dari sepuluh peringkat ini. Ya meski tidak ada salahnya jika mereka ber sepuluh maju bersamaan. Itu tak ada bedanya karena mereka tetap akan kalah dariku' Pikir Reiki tentang rencana awal dia masuk ke sekolah ini.
Tak beberapa lama, Reiki melihat jam tangannya dan terlihat jika sudah menunjukkan sebentar lagi adalah saatnya pertarungan dimulai.
"Sudah jam segini. Ayo kita menuju arena. Tidak baik membiarkan orang yang akan mati terlalu lama." Kata Reiki dengan sedikit senyum merekah di wajahnya.
"Apa maksudmu tentang membiarkan orang mati menunggu?"
"Bukan apa - apa. Aku hanya beegumam. Ayo."
"Baiklah."
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Semua sisi arena terlihat sudah ramai diisi semua murid dari berbagai kelas. Bahkan terlihat beberapa guru yang lewat berlalu lalang dan ada juga yang duduk di podium penonton.
Di tengah arena terlihat Jawel sudah berdiri dengan kokoh menunggu kedatangan seseorang dan menatap wajah satu per satu siswa yang ada di podium, bahkan sesekali dia melihat ke sekeliling arena yang menambah kesan jika dia memang sedang menunggu seseorang.
"Hey, sampah, keluar kau. Cepat hadapi aku dengan jantan. Aku tau kau ada di sini, jadi cepat keluar atau aku akan mematahkan kakimu saat kita bertemu." Kata Jawel sambil terus melihat ke sekeliling.
Tak lama kemudian muncul sesosok wanita berambut hitam dengan seragam sekolah dan rok yang pendek tidak sampai menutupi setengah pahanya dan memakai stoking panjang sampai lutut diiringi sorot mata hijau miliknya menambah kesan seorang wanita sempurna.
Suara gaduh terdengar dari arah podium dimana Kayla muncul yang membuat semua siswa laki - laki disana kehilangan kendali.
Tak berselang lama, muncul sesosok dari arah pintu masuk menuju arena yang berada tepat di depan Jawell menggunakan seragam dan memasang head phone di telinganya.
"Akhirnya kau datang. Aku tau jika kau dari tadi sudah ada disini." Kata Jawel dengan nada merendahkan ke lawannya.
"Ternyata insting orang gila mu memang tajam. Tak heran jika kau disebut ' The Grizzly' karena tingkahmu lebih pada hewan daripada orang gila." Hina Pria yang berada di depan Jawel yang membuatnya naik pitam.
Setelah beberapa saat muncul seseorang dengan kemeja putih dan rok yang menutup sqmpai lututnya dan rambut berwarna cokelat yang se irama dengan matanya.
"Apa semua peserta sudah siap?" Tanya wanita tersebut.
"Sampai harus Bu Dewi yang turun tangan sebagai wasit, saya tersanjung. Kalau begitu, saya, Jawel siap."
"Aku juga." Sahut sang pria yang berada di sisi lain arena yang berbeda dengan Jawel.
"Sebelum dimulai, biarkan saya bicara dengan Reiki sebentar." Kata Bu Dewi menyela sebelum pertandingan dimulai.
"Silahkan." Kata Jawel.
Bu Dewi terlihat berjalan mendekati pria yang masih memasang head phone di telinganya.
"Apa kau tidal tau batas Reiki, kenapa hari pertama sudah membuat masalah dan lagi itu tentang memperebutkan wanita?" Bentak Bu Dewi dengan suara pelan sehingga hanya Reiki yang bisa mendengarnya.
"Aku hanya ingin mengajari orang brengsek ini untuk tidak bermain - main dengan ku. Dan ini bukan karena wanita. Camkan itu." Gerutu Reiki menanggapi isu yang entah muncul dari mana itu.
Bu Dewi segera mundur dan mengumumkan pertandingan akan segera dimulai.
"Kedua belah pihak sudah siap. Tanpa basa - basi lagi, ini akan segera dimulai dalam......"
3....
2....
1....
Riuh semua penonton mengawali pertandingan antara salah satu dari sepuluh peringkat melawan murid pindahan di hari pertama sekolahnya.
《→→→○←☆→○←←←》
Setelah pertandingan dimulai, Reiki dan Jawel langsung berlari menuju tengah lapangan. Dan dengan aturan yang sederhana yang mengharuskan semua pihak tidak memakai senjata apa pun dan hanya diperbolehkan menggunakan tangan kosong dan segala teknik bela diri.
Jawel langsung melancarkan sebuah tinju besar ke arah Reiki. tapi Reiki menghindar dengan melompat mundur secepat mungkin karena tubuh yang besar membuat semua serangan Jawel lebih terfokus ke kekuatan serangan daripada kecepatan serangannya.
Tak menunggu lama Reiki langsung melompat ke atas dan menghantam kepala Jawel dengan sebuah tendangan kuat yang membuatnya kehilangan keseimbangan dan terpaksa mundur beberapa langkah dengan merasakan sakit di kepalanya.
"Kau lihat. ini yang dinamakan serangan. Bukan seperti tinju lamban yang kau arahkan pada ku tadi." Ejek Reiki dengan posisi kaki yang terangkat ke atas sebelah.
"Aku akan serius kali ini untuk melawan kutu kurang ajar sepertimu." Balas Jawel dengan urat nadi yang sudah berkedut di dahinya.
Belum sempat Jawel berdiri, Reiki sudah mendaratkan kakinya di kedua sisi kiri dan kanan leher Jawel dan memutar tubuhnya di udara dan membuat tubuh Jawel berputar sekali di udara sebelum pada akhirnya dia terbanting ke tanah dengan kuat.
Tak membiarkan lawannya bangkit, Reiki langsung menendang kepala Jawel dan membuatnya berguling mundur beberapa kali.
"Ayolah.....ini yang kau sebut pertarungan. Bahkan memandikan kucing ku di rumah lebih sulit." Kata Reiki sambil memasang posisi kuda - kuda dan terus menggerakkan seluruh tubuhnya.
《→→→○←☆→○←←←》
Di puncak salah satu podium, terlihat seorang pria sedang berdiri dengan pakaian jas lengkap dengan serba putih bahkan rambutnya berwarna putih dengan dasi bermotif polkadot pink hitam, berdiri mengawasi jalannya pertarungan dengan mata kuning sedikit hijau yang menyala.
"Hoo....aku seperti pernah melihat gaya bertarung seperti itu. Tapi dimana." Kata Pria tersebut dengan memegang dagunya.
"Yah....aku akan akan lebih banyak memiliki kesempatan bertemu dengannya setelah ini." Kata pria tersebut dengan memasukkan tangan kirinya ke saku jas putih yang dia kenakan.
《→→→○←☆→○←←←》
Di arena terlihat sosok Reiki sedang nerjalan mendekat dengan santai ke arah Jawel yang terbaring lemas setelah mendapati beberapa serryang mendarat di tubuhnya.
"Apa kau tak ingin melawan dasar brengsek." Kata Reiki sambil menendang tubuh Jawel yang tergolek di lantai arena.
Tapi ternyata Jawel masih sadar dan menangkap kaki Reiki. Kemudian Jawel bangkit dan berniat membanting Reiki ke tanah.
Tapi na'as bagi Jawel karena Reiki menguatkan kaki yang Jawel tangkap dan melayangkan sebuah tendangan ke arah kepala Jawel sampai memaksanya melepaskan pegangannya pada kaki Reiki.
"Ayo serang aku brengsek. ayo kemari." Ujar Reiki dengan wajah mengejek dan memasukkan kedua tangannya ke saku celana.
"Beraninya kau...."
Perkataan Jawel hanya berakhir di tenggorokan karena Reiki sudah memberikan beberapa kali tendangan ke perutnya secara beruntun sampai membuatnya terhempas mundur ke udara.
Jawel berusaha bangkit. Tapi dia memuntahkan darah dan tergulai lemas meski masih memaksa untuk bangun.
"Apa kau menyerah?" Tanya Reiki sambil meletakkan kakinya di atas kepala Jawel dan menekannya dengan kuat.
Tidak terdengar suara dari Jawel yang mengatakan jika dia menyerah atau tidak. Jadi Reiki menganggap dia belum menyerah dan menguatkan injakannya pada kepala Jawel.
Tapi tiba - tiba Reiki mendengar suara tembakan senapan mesin yang di arahkan padanya dan melompat mundur dengan cepat. Dan memasang kedua tangan di depan badannya yang menunjukkan sikap kuda - kuda.
Sontak seluruh arena kaget mendengar suara tembakan dan mencari arah suara tembakan. Dan betapa terkejufnya mereka saat mereka mengetahui siapa yang melakukannya.
"Wah, wah....ini sebuah kejutan untukku." Kata Reiki menunjukkan akting terkejut untuk menyambut orang yang datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Writer's Wolf
hii aku udah baca nih semangat terus ya
2020-10-14
3