Episode 4: Ayah dan Ibu

“Nona, kita sudah sampai.”

Bibi Zhou memberi tahu bahwa mereka telah tiba di Kediaman Shu.

Sebuah tangan kecil yang halus namun agak hitam menjulur keluar kereta, menyambut uluran tangan dari Bibi Zhou yang membantunya turun. Kakinya melangkah hati-hati, menahan sakit akibat memar yang ia dapatkan di belantara hutan Kota Dingzhou.

Shu Yue menatap sebuah papan bertuliskan “Kediaman Shu” yang dipasang di bagian atas kediaman tersebut.

Pandangannya turun pada dua sosok orang tua yang sedang berdiri di depan kediaman menyambut mereka. Wajah mereka tidak asing baginya, namun bagi Shu Yue yang sekarang, rasanya agak berbeda.

“A Yue, A Yue-ku akhirnya kembali!”

Nyonya Shu segera berlari menuruni tangga. Dia langsung memeluk Shu Yue dengan erat, penuh kehangatan.

Belasan tahun tidak berjumpa, rasanya sungguh campur aduk saat bertemu kembali dengan putri yang dibesarkan secara terpisah. Nyonya Shu sudah menantikan momen pertemuan ini, memupuk kerinduan bertahun-tahun.

“A Yue, bagaimana kabarmu selama ini? Ibu bersalah padamu, tidak bisa membesarkanmu dan menemanimu tumbuh sampai sebesar ini. Apakah kau hidup dengan baik?”

Shu Yue dihujani rentetan pertanyaan. Shu Yue hidup dengan baik, hanya saja jalannya begitu hambar dan kaku. Terlalu pasrah dan penurut, menganggap semuanya baik-baik saja.

Tapi saat semua orang tidak memedulikannya lalu perlahan melupakan keberadaannya, bagaimana itu bisa disebut baik-baik saja?

“Kenapa tidak bicara?” tanya Nyonya Shu yang khawatir karena putrinya tidak juga mengeluarkan sepatah kata pun.

“Nyonya, kami hampir dibunuh bandit gunung. Nona sangat terkejut. Nyonya lihat, kepalanya terluka dan kakinya memar,” ucap Bibi Zhou.

Nyonya Shu seketika panik dan memeriksa Shu Yue. Matanya menjadi sendu saat melihat luka di kepala yang sudah mengering.

Saat dilihat lagi, penampilan putri keempatnya begitu tidak rapi. Pakaiannya begitu polos dan sederhana.

Wajahnya tidak memakai riasan dan tidak ada perhiasan apapun di kepala maupun tubuhnya. Sama sekali tidak terlihat seperti gadis keluarga bangsawan.

“Putriku yang berharga! Kau sudah banyak menderita!”

“Sudah, kalau kau terus menahannya di sini, dia bisa sakit. Istriku, mari bawa dia masuk.”

Tuan Shu berhasil mengalihkan topik. Shu Yue dibawa masuk ke dalam kediaman, disambut dengan penuh hormat. Bahkan di aula, semua anggota Keluarga Shu sudah berkumpul dan menunggu kedatangannya.

Wajah-wajah itu terlihat asing. Hanya beberapa orang yang pernah berhubungan baik dengan Shu Yue di masa lalu yang wajahnya samar-samar diingat olehnya.

“Inikah Nona Keempat? Ya ampun, dia cantik sekali!”

Lagi-lagi Shu Yue terdiam dengan bingung. Orang-orang di Kediaman Shu terlihat sangat ramah dan hangat.

Jika memang keluarga ini begitu penyayang, lantas mengapa dia harus dibesarkan sendirian di pedesaan yang jauh?

“Kau menakuti putriku. A Yue, ini adalah paman keduamu. Saat kecil, kau sering digendong olehnya,” ucap Tuan Shu.

Shu Jingtang tertawa sambil mengangguk. Keponakan keempatnya tumbuh jadi gadis belia yang begitu cantik.

Hanya saja dia agak pendiam dan tidak pandai mengekspresikan diri. Sangat berbeda jauh dengan adiknya, yang bahkan sampai dia tiba pun tidak menunjukkan batang hidungnya.

Tuan Shu dan Nyonya Shu memperkenalkan satu per satu anggota keluarga mereka kepada Shu Yue, membantunya mengingat kembali masa lalu.

Tapi, tidak ada kesan khusus yang dirasakan oleh Shu Yue. Semua kesannya terasa samar. Mungkin karena sebelumnya sudah lama meninggalkan Kediaman Shu, ingatannya perlahan menjadi pudar.

“Bawa Nona Keempat ke Paviliun Haitang. Panggil tabib untuk memeriksa lukanya. Aku pasti akan mengusut masalah perampokan bandit gunung kali ini!”

Shu Yue diantar oleh Nyonya Shu. Nyonya Shu sangat lembut dan ramah. Dia punya jiwa keibuan. Semua ucapan dan perlakuannya terasa sangat tulus.

Shu Yue tergerak. Nyonya Shu mengingatkannya kepada ibunya yang telah meninggal dan dikubur bersama Keluarga Ruan.

“Putriku, maafkan ibumu ini. Andai saja dulu aku bisa lebih tegar menghadapi situasi, kau pasti tidak akan menderita begitu banyak. Andai saja aku lebih kuat, aku pasti akan mempertahankanmu di sini. Tidak akan membiarkanmu tumbuh besar sendirian di pedesaan.”

Shu Yue hanya terdiam mendengar Nyonya Shu meluapkan penyesalannya. Sebagai ibu, dia tidak kuat dan tidak bisa melindungi putrinya sendiri.

Shu Yue tidak tahu mengapa keluarga ini dulu membuangnya ke pedesaan. Namun, dia merasa disayangkan, karena hal itulah yang telah merenggut nyawa asli Shu Yue.

“Putriku yang berharga, ibu berjanji akan melindungi dan mempertahankanmu. Apapun yang terjadi, aku tidak akan membiarkanmu menderita lagi. Aku dan ayahmu sudah sepakat untuk mengadakan upacara kedewasaan untukmu. Bertindaklah dengan bebas, jangan takut apapun. Ibu dan ayah akan mendukungmu.”

“Ibu…”

Senyum cerah yang membahagiakan terbit di bibir Nyonya Shu. Betapa bahagianya hatinya saat mendengar suara putri keempatnya memanggilnya ibu.

Matanya berkaca-kaca. Tangan hangatnya menggenggam erat tangan kecil putrinya, enggan melepasnya.

“Nyonya, Nona Kelima jatuh sakit. Selir Fang terus menangis sepanjang hari memohon untuk bertemu Nyonya,” ucap pelayan dari luar.

Ekspresi Nyonya Shu dengan cepat berubah. Dia begitu enggan. Di saat membahagiakan seperti ini, kedua orang itu malah ingin membuat masalah. Benar-benar membuat Nyonya Shu pusing.

“A Yue, kau istirahat saja di sini. Ibu akan pergi mengurus selir ayahmu dan anaknya dulu.”

Shu Yue mengangguk. Setelah Nyonya Shu pergi, dia menarik napas dalam-dalam. Kediaman ini begitu hangat.

Namun, tampaknya tidak semua orang mau menerimanya kembali ke kediaman. Setelah mengamati beberapa saat, akhirnya ia tahu siapa yang tidak ingin dirinya kembali ke Kediaman Shu.

Jika dia ingin membalas dendam pada Ling Baichen dan Shen Jia, dia harus memanfaatkan kesempatan ini. Setidaknya, ia harus mempunyai pijakan yang jelas di kediaman ini.

Meski terlihat hangat dan ramah, namun kedalaman kediaman keluarga bangswan selalu rumit. Ia tidak mau mengulangi kesalahan yang sama dengan menjadi seorang putri yang tidak disukai.

Shu Yue sudah menderita dan meninggal sebelum bertemu dengan keluarganya. Jika tahu putri asli mereka sudah meninggal dalam perjalanan itu, mereka mungkin akan sedih.

Kisah hidup Shu Yue tidak jauh berbeda darinya, membuatnya merasakan penderitaan yang sama dan rasa sakit yang sama akibat ditinggalkan keluarga setelah direncanakan oleh orang lain.

Jika dia bisa menggantikan Shu Yue menyayangi ayah dan ibunya, bisa dibilang hal baik. Anggap saja sebagai balas budi karena Shu Yue telah menyerahkan tubuhnya kepada Ruan Shu Yue. Semua miliknya yang seharusnya dia nikmati pasti akan ia rebut kembali.

Dia ingin menulis ulang takdir Shu Yue dan menulis ulang takdirnya sendiri.

“Bibi Zhou, bisakah kau membantuku?”

Bibi ZHou bergegas masuk. “Nona punya perintah?”

“Kau orang yang cerdas dan telah bertahun-tahun bekerja di sisi ibuku. Selidiki masalah aku dikirim ke pedesaan dahulu. Lihat apakah ada yang mencurigakan atau tidak.”

Bibi Zhou sudah mencobanya, namun dia tidak pernah menemukan kejanggalan apapun. Nona Keempat kala itu dikirim ke pedesaan karena sakit-sakitan.

Seorang pendeta mengatakan dia harus dibesarkan di tempat yang tenang. Demi melindunginya, Nyonya Shu harus mengeraskan hati dan menanggung siksaan berpisah dengan anak kandung yang dilahirkan rahimnya sendiri.

Apakah sungguh ada yang aneh dari kejadian saat itu?

“Mulai dari pendetanya lebih dulu. Cari dia, aku punya beberapa pertanyaan untuknya.”

“Baik, Nona.”

Bibi Zhou diam-diam mengembuskan napas lega. Kini, Nona Keempat sepertinya bisa memainkan sebuah cara untuk mencari kebenaran atas dirinya.

Semua yang hilang darinya selama bertahun-tahun mungkin akan segera ia dapatkan kembali. Dengan begitu, upaya Nyonya Shu dan Tuan Shu tidak sia-sia.

“Adik Kelimaku itu, namanya Shu Mengli, kan? Bantu aku bersiap. Aku ingin menjenguknya.”

Terpopuler

Comments

Nini Antéh

Nini Antéh

wah bau-bau sesuatu nih🤣

2025-09-18

4

Biyan Narendra

Biyan Narendra

Drama pun di mulai

2025-09-19

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Bunga yang Jatuh
2 Episode 2: Nona Keluarga Shu
3 Episode 3: Istri Adipati Muda
4 Episode 4: Ayah dan Ibu
5 Episode 5: Dia Sangat Pengertian
6 Episode 6: Teman Lama
7 Episode 7: Apakah Kita Pernah Bertemu Sebelumnya?
8 Episode 8: Orang yang Mencari Perhatian
9 Epsiode 9: Bawa Aku Keluar
10 Episode 10: Tuan Kecil
11 Epsiode 11: Bantuan yang Tidak Boleh Setengah-Setengah
12 Episode 12: Jangan Bicara!
13 Episode 13: Meminjamkan Harem
14 Episode 14: Reuni Kecil
15 Episode 15: Bayangan yang Hilang
16 Episode 16: Menghancurkan Aliansi Keluarga
17 Episode 17: Kartu Undangan
18 Episode 18: Orang yang Suka Pura-Pura Pasti Sangat Malu
19 Episode 19: Tuan Tidak Berdaya
20 Episode 20: Pamer Harga Diri
21 Epsiode 21: Tidak Sopan
22 Episode 22: Wajah Tanpa Topeng
23 Episode 23: Ucapan Terima Kasih
24 Episode 24: Orang Asing
25 Episode 25: Orang yang Berulah
26 Episode 26: Bisnis
27 Epsiode 27: Membakar Hidup
28 Episode 28: Kotak Kayu
29 Episode 29: Menteri Setia
30 Episode 30: Kebetulan Manis
31 Episode 31: Bersenang-Senang Sendiri
32 Episode 32: Lebih Tampan
33 Episode 33: Menghancurkan Nama Baik
34 Episode 34: Bunga Osmanthus
35 Episode 35: Benar-Benar Sulit
36 Episode 36: Pelajaran Berharga
37 Episode 37: Tentang Keluarga Ruan
38 Episode 38: Nyonya Besar
39 Episode 39: Bersabar Saja
40 Episode 40: Tidak Perlu Mencarinya Lagi
41 Episode 41: Bunga dari Masa Lalu
42 Episode 42: Apakah Kau Baru Mengantar Kekasih?
43 Episode 43: Salep Bunga Persik
44 Episode 44: Jamuan dan Sindiran
45 Episode 45: Hubungan Rahasia
46 Episode 46: Aroma Pemikat
47 Episode 47: Putri yang Terbuang
48 Episode 48: Kontes Menantu
49 Episode 49: Lagu Rakyat
50 Episode 50: Jasad yang Membeku
51 Episode 51: Melepas Pergi
52 Episode 52: Giok Kembar
53 Episode 53: Masalah Bencana
54 Episode 54: Menikahlah Denganku
55 Episode 55: Para Tuan Gelisah
56 Episode 56: Jangan Melewatkan Kesempatan
57 Episode 57: Mereka yang Selalu Ribut
58 Episode 58: Memberi Bantuan
59 Episode 59: Kampung Halaman
60 Episode 60: Panah
61 Episode 61: Desa Keluarga Shu
62 Episode 62: Rencana yang Matang
63 Episode 63: Dekrit Penangkapan
64 Episode 64: Berjalanlah Bersamaku, A Yue!
65 Episode 65: Pulang
66 Episode 66: Berkah Tersembunyi
67 Episode 67: Kehamilan Nyonya Adipati Muda
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Episode 1: Bunga yang Jatuh
2
Episode 2: Nona Keluarga Shu
3
Episode 3: Istri Adipati Muda
4
Episode 4: Ayah dan Ibu
5
Episode 5: Dia Sangat Pengertian
6
Episode 6: Teman Lama
7
Episode 7: Apakah Kita Pernah Bertemu Sebelumnya?
8
Episode 8: Orang yang Mencari Perhatian
9
Epsiode 9: Bawa Aku Keluar
10
Episode 10: Tuan Kecil
11
Epsiode 11: Bantuan yang Tidak Boleh Setengah-Setengah
12
Episode 12: Jangan Bicara!
13
Episode 13: Meminjamkan Harem
14
Episode 14: Reuni Kecil
15
Episode 15: Bayangan yang Hilang
16
Episode 16: Menghancurkan Aliansi Keluarga
17
Episode 17: Kartu Undangan
18
Episode 18: Orang yang Suka Pura-Pura Pasti Sangat Malu
19
Episode 19: Tuan Tidak Berdaya
20
Episode 20: Pamer Harga Diri
21
Epsiode 21: Tidak Sopan
22
Episode 22: Wajah Tanpa Topeng
23
Episode 23: Ucapan Terima Kasih
24
Episode 24: Orang Asing
25
Episode 25: Orang yang Berulah
26
Episode 26: Bisnis
27
Epsiode 27: Membakar Hidup
28
Episode 28: Kotak Kayu
29
Episode 29: Menteri Setia
30
Episode 30: Kebetulan Manis
31
Episode 31: Bersenang-Senang Sendiri
32
Episode 32: Lebih Tampan
33
Episode 33: Menghancurkan Nama Baik
34
Episode 34: Bunga Osmanthus
35
Episode 35: Benar-Benar Sulit
36
Episode 36: Pelajaran Berharga
37
Episode 37: Tentang Keluarga Ruan
38
Episode 38: Nyonya Besar
39
Episode 39: Bersabar Saja
40
Episode 40: Tidak Perlu Mencarinya Lagi
41
Episode 41: Bunga dari Masa Lalu
42
Episode 42: Apakah Kau Baru Mengantar Kekasih?
43
Episode 43: Salep Bunga Persik
44
Episode 44: Jamuan dan Sindiran
45
Episode 45: Hubungan Rahasia
46
Episode 46: Aroma Pemikat
47
Episode 47: Putri yang Terbuang
48
Episode 48: Kontes Menantu
49
Episode 49: Lagu Rakyat
50
Episode 50: Jasad yang Membeku
51
Episode 51: Melepas Pergi
52
Episode 52: Giok Kembar
53
Episode 53: Masalah Bencana
54
Episode 54: Menikahlah Denganku
55
Episode 55: Para Tuan Gelisah
56
Episode 56: Jangan Melewatkan Kesempatan
57
Episode 57: Mereka yang Selalu Ribut
58
Episode 58: Memberi Bantuan
59
Episode 59: Kampung Halaman
60
Episode 60: Panah
61
Episode 61: Desa Keluarga Shu
62
Episode 62: Rencana yang Matang
63
Episode 63: Dekrit Penangkapan
64
Episode 64: Berjalanlah Bersamaku, A Yue!
65
Episode 65: Pulang
66
Episode 66: Berkah Tersembunyi
67
Episode 67: Kehamilan Nyonya Adipati Muda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!