Episode 3: Istri Adipati Muda

Gerbang Kota Jingdu dipenuhi penduduk yang keluar masuk ibu kota.

Beberapa penjaga gerbang memeriksa dengan teliti setiap orang yang masuk ke ibu kota, memeriksa surat izin keluar dan mencapnya dengan stempel resmi.

Gerbang kota megah itu terlihat begitu agung di tengah wilayah Kerajaan Dongyu yang luas, menjadi sebuah pagar kokoh yang memisahkan Kota Jingdu dengan wilayah di sekitarnya.

Shu Yue mengintip dari balik jendela kereta. Dulu, dia sering bepergian keluar kota mengikuti ibunya, yang seorang putri pedagang dari Kota Dingzhou.

Kediaman Penasihat Kerajaan tidak membuatnya nyaman, karena orang-orang di sana begitu rumit. Satu-satunya hal yang membuatnya bebas adalah bepergian mengurus bisnis keluarga bersama ibunya yang saat itu hanya seorang selir di Kediaman Ruan.

Dia juga sering bepergian sendirian untuk mengumpulkan uang, membantu Ling Baichen memuluskan jalan karirnya di pemerintahan.

Sekarang saat dipikir lagi, dia begitu konyol di masa lalu. Dia begitu bodoh sampai berpikir kalau Ling Baichen akan setia kepadanya dan akan selalu mencintainya.

Aroma musim semi membuat pernapasannya menjadi segar. Setelah bertahun-tahun terkurung di kediaman, dia akhirnya bisa menghirup udara di luar kediaman. Meskipun dia menghirupnya setelah mengalami kematian dan bangkit sebagai putri keluarga lain.

Melihat token Keluarga Shu yang ditunjukkan oleh Bibi Zhou, para penjaga itu segera memberi jalan. Kereta kuda membelah kerumunan, melewati jalan besar yang ramai.

Ada beberapa orang memperhatikan dalam diam. Shu Yue menyadarinya, ia hanya merasa sedikit heran.

“Bibi Zhou, aku sudah lama tidak kembali ke Jingdu. Bisakah kau membawaku jalan-jalan sebentar mengelilingi Jingdu sebelum kembali ke kediaman?”

Bibi Zhou terlihat bimbang. Perjalanan sudah tertunda selama beberapa hari. Tuan dan Nyonya pasti sudah menunggu.

Namun, Bibi Zhou juga tidak tega menolak permintaan Nona Keempat. Bagaimanapun, dia telah tinggal di pedesaan bertahun-tahun dan tidak pernah melihat keramaian ibu kota.

“Aku akan berbicara pada ayah dan ibuku jika kau takut.”

“Kalau begitu, budak tua ini akan membawa Nona berkeliling. Nona, tempat mana yang ingin dikunjungi Nona lebih dulu?”

“Distrik Selatan.”

“Baik.”

Bibi Zhou menyuruh kusir membelokkan arah ke Distrik Selatan. Shu Yue membuka jendela kereta, melihat pemandangan di sekitar jalan di Distrik Selatan.

Salju sudah sepenuhnya menghilang. Cabang-cabang persik yang tertanam di sepanjang jalan mulai menumbuhkan daun dan bunganya.

“Ada apa?” Shu Yue bertanya saat keretanya berhenti.

“Nona, ada kerumunan di depan sana. Jalan kita terhalangi.”

Shu Yue mengintip lagi dari balik jendela. Jantungnya berdebar kencang. Wajahnya mulai memucat.

Di depan sana, dia melihat kediaman Ling Baichen sedang dikerumuni orang. Terdengar suara keributan yang riuh, disertai omongan dari orang-orang yang berkerumun.

“Oh, itu adalah kediaman Adipati Muda Ling, Ling Baichen. Satu bulan lalu istri pertamanya meninggal dunia karena sakit. Istri keduanya kemudian menjadi nyonya resmi dan mengambil alih urusan rumah tangga,” ucap Bibi Zhou.

“Orang yang sedang membuat keributan itu adalah Putri Zhaoning. Saat tahu Nyonya Ruan meninggal, dia mendatangi kediaman Adipati Muda dan bersikeras mengatakan kalau Nyonya Ruan pasti dibunuh.”

Kening Shu Yue mengernyit. Dia pernah bertemu beberapa kali dengan Putri Zhaoning dan sering mendapat bantuannya ketika dia diejek karena ibunya berasal dari keluarga pedagang. Sejak ia memasuki kediaman Ling Baichen, mereka tidak pernah bertemu lagi.

Sangat mengherankan saat tahu Putri Zhaoning begitu membelanya setelah meninggal. Apakah dia membuat keributan seperti itu hanya untuk menegakkan keadilan untuknya? Mungkinkah Putri Zhaoning tahu sesuatu tentang urusan di halaman belakang kediaman Ling Baichen?

“Dia sudah menjadi dewasa rupanya. Aku bahkan tidak tahu kalau dia begitu peduli.”

Bibi Zhou menghela napasnya. Dalam satu bulan ini, banyak hal telah terjadi di Jingdu. Istri Adipati Muda Ling yang begitu terkenal setia dan lembut meninggal karena sakit.

Selain itu, istana juga terguncang karena Kaisar Tua tiba-tiba meninggal beberapa hari setelah istri Adipati Muda Ling meninggal.

“Nona baru kembali ke ibu kota, mungkin tidak tahu seluk beluk tempat ini. Dalam satu bulan ini, Jingdu sudah mengalami guncangan yang hebat. Kematian Nyonya Ruan sudah cukup membuat publik terkejut. Beberapa hari setelahnya, Kaisar Tua meninggal dan Putra Mahkota mewarisi takhta.”

Bukan soal kematiannya yang membuat Shu Yue terkejut. Rupanya selain dia, ada orang paling penting di Kerajaan Dongyu yang juga meninggal dalam waktu berdekatan dengannya.

Kaisar Tua meninggal dan Putra Mahkota naik takhta. Pengadilan pasti sangat sibuk dan kacau.

“Putra Mahkota sudah naik takhta?” tanyanya.

"Benar, Nona. Tapi karena usianya masih sangat kecil dan tidak mungkin memimpin sendiri, Pangeran Xuan kemudian menjadi Pangeran Pemangku yang menjadi wali Kaisar dalam pengadilan."

"Pangeran Xuan, Pei Yuanjing...." tanpa sadar dia bergumam. Sosok itu asing, namun juga tidak asing.

Putra Mahkota Dongyu, Pei Ziyan masih berusia empat tahun. Anak kecil itu adalah putra kesembilan Kaisar Tua yang sudah dinantikan sejak lama. Kaisar Tua sudah meninggal, maka dia secara otomatis naik menjadi Kaisar selanjutnya.

Namun, apa yang dimengerti oleh seorang anak kecil yang belum genap berusia empat tahun?

Kaisar Tua begitu pandai mengatur orang dan paling mahir bermain strategi. Dia menempatkan adik bungsunya, Pangeran Xuan, sebagai wali pemangku jabatan untuk putranya, membiarkannya menahan segala serangan dan kesulitan.

Pangeran Xuan, Pei Yuanjing, adalah pemuda yang begitu berbakat. Kaisar Tua sering jatuh sakit sehingga urusan pemerintahan seringkali diserahkan kepada Pei Yuanjing. Dia punya kebajikan dan hati yang pengasih, bijak, namun tegas dalam bertindak.

Dia adalah pemimpin yang baik. Pantas saja ketika Kaisar Tua mangkat, kekacauan di ibu kota tidak terlalu besar.

Mungkin Pei Yuanjing sudah lama mempersiapkan diri, menyiapkan beberapa hal untuk mengantisipasi terjadinya keributan besar jika suatu hari kakaknya meninggal. Dengan begitu, dia bisa membiarkan keponakannya naik takhta dengan aman, sementara dia membantunya tetap stabil.

Tatapan Shu Yue kembali ke kediaman Ling Baichen. Pintu gerbang kediaman itu tertutup rapat dan kain putih masih menggantung di tiang dan pilar-pilarnya. Shu Yue tertawa sumbang.

Setelah menyakitinya, menghancurkan hati dan mengacaukan hidupnya, menyiksanya sampai mati, pria itu masih mengadakan sebuah pemakaman untuknya?

Benar-benar menggelikan. Pria dingin yang bahkan tidak mau membantu istrinya memulihkan nama baik keluarga ternyata juga mampu mengadakan sebuah pemakaman yang layak.

Dia pasti hanya pura-pura, bukan? Dia pura-pura menjadi suami yang baik yang kehilangan istrinya dan pura-pura menghormatinya.

“Putar balik. Aku tidak mau melewati jalan menjijikan ini.”

Bibi Zhou agak terkejut, tapi tidak melontarkan komentar lain. Nona Keempat sepertinya punya semacam ketidaksenangan pada daerah ini.

Apakah seluruh Distrik Selatan membuatnya jijik? Atau, karena di sini terdapat sebuah kediaman yang membuatnya enggan berpijak bahkan hanya untuk sekadar lewat?

Kereta kuda berputar balik. Jendela juga sudah ditutup.

Shu Yue benar-benar merasa jijik. Setiap kali mengingat segala sesuatu tentang Ling Baichen, dia akan teringat kembali pada semua rasa sakit dan penderitaan yang diberikan olehnya.

Di lantai atas restoran Jiluo, tatapan Pei Yuanjing jatuh pada kereta kuda Kediaman Shu yang baru berputar balik. Keningnya sedikit mengernyit saat matanya tanpa sengaja melihat seorang gadis menutup tirai kereta dengan ekspresi aneh. Ia bisa melihat sebuah kebencian terpancar jelas dari sepasang mata tanpa riasan itu.

“Siapa dia?”

Dugu Cheng, ajudan sekaligus pengawal pribadinya ikut mengintip. “Dia adalah Nona Keempat Shu, Yang Mulia. Hari ini baru dijemput kembali dari pedesaan.”

“Nona Keempat Shu?”

“Benar. Shu Yue.”

Pei Yuanjing terdiam selama beberapa saat. Shu Yue… sungguh sangat mirip dengan Ruan Shu Yue. Pei Yuanjing sedikit heran.

Nona Keempat Shu baru saja kembali dari pedesaan, tapi mengapa dia terlihat memiliki kebencian yang besar pada kediaman Adipati Muda Ling? Bahkan tak segan memutar balik keretanya dan menghindari melewati tempat itu.

“Cari tahu tentangnya.”

Dugu Cheng kaget, menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sudahlah, tuannya sedang mengalami suasana hati yang buruk selama satu bulan ini.

Dia mungkin terlalu sedih karena seseorang telah pergi meninggalkan dunia ini. Tapi, pelampiasan kesedihannya ini sungguh terlalu aneh.

“Yang Mulia sudah keluar istana selama berjam-jam. Apakah ingin kembali sekarang?”

Pei Yuanjing menggelengkan kepalanya. “Tunggu sampai Zhaoning selesai membuat keributan, tidak akan terlambat kembali ke istana.”

Catatan kecil: Visual Pei Yuanjing: He Congrui

Terpopuler

Comments

Biyan Narendra

Biyan Narendra

Dia pangeran yg menendang Lin Baicheng..
Calon suami Yue Shue di masa ini

2025-09-19

2

Arix Zhufa

Arix Zhufa

gambar nya tidak muncul di saya thor

2025-09-18

2

A

A

diatas dugu muxue disini dugu cheng. aku berasa ga asing sama dugu muxue ini. tpi yg bner yg mana thor?

2025-09-18

4

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Bunga yang Jatuh
2 Episode 2: Nona Keluarga Shu
3 Episode 3: Istri Adipati Muda
4 Episode 4: Ayah dan Ibu
5 Episode 5: Dia Sangat Pengertian
6 Episode 6: Teman Lama
7 Episode 7: Apakah Kita Pernah Bertemu Sebelumnya?
8 Episode 8: Orang yang Mencari Perhatian
9 Epsiode 9: Bawa Aku Keluar
10 Episode 10: Tuan Kecil
11 Epsiode 11: Bantuan yang Tidak Boleh Setengah-Setengah
12 Episode 12: Jangan Bicara!
13 Episode 13: Meminjamkan Harem
14 Episode 14: Reuni Kecil
15 Episode 15: Bayangan yang Hilang
16 Episode 16: Menghancurkan Aliansi Keluarga
17 Episode 17: Kartu Undangan
18 Episode 18: Orang yang Suka Pura-Pura Pasti Sangat Malu
19 Episode 19: Tuan Tidak Berdaya
20 Episode 20: Pamer Harga Diri
21 Epsiode 21: Tidak Sopan
22 Episode 22: Wajah Tanpa Topeng
23 Episode 23: Ucapan Terima Kasih
24 Episode 24: Orang Asing
25 Episode 25: Orang yang Berulah
26 Episode 26: Bisnis
27 Epsiode 27: Membakar Hidup
28 Episode 28: Kotak Kayu
29 Episode 29: Menteri Setia
30 Episode 30: Kebetulan Manis
31 Episode 31: Bersenang-Senang Sendiri
32 Episode 32: Lebih Tampan
33 Episode 33: Menghancurkan Nama Baik
34 Episode 34: Bunga Osmanthus
35 Episode 35: Benar-Benar Sulit
36 Episode 36: Pelajaran Berharga
37 Episode 37: Tentang Keluarga Ruan
38 Episode 38: Nyonya Besar
39 Episode 39: Bersabar Saja
40 Episode 40: Tidak Perlu Mencarinya Lagi
41 Episode 41: Bunga dari Masa Lalu
42 Episode 42: Apakah Kau Baru Mengantar Kekasih?
43 Episode 43: Salep Bunga Persik
44 Episode 44: Jamuan dan Sindiran
45 Episode 45: Hubungan Rahasia
46 Episode 46: Aroma Pemikat
47 Episode 47: Putri yang Terbuang
48 Episode 48: Kontes Menantu
49 Episode 49: Lagu Rakyat
50 Episode 50: Jasad yang Membeku
51 Episode 51: Melepas Pergi
52 Episode 52: Giok Kembar
53 Episode 53: Masalah Bencana
54 Episode 54: Menikahlah Denganku
55 Episode 55: Para Tuan Gelisah
56 Episode 56: Jangan Melewatkan Kesempatan
57 Episode 57: Mereka yang Selalu Ribut
58 Episode 58: Memberi Bantuan
59 Episode 59: Kampung Halaman
60 Episode 60: Panah
61 Episode 61: Desa Keluarga Shu
62 Episode 62: Rencana yang Matang
63 Episode 63: Dekrit Penangkapan
64 Episode 64: Berjalanlah Bersamaku, A Yue!
65 Episode 65: Pulang
66 Episode 66: Berkah Tersembunyi
67 Episode 67: Kehamilan Nyonya Adipati Muda
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Episode 1: Bunga yang Jatuh
2
Episode 2: Nona Keluarga Shu
3
Episode 3: Istri Adipati Muda
4
Episode 4: Ayah dan Ibu
5
Episode 5: Dia Sangat Pengertian
6
Episode 6: Teman Lama
7
Episode 7: Apakah Kita Pernah Bertemu Sebelumnya?
8
Episode 8: Orang yang Mencari Perhatian
9
Epsiode 9: Bawa Aku Keluar
10
Episode 10: Tuan Kecil
11
Epsiode 11: Bantuan yang Tidak Boleh Setengah-Setengah
12
Episode 12: Jangan Bicara!
13
Episode 13: Meminjamkan Harem
14
Episode 14: Reuni Kecil
15
Episode 15: Bayangan yang Hilang
16
Episode 16: Menghancurkan Aliansi Keluarga
17
Episode 17: Kartu Undangan
18
Episode 18: Orang yang Suka Pura-Pura Pasti Sangat Malu
19
Episode 19: Tuan Tidak Berdaya
20
Episode 20: Pamer Harga Diri
21
Epsiode 21: Tidak Sopan
22
Episode 22: Wajah Tanpa Topeng
23
Episode 23: Ucapan Terima Kasih
24
Episode 24: Orang Asing
25
Episode 25: Orang yang Berulah
26
Episode 26: Bisnis
27
Epsiode 27: Membakar Hidup
28
Episode 28: Kotak Kayu
29
Episode 29: Menteri Setia
30
Episode 30: Kebetulan Manis
31
Episode 31: Bersenang-Senang Sendiri
32
Episode 32: Lebih Tampan
33
Episode 33: Menghancurkan Nama Baik
34
Episode 34: Bunga Osmanthus
35
Episode 35: Benar-Benar Sulit
36
Episode 36: Pelajaran Berharga
37
Episode 37: Tentang Keluarga Ruan
38
Episode 38: Nyonya Besar
39
Episode 39: Bersabar Saja
40
Episode 40: Tidak Perlu Mencarinya Lagi
41
Episode 41: Bunga dari Masa Lalu
42
Episode 42: Apakah Kau Baru Mengantar Kekasih?
43
Episode 43: Salep Bunga Persik
44
Episode 44: Jamuan dan Sindiran
45
Episode 45: Hubungan Rahasia
46
Episode 46: Aroma Pemikat
47
Episode 47: Putri yang Terbuang
48
Episode 48: Kontes Menantu
49
Episode 49: Lagu Rakyat
50
Episode 50: Jasad yang Membeku
51
Episode 51: Melepas Pergi
52
Episode 52: Giok Kembar
53
Episode 53: Masalah Bencana
54
Episode 54: Menikahlah Denganku
55
Episode 55: Para Tuan Gelisah
56
Episode 56: Jangan Melewatkan Kesempatan
57
Episode 57: Mereka yang Selalu Ribut
58
Episode 58: Memberi Bantuan
59
Episode 59: Kampung Halaman
60
Episode 60: Panah
61
Episode 61: Desa Keluarga Shu
62
Episode 62: Rencana yang Matang
63
Episode 63: Dekrit Penangkapan
64
Episode 64: Berjalanlah Bersamaku, A Yue!
65
Episode 65: Pulang
66
Episode 66: Berkah Tersembunyi
67
Episode 67: Kehamilan Nyonya Adipati Muda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!