4 Syuting

“Ya ampun, Arz." Daniel menghampiri Arzhrl dengan nada keluh, “sungguh malang nasib kita. Kerja keras, badan babak belur, tapi tidak ada yang peduli. Penonton juga tidak akan ingat wajah kita.”

Arzhel melirik singkat. “Ya… begitulah nasib pemeran figuran. Kalau tidak punya bakat akting atau wajah yang tampan, kita hanya bisa jadi korban yang jatuh.”

Daniel menoleh cepat, menatapnya dengan kaget. “Lho, Kenapa kau terlihat sangat santai? Biasanya kau yang paling keras memaki sutradara dan para pemain utama."

Arzhel tersenyum tipis, ada sinis yang menempel di ujung bibirnya. “Bukan berarti aku sudah lupa. Punggungku masih sakit gara-gara jatuh berkali-kali di tangga kemarin, semua hanya karena si brengsek pemeran utama yang bercanda saat syuting.”

Daniel terkekeh kecil, mencoba mengangkat suasana. “Ya, ya, terserah lah. Kau boleh benci siapapun. Yang penting jangan Nona Laura.”

Arzhel menatapnya datar. “Laura lagi?”

Daniel menghela napas panjang, matanya menerawang seakan sedang memuja bintang di langit. “Dia itu bidadari! Cantik, berbakat, profesional. Kariernya sukses, fans-nya sangat banyak dan loyal. Pokoknya sempurna. Kalau dia ada di lokasi syuting, aura langsung beda.”

Arzhel hanya menggeleng pelan, lalu menyambar sarung tangannya. “Mimpi saja terus sampai kamu membusuk di kuburan.”

Ia melambaikan tangan sambil keluar dari ruang ganti.

Daniel hanya bisa terkekeh, tapi tatapannya tetap berbinar penuh kekaguman ketika menyebut nama Laura.

....

Beberapa menit kemudian, syuting dimulai 📽️:

Lampu-lampu sorot menyala terang, menyoroti ruangan besar yang dipenuhi properti gudang bobrok. Dindingnya dilapisi papan triplek usang, rak besi dipenuhi kardus-kardus kosong, dan di pojok ruangan terpasang sugar glass—kaca khusus film yang bisa pecah tanpa melukai aktor.

Asap tipis dari mesin fog membuat atmosfer semakin mencekam, kamera utama siap merekam dari dolly track yang membentang lurus ke depan.

“Rolling!” seru asisten sutradara, suaranya keras menembus keributan kru. “Camera, sound—speed! … ACTION!”

Pintu besi berkarat terhempas terbuka, Austin menerobos masuk dengan wajah tegas penuh amarah. Lampu sorot memantulkan kilau rambut pirangnya, wajah tampannya dipenuhi keringat buatan dari tim make-up.

Ia adalah karakter utama dalam film ini—sosok yang dikisahkan berbulan-bulan memburu sindikat kriminal yang kini menculik kekasihnya, Laura.

“Lepaskan dia!” Austin berteriak lantang. Suaranya bergema, direkam jelas oleh boom mic yang tergantung di atas.

Belasan figuran—termasuk Arzhel—bergegas keluar dari balik rak dan tiang besi. Mereka adalah kaki tangan penjahat utama yang sepanjang cerita belum menampakkan wajahnya. Mereka hanya perlu menghalangi Austin sebentar sebelum dikalahkan dengan gaya keren.

Austin bergerak cepat. Satu figuran menerjang, Austin menangkis, lalu menghantam perutnya dengan gut punch sebelum melemparnya ke arah kaca.

Crash!

Kaca pecah berantakan, serpihan sugar glass melayang di udara, kamera slow motion rig menangkap momen dramatis itu dari sudut samping. Kru bersorak kecil di balik monitor.

Sementara itu, kamera steadycam mengikuti Austin saat ia melompat ke meja kayu, menendang salah satu figuran hingga terjatuh, tubuhnya menghantam rak yang roboh dengan efek suara keras.

Tim properti bersorak kecil, puas karena semua berjalan sesuai rencana.

“Good! Keep rolling!” teriak Raymond, matanya berbinar melihat monitor.

Austin menoleh, wajahnya penuh intensitas. Ia menerjang ke depan, menarik salah satu penjahat, lalu membantingnya ke lantai dengan shoulder throw. Kamera crane turun perlahan, merekam sudut heroik wajah Austin saat berdiri di tengah reruntuhan gudang.

Skrip mengharuskannya terus maju, satu demi satu penjahat roboh dengan koreografi pertarungan yang sudah berbulan-bulan dilatih.

Terakhir adalah giliran Arzhel untuk berlari maju sesuai instruksi. Ia mengayunkan besi pipa palsu ke arah Austin yang menepisnya dengan gerakan indah, lalu meninju dadanya.

Bughh!

Arzhel jatuh keras ke lantai semen, rasa sakit kali ini nyata. Jeritannya keluar, lebih meyakinkan daripada akting siapapun di ruangan itu. Bukan karena dia berbakat dalam akting, tapi karena pukulan itu benar-benar nyata menghantam dadanya.

“Cut!” teriak Raymond akhirnya, ketika adegan berakhir sementara. “Bagus sekali! Austin, pukulan terakhir itu luar biasa! Natural, terasa hidup!”

Austin menyunggingkan senyum andalan, menunduk sopan, sementara kru bertepuk tangan.

Raymond melirik ke arah Arzhel yang masih duduk di lantai, terengah sambil memegangi dadanya. “Oh, ya, kau juga bagus.” Ucapannya datar, seakan hanya basa-basi.

Arzhel mengepalkan tangannya. 'Si brengsek itu benar-benar memukulku…' batinnya.

Daniel dengan cepat menghampirinya. “Kau baik-baik saja?” ia membantu menarik Arzhel berdiri.

Arzhel menggeleng, meski napasnya masih memburu. “Bajingan itu benar-benar memukulku.”

Daniel menatap Austin yang masih tertawa bersama kru, lalu kembali menatap kepada Arzhel yang masih menahan kesakitan. “Sepertinya dia sengaja. Apa kau punya masalah dengannya?"

Arzhel diam, hanya menatap Austin penuh dendam. “Tidak.” ucapnya dingin, meski jelas ada sesuatu yang dia sembunyikan.

Sementara itu Raymond kembali ke kursinya sambil tertawa puas. “Bagus, bagus! Nah, saatnya kita syuting penutup. Ini adalah adegan klimaks—penjahat yang sebenarnya akhirnya muncul, pertarungan sengit, dan semua penonton akan berteriak kagum!”

Kru sibuk lagi, lighting team menyesuaikan lampu, camera crew menyiapkan pergerakan baru. Laura sudah duduk di kursi, tangannya terikat rantai properti, wajahnya dirias agar tampak lelah dan ketakutan.

Namun tiba-tiba, seorang asisten sutradara berlari masuk dengan wajah panik. Ia membisikkan sesuatu ke telinga Raymond, tapi cukup keras terdengar.

“Pak, pemeran penjahat kita mengalami kecelakaan mobil. Dia dibawa ke rumah sakit, sepertinya dia tidak bisa mengisi adegan ini.”

Seisi gudang langsung terdiam. Kamera berhenti berputar. Kru saling berpandangan, bisik-bisik mulai terdengar. Laura mengangkat wajah, kaget.

“Apa?!” Raymond melotot. “Ini adegan penutup! Bagaimana bisa kejadiannya sekarang?!”

Asisten hanya menunduk. “Saya baru saja dapat kabar…”

Raymond mengumpat, menendang kursinya hingga terjatuh. “Sialan! Setahun kita syuting, dan klimaksnya hancur begini?!”

Semua mata menatap kebingungan. Film ini tidak bisa berhenti begitu saja, tapi tanpa penjahat utama, bagaimana mereka bisa menutup cerita?

Di antara keheningan itu, Arzhel merasakan sesuatu bergetar dalam dirinya. Seperti ada suara samar yang hanya bisa ia dengar.

“Kesempatan… ini panggungmu.”

Arzhel menarik napas panjang, lalu memberanikan diri maju. “Pak Sutradara.”

Raymond mengangkat kepala, alisnya terangkat tinggi. “Hah? Siapa kau?”

Arzhel sempat terdiam, tapi memberanikan diri untuk bicara. “Saya Arzhel. Seorang figuran. Saya ingin… menawarkan diri menggantikan peran penjahat utama.”

Suasana langsung hening. Beberapa kru melirik satu sama lain, ada yang tertawa kecil. Austin bahkan terkekeh sambil menyisir rambutnya.

Raymond memandangnya tajam, lalu menepuk meja. “Kau? Aku bahkan tidak tahu namamu! Penjahat utama, bocah! Ini adegan klimaks. Apa kau pikir aku bisa mempertaruhkan film yang kami syuting setahun penuh hanya dengan figuran kelas receh?”

Terpopuler

Comments

y@y@

y@y@

⭐👍🏾👍🏻👍🏾⭐

2025-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 1 E-Market Ilahi
2 2 Berdebat dengan dewa
3 3 Menjual Mie instan
4 4 Syuting
5 5 Peran Penjahat
6 6 Pedang bermata dua
7 7 Efek samping dunia peran
8 8 Kerjasama dengan Dewa Kuliner
9 9 Permaisuri Langit
10 10 Raja Meja Judi
11 11 Sebastian, The Iron Gambler
12 12 Raja petarung jalanan
13 13 Diusir dari kost, pesan hotel
14 14 Pertemuan tak terduga
15 15 Mimpi indah yang menyakitkan, membeli cincin parsial
16 16 Dewa Tinju Neraka Bal’Tharos
17 17 Membeli rumah berhantu
18 18 Lily
19 19 Bayang-bayang masa lalu
20 20 Peran baru
21 21 Arzhel dan Laura
22 22 Lily, sang Jenius
23 23 Masakan Lily
24 24 Masa lalu Lily
25 25 Keluarga Arzhel
26 26 Gala Premiere
27 27 The Hero Who Saved the Princess
28 28 Pembantu pilihan Lily
29 29 Kedatangan Novita
30 30 Grup Dewi Dewi Cantik
31 31 Toko Emas
32 32 Membeli produk kecantikan
33 33 Babi berkaki dua
34 34 Dewa Kekayaan
35 35 Rubah Betina
36 36 Kampung halaman
37 37 Masa kecil Arzhel
38 38 Kedatangan Aurel
39 39 Kedai Sate Bagas
40 40 Kerjasama sate
41 41 Teknik Raja Bisnis
42 42 Pabrik kain sultra
43 43 Deal
44 44 Pemilik baru
45 45 Aldo, Si Anjing
46 46 Keluarga
47 47 Perpisahan sementara
48 48 Kembali pulang
49 49 Telepon Dewi Bulan
50 50 Menjual Emas
51 51 Membeli mobil
52 52 Gedung MV Film
53 53 Catatan Sang Jagal
54 54 Teknik Pengendara Super
55 55 Kejar kejaran
56 56 Gangster Frost
57 57 Arzhel Vs Jinos
58 58 Tobias Auto Garage
59 59 Koleksi Tobias
60 60 Tobias, Sang pembalap
61 61 Dewa Kecepatan
62 62 Ajang Balapan Jalanan
63 63 Elzard Vs Nisa
64 64 Driver Maut, Nisa
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1 E-Market Ilahi
2
2 Berdebat dengan dewa
3
3 Menjual Mie instan
4
4 Syuting
5
5 Peran Penjahat
6
6 Pedang bermata dua
7
7 Efek samping dunia peran
8
8 Kerjasama dengan Dewa Kuliner
9
9 Permaisuri Langit
10
10 Raja Meja Judi
11
11 Sebastian, The Iron Gambler
12
12 Raja petarung jalanan
13
13 Diusir dari kost, pesan hotel
14
14 Pertemuan tak terduga
15
15 Mimpi indah yang menyakitkan, membeli cincin parsial
16
16 Dewa Tinju Neraka Bal’Tharos
17
17 Membeli rumah berhantu
18
18 Lily
19
19 Bayang-bayang masa lalu
20
20 Peran baru
21
21 Arzhel dan Laura
22
22 Lily, sang Jenius
23
23 Masakan Lily
24
24 Masa lalu Lily
25
25 Keluarga Arzhel
26
26 Gala Premiere
27
27 The Hero Who Saved the Princess
28
28 Pembantu pilihan Lily
29
29 Kedatangan Novita
30
30 Grup Dewi Dewi Cantik
31
31 Toko Emas
32
32 Membeli produk kecantikan
33
33 Babi berkaki dua
34
34 Dewa Kekayaan
35
35 Rubah Betina
36
36 Kampung halaman
37
37 Masa kecil Arzhel
38
38 Kedatangan Aurel
39
39 Kedai Sate Bagas
40
40 Kerjasama sate
41
41 Teknik Raja Bisnis
42
42 Pabrik kain sultra
43
43 Deal
44
44 Pemilik baru
45
45 Aldo, Si Anjing
46
46 Keluarga
47
47 Perpisahan sementara
48
48 Kembali pulang
49
49 Telepon Dewi Bulan
50
50 Menjual Emas
51
51 Membeli mobil
52
52 Gedung MV Film
53
53 Catatan Sang Jagal
54
54 Teknik Pengendara Super
55
55 Kejar kejaran
56
56 Gangster Frost
57
57 Arzhel Vs Jinos
58
58 Tobias Auto Garage
59
59 Koleksi Tobias
60
60 Tobias, Sang pembalap
61
61 Dewa Kecepatan
62
62 Ajang Balapan Jalanan
63
63 Elzard Vs Nisa
64
64 Driver Maut, Nisa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!