Tamu Tak Terduga

Meski Difa Ning terus mengikutinya, namun Luo Chen tetap berjalan santai tanpa menghiraukannya. Hal ini semakin membuat Difa Ning marah hingga urat-uratnya mulai menyembul keluar.

“Luo Chen, jika kamu menolak membatalkan kontrak pernikahan, satu-satunya yang akan mendapat masalah adalah kamu." Difa Ning kembali berbicara.

"Semakin berbakat kakak Jiang Meilin, semakin banyak masalah yang akan kau hadapi. Orang tuamu telah menghilang selama bertahun-tahun, dan bahkan Klan Luo sendiri berada di ambang kehancuran. Statusmu sebagai tuan muda tidak akan mampu melindungimu lebih lama lagi.”

“Kau tidak tahu kan berapa banyak pemuda yang sangat berbakat dan memiliki latar belakang kuat, yang mengejar kakak Jiang Meilin?!"

“Meskipun orangtuamu telah merawatnya dengan baik, bukan berarti kau bisa memaksanya membalas budi dengan cara seperti ini!"

“Luo Chen, jika kau menolak untuk membatalkan kontrak pernikahan dengannya, bahkan di Akademi ini pun akan ada orang yang akan terus mencoba menyingkirkanmu!”

Mendengar rentetan kalimat Difa Ning, Luo Chen akhirnya berhenti. "Oh? Memangnya siapa itu?"

Difa Ning mendengus pelan. "Kau tahu kan Bei Kun dari klan Bei? Dia sudah mengumumkan bahwa jika kamu masih terus bersama Kakak Jiang Meilin, dia ingin bertemu denganmu di Qingfeng dua hari lagi."

Luo Chen terkekeh. "Oh, aku kenal dia. Dulu, dia selalu memujaku."

Ketika orangtua Luo Chen masih hidup, kata-kata Klan Luo hampir sama berbobotnya dengan kata-kata gubernur Provinsi Tianshu. Saat itu, Bei Kun sering mengunjungi Luo Chen dan menyatakan persahabatannya yang abadi.

Siapa sangka beberapa tahun kemudian, situasi Klan Luo akan berubah total dan mantan sahabatnya ini kini akan datang untuk menantangnya?

Dulu, hobi favorit Bei Kun adalah mengadakan jamuan makan di Hotel Qingfeng, dan ia sering memberikan undangan hangat kepada Luo Chen. Namun sekarang, ia malah mengusulkan pertemuan hanya untuk menantangnya? Pria itu cukup lugas.

Difa Ning berkata lagi, “Luo Chen, kau tak perlu mengejeknya. Beginilah dunia ini. Ketika klanmu kuat, banyak yang akan menjilatmu. Sekarang setelah Klan Luo melemah, mengapa orang lain harus segan padamu? Bahkan di masa lalu, yang mereka hormati adalah orangtuamu, bukan dirimu.”

Luo Chen mengangguk setuju. "Aku setuju dengan apa yang kau katakan."

Selama dua tahun terakhir, Luo Chen dengan cepat menyadari betapa mudahnya keberuntungan dan persahabatan itu berubah. Karena itu, ia tidak mengatakan apa-apa lagi dan mempercepat langkahnya meninggalkan Akademi.

Namun Difa Ning tetap mengikutinya. Ia tampak enggan mengakhiri masalah ini, dan terus mengoceh tanpa henti. Setiap ucapannya hanya bertujuan untuk satu hal – agar Luo Chen bersedia melepaskan Jiang Meilin.

Luo Chen kini tahu bahwa cara terbaik menghadapi orang seperti itu adalah dengan mengabaikannya. Ia pun terus berjalan tanpa menghiraukan sepatah kata pun yang diucapkan Difa Ning.

Setelah melewati serangkaian lorong, Luo Chen akhirnya keluar dari Akademi. Begitu tiba di luar, ia tiba-tiba menyadari bahwa tingkat kebisingan di sekitarnya tampak menurun drastis. Bahkan ocehan Difa Ning pun tampak terhenti.

Merasa penasaran, Luo Chen pun menoleh untuk melihatnya. Saat ini, wajah Difa Ning memerah. Sorot kegembiraan terpancar di matanya saat ia menatap tangga batu di luar Akademi.

Karena curiga, Luo Chen mengikuti arah pandangannya dan melihat sebuah kereta kuda terparkir di depan tangga.

Kereta kuda itu berdesain antik dan megah, serta cukup luas. Empat rodanya berwarna merah murni, ditarik oleh seekor kuda singa yang gagah. Di bagian depan kereta kuda terdapat sebuah lambang yang sangat familiar, lambang Klan Luo.

Lalu, apa alasan wajah Difa Ning memerah? Tentu saja bukan karena kereta kuda Keluarga Luo ini, melainkan karena wanita muda yang berdiri di depan kereta.

Wanita muda itu mengikat rambutnya dengan gaya ekor kuda kasual, dan wajahnya tampak anggun sekaligus menawan. Kulitnya berkilau di bawah sinar matahari terbenam.

Ia mengenakan jubah biru pendek, memegang cambuk tipis, dan mengenakan rok perang pendek. Di balik rok perang itu terdapat sepasang kaki putih ramping yang menggoda.

Tetapi yang paling menarik perhatian adalah matanya yang murni, berkilau keemasan, dan bersinar seperti matahari.

"Dia Jiang Meilin?"

Serangkaian gumaman mulai terdengar dari luar Akademi, saat siswa yang tak terhitung banyaknya menatap sosok ramping Jiang Meilin. Mereka tak pernah menyangka bahwa pada hari ini, mereka akan berkesempatan bertemu langsung dengan lulusan legendaris Akademi Nanfeng ini.

Luo Chen melewati kerumunan yang berbisik-bisik dan bersemangat saat menuruni tangga. Dia berjalan ke samping Jiang Meilin dan berkata, "Kak Meilin, kapan kamu kembali ke Kota Nanfeng?"

Meskipun Klan Luo berasal dari Nanfeng, namun setelah menjadi salah satu dari empat klan besar Kerajaan Xia, Klan Luo telah memindahkan kantor pusatnya ke ibu kota Kerajaan Xia, Kota Xia.

Setelah Jiang Meilin diterima di Perguruan Tinggi Kebijaksanaan Langit, perguruan tinggi tertinggi di Kerajaan Xia, ia juga pindah ke Kota Xia. Selama dua tahun terakhir, ia juga disibukkan dengan urusan pengelolaan Rumah Luo, sehingga jarang kembali ke Nanfeng. Sudah cukup lama sejak Luo Chen terakhir kali bertemu dengannya.

Jiang Meilin melirik Luo Chen, lalu berkata dengan suara tenang, "Besok adalah ulang tahunmu yang ketujuh belas. Selain itu, Klan Luo memiliki beberapa urusan penting yang harus dibicarakan di sini. Aku baru tiba di Nanfeng hari ini, jadi kupikir Aku harus menjemputmu dan mengantarmu pulang."

Suaranya sangat menyenangkan untuk didengar, renyah sekaligus tenang, seperti air dari mata air pegunungan yang dalam yang jatuh di atas batu giok.

Luo Chen mengangguk. Sikap Jiang Meilin sama sekali tidak mengejutkannya. Ia sudah mengenalnya sejak lama, memang begitulah kepribadiannya.

"Ayo berangkat," kata Luo Chen. Jiang Meilin terlalu populer di Akademi Nanfeng. Hanya dengan berdiri di sini, ia telah menjadi pusat perhatian semua orang. Akibatnya, Luo Chen merasa seolah-olah semua orang menatapnya tajam.

Jiang Meilin mengangguk pelan, tetapi tidak langsung berbalik. Ia malah menatap Difa Ning yang berdiri tepat di belakang Luo Chen dengan wajah gembira. "Namamu Difa Ning kan?"

Difa Ning mengangguk berulang kali, wajahnya memerah karena gembira. "Kamu masih mengingatku Kak Jiang?"

Jiang Meilin berkata pelan, "Kuharap kamu tidak mengganggu Luo Chen lagi. Kalau tidak... Aku mungkin harus merepotkan kakakmu di Perguruan Tinggi Kebijaksanaan Langit."

Ekspresi kegembiraan di wajah Difa Ning langsung membeku. Terpaku oleh tatapan mata keemasan Jiang Meilin, ia mengangguk gugup. Ia tidak lagi menunjukkan kepercayaan diri dan kesombongan seperti yang ia tunjukkan di hadapan Luo Chen.

Setelah berbicara, Jiang Meilin berbalik dan memasuki kereta bersama Luo Chen, jubah birunya berkibar pelan. Beberapa saat kemudian, kuda singa itu meraung panjang sebelum membawa mereka pergi menembus kabut.

Sedangkan Difa Ning, ia hanya berdiri di sana dan menyaksikan kereta berangkat. Setelah cukup lama, ia akhirnya menggosok matanya dengan raut wajah yang tampak mabuk.

"Kakak Jiang… dia sangat keren! Aku sangat kagum padanya!"

Episodes
1 Berlatih
2 Dinding Kehormatan
3 Pengganggu Cantik
4 Tamu Tak Terduga
5 Membatalkan Pertunangan
6 Warisan
7 Bertemu Teman Lama
8 Musuh Dalam Selimut
9 Pesan Tersembunyi
10 Solusi
11 Konsekuensi
12 Tekad
13 Babak Baru
14 Pembelot
15 Konfrontasi
16 Hasil Akhir
17 Sentuhan
18 Seni Kultivasi Energi
19 Memulai Kultivasi
20 Lubang Hitam
21 Metamorfosis
22 Tantangan Yang Terlewatkan
23 Pohon Kekuatan
24 Memperebutkan Daun Emas
25 Umpan Meriam
26 Pertandingan Pertama
27 Menunjukkan Kekuatan
28 Musuh Akhirnya Bertemu
29 Apakah Dia Akhirnya Bangkit?
30 Merebut Kembali
31 Tolong Lihat Harta Karunku
32 Tidak Pantas Dikasihani
33 Wanita Cantik Lainnya
34 Kakitangan Musuh
35 Sehari Sebelum Ujian
36 Tidak Suka Pamer
37 Niat Jahat
38 Kekuatan Temper 60%
39 Dia Sangat Berbeda
40 Aku Bukan Anak Kecil
41 Pertempuran Atrisi
42 Dia Hanya Bersandiwara
43 Lawan Tangguh
44 Apa Kamu Cukup Kuat?
45 Memanfaatkan Kekuatan Lawan
46 Waktunya Sudah Habis
47 Akademi Saingan
48 Urgensi
49 Utusan Dari Pusat
50 Kursi Kepresidenan
51 Tidak Sanggup Memenuhinya
52 Menjadi Maskot
53 Kompetisi Produk
54 Kami Tidak Sebodoh Itu
55 Itu Tidak Mungkin
56 Konspirasi Rumah Gubernur
57 Naik Tingkat
58 Ujian Akhir
59 Aku Hanya Melindungi Informasimu
60 Mengikuti Aturan
61 Konspirasi Musuh
62 Jadilah Anak Baik
63 Ujian Akhir Dimulai
64 Kelelawar Bersayap Empat
65 Nol Poin
66 Penyusup
67 Memancing
68 Disergap
69 Tangkapan Besar
70 Mengejutkan Semua Orang
71 Tidak Perlu Mencuri Perhatian
72 Terkepung
73 Kartu Truf
74 Menyelamatkan Si Cantik
75 Balas Dipancing?
76 Tereliminasi
77 Berbagi Tugas
78 Anak Buah Terlebih Dulu
79 Menghadapi Shi Huang
80 Busur Cahaya Air
81 Aku Takut Melompat
82 Tidak Mau Menjadi Yang Pertama
83 Itu Berkat Usahaku
84 Tamu Tak Diundang
85 Kamu Ingin Membunuhku?
86 Apa Ini Benar-benar Bantuan?
87 Musuh Bebuyutan
88 Diusir
89 Libur Sekolah
90 Resonansi Kedua
91 Pemukul Lalat
92 Playboy
93 Dendam Lama
94 Mari Kita Lakukan Bersama
95 Momentum Berbalik
96 Bersaing Sampai Akhir
97 Kepindahan
98 Sambutan Mengejutkan
99 Mustahil
100 Apa Gunanya Menjadi Tuan Muda?
101 Paman Botak
102 Masalah Pertama
103 Presiden Kantor Pusat
104 Rubah Tua
105 Keputusan Penentu
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Berlatih
2
Dinding Kehormatan
3
Pengganggu Cantik
4
Tamu Tak Terduga
5
Membatalkan Pertunangan
6
Warisan
7
Bertemu Teman Lama
8
Musuh Dalam Selimut
9
Pesan Tersembunyi
10
Solusi
11
Konsekuensi
12
Tekad
13
Babak Baru
14
Pembelot
15
Konfrontasi
16
Hasil Akhir
17
Sentuhan
18
Seni Kultivasi Energi
19
Memulai Kultivasi
20
Lubang Hitam
21
Metamorfosis
22
Tantangan Yang Terlewatkan
23
Pohon Kekuatan
24
Memperebutkan Daun Emas
25
Umpan Meriam
26
Pertandingan Pertama
27
Menunjukkan Kekuatan
28
Musuh Akhirnya Bertemu
29
Apakah Dia Akhirnya Bangkit?
30
Merebut Kembali
31
Tolong Lihat Harta Karunku
32
Tidak Pantas Dikasihani
33
Wanita Cantik Lainnya
34
Kakitangan Musuh
35
Sehari Sebelum Ujian
36
Tidak Suka Pamer
37
Niat Jahat
38
Kekuatan Temper 60%
39
Dia Sangat Berbeda
40
Aku Bukan Anak Kecil
41
Pertempuran Atrisi
42
Dia Hanya Bersandiwara
43
Lawan Tangguh
44
Apa Kamu Cukup Kuat?
45
Memanfaatkan Kekuatan Lawan
46
Waktunya Sudah Habis
47
Akademi Saingan
48
Urgensi
49
Utusan Dari Pusat
50
Kursi Kepresidenan
51
Tidak Sanggup Memenuhinya
52
Menjadi Maskot
53
Kompetisi Produk
54
Kami Tidak Sebodoh Itu
55
Itu Tidak Mungkin
56
Konspirasi Rumah Gubernur
57
Naik Tingkat
58
Ujian Akhir
59
Aku Hanya Melindungi Informasimu
60
Mengikuti Aturan
61
Konspirasi Musuh
62
Jadilah Anak Baik
63
Ujian Akhir Dimulai
64
Kelelawar Bersayap Empat
65
Nol Poin
66
Penyusup
67
Memancing
68
Disergap
69
Tangkapan Besar
70
Mengejutkan Semua Orang
71
Tidak Perlu Mencuri Perhatian
72
Terkepung
73
Kartu Truf
74
Menyelamatkan Si Cantik
75
Balas Dipancing?
76
Tereliminasi
77
Berbagi Tugas
78
Anak Buah Terlebih Dulu
79
Menghadapi Shi Huang
80
Busur Cahaya Air
81
Aku Takut Melompat
82
Tidak Mau Menjadi Yang Pertama
83
Itu Berkat Usahaku
84
Tamu Tak Diundang
85
Kamu Ingin Membunuhku?
86
Apa Ini Benar-benar Bantuan?
87
Musuh Bebuyutan
88
Diusir
89
Libur Sekolah
90
Resonansi Kedua
91
Pemukul Lalat
92
Playboy
93
Dendam Lama
94
Mari Kita Lakukan Bersama
95
Momentum Berbalik
96
Bersaing Sampai Akhir
97
Kepindahan
98
Sambutan Mengejutkan
99
Mustahil
100
Apa Gunanya Menjadi Tuan Muda?
101
Paman Botak
102
Masalah Pertama
103
Presiden Kantor Pusat
104
Rubah Tua
105
Keputusan Penentu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!