MBMS - Bab 5 Hanya Anakku

Setelah mendengar Delia sakit, Dev langsung turun ke ruangannya. Namun begitu sampai, Delia sudah tidak ada.

"Sial!" umpat Dev lirih, kepalan tangannya menghantam pelan daun pintu.

Ia berjalan cepat menyusuri lorong dan bertanya pada salah satu karyawan.

"Selamat pagi, Pak," sapanya ramah.

"Pagi. Kamu lihat Delia?" tanya Dev cemas, matanya menyisir sekeliling.

"Oh, Nona Delia baru saja turun."

"Terima kasih."

Dev langsung menuju lift. Jantungnya berdetak cepat. Begitu pintu lift terbuka Dev langsung berjalan cepat ke arah basement, benar saja Delia ada di sana, berjalan menuju mobilnya.

Dev mempercepat langkah dan meraih tangan Delia dari belakang. "Aku antar pulang," ucapnya pendek, bernada perintah.

"Lepas, Dev! Aku bisa pulang sendiri," Delia menepis tangannya.

Dev berbalik, sorot matanya tajam, menatap wajah Delia yang terlihat pucat. "Lalu apa yang harus kukatakan pada Kakek, Papa, dan Mama kalau terjadi sesuatu padamu? Kamu pikir aku tidak akan disalahkan?"

Delia mengerutkan alis, matanya berkilat penuh amarah. Begitu egoisnya pria di hadapannya ini.

"Apa hanya itu yang ada di pikiranmu, Dev? Begitu pentingnya harga dirimu?" suaranya bergetar.

Delia menggeleng pelan. "Kalau terjadi sesuatu padaku, aku tidak akan menyalahkanmu. Apa pun itu!" tekan Delia sebelum berbalik membuka pintu mobil.

Brak! Pintu mobil tertutup.

Dev menghela napas panjang, kedua tangannya bertumpu di pinggang. Rahangnya mengeras.

Saat Delia menghidupkan mesin mobil, sebuah mobil lain masuk basement. Giselle turun dan langsung menghampiri Dev.

"Dev!" Giselle memeluknya. Dev membalas pelukan itu sekenanya, tatapannya tetap tertuju pada kaca mobil Delia.

Jemari Delia mencengkeram kemudi. Jantungnya seperti diremas. Bukan hanya lemas yang menyerangnya, tetapi pemandangan Dev dipeluk wanita lain membuat dadanya makin sesak.

Ia langsung melajukan mobilnya kencang keluar basement. Tatapan Dev mengikuti mobil itu sampai hilang.

Giselle melepaskan pelukannya. "Ngomong-ngomong, sedang apa kamu di sini? dan bukankah itu tadi mobil Delia?"

Dev berbalik menatap wajah Giselle. "Delia sakit, dia izin pulang." Napasnya terdengar berat. "Sudahlah." ucap Dev tak ingin memperpanjang. "Tumben sekali kamu datang pagi-pagi, ada apa?"

Giselle menggandeng lengannya. "Aku sedang libur. Seharian di apartemen membosankan, jadi aku ke sini menemuimu. Kamu tidak keberatan, kan?"

"Tidak. Tapi aku agak sibuk pagi ini. Kalau mau, kamu bisa menunggu di ruanganku." ujar Dev.

"Hm, aku mau." angguk Giselle singkat.

Mereka berdua berjalan masuk kantor. Giselle tak melepaskan genggamannya di lengan Dev, memperkuat isu retaknya hubungan Dev dan Delia.

Semua orang jelas menatapnya, tapi Giselle tak perduli, seolah ia tengah menegaskan pada semua orang jika sekarang Dev miliknya, bukan Delia.

Begitu masuk ruangan, Dev mengantarkan Giselle duduk di sofa.

"Kamu mau minum atau makan sesuatu?"

Giselle menggeleng. "Tidak, aku hanya ingin melihatmu seharian ini," ujarnya manja.

"Baiklah, tapi aku tidak bisa menemanimu disini, panggil aku jika kamu butuh sesuatu," ujar Dev.

"Hm!" Giselle tersenyum mengangguk.

Dev kembali ke mejanya, kembali sibuk dengan pekerjaannya, tapi pikirannya tak bisa lepas dari wajah Delia, ada rasa cemas yang aneh.

Kenapa dia tiba-tiba harus sepeduli itu pada Delia? Bukankah ini yang selalu Dev inginkan? Lepas dari pernikahannya bersama Delia.

***

Di dalam mobil, Delia menarik napas dalam berkali-kali.

'Kenapa masih terasa sesak melihat mereka berdua?' batinnya.

Ia mengalihkan perhatian pada ponselnya, menekan nomor Alvan. Ia membuat janji temu di rumah sakit pagi itu. Alvan setuju, kebetulan ia belum terlalu sibuk. Delia langsung memutar setir ke arah rumah sakit.

Begitu sampai, Delia menuju ruang Alvan. Seorang suster membukakan pintu.

"Del, masuk," panggil Alvan.

Delia tersenyum tipis.

"Ada apa? Kurang tidur?" tanya Alvan sambil menatap wajahnya yang pucat.

Delia menggeleng. "Bukan. Belakangan ini aku merasa lemas, cepat lelah, sering mual dan pusing."

Deg! Alvan terdiam, menatapnya lebih dalam. "Boleh aku periksa?"

"Ya, tentu,"

Delia naik ke brankar. Alvan dengan tenang memeriksa tekanan darahnya, memeriksa detak jantung dan nadi, dibantu suster mencatat hasilnya. Setelah selesai, Delia duduk lagi.

"Bagaimana?" tanyanya tak sabar.

Alvan menaruh stetoskop di meja, duduk. Wajahnya berubah serius.

"Del… maaf kalau aku harus bertanya seperti ini… kamu sudah datang bulan, bulan ini?"

Deg! Tatapan Delia melebar, seolah tak siap mendengar sebuah kemungkinan. "Maksudnya?"

Alvan menarik napas pelan. "Dari tanda-tanda yang kamu sebutkan, secara medis ini bisa mengarah ke kehamilan. Aku belum bisa memastikan tanpa tes, tapi… sepertinya kamu hamil."

"Apa?! Hamil?" suara Delia meninggi.

"Del, ini baru dugaan. Kita perlu tes lebih lanjut untuk memastikan."

Delia menggeleng keras. "Tidak! Kamu pasti salah, Alvan. Aku tidak mungkin hamil!" Ia meraih tasnya dan berdiri.

"Del_" panggil Alvan. Tapi langkah Delia terlalu cepat.

Alvan meremas tangannya di atas meja, mengusap wajahnya kasar.

Delia berlari kecil ke parkiran, masuk ke mobil.

Brak! Begitu pintu tertutup, ia langsung menangis, menutupi wajahnya.

Bagaimana jika apa yang dikatakan Alvan benar? Bagaimana jika ia benar-benar hamil? Otaknya seketika buntu, tak mampu memikirkan tentang hal kedepannya. Bahkan ia takut sekali untuk menerima jika memang nantinya prediksi itu benar.

"Kenapa aku begitu bodoh! Bodoh! Bodoh!" Delia menyalahkan dirinya sendiri. Kenapa malam itu dia datang? Kenapa Delia tak menolak lebih keras? Kenapa semuanya harus terjadi? Kenapa juga ia tak terfikirkan untuk meminum obat pencegah kehamilan!

Ia menyalakan mesin mobil dan melaju ke apartemennya. Hari itu ia mengurung diri, menangis tanpa nafsu makan. Semua selera dan semangatnya lenyap begitu saja sejak beberapa hari lalu, dan sekarang bertambah lebih parah lagi.

Delia merebahkan tubuhnya di atas ranjang, tangannya memegang sebuah alat tes kehamilan yang ia beli di apotik tadi setelah pulang dari rumah sakit.

Tapi Delia masih ragu untuk menggunakannya, ia masih takut untuk melihat kenyataan.

Bukan kenyataan tentang menerima bayi itu, tapi.. bagaimana anaknya nanti akan hidup tanpa sesosok ayah yang menginginkannya.

Delia memejamkan mata, suara detak jantungnya sendiri terasa bising. Ia mengusap lembut ke arah perutnya yang masih rata.

Delia masih tak berani membuka test pack itu, belum sekarang. Tapi ia tau, kebenaran itu cepat atau lambat pasti akan segera datang.

Seketika ia ingat ucapnya dengan Dev dibesement tadi. 'Apapun yang terjadi padaku, aku tidak akan pernah menyalakanmu. Apapun itu!'

Dan kini Delia harus benar-benar menanggungnya seorang diri.

"Jika itu benar, aku akan menerimanya, ini anakku, hanya anakku,"

Terpopuler

Comments

Dwi ratna

Dwi ratna

😭😭😭😭

2025-10-12

1

lihat semua
Episodes
1 MBMS - Bab 1 Mari Bercerai
2 MBMS - Bab 2 Tidak Terjadi Apa-apa
3 MBMS - Bab 3 Belum Selesai
4 MBMS - Bab 4 Klarifikasi
5 MBMS - Bab 5 Hanya Anakku
6 MBMS - Bab 6 Antara Takut dan Belum Siap
7 MBMS - Bab 7 Ingin Dipeluk
8 MBMS - Bab 8 Menjaga Anak dan Rahasia
9 MBMS - Bab 9 Mantan Suami
10 MBMS - Bab 10 Alergi Parfum
11 MBMS - Bab 11 Sampai Waktunya Tiba
12 MBMS - Bab 12 Sakit
13 MBMS - Bab 13 Bukan Aku
14 MBMS - Bab 14 Anak Pria Lain
15 MBMS - Bab 15 Surat Pagi Hari
16 MBMS - Bab 16 Harus Dibicarakan
17 MBMS - Bab 17 Sesal
18 MBMS - Bab 18 Bukan Begini Caranya
19 MBMS - Bab 19 Hancur
20 MBMS - Bab 20 Hatimu Masih Milikku
21 MBMS - Bab 21 Masih Ada Waktu
22 MBMS - Bab 22 Pulanglah
23 MBMS - Bab 23 Mobil Delia?
24 MBMS - Bab 24 Kita Akan Menemukannya
25 MBMS - Bab 25 Kebohongan Delia
26 MBMS - Bab 26 Kamu Istriku
27 MBMS - Bab 27 Hilang Akal
28 MBMS - Bab 28 Kebohongan Yang Terbongkar
29 MBMS - Bab 29 Jangan Keras Kepala
30 MBMS - Bab 30 Menikmati Karma
31 MBMS - Bab 31 Tidak Jadi Cerai?
32 MBMS - Bab 32 Kedatangan Giselle
33 MBMS - Bab 33 Butuh Pengakuan
34 MBMS - Bab 34 Wajah Asli Giselle
35 MBMS - Bab 35 Apa Lebihnya
36 MBMS - Bab 36 Semua Akan Jelas
37 MBMS - Bab 37 Tamu Penting
38 MBMS - Bab 38 Menyelesaikan Urusan
39 MBMS - Bab 39 Beri Aku Nafas
40 MBMS - Bab 40 Jangan Ambil Mereka
41 MBMS - Bab 41 Dia Butuh Ibunya
42 MBMS - Bab 42 Dia Kecil Sekali
43 MBMS - Bab 43 Janji Kita
44 MBMS - Bab 44 Pengakuan
45 MBMS - Bab 45 Menghabiskan Waktu
46 Istri Polos Milik Allaric
47 Jerat Cinta Sang Duda
Episodes

Updated 47 Episodes

1
MBMS - Bab 1 Mari Bercerai
2
MBMS - Bab 2 Tidak Terjadi Apa-apa
3
MBMS - Bab 3 Belum Selesai
4
MBMS - Bab 4 Klarifikasi
5
MBMS - Bab 5 Hanya Anakku
6
MBMS - Bab 6 Antara Takut dan Belum Siap
7
MBMS - Bab 7 Ingin Dipeluk
8
MBMS - Bab 8 Menjaga Anak dan Rahasia
9
MBMS - Bab 9 Mantan Suami
10
MBMS - Bab 10 Alergi Parfum
11
MBMS - Bab 11 Sampai Waktunya Tiba
12
MBMS - Bab 12 Sakit
13
MBMS - Bab 13 Bukan Aku
14
MBMS - Bab 14 Anak Pria Lain
15
MBMS - Bab 15 Surat Pagi Hari
16
MBMS - Bab 16 Harus Dibicarakan
17
MBMS - Bab 17 Sesal
18
MBMS - Bab 18 Bukan Begini Caranya
19
MBMS - Bab 19 Hancur
20
MBMS - Bab 20 Hatimu Masih Milikku
21
MBMS - Bab 21 Masih Ada Waktu
22
MBMS - Bab 22 Pulanglah
23
MBMS - Bab 23 Mobil Delia?
24
MBMS - Bab 24 Kita Akan Menemukannya
25
MBMS - Bab 25 Kebohongan Delia
26
MBMS - Bab 26 Kamu Istriku
27
MBMS - Bab 27 Hilang Akal
28
MBMS - Bab 28 Kebohongan Yang Terbongkar
29
MBMS - Bab 29 Jangan Keras Kepala
30
MBMS - Bab 30 Menikmati Karma
31
MBMS - Bab 31 Tidak Jadi Cerai?
32
MBMS - Bab 32 Kedatangan Giselle
33
MBMS - Bab 33 Butuh Pengakuan
34
MBMS - Bab 34 Wajah Asli Giselle
35
MBMS - Bab 35 Apa Lebihnya
36
MBMS - Bab 36 Semua Akan Jelas
37
MBMS - Bab 37 Tamu Penting
38
MBMS - Bab 38 Menyelesaikan Urusan
39
MBMS - Bab 39 Beri Aku Nafas
40
MBMS - Bab 40 Jangan Ambil Mereka
41
MBMS - Bab 41 Dia Butuh Ibunya
42
MBMS - Bab 42 Dia Kecil Sekali
43
MBMS - Bab 43 Janji Kita
44
MBMS - Bab 44 Pengakuan
45
MBMS - Bab 45 Menghabiskan Waktu
46
Istri Polos Milik Allaric
47
Jerat Cinta Sang Duda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!