Pertunangan Terpaksa

Hayo... sebelum membaca, jangan lupa di Vote ya... Bayar dulu dengan VOTE 😁

Happy Reading...

...******...

"Arya bantu Ayah cari cincin tadi," pinta Pak Herdi.

"Hahaha... aku malah seneng kalau cincin itu hilang," sahut Arya.

Hyena yang mendengar ucapan Arya langsung menggebrak meja di hadapan Arya.

"Kalau ngomong dijaga, ya!" ancam Hyena dengan tatapan mata yang tajam setajam silet.

Arya ciut juga nyalinya, dia sampai menundukkan kepalanya lalu bangkit dan berpura-pura mencari cincin tersebut akhirnya. Anta yang melihat kesulitan Arya akhirnya ikut membantu mencari cincin itu di samping Arya.

"Anta bantu cari, ya?" ucap Anta.

"Sebenarnya gue males carinya," gerutu Arya.

"Udah gak apa-apa, demi ayah kamu," ucap Anta tersenyum manis pada Arya.

Arya melihat senyum manis di wajah Anta.

Deg...

"Kenapa liat-liat Anta kayak gitu? suka ya sama Anta?" ucap Anta mengejutkan Arya.

"Ugh pede banget elo! Ketemu gak cincinnya?" tanya Arya.

"Enggak! udah sih ganti aja sama cincin yang buat selang gas itu," tunjuk Anta seraya tertawa kecil di wajahnya.

"Hahahaha kocak juga ya, gue malah seneng cincin itu ilang, biar gak jadi tunangan Ayah gue sama tuh Ratu Ular," ucap Arya.

Ratu Sanca mendekat, dan memberi kode pada Anta untuk memperlihatkan dirinya pada Arya.

"Ada yang marah tuh sama kamu," ucap Anta seraya menyentuh tangan Arya.

"Huaaaa!"

Dug!

Arya yang sedang berada di kolong meja langsung mengangkat tubuhnya sampai kepalanya terantuk keras.

"Elo tuh ya jangan ngagetin gue dong, kan gue masih belum biasa lihat itu," pekik Arya.

"Jangan samakan saya dengan perempuan itu, memangnya Ratu Ular itu jahat apa, buktinya saya enggak jahat," protes Ratu Sanca.

"Oh, kamu jangan ngatain Tante Hyena Ratu Ular nanti Ratu Sanca marah eh maksudnya lagi marah tuh sama kamu," ucap Anta.

"Ya maafin aku ya Ratu apa tadi?"

Arya menoleh ke Anta.

"Ratu Sanca yang cantik jelita tiada tara uhuy," sahut Anta.

"Apaan sih garing banget," ucap Arya.

"Manggil Mak Lampir aja hehehe," Anta memberi saran.

Arya tertawa mendengarnya sambil melihat ke arah tangannya yang masih digenggam oleh Anta. Gadis itu sadar dari tadi memegang tangan Arya untuk memperlihatkan sosok Ratu Sanca dan belum juga ia lepas.

"Maaf, Anta lupa," ucap Anta.

"Kamu cari cincin? Nih aku makan hehehe," ucap Ratu Sanca yang mengeluarkan cincin tersebut dari kloaka di dekat ekornya.

"Iyuuu Ratu Sanca jorok," gumam Anta.

"Nah, ini cincinnya," pekik Hyena yang melihat cincin di lantai.

Karena ia tak bisa melihat Ratu Sanca maka Hyena menginjak ekor Ratu Sanca yang berteriak menggetarkan restoran saat Hyena meraih cincin itu.

"Gempa, gempa, gempa...!"

Semua orang berlindung di bawah meja karena ketakutan akibat gempa bahkan ada beberapa yang langsung ke luar restoran dengan paniknya.

Anta tertawa melihat semuanya sampai membuat Arya heran.

"Orang lagi gempa dia malah ketawa, bukannya berlindung," seru Arya menarik lengan Anta agar bersembunyi di kolong meja.

"Bukan gempa tau tapi..."

"Cie Kak Anta sama Kak Arya, ngapain hayo...?" celetuk Raja yang melihat Anta dan Arya bersama di kolong salah satu meja restoran.

"Apaan sih cie cie segala," protes Anta yang menatap Raja tajam.

Setelah semua pengunjung tenang, beberapa kembali ke dalam restoran. Ada juga yang pamit pulang pada Hyena.

Hyena sedari tadi mencium cincin di tangannya itu saking senangnya berhasil menemukan cincin itu. Ia menyematkan cincin itu dengan sendirinya di jari manisnya dan menganggap pesta usai karena sebagian tamu sudah ada yg pulang ketakutan karena gempa tadi.