"Ma... Ma... bangun." Arjun menepuk-nepuk pipi Kanaya. Setelah di beri sedikit minyak angin di hidung, akhirnya Kanaya sadar.
"Pa...Raja dimana?" tanya Kanaya saat baru sadar.
"Raja belum ketemu Ma." Arjun menggelengkan kepalanya.
Kanaya kembali menangis histeris dipelukan Arjun.
"Sudah lah Ma... Kita hanya bisa berdoa semoga Raja selamat", ucap Arjun sambil mengelus punggung Kanaya.
"Iya Pa", sahut Kanaya menganggukkan kepalanya.
"Say... jangan sedih terus. Nanti kamu sakit, lebih baik kita berdoa sambil menunggu hasilnya. Aku yakin Raja baik-baik saja", ucap Rivka dengan tenang.
"Iya kamu benar Say."
"Pa,, Kita tunggu kabar mengenai Raja di rumah saja."
"Oke, Ma", ucap Arjun singkat.
"Ayo kita juga pulang", ajak Perkasa pada Rivka.
"Oke... Pa", sahut Rivka.
"My queen... ayo pulang!" Rivka sedikit berteriak namun tidak ada balasan dari Ratu.
Mereka berjalan menuju kendaraan masing-masing meninggalkan lokasi itu. Namun Ratu masih diam sambil memandang sekeliling dan bertanya-tanya dalam hati, apakah ini real?
Ratu merasa belum yakin jika hal itu menimpa Raja.
"Ratu... ayo." Ajak Rivka yang melihat Ratu tidak bergerak sama sekali dari tempat dia berdiri.
"Eh... iya ma", sahut Ratu membuyarkan lamunannya.
Kendaraan mereka pun melaju menuju kediaman masing-masing.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Keesokan harinya dipagi hari suasana di meja makan keluarga Sanjay hening.
"Ma... sudah ada kabar dari keluarga arjun?" tanya Perkasa membuka obrolan pagi itu.
Rivka hanya membalas dengan gelengan kepala.
"Nanti coba mama telpon ya... mana tau sudah ada kabar."
"Maa...", sahut Perkasa.
"Oh... iya pa."
"Papa berangkat kerja ya", Perkasa telah bersiap beranjak dari tempat duduknya.
"Ratu berangkat ke kampus bareng sama papa?"
"Gak Pa. Ratu naik taksi online aja ya."
"Oke, My queen. Papa berangkat ya."
"Ma... jangan lupa telpon keluarga Arjun."
"Oke... Pa. Hati-hati di jalan ya."
"Ya, Ma", sahut Perkasa dengan senyuman, lalu ia berjalan menuju pintu tanpa di dampingi Rivka. Biasanya Rvka selalu mengantar suaminya sampai ke depan pintu saat akan berangkat kerja. Sepertinya Perkasa memaklumi suasana hati istrinya pagi ini.
Di meja makan Rivka dan Ratu masih tetap diam. Seolah ada kesedihan yang tak bisa di ungkapkan.
"Ma... Ratu ke kamar ya... mau siap-siap ke kampus."
"Oke, sayang."
Ratu beranjak meninggalkan mamanya di meja makan lalu berjalan menuju kamarnya.
Setelah beberapa menit terlihat Ratu menuruni tangga menghampiri mamanya yang masih duduk di tempat yang sama.
Rivka mengakhiri perbincangannya di telpon dengan buru-buru.
"Mama habis nelpon mamanya kak Raja ya?"
"Kenapa tebakan My queen seperti itu?"
"Mama lupa ya? tadi kan Papa yang minta Mama hubungi keluarganya kak Raja."
"Oo... iya Mama lupa."
"Ha, ha, apa Mama sudah mulai pikun?" Ledek Ratu pada sang Mama.
"Kamu ya... gak sopan sama orang tua."
"Ampun Ma..." Ratu pun mengatupkan kedua telapak tangannya sambil tersenyum.
"Jadi gimana Ma... sudah ada kabar kak Raja?"
"Belum My queen. Kita terus berdoa ya... semoga Raja selamat."
Ratu mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Oke... Ma. Ratu berangkat ke kampus ya, pesanan taksi online sudah menunggu di depan."
"Hati-hati my queen."
Ratu mencium punggung tangan Rivka. "Daa... Mama."
Ratu berjalan menuju pintu, membuka lalu menutup kembali dan berjalan meninggalkan kediamannya.
"Heh... untung saja Ratu tidak mendengarkannya." Rivka bernafas lega.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Di dalam taksi online Ratu terus termenung sepanjang jalan tanpa terasa taksi yang ditumpanginya sudah berhenti di depan gerbang kampus.
Ratu merasa seperti ada yang kurang pagi ini.
Perasaan apa ini? Kenapa hatiku tidak tenang... kegelisahan apa yang aku alami ini. Tidak pernah hatiku sesedih ini. Batin Ratu.
"Non... kita sudah sampai."
"Ah, iya maaf Pak."
Ratu pun turun, lalu berjalan gontai. Tidak ada semangat seperti pagi sebelumnya.
"Pagi Ratu", sapa Rendy.
Ratu hanya melirik tanpa menjawab sapaan Rendy.
"Kenapa kamu tidak seceria biasanya?" Kamu ada masalah?", tanya Rendy yang masih bingung dengan sikap Ratu.
"Kakak sudah tau kabar kak Raja?"
"Maksudnya??"
"Hmm... jadi mobil kak Raja tersangkut di tepi jurang dan kak Raja belum ditemukan sampai sekarang." Ucap Ratu yang mulai meneteskan air mata.
Ratu kelihatannya sangat sedih dan sangat kehilangan, apa dia sudah mulai menyukai Raja ya?
"Kapan kejadiannya??" tanya Rendy.
"Kemaren sore Kak."
"Kamu yang sabar ya,, Raja pasti baik-baik aja. Dia pria yang baik dan kuat", ucap Rendy sambil tersenyum.
"Iya", jawab Ratu menganggukkan kepalanya pelan.
"Ayo... masuk ke kelas."
Mereka pun berjalan menuju kelas masing-masing.
\=\=\=
Setelah kelas Ratu selesai.
"Ratu... dari tadi aku perhatikan kamu kayak gak bersemangat. Ada apa?" Tanya Sisil yang sudah menahan sabar untuk bertanya sampai makul selesai.
"Kak Raja...Sil."
"Kenapa dengan kak Raja??"
"Dia kecelakaan."
"Hah... kapan? Trus gimana dengan kak Raja?"
"Kenapa pertanyaannya borongan", kesal Ratu.
"Iya... habisnya penasaran." Jawab Sisil dengan cengiran kuda.
"Sampai sekarang kak Raja belum ditemukan, mobilnya tersangkut di tepi jurang", ucap Ratu dengan wajah murung.
"Kamu harus tetap kuat ya... hari ini seharusnya acara tunangan kalian."
"Sssstt,, kecilkan suaramu. Nanti ada yang dengar."
"Oh,, maaf", ucap Sisil.
"Ya udah.. kita ke kantin yuk." Ajak Sisil.
"Gak ah. Kamu aja."
"He,,emm... sepertinya temanku sedang resah memikirkan sang pujaan hati."
"Idih... teman lagi sedih bukannya di hibur malah diledek."
"Oke... jadi Ratu maunya seperti apa?"
"Nanti temani aku ketempat kejadian ya." Pinta Ratu pada Sisil.
"Oke,, siyap Ratu ku", sahut Sisil dengan sikap hormat.
Ratu pun tersenyum melihat tingkah Sisil.
"Nah... gitu dong tetap tersenyum seberat apapun masalah yang kita hadapi."
"Kamu memang teman terbaikku." Ratu memeluk Sisil erat.
Teman sekelas mereka memandang aneh,, dan salah seorang berkata. "Kalian bukan lgbt kan??"
"Enak aja", teriak Sisil. "Kalau ngomong jangan sembarangan."
"Iya,, iya,, maaf...", sahut Rangga teman sekelas mereka.
"Ayoo ke kantin... laper nih." Rengek Sisil yang terus menarik tangan Ratu.
"Iya, iya ayook."
Dengan terpaksa Ratu mengikuti Sisil ke kantin.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Susasana di kantin sangat ramai.
"Sil... ramai banget."
"Iya,, sih. Tapi aku laper banget nih."
"Disana ada kursi yang kosong", Sisil menunjuk disudut kanan kantin.
"Oke... kamu kesana duluan. Kamu pesan apa? Biar aku yang ngantri."
"Es jeruk aja", sahut Ratu.
"Oke...sip." Sisil melenggang menuju antrian.
Saat Ratu sudah duduk di salah satu kursi yang kosong. Tak sengaja mendengar obrolan orang yang duduk di belakangnya yang sedang membicarakan tentang Raja.
"Broo,, udah pada dengar belom... Raja kecelakaan."
"Ah, yang benar?? Kalau ngomong jangan sembarangan."
"Iya benar... Papaku yang cerita. Papa dapat kabar dari papanya Raja, Papa kami sahabatan sekalian rekan bisnis. Kejadiannya itu kemaren. Dan sampai saat ini Raja belum ditemukan."
"Kasian Raja ya", sahut temannya yang lain.
"Lebih kasian orang tuanya dong... dia kan anak satu-satunya."
"Iya benar kata mu." Teman yang lain mengiyakan.
Tanpa terasa air mata Ratu kembali menetes mendengarkan perbincangan orang yang tak di kenalnya ìtu.
Minta like dan votenya gaeesss 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
🌻Ruby Kejora
2Like disini💐💐
Sukses trus ya thor
Salam dr
JANJI suci
2021-03-22
0
Cahaya mata
Semangat Thor ❣️
2021-03-07
1
Conny Radiansyah
kayak gak percaya Raja kecelakaan...
2021-02-22
0