Keesokan harinya dikediaman keluarga Sanjay.
"Pagi pa,,"
"Pagi sayang."
"Pagi ma."
"Pagi juga my queen."
Ratu terlihat mendekat menghampiri kedua orang tuanya yang sudah terlebih dahulu berada di meja makan.
"Ratu berangkat sama papa ya", sahut Perkasa sebelum Ratu menduduki kursi dan ikut bergabung di meja makan.
"Hmm,, oke pa."
Tidak banyak perbincangan di meja makan pagi ini setelah beberapa menit terlihat mereka sudah menyelesaikan sarapan pagi.
"Ratu berangkat ma", berjalan menghampiri sang mama dan mencium punggung tangannya.
"Ayuk pa." Sahut Ratu kemudian lalu menggandeng papa nya.
"Ayuk", balas Perkasa dengan tersenyum.
Mereka berjalan menghampiri pak Joko yang sudah menunggu. "Pagi pak, pagi non." Sapa Pak Joko sambil membuka pintu mobil.
Di dalam mobil suasana hening, terlihat Perkasa memainkan benda pipih di tangannya dengan tatapan serius, tidak jauh berbeda dengan Ratu melakukan hal yang sama dengan Perkasa.
Terlihat Pak Joko yang sesekali melirik dengan wajah bingung karena tidak ada obrolan seperti pagi biasanya.
"Non Ratu", ucap pak Joko memecah keheningan. "Turun di tempat biasanya atau di gerbang kampus?" Tanya pak Joko kembali.
"Di tempat biasa pak." Jawab Ratu singkat masih fokus dengan benda pipih di tangannya.
Perkasa melirik Ratu sekilas. "Sepertinya Ratu papa sangat sibuk? Sedang mengurusi bisnis juga atau---?"Tanya Perkasa penuh selidik.
"Eh, ngak dong pa", Ratu tersenyum menampilkan deretan giginya. Ini group kampus, pagi-pagi udah rame aja.
"Oo,, papa pikir ratu sudah punya---", Perkasa sengaja menggantung ucapannya lalu tersenyum.
"Papa mikir apa hayo?"
"Ratu papa ini kan cantik", ucap Perkasa mencubit gemas pipi Ratu. "Trus di kampus juga pasti punya banyak teman pria kan?" Tanya Perkasa dengan menaikkan sedikit alisnya.
"Ya, pastilah pa. Ratu kan kuliah bukan di kampus khusus putri." Sahut Ratu tanpa memandang Perkasa. "Hmm,, Ratu paham maksud papa. Seakan Ratu baru sadar apa yang dipikirkan papa nya. Ratu memandang sang papa dengan senyum penuh arti.
"Non, turun di sini?" Tanya pak Joko menyela pembicaraan Perkasa dan putrinya.
"Oh, sudah sampai pak."
"Iya, non."
Ratu bergegas mencium punggung tangan papa nya yang masih tersenyum memandang ratu kemudian ia turun dari mobil. "Bye, pa." Ucap Ratu setelah menutup pintu mobil lalu melambaikan tangannya.
Setelah itu terlihat Pak Joko melajukan kendaraan meninggalkan Ratu yang sudah berjalan di atas trotoar.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Tit.. tit..
"Eh, sia---" Perkataan Ratu terputus saat ia berbalik badan dan melihat pengendara mobil dibelakangnya. Hampir saja ia memaki dan menendang mobil tersebut.
"Pagi Ratu."
"Pagi kak Rendy."
Lalu Rendy meninggalkan Ratu dan memarkirkan kendaraannya. Setelah itu ia bergegas menghampiri Ratu yang masih berjalan di koridor kampus.
"Hai, Ratu."
"Eh, kak Rendy. Cepat banget parkir mobilnya."
"Gak jauh koq", sahut Rendy santai.
"Hari ini ada mata kuliah pagi?"
"Hmm, iya kak. Kakak juga?" Tanya Ratu kembali.
"Gak ada, tapi nanti siang. Pagi ini ada latihan basket, anak-anak basket lainnya hanya bisa latihan pagi."
"Oo", sahut Ratu singkat.
"Ratu masuk kelas dulu ya kak", ucap Ratu saat sudah berada di kelasnya.
"Oke,, tapi kalau ada waktu langsung ke lapangan basket ya." Ucap Rendy tersenyum dan berlalu meninggalkan Ratu yang di balas dengan jari telunjuk dan jempol bersatu yang menandakan oke.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Mata kuliah pagi selesai, setelah dosen yang mengajar keluar ruangan terlihat kelas mulai sepi.
"Kekantin yuk." Ajak Sisil
"Hmm, nanti aja Ail. Kita ke lapangan basket dulu."
"Tumben", sahut Sisil singkat sambil mengernyitkan dahinya.
"Udah, jangan bingung", ucap Ratu yang telah menarik tangan Sisil dan berjalan menuju lapangan.
Mereka tiba dilapangan basket dan duduk di barisan kursi penonton. Saat latihan basket, Rendy tanpa disengaja melihat ke arah ratu. Lalu dia melambaikan tangan dengan tersenyum pada ratu. Raja mengikuti arah pandangan Rendy. Tanpa di duga pandangan Raja dan Ratu bertemu.
Aish,, kenapa dia ada disini juga. Udah terlanjur duduk lagi. Kalau aku pergi, gak enak sama kak Rendy. Aduh gimana ya? Batin Ratu.
"Hei,, Ratu!" Sontak Ratu kaget saat Sisil menepuk pundaknya.
"Iya,, ke..kenapa Sil?" Tanya Ratu gugup.
"Ngeliat Raja koq segitunya. Ah, aku tau. Pasti sudah ada rasa kan?" Tanya Sisil sambil menaik turunkan alisnya.
"Rasa apa? Rasa ingin menabok iya", sahut Ratu kesal.
"Hus,, jangan terlalu benci. Nanti jadi benar-benar cinta. Ha.. ha.." Goda Sisil kembali membuat Ratu pergi meninggalkan tempat duduknya.
"Hei, tunggu. Mau kemana Ratu? Jangan ngambek dong." Sahut Sisil yang telah berlari mensejajarkan langkahnya dengan Ratu.
Ayo dukung dan coment ya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
❤️❤️❤️❤️
2021-03-17
0
Conny Radiansyah
setuju Sil
2021-02-22
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
Semangattt...💪
asisten dadakan hadir lagi kak
mampir yuk😉
2021-02-11
1