bab 4 belajar mensyukuri

Pagi di dalam penjara,

Beberapa bulan sudah berlalu sejak Amara masuk dan menjalani hukumannya.

Dan dalam beberapa bulan itu juga sudah ia mulai bergaul dan berdamai dengan keadaan.

Amara mulai bisa menerima keberadaan dirinya yang memang harus mempertanggung jawabkan semua perbuatannya di dalam penjara.

Dan selama itu pula, ia dekat dengan sosok seorang Aprilia Sarah.

Sosok teman yang ia peroleh di dalam jeruji besi penjara dan memberinya banyak ilmu. Khususnya ilmu bersyukur dan ikhlas menerima.

Pagi ini Amara telah duduk di meja panjang tempat para nara pidana di penjara itu biasa makan.

Amara yang biasanya enggan menyuap makanannya, sejak bergaul dengan sesama nara pidana khususnya April.

ia berubah menjadi sosok yang berbeda.

Amara mau memakan apapun yang di berikan oleh pihak penjara kepadanya dan mulai bergaul dengan siapapun tanpa melihat latar belakangnya terlebih dahulu.

Klonteng klonteng....

suara jeruji besi di pukul tanda akan ada panggilan dari petugas untuk salah satu napi di sana.

" nona Amara Raharja...ada tamu untukmu "

Benar saja,

tak lama setelah terdengar suara itu, seorang petugas datang dan memanggil Amara yang sedang sarapan bersama kawan kawannya.

" Amara...." panggil April

" hemm...." jawab Amara acuh

" kau di panggil, ada tamu untukmu " kata April melanjutkan kata katanya sambil menyenggol pundak Amara.

Amara tak bergeming, wanita itu tetap sibuk menyuap makananya.

" nona Amara..." panggil petugas itu lagi, tapi kali ini petugas itu telah berdiri di hadapan Amara yang sedang sibuk sarapan.

" mohon ikut kami...ada yang ingin bertemu denganmu " lanjut petugas itu.

" apa lagi....?! " jawab Amara kesal.

Entah sudah berapa banyak orang yang datang dan ingin menemuinya.

Namun semua ia tolak tanpa terkecuali keluarga sang paman juga papa kandungnya sendiri.

Jujur...

Amara tak tak ingin lagi merasa semakin tersiksa karena merasa bersalah dengan melihat mereka semua khususnya keluarga sang paman yang nyatanya meski telah ia sakiti sedemikian rupa, mereka masih saja memaafkannya.

Dan hal itu semakin sukses menceburkan dirinya ke dalam jurang penyesalan yang seakan tak bertepi dan tak berdasar.

" sudah ku bilang aku tidak mau menerima tamu dan bertemu dengan siapapun.

Bukankah kalian ingin aku mempertanggung jawabkan semua perbuatanku....?! ya...aku sedang menjalankannya sekarang. Tapi kenapa kalian terus menggangguku.

Plis...jika mereka ada perlu denganku suruh mereka menemui pengacaraku.

Aku sudah memberi kuasa atas segala urusanku padanya " jawab Amara acuh.

" nona Amara..." tiba tiba sebuah panggilan dengan suara berbeda membuat Amara mendongak

Seraut wajah asing terpapar di hadapannya.

" siapa kamu ?! " tanya Amara sambil bangkit dari duduknya tanpa sadar.

Hal itu karena samar samar wajah orang asing itu mengingatkannya akan seseorang yang sangat tidak ingin ia temui.

" namaku Liong...aku datang atas perintah atasanku "

" aku tidak mengenalmu ataupun atasanmu " jawab Amara ketus.

" atasan saya ingin bertemu dengan anda " jawab laki laki bernama Liong itu tanpa memperdulikan penolakan Amara itu.

" maaf...aku sibuk, aku tidak punya waktu untuk bertemu dengan atasanmu itu... " jawab Amara seenaknya sambil berniat untuk duduk kembali.

" jika anda tidak mau menemuinya maka dia sendiri yang akan datang kemari " jawab laki laki yang memperkenalkan dirinya dengan nama Liong itu lagi.

Wajah Amara sontak berubah pias.

Samar samar ingatannya akan orang yang berkaitan dengan orang di hadapannya itu kian jelas.

Tiba tiba Amara merasa gentar, tanpa sadar wanita itu melipat bibirnya rapat rapat.

" anda tentukan sendiri, anda yang datang menemuinya atau dia yang akan datang menemui anda di sini " suara Liong kembali terdengar dan lebih bernada ancaman menurut Amara.

Teman teman Amara saling berpandangan. Baru kali ini seorang nara pidana bisa di temui oleh pengunjungnya di dalam ruang lingkup penjara.

Seberapa berkuasanya orang itu...pikir mereka sambil kemudian menatap Amara penuh tanya.

Amara menarik nafas dalam dan kemudian menghembuskannya dengan kasar.

Tak lama tanpa sepatah kata ia hendak melangkah.

" Amara..." April memegang pergelangan tangannya.

" It's ok...aku akan baik baik saja " kata Amara sambil mengusap punggung tangan April yang memegang pergelangan tangannya.

" pak petugas...bawa aku padanya, aku akan menemuinya " kata Amara ke pada petugas yang tadi memanggilnya tanpa menghiraukan sosok Liong yang juga masih berada di sana.

Amara kemudian mengikuti langkah petugas itu begitupun dengan Liong.

Hingga sampai di depan sebuah ruangan mereka berhenti.

" silahkan masuk nona " kata petugas itu mempersilahkan Amara.

" di sini ?! di ruangan ini ?! " cicit Amara.

Pasalnya ruangan itu tidak mirip dengan ruangan untuk menerima pengunjung, tapi lebih mirip dengan ruang kerja.

Dan ternyata ruang itu di kemudian hari di ketahui Amara sebagai ruang kepala penjara.

" hemm...silahkan nona " jawab petugas itu sambil menggangguk.

Hati Amara perlahan sedikit tenang dia pikir siapa orang yang bisa menemuinya di ruangan seperti ini.

Pasti Ryu...

Cicitnya di dalam hati, dengan senyum yang sedikit tersungging di bibirnya...Amara pun membuka pintu itu.

Cklek...

" Ryu...kau kah...." Amara masuk dan langsung berucap, namun kata katanya tak berlanjut ketika ia melihat seseorang berdiri membelakanginya.

Seseorang dengan postur tubuh tinggi menjulang, stelan jaz berwarna abu muda yang ia pakai semakin menambah kesan gagah pada seseorang itu meski laki laki itu hanya terlihat dari belakang.

Akan tetapi...

Amara sangat tahu jika seseorang itu bukanlah sosok orang yang tadi sempat terpikirkan olehnya.

Amara hafal betul karakter tubuh Ryu, meski kedua orang itu memiliki postur tubuh yang sama sama tinggi menjulang dan bahu yang tegap.

Amara mengerutkan keningnya menatap seseorang itu dan mencoba menebak siapa kira kira seseorang itu.

" siapa kamu ?! " tanya Amara pada akhirnya.

Mendengar pertanyaan itu, seseorang itu memutar tubuhnya.

Amara sontak terperangan dan terkejut ketika ia melihat wajah seseorang itu.

" kau...." desis Amara lirih, tanpa sadar wanita itu melangkah mundur ke belakang.

Wajah seseorang itu seketika membuat Amara ketakutan dan tubuhnya terasa tremor tiba tiba.

" hai Amara....apa kabar ?! " sapa seseorang itu dengan senyum menyeringai menatap kepada Amara.

" kau...sedang apa kau di sini...?! "

Terpopuler

Comments

Widia Aldiev

Widia Aldiev

hadududuuuh Amara yg di datangi q yg ikut gemeter g karuan 🥵

2025-09-25

0

Susi Akbarini

Susi Akbarini

ayoooo..
matt mau ngapain..

❤❤😀😀😘😍😙❤❤❤

2025-09-15

1

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

pasti matt kaka kembar lea

2025-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 awal
2 bab 2 seorang kawan
3 bab 3 kepercayaan seorang kawan
4 bab 4 belajar mensyukuri
5 bab 5 kenangan mengerikan 1
6 bab 6 kenangan mengerikan 2
7 bab 7 kenangan mengerikan 3
8 bab 8 semakin menyesal
9 bab 9 di bebaskan
10 bab 10 di culik
11 bab 11 hidup baru seorang Amara
12 bab 12 virgin
13 bab 13 sedikit harapan
14 bab 14 pagi yang menjengkelkan
15 bab 15 tak ketemu
16 bab 16 lahirnya sebuah dendam
17 bab 17 mengulang berkali kali....
18 bab 18 dendam yang kian subur
19 bab 19 berita sedih....
20 bab 20 masa bodoh
21 bab 21 tak perduli
22 bab 22 permintaan yang tidak gratis
23 bab 23 charger yang hilang
24 bab 24 setitik perhatian
25 bab 25 ajakan yang di tolak
26 bab 26 sendirian
27 bab 27 prasangka buruk yang terkabul
28 bab 28 pernyataan hati seorang Manuel
29 bab 29 Manuel yang putus asa
30 bab 30 panik
31 bab 31 sebuah kabar
32 bab 32 menolak
33 bab 33 perlakuan lembut
34 bab 34 gelisah
35 bab 35 is plan
36 bab 36 tenaga yang di peras
37 bab 37 Mattew kembali
38 bab 38 eksekusi
39 bab 39 ajakan
40 bab 40 luapan sebuah emosi
41 bab 41 kabur
42 bab 42 menyadari sesuatu
43 bab 43 bertemu Lyli
44 bab 44 membutuhkan pertolongan
45 bab 45 jejak
46 bab 46 gagal
47 bab 47 hancurnya seorang Mattew Nix
48 ban 48 keputusan Amara
49 bab 49 langkah awal Mattew
50 bab 50 Manuel yang pecundang
51 bab 51 kabar mengerikan
52 bab 52 paniknya Mattew Nix
53 bab 53 perjalanan....
54 bab 54 menapaki hidup baru
55 bab 55 menjadi mama
56 bab 56 perbincangan ringan
57 bab 57 sebuah kabar
58 bab 58 kembali mendekat
59 bab 59 terbakar
60 bab 60 menemui
61 bab 61 mengantar
62 bab 62 masih menunggu
63 bab 63 masih mendekat
64 bab 64 tersulut
65 bab 65 mencoba mengurai
66 bab 66 tak menyerah
67 bab 67 " papa.....
68 bab 68 Mattew yang narsis
69 bab 69 menyingkirkan satu penghalang
70 bab 70 langkah awal
71 bab 71 Mattew yang tengil
Episodes

Updated 71 Episodes

1
bab 1 awal
2
bab 2 seorang kawan
3
bab 3 kepercayaan seorang kawan
4
bab 4 belajar mensyukuri
5
bab 5 kenangan mengerikan 1
6
bab 6 kenangan mengerikan 2
7
bab 7 kenangan mengerikan 3
8
bab 8 semakin menyesal
9
bab 9 di bebaskan
10
bab 10 di culik
11
bab 11 hidup baru seorang Amara
12
bab 12 virgin
13
bab 13 sedikit harapan
14
bab 14 pagi yang menjengkelkan
15
bab 15 tak ketemu
16
bab 16 lahirnya sebuah dendam
17
bab 17 mengulang berkali kali....
18
bab 18 dendam yang kian subur
19
bab 19 berita sedih....
20
bab 20 masa bodoh
21
bab 21 tak perduli
22
bab 22 permintaan yang tidak gratis
23
bab 23 charger yang hilang
24
bab 24 setitik perhatian
25
bab 25 ajakan yang di tolak
26
bab 26 sendirian
27
bab 27 prasangka buruk yang terkabul
28
bab 28 pernyataan hati seorang Manuel
29
bab 29 Manuel yang putus asa
30
bab 30 panik
31
bab 31 sebuah kabar
32
bab 32 menolak
33
bab 33 perlakuan lembut
34
bab 34 gelisah
35
bab 35 is plan
36
bab 36 tenaga yang di peras
37
bab 37 Mattew kembali
38
bab 38 eksekusi
39
bab 39 ajakan
40
bab 40 luapan sebuah emosi
41
bab 41 kabur
42
bab 42 menyadari sesuatu
43
bab 43 bertemu Lyli
44
bab 44 membutuhkan pertolongan
45
bab 45 jejak
46
bab 46 gagal
47
bab 47 hancurnya seorang Mattew Nix
48
ban 48 keputusan Amara
49
bab 49 langkah awal Mattew
50
bab 50 Manuel yang pecundang
51
bab 51 kabar mengerikan
52
bab 52 paniknya Mattew Nix
53
bab 53 perjalanan....
54
bab 54 menapaki hidup baru
55
bab 55 menjadi mama
56
bab 56 perbincangan ringan
57
bab 57 sebuah kabar
58
bab 58 kembali mendekat
59
bab 59 terbakar
60
bab 60 menemui
61
bab 61 mengantar
62
bab 62 masih menunggu
63
bab 63 masih mendekat
64
bab 64 tersulut
65
bab 65 mencoba mengurai
66
bab 66 tak menyerah
67
bab 67 " papa.....
68
bab 68 Mattew yang narsis
69
bab 69 menyingkirkan satu penghalang
70
bab 70 langkah awal
71
bab 71 Mattew yang tengil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!