bab 2 seorang kawan

Amara mendongak dan menatap ke arah wanita yang tengah mengulurkan sebungkus roti ke padanya itu.

Kemudian tatapannya agak menurun karena wanita itu yang kemudian duduk di sisinya.

" apa kau mengenalku ?! " tanya Amara.

" tidak...aku baru melihatmu sejak kau di pindahkan ke sini " jawab wanita itu sambil menggeleng.

" kau juga tidak tahu siapa aku ?! " tanya Amara lagi.

" tidak...memangnya kenapa ?! "

" lucu...kau tidak mengenalku dan kau juga tidak tahu siapa aku tapi kau baik padaku " kata Amara dengan tersenyum sinis.

Wanita di sisinya menatapnya aneh.

" apakah berbuat baik kepada orang harus lebih dulu kita mengenalnya ?! " tanya wanita itu sambil menatap Amara lekat.

Amara tersenyum miring.

" dengar...aku ini seorang pembunuh, kau tidak perlu bersikap baik padaku " kata Amara kemudian dengan tersenyum kecut.

" memangnya kenapa jika kau seorang pembunuh ?!

apa seorang pembunuh tidak punya rasa lapar ?ku lihat....kau juga seorang manusia yang pasti juga punya rasa lapar.

Sejak kemaren aku tidak melihat kau memakan bagianmu.

Jagalah kesehatanmu, di sini kita di larang untuk sakit..." jawab wanita itu lembut.

Amara menoleh dan kembali menatap ke pada wanita itu.

Kelembutan wanita itu membuat Amara teringat dengan sosok adik sepupunya yang telah ia buat meninggalkan dunia ini.

Tak lama, Amara membuang pandangannya ketempat lain.

" tidak perlu bersikap baik apalagi kasian padaku,

aku tidak butuh itu " jawab Amara kemudian dengan ketus.

Wajah wanita itu berubah semakin muram.

Sungguh kelembutan wanita itu membuatnya kian tersiksa.

( Shelia...)

Desis Amara di dalam hati.

" terserah padamu, aku hanya ingin mencoba berkawan denganmu.

Tapi jika tidak mau...tak apa, mungkin bagimu aku tak pantas untuk jadi kawanmu " kata wanita itu kemudian.

Tak lama wanita itu bangkit dan meninggalkan Amara.

Ia kembali ke arah kasur lantai tipis dan keras yang sudah menjadi bagiannya.

Sepeninggal wanita itu Amara terdiam membisu, namun netranya mengikuti pergerakan wanita itu.

Tak lama Amara pun bangkit dan melangkah mendekat ke arah wanita itu yang kini telah berbaring.

" ada apa ?! " tanya wanita itu setelah Amara duduk di sisinya.

Di sel itu di isi dengan tujuh orang dan mereka yang lainnya telah terlelap di buai mimpi.

" siapa namamu ?! " tanya Amara

" April..."

" kau ingin berkawan denganku ?! Kenapa ?! Aku ini seorang pembunuh....kau tidak takut aku akan membunuhmu juga ?! " tanya Amara lagi.

Wanita bernama April itu kemudian bangkit dari berbaringnya dan duduk seperti Amara.

" aku ingin berkawan dengan banyak orang, siapapun itu asal dia mau berkawan denganku juga.

Kau tanya kenapa ?! karena aku berharap dengan punya banyak kawan, mungkin salah satunya akan mau membantuku.

Takut di bunuh olehmu ?! Ha ha..." April tertawa lirih.

" dengar...aku percaya satu hal, kematian itu adalah satu hal yang pasti begitupun dengan kapan dan bagaimana caranya.

Jika berkawan denganmu bisa membuatku mati, maka aku yakin mungkin itu memanglah jalan kematianku " jawab April dengan lugas dan membuat Amara menatapnya dalam.

" apakah itu bentuk keikhlasan atau ketidak berdayaanmu ?! " tanya Amara.

" entahlah.....

aku tidak tahu,

tapi menurutku pengartiannya hanya perkara sudut pandang kita " jawab wanita bernama April itu.

Hening...

Amara tak lagi bersuara, tapi kemudian ia duduk di sisi April.

" kemarikan rotimu " pinta Amara kemudian dan April pun memberikannya.

" Katakan padaku, kenapa kau bisa di sini ?! " tanya Amara sambil mulai menyuap roti pemberian April itu dengan menawarkan kembali roti itu kepada empunya yang memiliki roti.

" tidak..aku sudah makan sore tadi " tolak April sambil menggeleng.

" kau belum menjawab pertanyaanku " kata Amara lagi.

April terdengar menghela nafas.

" seseorang memasukkan aku ke penjara karena aku hamil dan mengandung anak dari suaminya " jawab April kemudian pelan.

Amara menatap wanita berwajah lembut itu dengan melotot.

Rasanya sulit di percaya jika wanita itu adalah seorang pelakor.

" kau pelakor ?!! " sengit Amara kemudian.

Ah....

kata kata itu hampir cocok di sematkan padanya juga jika saja ia berhasil menggoda dan memiliki seorang Ryuga Carter.

" aku tidak tahu jika laki laki yang menikahiku secara siri itu ternyata seorang laki laki bersuami..." jawab April penuh penyesalan.

" andai aku tahu lebih awal...tentu aku tidak akan mau di dekati olehnya.

Aku hanya seorang yatim piatu, mendapat sebuah perhatian dan kasih sayang dari seorang pria tentu aku sangat senang.

Apalagi aku tak memiliki pengalaman apapun dengan seorang laki laki.

Aku kira itu cinta....dan ketika ia menawarkan sebuah pernikahan siri,

aku pun mengiyakan " lanjut Apri sambil menunduk.

Amara diam diam meremas roti yang ia pegang.

Lagi lagi atas nama cinta dan akhirnya menjadi korban cinta...

Cinta memang bangsat...

Umpat Amara di dalam hati.

" lalu di mana sekarang anakmu ?! " tanya Amara lagi.

" satu bulan setelah aku melahirkan, suamiku dan istrinya mengambil anakku.

Namun dua bulan kemudian mereka mengembalikannya padaku.

Aku sangat bahagia saat itu.

Tapi beberapa hari kemudian aku di datangi petugas kepolisian.

Sebuah tuduhan di tudingkan padaku.

Dengan tuduhan perselingkuhan dan perzinahan, aku di penjarakan.

Terpaksa aku menitipkan anakku kepada panti asuhan di mana aku di besarkan dulu " kata April dengan wajah sendu dan sangat sedih.

" lalu laki laki itu ?! "

" entahlah...aku tak lagi bertemu dengannya sejak ia mengembalikan anakku bersama istri pertamanya waktu itu "

" ckk....menyedihkan sekali hidupmu....semoga saja laki laki itu mati agar tak lagi ada korban korban wanita bodoh sepertimu " kutuk Amara ikut jengkel mendengar cerita April itu.

April hanya diam.

" Amara..." panggil April tiba tiba sambil memegang kedua jemari Amara.

" ada apa ?! Kau membuatku kaget " omel Amara

" maukah kau membantuku ?! "

" memban..tu...mu...?! " cicit Amara tak paham kata kata April.

" iya..." jawab April.

" Membantu apa ?! Kau tidak lihat aku juga di penjara sama sepertimu ?!

memangnya apa yang bisa aku lakukan untukmu ?! "

April mengambil sebuah amplop berwarna coklat dari bawa bantalnya.

Kemudian ia mengeluarkan isi di dalamnya.

sebuah foto bayi berusia tiga atau empat bulanan,

April kemudian memberikannya kepada Amara berikut beberapa berkas berkas yang turut di keluarkan oleh April.

Sepertinya surat surat tentang kelahiran bayi itu.

" dia anakku..namanya Arista Zivilya " terang April.

Amara mengerutkan keningnya menatap foto yang kini telah berada di tangannya itu.

" lalu...kenapa kau tunjukkan ini padaku ?! " tanya Amara bingung.

Terpopuler

Comments

Susi Akbarini

Susi Akbarini

mau bantuan apa April..
padahal Amara dipenjara lebih lama dari April..
pas keluar Amara udah jadi nenek2..
❤❤❤😍😙😗😗

2025-09-13

1

Widia Aldiev

Widia Aldiev

aduh jangan bilang April mau bunuh diri d penjara dan menitipkan anaknya pada Amara 😔

2025-09-25

0

sutiasih kasih

sutiasih kasih

ini gmna amara mo nolongin km april..... amara jga g tau gmn nasibnya kedepan...

2025-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 awal
2 bab 2 seorang kawan
3 bab 3 kepercayaan seorang kawan
4 bab 4 belajar mensyukuri
5 bab 5 kenangan mengerikan 1
6 bab 6 kenangan mengerikan 2
7 bab 7 kenangan mengerikan 3
8 bab 8 semakin menyesal
9 bab 9 di bebaskan
10 bab 10 di culik
11 bab 11 hidup baru seorang Amara
12 bab 12 virgin
13 bab 13 sedikit harapan
14 bab 14 pagi yang menjengkelkan
15 bab 15 tak ketemu
16 bab 16 lahirnya sebuah dendam
17 bab 17 mengulang berkali kali....
18 bab 18 dendam yang kian subur
19 bab 19 berita sedih....
20 bab 20 masa bodoh
21 bab 21 tak perduli
22 bab 22 permintaan yang tidak gratis
23 bab 23 charger yang hilang
24 bab 24 setitik perhatian
25 bab 25 ajakan yang di tolak
26 bab 26 sendirian
27 bab 27 prasangka buruk yang terkabul
28 bab 28 pernyataan hati seorang Manuel
29 bab 29 Manuel yang putus asa
30 bab 30 panik
31 bab 31 sebuah kabar
32 bab 32 menolak
33 bab 33 perlakuan lembut
34 bab 34 gelisah
35 bab 35 is plan
36 bab 36 tenaga yang di peras
37 bab 37 Mattew kembali
38 bab 38 eksekusi
39 bab 39 ajakan
40 bab 40 luapan sebuah emosi
41 bab 41 kabur
42 bab 42 menyadari sesuatu
43 bab 43 bertemu Lyli
44 bab 44 membutuhkan pertolongan
45 bab 45 jejak
46 bab 46 gagal
47 bab 47 hancurnya seorang Mattew Nix
48 ban 48 keputusan Amara
49 bab 49 langkah awal Mattew
50 bab 50 Manuel yang pecundang
51 bab 51 kabar mengerikan
52 bab 52 paniknya Mattew Nix
53 bab 53 perjalanan....
54 bab 54 menapaki hidup baru
55 bab 55 menjadi mama
56 bab 56 perbincangan ringan
57 bab 57 sebuah kabar
58 bab 58 kembali mendekat
59 bab 59 terbakar
60 bab 60 menemui
61 bab 61 mengantar
62 bab 62 masih menunggu
63 bab 63 masih mendekat
64 bab 64 tersulut
65 bab 65 mencoba mengurai
66 bab 66 tak menyerah
67 bab 67 " papa.....
68 bab 68 Mattew yang narsis
69 bab 69 menyingkirkan satu penghalang
70 bab 70 langkah awal
71 bab 71 Mattew yang tengil
Episodes

Updated 71 Episodes

1
bab 1 awal
2
bab 2 seorang kawan
3
bab 3 kepercayaan seorang kawan
4
bab 4 belajar mensyukuri
5
bab 5 kenangan mengerikan 1
6
bab 6 kenangan mengerikan 2
7
bab 7 kenangan mengerikan 3
8
bab 8 semakin menyesal
9
bab 9 di bebaskan
10
bab 10 di culik
11
bab 11 hidup baru seorang Amara
12
bab 12 virgin
13
bab 13 sedikit harapan
14
bab 14 pagi yang menjengkelkan
15
bab 15 tak ketemu
16
bab 16 lahirnya sebuah dendam
17
bab 17 mengulang berkali kali....
18
bab 18 dendam yang kian subur
19
bab 19 berita sedih....
20
bab 20 masa bodoh
21
bab 21 tak perduli
22
bab 22 permintaan yang tidak gratis
23
bab 23 charger yang hilang
24
bab 24 setitik perhatian
25
bab 25 ajakan yang di tolak
26
bab 26 sendirian
27
bab 27 prasangka buruk yang terkabul
28
bab 28 pernyataan hati seorang Manuel
29
bab 29 Manuel yang putus asa
30
bab 30 panik
31
bab 31 sebuah kabar
32
bab 32 menolak
33
bab 33 perlakuan lembut
34
bab 34 gelisah
35
bab 35 is plan
36
bab 36 tenaga yang di peras
37
bab 37 Mattew kembali
38
bab 38 eksekusi
39
bab 39 ajakan
40
bab 40 luapan sebuah emosi
41
bab 41 kabur
42
bab 42 menyadari sesuatu
43
bab 43 bertemu Lyli
44
bab 44 membutuhkan pertolongan
45
bab 45 jejak
46
bab 46 gagal
47
bab 47 hancurnya seorang Mattew Nix
48
ban 48 keputusan Amara
49
bab 49 langkah awal Mattew
50
bab 50 Manuel yang pecundang
51
bab 51 kabar mengerikan
52
bab 52 paniknya Mattew Nix
53
bab 53 perjalanan....
54
bab 54 menapaki hidup baru
55
bab 55 menjadi mama
56
bab 56 perbincangan ringan
57
bab 57 sebuah kabar
58
bab 58 kembali mendekat
59
bab 59 terbakar
60
bab 60 menemui
61
bab 61 mengantar
62
bab 62 masih menunggu
63
bab 63 masih mendekat
64
bab 64 tersulut
65
bab 65 mencoba mengurai
66
bab 66 tak menyerah
67
bab 67 " papa.....
68
bab 68 Mattew yang narsis
69
bab 69 menyingkirkan satu penghalang
70
bab 70 langkah awal
71
bab 71 Mattew yang tengil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!