Perjalanan ke Sylvaria

Balairung Emas Kerajaan Sylvaria berdiri megah, pilar-pilarnya menjulang dilapisi ukiran singa bersayap simbol kebesaran leluhur Roland.

Di atas takhta tinggi berlapis emas, Raja Roland duduk dengan wajah murka. Kepala Prajurit dan pasukan yang baru pulang dari Moonveil berlutut di bawahnya dengan wajah menunduk.

Suara Raja Roland bergema, penuh kemarahan. “Apakah telinga kalian tuli? Aku memerintahkan untuk menjemput Putri Anastasia ke istana. Namun kalian berani kembali dengan tangan kosong”

Kepala Prajurit menunduk lebih rendah, keringat dingin mengalir di pelipisnya.

“Yang Mulia… Putri Anastasia berkata akan datang sendiri ke istana. Beliau bersumpah atas nama darah kerajaan, tidak akan mengingkari janji.”

Tangan Raja Roland mengepal di sandaran takhta.

“Janji? Apa artinya janji seorang anak yang sudah terasingkan di hutan belantara?!”

Di sisi singgasana, Lady Morgana, sang selir menutup mulutnya dengan kipas berhias bulu merak. Senyum tipis penuh kemenangan terlukis di wajahnya. Di sampingnya, Putri Seravine, putri tunggal hasil pernikahan gelapnya dengan Roland, ikut tersenyum manis penuh kelicikan.

“Yang Mulia…,” ucap Lady Morgana lembut, suaranya bagai racun dalam madu, “mungkin saja Anastasia tidak berniat pulang. Janji manis hanya cara untuk melemahkan para prajuritmu.”

Seravine menyambung dengan nada penuh kepura-puraan,

“Benar, Ayahanda. Jika ia memang berniat kembali, tentu ia sudah ikut bersama prajurit kita. Jangan biarkan ia mempermainkan wibawa tahta Sylvaria.”

Raja Roland menghentakkan tongkat emasnya ke lantai hingga menghasilkan suara dentuman menggema ke seluruh ruangan. “Bawa semua prajurit ini ke penjara bawah tanah! Biarkan mereka merasakan dinginnya penjara hingga aku memutuskan nasib mereka!”

Para penjaga istana segera menyeret prajurit-prajurit itu. Namun tidak ada satu pun dari mereka yang melawan. Kepala Prajurit menunduk, menerima keputusan itu tanpa keluhan. Dalam hati mereka, masih memegang teguh janji yang diucapkan oleh sang putri. “Tidak perlu dijemput atau dikawal. Aku akan datang sendiri ke istana. Sampaikan itu pada Raja Roland. Aku Putri Anastasia, tidak akan pernah ingkar janji.” Mereka rela menanggung murka raja, karena bagi mereka menjaga kehormatan kata-kata sang putri adalah bentuk kesetiaan yang lebih tinggi dari perintah manusia.

Saat pintu penjara bawah tanah ditutup, Lady Morgana menoleh pada putrinya dengan tatapan penuh arti. Senyum keduanya makin lebar, bagai dua bayangan licik yang bersuka cita atas malapetaka yang menimpa lawan mereka. Raja Roland masih murka, namun jauh di dalam hatinya, ada kegelisahan yang tak bisa ia sembunyikan. Sebab untuk pertama kalinya setelah sepuluh tahun, nama Putri Anastasia kembali menggema di dinding istana Sylvaria mengingatkan pada masa lalu yang sudah dikubur dalam-dalam.

Fajar menyingkap kabut tipis Hutan Moonveil. Embun masih menggantung di daun-daun ketika Putri Anastasia menuntun kudanya keluar dari pondok kecil yang telah menjadi rumah selama sepuluh tahun. Lucia menunggang kuda lain di sisinya, dengan pelana penuh bungkusan ramuan, biji-bijian, dan hasil panen hutan. Mereka berdua menoleh sekali ke belakang, pada pondok kayu sederhana itu. Anastasia terdiam lama, lalu berbisik lirih.

“Selamat tinggal, Moonveil. Kau telah membesarkan seorang putri yang terlupakan. Kini saatnya aku kembali ke dunia yang membuangku.”

Mereka menuruni jalan setapak, melintasi padang kering akibat kemarau panjang. Dalam perjalanan menuju pinggiran Kerajaan Sylvaria, mereka berhenti di pasar kecil. Dengan cermat, Anastasia menjual beberapa ramuan obat langka yang hanya bisa didapat di Moonveil. Ada akar penyembuh, daun penurun demam, dan minyak hutan. Dengan itu mereka mendapatkan seratus keping koin emas atau setara dengan dua ribu lima ratus koin perak.

Namun ketika mereka mendekati desa-desa di perbatasan kerajaan, pemandangan yang tersaji membuat hati Anastasia tercekik. Kemarau panjang membuat Ladang-ladang retak, sungai-sungai surut, dan rakyat tampak kurus. Banyak diantara mereka yang pucat karena kelaparan. Anak-anak duduk lemah di tepi jalan, sementara para ibu mencari air dengan tempayan kosong di tangan.

Anastasia menahan kendali kudanya, menatap dalam-dalam penderitaan itu. Sorot matanya yang biasanya dingin kini dipenuhi api amarah.

“Raja Roland…,” gumamnya getir, “kau bermahkota emas, duduk di takhta megah, namun membiarkan rakyatmu sekarat dalam kemarau. Kau memeras napas bangsamu sendiri.”

Hati Lucia ikut pedih. “Putri, apa yang harus kita lakukan?”

Anastasia turun dari kudanya. Ia membuka bungkusan hasil hutan berupa umbi liar, biji-bijian, dan buah kering lalu membagikannya pada rakyat. Tangan-tangan kurus meraih dengan penuh syukur, mata-mata yang suram bersinar kembali melihat kemurahan hati dari gadis asing.

“Siapa… siapa nama wanita baik hati ini?” bisik seorang ibu sambil memeluk anaknya yang kelaparan.

Anastasia tersenyum tipis, namun suaranya tenang dan berwibawa. “Aku Isolde, seorang pengembara dari hutan. Anggap saja ini hadiah dari alam untuk kalian.”

Nama itu meluncur begitu saja, sebuah selubung yang ia pilih untuk merahasiakan jati dirinya. Namun bagi rakyat, nama itu akan menjadi bisikan penuh kekaguman.

Sepanjang jalan, Anastasia tidak hanya membagi makanan. Ia juga mengobati orang-orang yang sakit dengan ramuan dari Moonveil. Seorang anak dengan demam tinggi diberinya ramuan penurun panas, seorang pria dengan luka parah dibalutnya dengan daun penyembuh. Setiap kali ia menolong, rakyat menunduk, mendoakan “Isolde” dengan air mata syukur.

Lucia menatap Putri dengan mata berbinar, kekaguman bercampur haru. Ia tahu, inilah sifat sejati sang Putri. Dingin terhadap lawan, namun penuh belas kasih pada mereka yang tertindas.

Sementara itu, kabar tentang seorang wanita misterius bernama Isolde yang membagikan makanan dan obat-obatan mulai menyebar dari desa ke desa. Rakyat yang putus asa kini mulai membisikkan harapan baru, tanpa mengetahui bahwa sesungguhnya wanita itu adalah Putri Sylvaria yang telah lama dilupakan.

Dan di hati Anastasia, setiap senyum dan doa rakyat adalah cambuk yang menguatkan tekadnya. Aku kembali ke istana, bukan hanya untuk ibunda… tapi juga untuk rakyat yang menderita di bawah kuasa Raja Roland.

Matahari sore menyepuh menara-menara istana Sylvaria dengan cahaya emas, memantulkan kilau kemegahan yang bertolak belakang dengan wajah rakyat di luar tembok, rakyat yang menderita karena kelaparan dan kehausan. Di depan gerbang utama, dua prajurit istana berdiri tegak, tombak mereka terarah ketika melihat dua sosok penunggang kuda mendekat.

“Apa urusan kalian di gerbang istana Sylvaria?” bentak salah seorang prajurit dengan lantang.

Anastasia menarik kendali kudanya hingga berhenti tepat di hadapan mereka. Matanya berkilat tajam, suara menggema seperti dentang lonceng perunggu.

“Aku adalah Putri Isolde Anastasia, keturunan sah dan satu-satunya dari Raja Roland dan Ratu Lysandra. Aku menuntut gerbang istana ini dibuka bagiku.”

Kedua prajurit saling berpandangan. Rasa ragu menyelimuti mereka, tetapi tatapan Anastasia yang tegas dan tak terbantahkan menyingkirkan segala keraguan. Mereka segera menunduk dalam-dalam, lalu memutar tubuh dengan tergesa.

“Buka gerbang! Putri sah Kerajaan Sylvaria kembali!”

Deru rantai besi terdengar berat saat gerbang istana terbuka perlahan. Dentuman pintu kayu raksasa itu bergema, seakan menandai lahirnya kembali sejarah yang sempat terkubur.

Terpopuler

Comments

Eskael Evol

Eskael Evol

Ratu masa depan

2025-10-03

0

Nurmala Sari

Nurmala Sari

kerennn,,lanjut baca

2025-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 Putri yang Dibuang
2 Putri & Hutan
3 Kedatangan Prajurit Kerajaan
4 Pamit pada Moonveil
5 Perjalanan ke Sylvaria
6 Mengambil Kembali Haknya
7 Alasan Dibalik Kepulangan Putri Anastasia
8 Membentuk Pasukan
9 Berlatih dengan Prajurit Istana
10 Putri Anastasia Lebih Cerdik
11 Terbongkar
12 Terdesak
13 Hukuman Mati
14 Menolak Dekrit Pernikahan
15 Memenuhi Syarat
16 Selir Imperial Agartha
17 Sambutan di Agartha
18 Malam Pertama yang Terengah
19 Menjelajahi Agartha
20 Berkelana lagi
21 Ketahuan
22 Hukuman
23 Rencana Licik
24 Murka Sang Kaisar
25 Makan Malam Bersama
26 Jendral Perang
27 Jauhi Anastasia!
28 Malam Kelam
29 Berulah di Pagi Hari
30 Dua Jiwa Keras Kepala
31 Surga Tersembunyi Imperial Agartha
32 Dia... Monster
33 Tawa Anastasia
34 Gosip Liar
35 Penyerangan
36 Lebih Dingin
37 Dalang
38 Berjanji Membalasnya Dua Kali Lipat
39 Kutukan Sepanjang Sejarah
40 Lebih dari Hukuman Mati
41 A Little Point of View from Emperor Lexus
42 Senja di Surga Agartha
43 Tzatziki
44 Hiiii
45 Berwarna
46 Bahkan Obsidian Tunduk Padanya
47 Calon Permaisuri Agartha
48 Desa Valenford
49 Tugas Pertama Selesai
50 Menipiskan Jarak
51 Penyusup!
52 Sebelum Fajar
53 Berjanji Membawa Kemenangan
54 Pengkhianatan Tiga Kerajaan
55 Hasil Akhir
56 Aku Tidak Menyesal Berdiri di Sisimu
57 Aetheris Bloom
58 Berpaut
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Putri yang Dibuang
2
Putri & Hutan
3
Kedatangan Prajurit Kerajaan
4
Pamit pada Moonveil
5
Perjalanan ke Sylvaria
6
Mengambil Kembali Haknya
7
Alasan Dibalik Kepulangan Putri Anastasia
8
Membentuk Pasukan
9
Berlatih dengan Prajurit Istana
10
Putri Anastasia Lebih Cerdik
11
Terbongkar
12
Terdesak
13
Hukuman Mati
14
Menolak Dekrit Pernikahan
15
Memenuhi Syarat
16
Selir Imperial Agartha
17
Sambutan di Agartha
18
Malam Pertama yang Terengah
19
Menjelajahi Agartha
20
Berkelana lagi
21
Ketahuan
22
Hukuman
23
Rencana Licik
24
Murka Sang Kaisar
25
Makan Malam Bersama
26
Jendral Perang
27
Jauhi Anastasia!
28
Malam Kelam
29
Berulah di Pagi Hari
30
Dua Jiwa Keras Kepala
31
Surga Tersembunyi Imperial Agartha
32
Dia... Monster
33
Tawa Anastasia
34
Gosip Liar
35
Penyerangan
36
Lebih Dingin
37
Dalang
38
Berjanji Membalasnya Dua Kali Lipat
39
Kutukan Sepanjang Sejarah
40
Lebih dari Hukuman Mati
41
A Little Point of View from Emperor Lexus
42
Senja di Surga Agartha
43
Tzatziki
44
Hiiii
45
Berwarna
46
Bahkan Obsidian Tunduk Padanya
47
Calon Permaisuri Agartha
48
Desa Valenford
49
Tugas Pertama Selesai
50
Menipiskan Jarak
51
Penyusup!
52
Sebelum Fajar
53
Berjanji Membawa Kemenangan
54
Pengkhianatan Tiga Kerajaan
55
Hasil Akhir
56
Aku Tidak Menyesal Berdiri di Sisimu
57
Aetheris Bloom
58
Berpaut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!