Kedatangan Prajurit Kerajaan

Malam turun perlahan di hutan Moonveil. Bulan pucat tergantung di langit yang kering, sinarnya redup oleh debu musim kemarau. Dari kejauhan suara lolongan serigala bersahutan, panjang dan pilu. Di dalam pondok, Lucia duduk dekat perapian kecil yang apinya mulai meredup. Tangannya meremas kain celemek lusuh, matanya sesekali melirik ke pintu.

“Putri… suara itu… semakin dekat.” Suaranya bergetar.

Putri Anastasia duduk tenang di kursi kayu sederhana, belati tergeletak di atas meja di hadapannya. Tak ada sedikit pun tanda cemas di wajahnya. “Kemarau membuat semua makhluk lapar, Lucia. Mereka tidak datang untuk menakuti kita, mereka hanya mencari hidup.”

Belum sempat Lucia menjawab, dari luar terdengar suara geraman rendah. Pintu pondok bergetar ringan, tanda sesuatu besar bergerak mendekat. Api perapian menyorot bayangan samar di dinding, sosok serigala besar dengan bulu kusam dan mata kelaparan.

Lucia tercekik panik. “Putri! Kita harus…”

Anastasia berdiri, gerakannya tenang namun tegas. Ia mengambil obor kecil dari tungku, menyalakannya dengan sisa api, lalu melangkah keluar pondok. Hujan abu tipis dari dedaunan kering beterbangan ketika pintu dibuka. Di hadapannya terdapat serigala yang berdiri dengan tubuh kurus, bahkan tulang rusuknya terlihat jelas. Matanya menyala dalam gelap menunjukkan keputusasaan.

Putri Anastasia tidak mengangkat belati. Ia hanya menancapkan obor di tanah, sinarnya menari di udara malam. Dengan gerakan perlahan, ia mengambil sepotong daging asin dari kantong kulitnya, lalu melemparkannya jauh ke arah lain, menjauh dari pondok.

“Pergilah,” ucapnya lirih, namun suaranya tegas seperti perintah seorang ratu.

Serigala menoleh, mengendus udara, lalu berlari mengikuti bau daging. Bayangannya menghilang di balik pepohonan, hanya menyisakan keheningan kembali.

Lucia muncul di ambang pintu, wajahnya masih pucat. “Putri… mengapa tidak kau bunuh saja? Bukankah akan lebih aman untuk kita?”

Anastasia menatap langit yang kelam, rambutnya berkibar oleh angin kering. “Hewan-hewan ini bukan musuh kita, Lucia. Mereka hanya bagian lain dari hutan. Jika kita mengusir mereka dengan bijak, mereka akan mencari jalan lain. Membunuh hanya menambah luka pada tanah yang sudah menderita.”

Lucia terdiam, lalu menunduk hormat. Dalam hati ia semakin yakin, Putri Anastasia akan menjadi pemimpin sejati yang memahami bahwa kekuatan bukanlah menaklukkan segalanya, melainkan menjaga keseimbangan.

Hari ini hutan terasa sunyi, burung-burung tidak berkicau seakan merasakan ada sesuatu yang akan berubah. Putri Anastasia melangkah tenang di antara pepohonan dengan busur panah di punggungnya. Darah segar menetes dari tubuh rusa besar yang sudah ia pikul dengan satu tangan. Nafasnya stabil meski keringat sudah membasahi pelipis.

Sementara itu di pondok kayu, Lucia sedang menumbuk ramuan ketika suara derap kuda terdengar. Jantungnya seakan berhenti. Dari balik jendela ia bisa melihat bendera Kerajaan, lambang yang sudah lama tak ingin ia lihat lagi.

Pintu pondok terbuka dengan kasar, beberapa prajurit berzirah melangkah masuk tanpa menunggu izin pemiliknya.

“Di mana Putri Anastasia?” suara pemimpin mereka bergema, dingin dan penuh kuasa.

Lucia berdiri dengan gemetar. “S-Saya… saya tidak tahu…”

Salah satu prajurit mendorong meja kecil hingga jatuh, ramuan yang Lucia kerjakan satu minggu ini tumpah ke lantai. Lucia didesak ke dinding, sengaja dikepung untuk membuat mulutnya bersuara. Dalam hati Lucia berdoa sepenuh hati semoga sang putri tidak segera pulang.

Hampir saja ujung tombak salah satu prajurit mengenai leher Lucia kalau suara langkah tidak terdengar dari luar. Prajurit yang berjaga di ambang pintu tiba-tiba menegang ketika sosok itu muncul. Rambutnya terurai panjang bak sutra keemasan yang berkilau di bawah cahaya lentera istana. Wajahnya bagai pahatan halus para dewa dengan garis yang lembut namun tegas, sebuah harmoni antara keanggunan dan kekuatan meski tanpa hiasan sekali pun. Matanya biru sebening safir, memancarkan kejernihan sekaligus kedalaman yang membuat siapa pun yang menatap tak sanggup berpaling. Bibirnya merah muda bak mawar yang baru mekar saat fajar. Kulitnya putih pucat berkilau seolah terbuat dari porselen yang dilukis dengan tangan paling halus.

Seorang gadis berdiri tegak dengan darah rusa yang melumuri gaunnya. Di bahunya hewan buruan tergantung tak bernyawa, menjadi bukti kekuatan fisiknya. Ia menatap lurus ke arah para prajurit, tatapannya dingin dengan aura menekan seperti baja.

Dug

Tanpa sepatah kata pun, ia menjatuhkan tubuh rusa itu ke tanah dengan suara keras seakan menantang mereka. Hanya dengan tatapan tajam mampu membuat para prajurit yang terlatih pun merasakan bulu kuduk mereka berdiri.

“Lepaskan pelayanku,” suara Anastasia akhirnya terdengar. Indah dan tajam bagai perintah yang tak bisa dibantah.

Di bawah cahaya senja yang merembes dari balik pepohonan, awal dari takdir baru telah tiba. Hutan tak lagi bisa melindungi mereka. Dunia istana sudah mengetuk pintu.

Suasana pondok kayu masih tegang. Para prajurit kerajaan menunduk hormat pada putri sah Kerajaan Sylvaria yang sudah sepuluh tahun meninggalkan istana. Pemimpin pasukan melangkah maju, suara beratnya mencoba menutupi kegelisahan.

“Putri Anastasia… Yang Mulia Raja memerintahkan kami untuk membawa Anda pulang ke Istana saat ini juga.”

Tatapan dingin Anastasia menusuknya. Bibirnya terangkat tipis menunjukkan garis sinis penuh wibawa. “Aku tidak terbiasa bernegoisasi sebelum makan malam,” ucapnya datar.

Lucia yang masih gemetar, mendongak dengan bingung. “P-Putri?”

Anastasia menoleh sekilas pada Lucia. “Lucia, siapkan makan malam. Minta para prajurit ini mengurus tubuh buruanku. Daging rusa itu cukup untuk kita semua.”

Sejenak, keheningan menelan ruangan. Para prajurit saling pandang, tak seorang pun berani membantah. Aura sang putri terlalu berat, terlalu agung, seakan mereka sedang berdiri di hadapan seorang ratu, bukan gadis yang dibuang ke hutan bertahun-tahun lalu.

Dengan canggung dua orang prajurit maju, lalu mulai menguliti rusa di depan pondok sesuai perintah sang putri. Lucia menyiapkan tungku dan ramuan, sementara Anastasia duduk bersila di lantai kayu, seolah pondok sederhana itu adalah aula megah baginya.

Ketika malam tiba, aroma daging panggang bercampur bumbu hutan memenuhi udara. Api unggun menyala di tengah ruangan. Para prajurit yang biasanya hanya makan di meja panjang istana dengan aturan kaku, kini duduk di lantai melingkar bersama Putri Anastasia dan Lucia.

Tak ada pembatas, tak ada kursi emas, hanya lantai kayu dan api hangat.

Anastasia mengambil potongan daging pertama, mencicipinya dengan tenang lalu meletakkannya di piring yang terbuat dari kayu. “Makanlah,” perintahnya.

Para prajurit meski terkejut, mulai menyantap makanan. Malam itu,mereka berbagi roti gandum, buah hutan, dan daging rusa panggang sama rata, tanpa gelar dan tanpa jarak.

Hal itu tidak akan pernah mungkin terjadi di Kerajaan Sylvaria, di mana darah biru dan rakyat jelata dipisahkan oleh tembok tak kasatmata. Namun di hutan ini, di bawah tatapan dingin sang putri semua aturan itu runtuh. Dan di sanalah para prajurit untuk pertama kalinya mengakui Putri Anastasia bukanlah putri yang terlupakan. Dialah pewaris takhta yang sebenarnya, calon ratu Kerajaan Sylvaria.

Terpopuler

Comments

Arix Zhufa

Arix Zhufa

keren 👍

2025-10-13

0

Eskael Evol

Eskael Evol

keren putri good thor

2025-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 Putri yang Dibuang
2 Putri & Hutan
3 Kedatangan Prajurit Kerajaan
4 Pamit pada Moonveil
5 Perjalanan ke Sylvaria
6 Mengambil Kembali Haknya
7 Alasan Dibalik Kepulangan Putri Anastasia
8 Membentuk Pasukan
9 Berlatih dengan Prajurit Istana
10 Putri Anastasia Lebih Cerdik
11 Terbongkar
12 Terdesak
13 Hukuman Mati
14 Menolak Dekrit Pernikahan
15 Memenuhi Syarat
16 Selir Imperial Agartha
17 Sambutan di Agartha
18 Malam Pertama yang Terengah
19 Menjelajahi Agartha
20 Berkelana lagi
21 Ketahuan
22 Hukuman
23 Rencana Licik
24 Murka Sang Kaisar
25 Makan Malam Bersama
26 Jendral Perang
27 Jauhi Anastasia!
28 Malam Kelam
29 Berulah di Pagi Hari
30 Dua Jiwa Keras Kepala
31 Surga Tersembunyi Imperial Agartha
32 Dia... Monster
33 Tawa Anastasia
34 Gosip Liar
35 Penyerangan
36 Lebih Dingin
37 Dalang
38 Berjanji Membalasnya Dua Kali Lipat
39 Kutukan Sepanjang Sejarah
40 Lebih dari Hukuman Mati
41 A Little Point of View from Emperor Lexus
42 Senja di Surga Agartha
43 Tzatziki
44 Hiiii
45 Berwarna
46 Bahkan Obsidian Tunduk Padanya
47 Calon Permaisuri Agartha
48 Desa Valenford
49 Tugas Pertama Selesai
50 Menipiskan Jarak
51 Penyusup!
52 Sebelum Fajar
53 Berjanji Membawa Kemenangan
54 Pengkhianatan Tiga Kerajaan
55 Hasil Akhir
56 Aku Tidak Menyesal Berdiri di Sisimu
57 Aetheris Bloom
58 Berpaut
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Putri yang Dibuang
2
Putri & Hutan
3
Kedatangan Prajurit Kerajaan
4
Pamit pada Moonveil
5
Perjalanan ke Sylvaria
6
Mengambil Kembali Haknya
7
Alasan Dibalik Kepulangan Putri Anastasia
8
Membentuk Pasukan
9
Berlatih dengan Prajurit Istana
10
Putri Anastasia Lebih Cerdik
11
Terbongkar
12
Terdesak
13
Hukuman Mati
14
Menolak Dekrit Pernikahan
15
Memenuhi Syarat
16
Selir Imperial Agartha
17
Sambutan di Agartha
18
Malam Pertama yang Terengah
19
Menjelajahi Agartha
20
Berkelana lagi
21
Ketahuan
22
Hukuman
23
Rencana Licik
24
Murka Sang Kaisar
25
Makan Malam Bersama
26
Jendral Perang
27
Jauhi Anastasia!
28
Malam Kelam
29
Berulah di Pagi Hari
30
Dua Jiwa Keras Kepala
31
Surga Tersembunyi Imperial Agartha
32
Dia... Monster
33
Tawa Anastasia
34
Gosip Liar
35
Penyerangan
36
Lebih Dingin
37
Dalang
38
Berjanji Membalasnya Dua Kali Lipat
39
Kutukan Sepanjang Sejarah
40
Lebih dari Hukuman Mati
41
A Little Point of View from Emperor Lexus
42
Senja di Surga Agartha
43
Tzatziki
44
Hiiii
45
Berwarna
46
Bahkan Obsidian Tunduk Padanya
47
Calon Permaisuri Agartha
48
Desa Valenford
49
Tugas Pertama Selesai
50
Menipiskan Jarak
51
Penyusup!
52
Sebelum Fajar
53
Berjanji Membawa Kemenangan
54
Pengkhianatan Tiga Kerajaan
55
Hasil Akhir
56
Aku Tidak Menyesal Berdiri di Sisimu
57
Aetheris Bloom
58
Berpaut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!