"Berat banget sih? "
Darrel merebahkan Cerry di ranjang, perempuan itu tertidur sejak mobil yang membawa mereka melaju menuju kota Bandung.
Hari sudah gelap, ketika mereka sampai di sebuah Vila yang akan mereka tempati selama beberapa hari ke depan.
"Sha bangun! " Darrel menepuk pipi Cerry pelan.
Melihat istrinya itu rertidur sangat lelap, sepertinya ia tidak akan bangun jika tidak di bangunkan. Padahal perempuan itu tertidur masih mengenakan seragam sekolahnya.
"Ck, dasar kebo? " Gumamnya, kemudian dia bangkit keluar dari kamar.
"Teh, tolong gantikan baju istri saya! Dengan kemeja yang ada di lemari dan nanti kalau dia bangun, bilang saja saya meeting di bawah! "
Sebelum benar benar meninggalkan kamarnya, Darrel sempat menitipkan pesan pada seorang pengurus Vila nya.
"Baik tuan muda. " Jawabnya sopan.
Setelah itu ia turun ke lantai bawah. Niat awalnya malam ini pertemuan dengan beberapa pengurus perusahaannya akan di adakan di luar sambil makan malam. Namun karena ia tak tega meninggalkan Cerry sendirian di Vila, terpaksa ia meminta Sandi agar memindahkan rapat itu ke Vila pribadinya.
Para pelayan Vila yang sebelumnya sudah di beri tau bahwa Darrel akan datang ke sana pun sudah menyiapkan segala yang di perlukan Tuannya selama tinggal di sana.
Namun mereka tidak mengetahui jika Darrel akan datang bersama seorang perempuan, di tambah perempuan itu masih berseragam SMA. Mereka sangat terkejut ketika Darrel keluar dari mobil dengan menggendong perempuan yang tengah tertidur itu. Tapi apalah mereka, tak ada satu pun dari mereka yang berani bertanya, yang mereka yakini jika perempuan itu sangat spesial di hidup Darrel. Karena selama mereka bekerja di sana tak da satu pun perempuan yang di bawa Darrel ke tempat itu.
Rapat berlangsung sampai jam sepuluh, tapi belum juga menunjukan tanda tanda akan berakhir. Darrel masih sibuk membolak balik berkas di tangannya sementara para staf yang duduk mengelilingi meja panjang itu, sudah saling lirik. Bahkan ada yang terang terangan menendang pelan kaki Sandi, memberi kode.
"Pak, ini sudah jam sepuluh lebih! " Ucap Sandi dengan hati hati, ia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
Darrel mengangkat wajahnya, ia pun melihat jam, yang memang benar waktu sudah semakin larut. Darrel meletakan berkas itu di atas meja dan menutupnya.
"Baik, rapat sampai di sini dulu. Besok kita akan meninjau langsung lokasinya! Terimakasih dan selamat malam!! " Darrel berdiri di ikuti semua staf yang terlihat sumringah seketika.
"Nona muda, anda mau makan? "
Darrel menoleh ketika mendengar seorang pelayan bertanya dan suara langkah kaki yang semakin mendekat ke arahnya.
Kening Darrel mengernyit heran saat Cerry berjalan dengan mata setengah tertutup. Sebelah tangannya mengusap usap perutnya. Berbeda dengan para staf nya yang terbelalak melihat seorang perempuan muda turun dari lantai atas dengan menggunakan kemeja yang kebesaran di badannya.
"Laper! " Cerry melingkarkan tanganya di lengan Darrel dan merebahkan kepalanya dengan mata tertutup di bahu suaminya itu.
Entah sadar atau tidak, bahwa saat ini di tempat itu tak hanya ada Darrel dan dirinya.
"Sebentar, " jawab Darrel lembut, ia beralih melingkarkan tangannya di pinggang istrinya, sebelah tangan lagi merapihkan rambut Cerry yang berantakan.
"Ekhm.. " Ia melirik semua orang yang masih melongo melihat apa yang di lakukannya bersama Cerry. Mendengar deheman Darrel, mereka tersadar dan kembali ke posisi semula.
"Perkenalkan ini istri saya! "
Semua staf kembali di buat terkejut mendengar pernyataan Darrel barusan. Cerry bahkan sampai membuka matanya lebar, ia memutar kepalanya melihat sekeliling. Seketika ia nyengir dengan wajah yang sudah merona.
Istri? Mata mereka menyipit seolah tidak percaya. Pertanyaannya kapan laki laki itu menikah? Bagi seorang anak pengusaha dan ia pun tak kalah terkenal dari sang ayah. Tentu saja pernikahannya pasti akan sangat heboh, menjadi buah bibir semua orang di segala penjuru negri.
"Istri anda? Wah selamat, pak Darrel? Tapi mengapa kami belum mendengar berita pernikahan anda? "
Salah seorang yang bertubuh gendut dan terlihat paling tua diantara yang lainnya maju mengulurkan tangannya, memberi selamat.
"Terimakasih! " Jawab Darrel dengan wajah datar "baiklah, saya duluan? "
Ia segera mengajak Cerry pergi dari sana. Bahkan ia belum menjawab beberapa pertanyaan yang di lontarkan laki laki gendut tadi. Darrel merasa tidak ada sebuah keharusan baginya untuk menjawab semua pertanyaan mereka.
Darrel mengajak Cerry duduk di meja makan. Ia membuka jas dan menggulung lengan kemejanya. Sementara Sandi, mengantar para tamunya itu sampai ke teras.
"Mau makan apa? Mau aku suapin? "
Cerry mengangguk dengan ogah ogahan, terlihat dari matanya perempuan itu masih sangat mengantuk. Darrel tersenyum melihat tingkah lucu istrinya itu, dia benar benar seperti bayi yang menggemaskan.
Dengan telaten ia menyuapi Cerry sampai makanan di piring itu habis. Setelah makan Darrel kembali mengajak Cerry naik ke atas menuju kamar mereka.
"Tidak mandi? " Darrel membuka satu persatu bajunya. Ia melirik Cerry yang kembali berbaring di tempat tidur.
"Mas, tadi yang mengganti baju aku siapa? " Tanyanya dengan mata terpejam, sambil memeluk guling. Membuat paha mulusnya ter expose.
Darrel menghentikan langkah kakinya yang sudah hampir masuk ke dalam bathub. Ia melihat kaki jenjang istrinya dengan jelas dan itu membangkitkan sesuatu di bawah sana. Darrel menelan saliva melihat pemandangan indah yang tidak jauh darinya itu.
Kamar itu memang di buat menyatu dengan kamar mandi hanya tirai yang menjadi penghalang tempat tidur dan tempat mandi. Darrel sendiri yang mendesain kamar itu untuknya sendiri. Karena waktu ia merancang kamar itu ia masih belum ke fikiran buat punya seorang istri, maka jadilah ia membuat kamar yang menurutnya tidak merepotkan tanpa harus keluar masuk pintu.
"Kenapa? Kamu berharap aku yang gantiin? " Bukannya masuk ke dalam bathub, Darrel justru berbalik melangkahkan kakinya menuju tempat tidur.
"Eh, bukan__" Mata Cerry terbelalak melihat pemandangan di depannya. Dimana Darrel tengah berdiri tanpa sehelai benang pun menutupi badannya.
"Mas, kamu mau ngapain? " Cerry beringsut duduk dengan wajah panik, ia mentupi wajahnya dengan sebelah tangan.
"Sha, " Darrel merangkak naik ke tempat tidur mendekati Cerry "kita lanjutkan yang kemarin malam yuk!! "
Cerry membuka mata, ia mengangkat wajahnya menatap Darrel, sepertinya laki laki itu tidak sedang bercanda. Sorot mata jelas terlihat menginginkannya malam ini. Walau ragu tapi tetap Cerry mengangguk sebagai jawaban.
Senyum di bibir Darrel pun merekah, ia membawa Cerry berbaring dan menindihnya. Malam ini ia tidak akan membiarkan istrinya itu lepas lagi seperti kemarin. Sudah cukup kemarin ia harus menahan rasa sesak akibat hasrat yang tidak terpenuhi.
Tidak seperti waktu kemarin malam ia begitu kesulitan untuk menerobos masuk ke dalam. Malam ini sedikit berbeda karena mungkin ia sudah mencicilnya, jadi Cerry yang berada di bawahnya pun tidak terlalu kesakitan. Tidak butuh waktu lama untuk mereka bisa menyatu, menyempurnakan pernikahan yang sudah beberapa bulan mereka jalani. Walau sampai detik ini tidak ada sebuah ungkapan cinta dari Darrel, namun sepertinya Cerry pun tidak terlalu mempermasalahkan itu.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Akhirnya menjadi suami isteri yg seutuhnya,Semoga Samawa selalu,Setelah ini pasti kompliknya akan bermula iya itu dati Dito..🤔🤔
2024-01-01
0
mami Fauzan
nyicil belah duren LG 🤣🤣🤣
2021-05-20
0
Azzalea Hermawan
malam pertama itu gak enak, serius deh!
tapi itu bagi perawan yg masih tersegel rapat sih
2021-02-23
7