18

Darrel terbangun ketika sinar matahari menelusup masuk ke celah gordeng kamarnya. Ia memutar kepalanya, menoleh ke samping di mana saat ini Cerry masih tertidur lelap dengan berbantalkan lengannya.

"Morning, " Ia mendaratkan sebuah kecupan selamat pagi di kening istri kecilnya. Tangan yang di jadikan bantal oleh Cerry terangkat mengusap lembut puncak kepala gadis itu.

Perlahanan mata Cerry mengerjap, merasa terganggu dengan apa yang di lakukan suaminya. Ia menengadahkan wajahnya dan mendapatkan wajah suami tampannya sedang menatapnya dengan senyum manis mengembang di bibirnya.

"Mas sudah bangun? " Darrel mengangguk menanggapi pertanyaan Cerry.

"Bangun yuk! Udah siang nih, kamu sekolah kan? " Giliran Cerry yang mengangguk, ia beringsut duduk.

Saat ia menurunkan kakinya dari atas ranjang, gadis itu kembali merasakan sakit di area bawahnya.

"Aw, " Cerry berpegangan pada tepian ranjang dengan erat.

"Kenapa? " Darrel merangkak turun dan menghampiri Cerry, ia berlutut dengan kedua tangan menggenggam kedua tangannya "masih sakit? " Cerry kembali mengangguk.

"Maaf ya, semalam aku lepas kendali! Lagian siapa yang duluan ngegodain aku? " Darrel mengusap pipi Cerry yang tiba tiba merona mendengar ucapan Darrel barusan.

Ingatannya kembali pada kejadian semalam, gara gara dirinya yang tidak kuat menahan sakit. Suaminya harus menunda keinginannya, padahal ia yakin itu pasti sangat menyiksa bagi seorang lelaki dimana hasratnya harus tertunda.

"Maafin aku juga, gegara aku, mas__"

Cerry tak berani melanjutkan ucapannya, wajahnya sudah merona parah menahan malu. Darrel tersenyum lebar melihat wajah merona istrinya.

"Sudah lah tidak perlu di bahas lagi, mungkin memang belum saatnya aku untuk__" Cerry menutup mulut Darrel dengan telapak tangannya cepat.

"Ih jangan di perjelas dong, kan aku malu? " Ia kembali menundukan wajahnya.

"Hahaha, gemes banget aku lihat kamu kalau lagi blushing gini. " Tangan Darrel iseng mencubit kedua pipi Cerry, membuat pipi putih itu berubah menjadi semakin merah.

"Sakit, " Cerry mengusap kedua pipinya.

"Sakitan mana? Ini apa ini? " Darrel menujuk pipi dan bagian bawah Cerry bergantian.

"Ih tau ah, aku ngambek. Kamu tuh ya, nyebelinn! " Cerry bangkit hendak meninggalkan Darrel. Tapi karena ia masih merasakan sakit, maka ia tidak bisa berjalan dengan cepat menuju kamar mandi.

"Sha, Sha. " Darrel menarik tangan Cerry "mau aku bantuin gak mandinya? " Ia menaik turunkan kedua alisnya.

"Dih ogah! " Ia menutup pintu dengan cepat, sebelum Darrel ikut masuk bersamanya.

"Hahaha, " Terdengar tawa Darrel kembali menggema di setiap sudut kamar itu.

~

"Yakin nih, mau sekolah? "

Darrel memperhatikan cara jalan istrinya dengan seksama sambil bersandar di bahu mobil, ketika ia hendak mengantarkan istrinya itu sekolah.

Sandi yang berdiri di sisi lain mobil ikut memperhatikan Cerry dengan kening berkerut bingung. Apa telah terjadi sesuatu, apa nona mudanya itu terjatuh atau mengalami kecelakaan kemarin saat acara go green sehingga menyebabkan cara jalannya berubah? Berbagai pertanyaan bersarang di benaknya, namun ia hanya bisa menyimpannya sendiri.

"Emang kenapa? " Jawab Cerry ketika ia sudah berdiri di hadapan Darrel.

Darrel menggeleng dengan senyum yang tak kunjung surut. Ia membukakan pintu untuk Cerry, kemudian ia ikut masuk dan duduk di sebelahnya.

"Jalanmu kayak pinguin? " Bisik Darrel, setelah mobil yang di kendarai Sandi melaju meninggalkan rumah.

"Gara gara kamu! " Cerry menggeplak paha Darrel dengan kuat, membuat lelaki itu meringis namun senyumnya tak juga pudar.

Seperti biasa Darrel menurunkan Cerry di gerbang sekolah. Setelah istrinya itu turun, Darrel membuka jendela dan kembali mengatakan sesuatu.

"Nanti kalau di tanya teman, kamu mau jawab apa? Udah nyiapin jawaban belum? "

"Masss.. " Geram Cerry.

Darrel terbahak, ia segera menutup kaca mobilnya setelah melambaikan tangan pada istri kecilnya.

Cerry menarik nafas panjang sebelum masuk ke area sekolahan. Jarak dari gerbang sampai ke kelasnya lumayan jauh, dan itu akan sangat menyiksanya. Jika saja tidak ada try out dirinya pasti memilih rebahan di rumah sampai ia bisa berjalan normal lagi.

"Cer, kamu kenapa? "

Ah ternyata benar kata suaminya, ia benar benar harus menyiapkan jawaban untuk pertanyaan teman temannya. Pasti mereka sangat jeli, memperhatikan cara jalannya.

"Dito, " Cerry berbalik menatap Dito yang tengah berdiri tak jauh darinya bersama Atta.

"Kaki kamu sakit? " Dito berlutut hendak memegang kaki Cerry, sebagai pacar tentu saja ia khawatir melihat gadis yang di cintainya dalam keadaan tidak baik baik saja.

"Aku tidak papa? " Cerry mundur beberapa langkah, menghindari tangan Dito yang akan menyentuhnya.

"Sory, aku hanya ingin memastikan kalau kamu baik baik aja! " Ia kembali ingin melihat kaki Cerry.

"Cerry gak papa, Dit. " Tiba tiba Nina datang dan merangkul pundak Cerry "iya kan, Cer? " Ia meremas pangkal lengan Cerry dengan mata mengedip beberapa kali.

"Iya, aku gak papa kok. Ya udah kita duluan ya? " Ia melingkarkan tanganya pada lengan Nina dan menariknya pergi meninggalkan kedua laki laki itu.

"Kamu hutang penjelasan sama aku! " Bisik Nina ketika mereka berjalan menuju kelas.

"Nanti aku jelasin. " Jawab Cerry tak kalah berbisik.

Sementara Dito dan Atta memandang kedua gadis yang sudah berlalu menjauh itu dengan heran. Atta menatap Dito dengan penuh tanya, namun Dito hanya menjawab dengan gelengan kepala.

"Kayak abis di___ Cerry? " Gumam Atta, namun masih terdengar oleh Dito yang berada di sebelahnya.

"Apa maksud kamu? "

Atta mengangkat kedua bahunya bersamaan "kata orang, seorang gadis yang baru saja kehilangan kesuciannya, cara berjalannya tuh beda, bro! " Ia menepuk bahu Dito dan merangkulnya.

"Maksud kamu, Cerry__? " Dito tak berani berasumsi lebih jauh, ia yakin bahwa yang di fikirkan Atta semuanya salah.

"Maybe? " Jawab Atta acuh.

"Aku gak percaya, " Dito menggeleng kuat "Cerry tuh gadis baik baik, Ta. " Ia mencengkram kuat pundak Atta dengan tatapan marah.

"Selow bro, gue ngomong sesuai dengan fakta yang ada. Bukan kah beberapa bulan ini si Cerry di antar jemput sama mobil mewah terus, dan kamu kan neglihat sendiri kemarin dia pulangnya gak ke panti, tapi ke rumah mewah! Menurutmu itu apa? "

"Aku gak nyangka, Ta. Kamu sejahat itu? Kamu tega ngejelek jelekin Cerry di depan aku, apa sih untungnya buat kamu, Ta? Kamu suka sama Cerry ngomong, Ta! Gak usah ngerendahin cewek yang aku cinta? Aku kecewa sama kamu! " Dito melepaskan tangannya dari pundaknya dan meninggalkan Atta yang masih bergeming di tempatnya.

Atta lebih terkejut karena ia fikir Dito sudah tau bahwa Cerry sering di antar jemput oleh seorang pemuda kaya. Tapi kenapa sekarang Dito seolah olah menyangkal dengan semua fakta itu, bahkan tadi mereka berdua melihat dengan mata kepala sendiri Cerry kembali di antar oleh orang yang sama. Ia bahkan tidak menyangka Dito malah menuduhnya yang bukan bukan.

.

Terpopuler

Comments

Nnek Titin

Nnek Titin

Dito baru berbunga alamat langsung layuuu PES kempes Iki yooow

2024-01-13

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Atta kamu tau kan istilah CINTA ITU BUTA..

2024-01-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Nina mmg pengertian dan lebih peka.. Sekarang aku pasti Cerry tgah berada dlm pusaran masalah yg dia buat sendiri,udah punya suami malah selingkuh..🤦🤦🙄🙄

2024-01-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!