15

"Mas tuh gak pegel apa tidur di sofa terus? "

Cerry memberikan selimut tebal pada Darrel yang sudah bersiap dengan bantalnya.

"Ya mau gimana lagi, terpaksa! " Jawabnya. Ia mengambil selimut itu dan merebahkan dirinya senyaman mungkin di sofa dimana lebih dari sebulan ini menjadi tempat tidurnya.

"Kenapa gak gantian aja, aku sesekali yang tidur di sofa? " Saran Cerry sambil berlalu kembali ke ranjang.

"Aku tidak sejahat itu, " Darrel menutup mata, dengan sebelah tangan yang di taruh di keningnya.

"Kalau kamu janji tidak akan berbuat macam macam, tidur di sini aja sama aku! "

Perlahan sudut bibir Darrel melengkung mendengar ucapan Cerry barusan. Ia membuka matanya, dengan cepat merubah posisinya menjadi duduk.

Laki laki itu bahkan dengan tergesa melompat ke atas tempat tidur, tepat di samping Cerry. Darrel merebahkan badannya dengan kedua tangan terlentang dan kaki terbuka lebar.

"Ahh senengnya bisa tidur di sini lagi? " Matanya terpejam merasakan kenyamanan yang selama sebulan ini terenggut.

Mata Cerry membulat Sempurna, ketika Darrel melompat dan menjatuhkan diri di sampingnya. Bahkan sebelah tangan dan kaki lelaki itu berada di atas dada dan pahanya.

"Ih baru aja di suruh janji supaya jangan macam-macam, ini udah seenaknya aja. " Cerry mendorong tangan dan kaki Darrel dari badannya.

"Iya maaf, habis aku terlalu seneng. Kenapa gak dari dulu aja kamu nyuruh aku pindah ke sini? " Ia berbalik memiringkan badannya dan menatap gadis yang tengah berbaring terlentang di sampingnya.

"Aku cuma menjaga diri aja mas, "

"Kamu fikir aku laki laki mesum? Dasar, yang ada kamu tuh, mesum? "

"Enak aja! "

Cerry berbalik menyamakan diri dengan Darrel, kini mereka tengah berhadapan.

"Terus yang waktu itu di sofa, kamu duluan kan yang meluk aku? "

"Mana ada? Itu cuma__"

"Cuma apa? Cuma sengaja? " Darrel mendekatkan wajahnya pada Cerry dengan senyum nakalnya.

"Nggak gitu ih.. " Cerry menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Darrel terkekeh, ia kembali menarik wajah dari hadapan Cerry dan kembali berbaring terlentang. Pandangannya menerawang jauh pada langit langit kamar yang berwarna putih.

"Sha, "

"Hm, " Cerry membuka kedua tangannya dan melipat salah satu tangannya menjadikannya bantal. Ia menatap lekat wajah tampan Darrel yang tiba tiba serius.

"Kamu pernah gak berfikir, bagaimana jika nanti kita cerai? Apa orang tua kita akan menerimanya dengan senang atau malah mereka justru marah dengan keputusan kita? "

Cerry mencebikan bibirnya, selama ini ia tidak berfikir sampai ke sana. Benar yang di katakan Darrel barusan, apa Bunda akan senang atau justru sedih jika suatu hari nanti ia bercerai dengan Darrel. Pasti hatinya akan hancur ketika tau rumah tangga anaknya berantakan.

Tiba tiba matanya terasa panas, ia sedih, bagaimana jika itu benar benar terjadi. Apalagi orang tua yang dia punya hanya bunda, dan apakah bunda mau menerimanya lagi di panti setelah ia berpisah dengan Darrel nanti.

"Sha? "

Darrel beringsut kembali ke posisi yang seperti tadi. Ia terlihat memperhatikan seksama perubahan raut wajah Cerry.

"Kenapa? " Darrel mengusap lelehan bening di pipi cuby istrinya.

Cerry menggeleng lemah, air mata semakin deras membanjiri wajahnya. Darrel yang merasa tak tega pun menarik Cerry lebih dekat dan mendekapnya, tangis Cerry mulai terdengar, isakannya terdengar walau wajahnya tenggelam di dada bidang suaminya.

"Sssttt.. Kamu tidak usah sedih, kamu tidak sendiri karena ada aku yang akan terus bersama kamu? " Darrel mengusap punggung Cerry dengan lembut.

Setelah beberapa saat gadis itu menangis, menumpahkan kesedihannya. Akhirnya tangisnya berhenti, ia melepaskan diri dari pelukan Darrel, sambil mengusap sisa sisa air matanya.

"Maaf, " ucapnya dan Darrel hanya mengangguk pelan dengan bibir tersenyum tipis.

"Gak perlu minta maaf karena sudah seharusnya kamu berbagi kesedihan dan kebahagian sama aku, kan aku suami kamu buat selamanya!" Darrel menarik pelan hidung mungil istrinya.

"Suami, selamanya? " ucap Cerry dengan ambigu.

"Udah ah masalah itu kita fikirkan nanti saja, sekarang tidur. Sini! " Darrel kembali menarik Cerry ke dalam dekapannya, menjadikan salah satu tangannya sebagai bantal gadis itu.

Cerry tak menolak ketika Darrel memeluknya, karena tak dapat di pungkiri perasaannya menghangat bersama dengan pelukan erat suaminya. Begitu pula Darrel yang merasa nyaman ketika tidur sambil memeluk istrinya.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Nur Hayati

Nur Hayati

aku tunangan di usia 16 tahun,menikah setelah tamat SMU di usia 18...enak tau kl nikah muda,apalagi kl suami dewasa.suamiku lebih tua 7 tahun dariku😍😍😍😍😍😍😍😍😍

2021-10-06

0

nichic

nichic

so sweet 🤗

2021-07-21

1

V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷

V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷

Udah Saling Jatuh Cinta......

2020-12-17

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!