13

"Mom, sebenarnya ini kita mau beli apa sih? " Darrel mengekori kedua perempuan berbeda usia yang berjalan di depannya.

"Udah gak usah bawel deh, kamu ikutin kita saja! " Nara memberikan sebuah troli pada putranya, sementara dirinya mengajak Cerry untuk memilih beberapa barang yang akan di perlukan besok.

"Mom, ini kita udah berapa kali muter muter di tempat ini loh? " laki laki itu tak berhenti bertanya, semenjak tadi sang Mommy mengajaknya ke sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota ini, tak henti henti bibirnya menggerutu.

"Diam deh! Bawel banget, jadi laki laki kok mulutnya melebihi perempuan? " Sahut Nara dengan ketus "udah sana kamu ngatri di kasir duluan!! "

"Aku? Ngantri? " Ia menunjuk dirinya sendiri. Nara mengangguk "ah melelahkan, " gerutunya, namun kakinya melangkah meninggalkan kedua perempuan tersebut.

Cerry tersenyum jahil melihat suaminya memasang wajah kesal mengikuti setiap orang bergerak mendekati meja kasir.

Cerry mengeluarkan ponselnya, ia mengangkat posel itu dan mengarahkan pada suaminya. Darrel menyadari jika gadis itu tengah mempotretnya, ia membulatkan matanya dengan penuh ancaman pada istri jahilnya itu. Tapi bukan Cerry namamya, jika ia takut melihat ancaman dari Darrel, ia malah memiringkan wajah dengan memeletkan lidahnya dan mata di buat juling.

"Awas! " Ancam Darrel pada Cerry, dengan hanya gerakan bibir tanpa mengeluarkan suara.

"Weekkk.. " Cerry berlari mengikuti Nara yang sudah menjauh.

~

"Sel, bantuin kek! Ini buat anak lo ya, bukan buat anak gue? Kenapa gue yang tersiksa begini sih? "

Ansel terkekeh mendengar gerutuan dari sahabat sekaligus iparnya itu. Perlahan ia menghampiri Darrel yang sedang menurunkan satu persatu belanjaan dari dalam bagasi mobil di bantu beberapa pelayan.

"Ngeluh mulu kerjaan lo!" Ansel memukul belakang kepala Darrel pelan "ini kan buat ponakan lo juga, sama aja kali yang kerja gue atau pun elo! "

"Bentar-bentar, tongkat lo mana? Jatuh, ngerepotin gue lagi lo? " Darrel menatap kaki sahabatnya itu, yang kini mulai berjalan tanpa tongkat penyangga.

"Beuh mulutnya, gue udah sembuh kali. Gue udah gak butuh bantuan elo lagi. " Ia meninggalkan Darrel masuk ke dalam rumah dengan dua plastik belanjaan di tangannya.

"Anjjir songong, " Darrel berdecak ia mengikuti Ansel masuk dan membiarkan para pelayan yang meneruskan pekerjaannya.

"Apaan sih nih rame rame? " Daffin datang dengan Axelle dari ruang tengah, ia melihat dapur rumahnya sudah ramai banyak orang dan di penuhi barang belanjaan.

"Dad, itu tolong dong! " Nara menunjuk sebuah kotak yang tak jauh dari Daffin berdiri saat ini.

"Emang apa ini isinya, " Daffin meletakan boks itu di atas meja di depan istrinya. Nara tersenyum ia membuka boks yang berisi beberapa mainan dan pakaian kecil di sana.

"Ini mainan Darrel dan Kama waktu kecil, Mommy sengaja menyimpan ini untuk cucu Mommy nanti, " Nara mengeluarkan satu persatu mainan dan baju lucu itu.

"Sweet banget sih, istrinya Daffin? " Daffin mencium pelipis Nara di depan semua orang. Meski usia mereka tak lagi muda tapi mereka tidak merubah kebiasaan manis pada pasangannya.

Axelle terkekeh melihat kemesraan besannya, ia juga ikut melingkarkan tangannya di pinggang Anin. Kama yang terlihat antusias dengan semua barang masa kecilnya, mengambil barang itu dan mendekapnya dengan mata berkaca kaca, ia terharu barang itu masih tetap sama ketika ia kecil dulu, Ansel menarik istrinya itu kedalam dekapannya.

Sementara Darrel dan Cerry hanya diam menatap pemandangan di depannya, dengan mata mengerjap beberapa kali. Kemudian keduanya berpandangan, membayangkan jika mereka yang bermesraan seperti orang orang di depannya.

"Uuookk..! " Tiba tiba Cerry dan Darrel seperti mau muntah, membayangkannya saja mereka tak sanggup apalagi menjalaninya.

"Apa? " Cerry melihat Darrel bertanya tanpa suara.

Namun Darrel pun menjawab sama tanpa suara "apa? "

"Loh kalian kenapa? " Tanya Anin pada kedua insan tersebut.

Darrel merubah mimik wajahnya menjadi sumringah kembali begitu juga Cerry, mereka menggeleng bersamaan dengan bibir tersenyum lebar, sampai memperlihatkan giginya yang berjajar rapi.

"Kalian hebat, baru nikah beberapa hari udah kompak banget? " Ucap Axelle sambil mengacungkan jempolnya.

"Harus dong, kita mah selalu kompak, iya gak! SAYANG? " Darrel melingkarkan tangannya di leher Cerry dengn senyum di buat buat dan kata sayang penuh penekanan.

"Iya SAYANG, " Cerry tersenyum dan ikut melingkarkan tangannya di pinggang Darrel, namun berakhir dengan cubitan pedas pada pinngang laki laki itu.

Wajah Darrel memerah, ia terpaksa menahan sakit di pinggangnya, agar orang orang tidak curiga pada kemesraan sandiwaranya.

"Emm.. Sayang, ikut aku sebentar yuk! " Darrel mengajak Cerry pergi menjuah dari dapur.

Mereka pergi dengan saling bergandengan, tapi jalan mereka terlihat terseok seok, karena dengan jahil mereka berusaha saling menginjak kaki satu sama lain.

"Dasar aneh? " Gumam Ansel, denga senyum tipis di bibirnya. Saat ini mungkin hanya dirinyalah yang mengerti jika Darrel sahabatnya itu tengah berakting.

.

.

.

Terpopuler

Comments

V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷

V_nee ' wife Siwonchoi ' 🇰🇷

Lanjuttttttttt thor

2020-12-17

3

Septi Windisari

Septi Windisari

lnjt ka

2020-11-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!