Waktu sudah malam, tapi Cerry tak beranjak dari sofa ruang keluarga. Ia masih asik menonton layar 60 inc di depannya di temani cemilan yang banyak di atas meja, selama di panti ia tak bisa bersantai seperti itu. Pulang sekolah ia harus membantu bunda mengurus adik adiknya, berbenah juga memasak bersama para pengurus panti lainnya.
Darrel masuk kedalam rumah tepat pukul sebelas malam, ia langsung pulang dari luar kota tadi. Entah kenapa ia tidak mau menginap, ia kefikiran gadis kecilnya terus menerus, bagaimana keadaannya selama ia pergi.
Lampu di rumah sudah padam semua tapi ketika ia hendak melangkahkan kaki menaiki tangga, tv di ruang keluarga masih terdengar menyala walau lampunya sudah padam. Karena penasaran ia pun menghampiri ruangan itu.
Matanya menyipit ketika melihat seseorang tengah tertidur di atas sofa di tonton televisi. Darrel sedikit terkejut ketika melihat Cerry tertidur di sana dengan beberapa plastik cemilan dan beberapa toples kosong di atas meja.
Bibirnya sedikit tertarik ke atas, perlahan ia mendekati istrinya itu. Darrel melepaskan jas hitam itu dari badannya dan menyampirkan di sandaran sofa, Ia duduk dengan hati hati di samping Cerry karena tak mau membangunkan tidurnya. Ia menyingkap anak rambut yang menutupi wajah cantik istri kecilnya itu.
"Dasar bocah! " Gumamnya, ia memindahkan toples kosong dari dekapan Cerry.
"Enggghhh.. " Cerry melenguh, ia merentangkan tangannya yang terasa kaku, namun matanya tak terbuka sedikitpun.
Darrel mencondongkan wajahnya mendekat pada gadis itu, ia melambaikan tangannya tepat di depan wajah mungil Cerry. Namun ternyata gadis itu hanya mengigo.
Grebb
Tiba tiba Cerry memeluk leher Darrel dan menariknya kedalam pelukannya. Membuat Darrel yang tak siap ikut terjatuh di atas sofa bersamaan dengan gadis yang kini masih memeluknya.
Darrel berusaha melepaskan tangan Cerry dari lehernya namun tangan itu begitu erat mendekapnya. Darrel menghela nafas pasrah, dengan badan yang terasa lelah, akhirnya ia pun memutuskan untuk tidur di sana bersama dengan Cerry yang kini malah mendusel mencari kenyamanan di dadanya. Senyum Darrel mengembang saat gadis itu tampak nyaman dengan tidur sambil memeluknya karena ia pun merasakan hal yang sama saat ini.
Tidak berapa lama keduanya sudah terlelap di atas sofa dengan saling berpelukan. Hingga pagi menjelang, posisi keduanya bahkan tak berubah sedikitpun. Para pelayan yang membereskan rumah pun tak ada yang berani membangunkan keduanya. Mereka hanya tersenyum melihat kedua majikannya tidur sambil berpelukan terlihat sangat romantis.
Sinar matahari mulai merambat naik ke permukaan, tapi dua insan yang masih terlelap itu masih saja belum terbangun. Hingga siang menjelang, Nara datang berkunjung ke rumah anak sulungnya itu dan masih mendapati keduanya tengah tertidur dengan pulas.
"Sejaka kapan mereka begitu? " Tanyanya pada kepala pelayan di rumah ini.
"Saya kurang tau nyonya, mungkin sejak sejak semalam. Karena tadi malam nona muda tidak mau masuk ke kamar katanya mau nunggu tuan muda pulang. " Jelasnya.
Nara mengangguk dengan bibir tersenyum merekah, kemudian ia mengeluarkan ponsel dari tas kecilnya. Lalu mengarahkan kamera pada sepasang pengantin baru itu.
Ia tersenyum puas melihat hasil jepretannya. Setelah itu Nara kembali memasukan ponselnya, ia berjalan menghampiri dua manusia yang tak kunjung bangun itu.
"Darrel, Cerry. Bangun udah siang nih! " Nara mengusap satu persatu kepala kedua orang tersayangnya itu.
Perlahan mata Cerry mengerjap, begitu pula Darrel. Ia mengangkat tangan tinggi mengahalau cahaya matahari yang menyilaukan matanya.
Mereka sama sama mengucek matanya. Darrel menoleh begitu pula Cerry, mata mereka kicep untuk beberap detik dan..
Brugh
"Aw, " ringis Darrel, ia mengusap bokongnya yang terasa sakit. Karena Cerry mendorongnya hingga jatuh ke lantai yang beralaskan karpet tebal.
Cerry meringis melihat suaminya terjatuh kebawah. Ia bangkit dan membantu Darrel berdiri. Nara berdehem membuat kedua insan itu sadar akan keberadaannya.
"Kenapa kalian tidur di sini? " Tanya Nara dengan mata menyipit penuh selidik.
"Kita? tidur? " Darrel dan Cerry saling bertatapan "oh itu, semalam aku melihat Asha tidur di sini jadi aku temani, iya kan Sha? " Darrel menoleh pada Cerry yang masih kebingungan, dengan bibir tersenyum namun tidak dengan sorot matanya. Ia mengkode gadis itu dengan membulatkan matanya.
"Ah iya Mom, semalam Cerry ketiduran waktu menunggu mas Darrel pulang. " Ucapnya jujur. Memang benar ia ketiduran semalam di sofa, tapi masalah tiba tiba Darrel tidur bersamanya di sana ia juga masih bingung.
Nara mengangguk angguk pelan "ya sudah kalian mandi sana terus sarapan, habis itu temani Mommy belanja? Buat acara besok? "
"Emang besok ada apa, Mom? " Tanya Cerry dengan kening berkerut.
"Memang kamu belum bilang sama istri kamu? " Nara menatap tajam anaknnya.
"Lupa, " Darrel nyengir sambil menggaruk pelipisnya.
"Dasar anak ini, kerjaan aja yang selalu di utamain. " Nara memukul lengan Darrel dengan keras "besok kan mau ada acara syukuran empat bulanan Kama, sayang? " Ucap Nara pada Cerry dengan lembut.
"Oh gitu, ya sudah Cerry mandi dulu ya, Mom. " Cerry beranjak dari tempatnya.
"Aku juga, sayang tunggu! Bareng? " Darrel melingkarkan tangannya di leher Cerry.
Mata Cerry membulat ketika tiba tiba Darrel memanggilnya sayang, apalagi kini tangannya sudah melingkar di leher menariknya lebih menempel pada badan laki laki jangkung itu.
"Apa sih mas, lepas deh! " Cerry memukul lengan kekar itu mengusir supaya menjauh darinya.
"Diam deh! Nanti Mommy curiga? " Ia berisik di telinga gadis itu.
Akhirnya mereka berjalan menaiki tangga sambil berangkulan, dengan bibir tersenyum dengan terpaksa, meninggalkan Nara yang tengah menggeleng heran dengan kelakuan kedua anak dan mantunya itu.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Walaupun nikahnya terpaksa,Tapi Darrel memparlakukan Sha dgn baik..👍👍
2024-01-01
0
Nur Hayati
😍😍😍😍😍😍😍😍
2021-10-06
0
mami Fauzan
lama2 bucin beneran.....
2021-05-20
1