"Makan tuh jangan kayak bocah deh! " Darrel mengambil tisu dan membersihkan sisa saos di sudut bibir Cerry.
Bluss
Tiba tiba wajah Cerry merona bak tomat siap santap, ia segera memalingkan wajahnya sebelum Darrel menyadarinya. Entah kenapa ada desiran aneh tiap kali Darrel memberi perhatian lebih padanya. Walau kadang perhatian yang di tunjukan laki laki itu suka berlebihan.
Darrel tersenyum tipis melihat wajah merona istrinya. Ia yang paham jika gadis itu tengah malu pun, memberikan tisu itu pada Cerry agar ia membersihkan bibirnya sendiri. Namun karena grogi tangan Cerry tak mengelap dengan tepat pada noda di bibirnya itu.
Darrel menggeleng pelan. Ia bangkit dan pindak ke kursi di samping Cerry, ia mengambil tisu yang masih di pegang Cerry dan mengelap sudut bibirnya.
Deg
Tepat tangan itu menyentuh bibir manis Cerry. Jantung keduanya berdetak lebih cepat dari biasanya. Seakan terkesima, keduanya malah diam saling memandang satu sama lain, menikmati debaran aneh di hati masing masing.
"Ekhmm.. "
Repleks Darrel melepaskan tangannya, Cerry memalingkan wajahnya ke samping. Mereka mendadak gelagapan. Membuat si perusak suasana terkekeh.
"Sudah jam 11 pak, kafe akan segera tutup! lagi pula di sini dilarang pacaran apalagi tengah malam!! "
Darrel melempar tisu di tangannya pada orang tersebut. Orang itu bukannya marah, malah tertawa terbahak.
"Si*al. Anjjir banget lo!! " Darrel bangkit dan ber fist bump dengan laki laki yang seumuran dengannya.
Kening Cerry semakin berkerut, ia semakin bingung. Ketika tadi datang ke kafe ini, pelayan datang dan langsung membawakan minuman untuk suaminya tanpa perlu di minta, sekarang di tambah lagi hadir seorang laki laki yang sepertinya ia adalah pemilik kafe tersebut.
"Kemaren malam gue ke sini elo kagak ada, kemana lo? " Tanya Darrel setelah mereka duduk kembali.
"Kayak gak tau gue aja. Biasa kan orang kaya mah nge cek kafe yang tersebar di penjuru negeri. " Jawab laki-laki tersebut sambil membenarkan kerah kemejanya.
"Nyesel gue nanya elo? " Darrel memutar bola matanya malas. Tawa laki laki itu kembali pecah.
"Haha.. Sory kemarin malam gue ada urusan keluarga, " kening Darrel berkerut "ada seorang cewek minta di halalin. " Lanjutnya.
"Dan elo gak ngasih tau gue, hebat banget lo! " Darrel mendengus, ia berpura pura marah padahal hatinya ikut bahagia mendengar sohibnya itu sudah menemukan tambatan hatinya.
"Selow, nanti pas akad gue undang elo semua, sekarang kan baru lamaran, itu pun hanya keluarga inti doang yang datang. " Jelasnya, Darrel mengangguk pelan. Kemudian ia beralih menatap cewek di sebelah Darrel, ia lupa jika ada gadis cantik di samping sahabatnya itu.
"Ini siapa? Pacar elo? " Tanyanya karena sedari tadi gadis itu hanya diam menyimak obrolan kedua laki laki itu.
Ah iya, Darrel pun baru ingat jika saat ini ada istrinya di situ, bagaimana dari tadi ia bisa lupa.
"Istri gue! " Jawab Darrel sukes membuat mata Ivan membulat sempurna. Ia menatap Darrel tajam menuntut penjelasan.
"Horor amat tatapan elo! " Darrel melempar sendok ke depan Ivan "gue jelasin, tapi kenalin dulu. " Darrel menoleh melihat Cerry yang tengah menatapnya pula.
"Sha, ini Ivan sahabat mas dari kecil sama seperti Ansel. Sebenarnya ada satu lagi tapi lain kali lah mas kenalin. " Cerry mengulurkan tangannya pada Ivan.
"Cerry, "
"Ivan. Elo kelas berapa? "
Darrel melotot saat sahabatnya itu bertanya tentang pendidikan istrinya. Heh, bagaimana bisa sahabatnya itu tau jika istrinya masih sekolah.
"Kelas XII, mas!! " Jawab Cerry dengan senyum tipis.
"Beneran masih SMA lo? " tanya Ivan dengan nada tidak percaya. Cerry mengangguk pelan dengan wajah menunduk.
"Apaan sih lo. Elo buat dia takut tau gak!! "
"Ya sory Rel, cuma gue gak nyangka aja kalo tebakan gue bener. Gila gak nyangka gue sama elo, selama ini elo gak mau pacaran eh taunya nikah, sama gadis SMA lagi. " Ivan menggeleng dengan senyum jahilnya.
"Mas, aku ke toilet dulu ya, " Cerry berdiri, ia sangat tidak nyaman berada di tempat itu.
"Perlu aku anter gak? " Darrel menahan tangan Cerry.
"Gak usah, mas di sini aja. " Kemudian Cerry berlalu dari hadapan mereka.
"Jadi? " Ivan yang tidak sabaran mendengar penjelasan Darrel, segera membuka suara setelah Cerry mulai menjauh.
"Intinya gue di jodohin sama kakek, alasan gue nerima karena kakek lagi di rumah sakit dan lagi sekarat. Eh taunya gue di bohongin. " Darrel menghembuskan napas pelan di akhir penjelasannya.
Tawa Ivan kembali pecah "gila, takdir elo unik. Tapi gue seneng sih kalo elo bahagia sama pernikahan elo!! " Ivan menepuk pelan bahu sahabatnya.
"Entah lah, gue belum tau ke depannya bakal kayak gimana? Apalagi dia masih SMA. Gilaa men gue nikahin anak di bawah umur, mau taro di mana muka gue. " Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Gue tau, " Ivan beranjak, tak lama ia kembali dengan kantong plastik hitam ditangannya.
"Mau ngapain lo? "
"Kan elo nanya muka elo mau di taruh di mana, ya udah nih gue kasih plastik. Elo bungkus terus elo buang. " Ivan meletakan plastik itu di depan Darrel.
"Njjir, " Darrel mengambil plastik itu dan melemparkan pada Ivan setelah ia remas menjadi bulatan kecil.
"Hahahaha.. " Tawa Ivan semakin keras.
"Gue percaya elo pasti bisa ngelewatin ini, apalagi yang gue lihat dia cewek baik. " Darrel mengangguk membenarkan ucapan Ivan "percaya sama pilihan kakek elo, itu pasti yang terbaik buat masa depan lo. " Ia menepuk bahu Darrel memberinya semangat.
"Thanks, " Darrel tersenyum, memang sahabat adalah tempat terbaik untuk berbagi dan meminta nasihat walau kadang mereka gesrek nya gak ketulungan.
"Eh tapi elo belum ngapa-nagapain dia kan? " bisik Ivan.
"Gila aja lo, gue buka pedofil. " Darrel mendelik horor, membuat tawa Ivan kembali pecah. Ia sangat puas menggoda sahabat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ckk ngomongnya sok bukan pedofil..Saat udah dapet aja ntar ketagihan gak mau lepas..😂😂
2024-01-01
0
Qaisaa Nazarudin
Lagi parah,Tau2 udah nikah aja,diem2 bae...😄😄
2024-01-01
0
Fatih Asy Syauqie
Udah lebih dari 3x aku ngulang baca novel yang ini thor. Suka gitu sama ceritanya.
2022-09-16
0