"Mas, "
Darrel mengalihakan padangan pada gadis yang kini sedang berdiri di hadapannya, dari layar laptop yang berada di pangkuannya.
"Itu? Kenapa di lemari banyak banget baju cewek? "
Cerry terlihat kebingungan ketika ia masuk ke walk in closet. Di sana sudah tersusun rapi berbagai model baju perempuan dengan berbagai brand ternama. Tepat bersebelahan dengan baju milik suaminya. Ia juga bingung bagaimana caranya semua pakaian itu bisa berada di dalam lemarinya, padahal tadi pagi ia hanya melihat beberapa pasang baju yang di belikan asisten suaminya untuk nya kemarin.
Kening Darrel berkerut, ia tidak mau menjawab pertanyaan yang menurutnya tidak terlalu penting.
"Mas! " Kini gadis itu duduk di samping Darrel yang kembali fokus pada laptopnya "itu baju siapa? " ia mengoyang pelan lengan suaminya.
"Apa sih, " Darrel menoleh "ya baju kamu lah, emang istri aku ada berapa? " Jawabnya malas.
"Tapi, itu banyak banget. Katanya kita nikah cuma setahun? " Cerry melipat kedua tangannya di depan dada.
"Heh bocah, " Darrel menutup dan meletakan laptopnya, ia menggeser tubuhnya dan menghadap Cerry "emang selama setahun tinggal di sini kamu gak ganti bakal baju? " Gadis itu cemberut mendengar jawaban Darrel.
"Tapi gak harus sebanyak itu kali mas, kan sayang uangnya! " Ia mencebikan bibirnya.
"Uang aku banyak, cuma untuk membelikan kamu baju segitu doang mah gak ada apa apanya. " Darrel kembali memangku laptop dan menyalakannya.
Cerry bangkit dan berdiri, rasanya percuma ia berdebat dengan laki laki itu, hasilnya sama saja. Ia menghentakan kakinya keluar dari kamar. Lebih baik ia ke dapur membuat sesuatu karena tiba tiba perutnya merasa lapar. Padahal makan malam baru lewat satu jam yang lalu.
"Nona muda? "
Seorang pelayan yang sudah berumur sekitar lima puluh tahunan menghampirinya, ketika ia membuka lemari es "anda mau makan apa? Biar saya yang buatkan? "
Sejenak Cerry merasa terkejut mendengar seseorang memanggilnya tiba tiba di belakangnya, kepalanya hampi saja terkantuk pintu kulkas, namun senyum nya segera terbit di bibir mungilnya ketika tau siapa yang menghampirinya.
"Tidak usah bi, aku cuma mau ngambil buah? " Kemudian tangannya meraih semangkok strawberry dan membawanya kembali naik ke lantai atas dimana kamarnya berada.
Pelayan tersebut hanya mengangguk sopan pada sang nona muda nya itu.
Cerry kembali duduk di samping suaminya yang masih tidak berubah sejak ia meninggalkannya tadi. Ia pun tak berniat mengganggunya, gadis itu masih sibuk memasukan buah asam manis itu kedalam mulutnya.
Karena penasaran apa yang sedang di lakukan suaminya itu, Cerry menoleh dan menempelkan wajahnya pada bahu suaminya. Darrel menoleh melihat apa yang di lakukan istri kecilnya.
"Ka__ " Baru saja ia membuka mulutnya tangan mungil Cerry tiba tiba memasukan buah yang ada di tangannya pada mulut Darrel. Mata Darrel membulat dengan terpaksa ia mengunyah buah yang sudah terlanjur ada di dalam mulutnya.
"Hehe.. " Cerry nyengir melihat wajah Darrel yang menahan rasa asam di mulutnya.
"Kamu ngapain makan buah asem malam malam? " Ia mengambil mangkok di pangkuan Cerry dan menyimpan di meja kecil di sampingnya.
"Mas, " Cerry merengek "balikin ih, aku lapar tau? "
"Lapar? Ya makan lah! Jangan makan buah asam begini, sakit perut baru tau rasa loh! " Darrel menahan tangan Cerry yang berusaha menjangkau mangkok di atas meja.
"Ih kan makan nasi udah tadi, " gadis itu masih merengek di samping Darrel.
"Ya kan bisa ngemil apa gitu, emang di rumah ini gak ada makanan selain itu? " Darrel menahan wajah Cerry dengan telapak tangannya.
Akhirnya Cerry menyerah, ia kembali bersandar di kursi dengan bibir bawah mencuat ke depan.
"Tuhan kenapa dia bisa imut kayak gitu sih kalau lagi merajuk gini. "
Darrel menggeleng pelan menghilangkan berbagai pemikiran yang mulai meracuni otaknya. Entah kenapa ia suka melihat gadis kecilnya itu merajuk begitu.
"Mau nyari makan di luar? " Akhirnya ia berinisiatif menawarkan diri untuk mengajak gadis itu mencari makan di luar, ketimbang harus membiarkannya makan buah asam di waktu yang sudah larut begini. Mata Cerry berbinar, dengan cepat ia mengangguk.
"Ya udah sana pake jaket! " Tangannya terulur mengusap puncak kepala Cerry.
"Siap pak bos! " Cerry mengangkat tangannya, melakukan hormat. Kemudian ia beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Darrel.
Perlahan bibir Darrel mengembangkan senyum melihat tingkah lucu istrinya itu. Ia tidak menyangka bahwa menikahi gadis kecil itu tidak seburuk yang ada di fikirannya.
~
Mobil yang di kemudikan Darrel berhenti di depan sebuah kafe. Darrel melepas seatbelt nya kemudian turun di ikuti Cerry.
"Mas! "
Darrel menoleh mendapati gadis itu tak beranjak dari samping mobilnya.
"Apa lagi, katanya lapar? "
Cerry menunduk melihat pakaiannya. Ia memakai hotpanst dengan atasan kaos putih berlapis cardigan panjang dan sendal jepit rumahan menjadi pelindung kakinya dengan rambut di ikat asal ke atas. Tadinya ia pikir laki laki itu akan mengajaknya makan di tempat biasa aja, bukan kafe mewah seperti ini. Makanya tadi ia tidak mengganti baju lebih dulu.
Darrel menghela napas pelan, kemudian ia kembali menghampiri gadis itu. Perlahan ia meraih tangan Cerry dan menggandengnya.
"Kenapa? " Tanyanya.
"Mas tuh, seharusnya bilang kalau mau makan di kafe, kan aku bisa pake baju yang lebih layak. " Cerry mencebikan bibirnya.
"Emang kalau mau makan di kafe harus pake baju bagus gitu? Engga kan? Lagian kita sama kok? " Cerry menatap Darrel dari atas sampai bawah. Eh, ia baru -ngeh ternyata suaminya pun hanya mengenakan kaos putih, celana jeans selutut dan sendal rumahan juga. Entah kebetulan atau bagaimana tapi penampilan sederhana ini membuat mereka terlihat semakin serasi. Senyum di bibir Cerry pun akhirnya mengembang.
Darrel mengajak Cerry duduk di sebuah meja dekat jendela besar. Tanpa harus memanggil pelayan lebih dulu, seorang pelayan langsung membawakannya secangkir cofeelate dan meletakannya di meja di hadapan Darrel. Kening Cerry berkerut melihat itu.
"Mbak satu lagi ya, buat dia? " Ucap Darrel pada si pelayan kafe tersebut "kamu mau pesan apa? "
"Sha? " Cerry menoleh pada Darrel, karena sedari tadi matanya sibuk melihat sekeliling kafe.
"Eh kenapa mas? " Darrel mendengus pelan.
"Kamu mau pesan apa? "
"Apa aja? "
"Ya udah mbak, lemon tea sama spageti nya satu! "
"Es lemon tea mbak! " Cerry meralat pesanan yang di sebutkan Darrel.
"Gak usah mbak, lemon tea aja! " Sela Darrel dengan cepat "gak boleh minum es udah malam. " Darrel menyentil pelan kening Cerry, yang tengah merajuk.
Setelah menulis pesanan Darrel, pelayan itu pun pergi untuk segera menyiapkan pesanan pelanggannya. Meninggalkan kedua pelanggannya yang masih saling mendiamkan.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Umriyah Purnawati Sholikhah
suka sm alur ceritanya..mskpn d jodohkan tp si cowok gk dingin n cuek
2021-06-11
0
Fermina Maygawati
ke uwuan bakal dimulai eng ing eng ☺️☺️☺️☺️
2021-05-30
0
mami Fauzan
Darrel Sdh mulai ada rasa wlw blom bucin....
2021-05-20
2