07

"Itu hukuman buat kamu karena sudah keluyuran tanpa ijin suami. Apalagi perginya sama laki laki! " Setelah mengucapkan itu Darrel keluar meninggalkan Cerry yang masih syok.

Di depan pintu Darrel bertemu dengan Sandi, yang sedang berjaga. Takut ada orang masuk ke dalsm dan melihat tuan nya sedang berduaan dengan seorang gadis di dalam.

"Tuan muda, anda tidak apa apa? " Tanya Sandi memastikan, sebenarnya bukan itu yang ingin ia tanyakan, tapi keadaan nona mudanya. Namun dirinya tak memiliki keberanian untuk itu.

Darrel tak menjawab, ia tetap melanjutkan langkahnya. Hingga ia berpapasan dengan Dito, ia memperlambat langkahnya dan melirik sekilas pemuda berseragam SMA itu. Setelah itu ia kembali mempercepat langkahnya di ikuti Sandi.

Gadis itu meraba bibirnya yang tadi di cium oleh suaminya. Walau itu suaminya ia masih belum terbiasa dengan situasi yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat, seperti saat ini.

"Ciuman pertama ku. " Gumamnya, wajahnya terlihat sendu. Ia pernah bermimpi bahwa ciuman pertama nya itu akan di lakukan oleh orang yang ia cintai dan membuat ciuman itu akan menjadi kenangan terindah tidak seperti sekarang ini.

Ciuman pertamanya telah terrenggut darinya walau itu oleh suaminya sendiri. Tapi ia tidak mengharapkan kejadiannya akan semenyedihkan ini.

Ia melihat wajahnya di depan cermin, air matanya menetes satu persatu di pipi cantik nya. Setelah beberapa saat ia melihat pantulan wajahnya di cermin besar, Cerry mencuci wajah terutama bibirnya dengan sedikit kasar. Ia merasa jijik mengingat bekas ciuman laki laki itu di bibirnya.

"Kamu jahat, mas! " Gumam Cerry seraya kembali membasuh bibirnya.

Setelah puas menumpahkan kesedihannya, ia keluar dari kamar mandi tersebut. Tepat di depan pintu Cerry hampir bertabrakan dengan Dito yang hendak masuk ke dalam.

"Loh Cer, kamu kok dari toilet pria. " Tanya Dito dengan kening berkerut.

Terlihat Cerry menghapus sisa air matanya. Ia menunduk menghindari kontak langsung dengan Dito.

"Hah, ini toilet pria. " Cerry menoleh ke belakang seolah melihat pintu toilet.

"Aduh aku salah masuk kayaknya. Untung gak ada yang masuk ke sini! Ya udah aku ke depan dulu ya. " Ia berlalu begitu saja dari hadapan Dito.

Dito masih diam di tempatnya, mencerna ucapan Cerry barusan. Bukannya tadi ada seorang laki laki yang berdiri di depan pintu dan seorang laki laki lagi baru keluar dari toilet ini?? Batinnya.

Tadi saat ia sampai di depan toilet, ia melihat seorang laki laki berpakaian pormal berdiri di depan toilet pria dan tidak lama seorang laki laki yang berpakaian sama keluar dari toilet itu. Kemudian dua orang tersebut pergi dari sana dengan cepat.

Sampai di meja, Cerry melirik sebentar pada meja suaminya. Ternyata meja itu sudah kosong.

"Kamu ngapain aja sih Cer? Lama banget di toilet? " Cecar Nina.

"Tadi antri di tolietnya, eh aku pulang duluan ya. Tadi bunda telepon katanya aku udah di tungguin. " Ia mengambil tas ransel miliknya.

"Loh kok gitu, kamu kan belum makan Cer? " Atta berdiri di ikuti Nina, mereka melihat Cerry yang seperti menyembunyikan sesuatu.

"Bareng aku aja kalo gitu Cer! " Nina bersiap untuk pulang bareng Cerry.

"Gak usah gak usah, aku pulang sendiri aja. Bye!! " Kemudian gadis itu benar benar berlalu dengan cepat dari kafe tersebut.

Kedua orang tersebut berpandangan melihat tingkah aneh Cerry, mereka sama sama mengedikan bahu. Kemudian duduk kembali di kursi masing masing.

"Cerry mana? " Dito yang baru kembali dari toilet heran, melihat kursi Cerry kosong.

"Dia buru buru pulang, katanya di telepon bunda. " Jawab Atta.

"Bukannya ponsel Cerry dari tadi di sini kan sama kita, gimana bisa bunda menghubungi Cerry? " Heran Dito.

"Eh iya iya, " Nina menegakan tubuhnya "Dit, tadi di tolietnya ngantri banget ya? " kening Dito mengerut.

"Kata si Cerry tadi tolietnya ngantri makanya dia lama di toilet. " Jelas Atta yang mengerti kebingungan sahabatnya itu.

"Hah. " Dito semakin menaruh curiga pada Cerry dan orang yang tadi keluar dari toilet.

~

Cerry berjalan dengan cepat menuju halte, ia akan menaiki bis untuk pulang ke panti. Ia enggan untuk pulang ke rumah laki laki itu. Terserah dia mau marah atau tidak, yang pasti saat ini ia hanga ingin bertemu bunda di panti. Karena selama ini hanya bunda yang selalu ada dan mengerti dirinya. Apa lagi di saat seperti sekarang ini.

Belum juga bis yang ia tunggu datang. Sebuah mobil pajero hitam berhenti di depannya. Cerry melangkah mundur sedikit ketika melihat pintu supir terbuka. Seorang laki laki berpakaian pormal keluar dan datang menghampirinya. Laki laki itu membukakan pintu bagian penumpang untuknya.

"Silahkan nona muda! "

Cerry bergeming, ia tak mau masuk ke dalam mobil tersebut. Kemudian dari dalam keluar lagi seorang laki laki, dengan langkah gusar laki laki itu menghampiri Cerry.

Cerry panik, ia berbalik hendak meninggalkan tempatnya berdiri. Namun lagi lagi langkahnya kalah cepat oleh Darrel, ia menarik lengan baju Cerry, mau tak mau gadis itu berhenti dan menoleh.

Darrel menarik Cerry lebih dekat dengannya kemudian ia menggendong gadis itu ala karung beras masuk ke dalam mobil. Cerry pun tak mungkin melawan dan berteriak karena memang yang memaksanya itu adalah suaminya sendiri.

"Mas ini kenapa? " Tanya Cerry, setelah ia dan Darrel duduk di dalam mobil yang kini membawa mereka pergi dari lingkungan Mall tersebut.

"Kamu yang kenapa? Untung aku yang lihat, coba kalo sampai keluarga aku yang lihat kamu jalan sama laki laki di Mall. Apa lagi tanpa ijin aku sebagai suami kamu. Mau jawab apa aku jika mereka nanya? " Jawab Darrel dengan kesal. Terlihat dari raut wajahnya yang merah dan urat urat lehernya yang mengeras.

"Maaf mas, tapi tadi aku hanya ke toko buku doang kok. Lagian kan kita gak berdua perginya. " Cerry menunduk dengan kedua tangan saling meremas.

"Lain kali bilang kalau mau ke mana mana! Ingat sekarang kamu itu istri bukan lagi gadis lajang!! "

"Iya maaf, lain kali aku ijin mas dulu. "

"Mana ponsel kamu? " Darrel menengadahkan tangannya di depan wajah Cerry. Dengan gemetar Cerry memberikan ponsel jadulnya pada Darrel.

"San, besok pagi belikan ponsel keluaran terbaru!! " Perintahnya.

"Baik tuan muda. " Sandi mengangguk, dia menatap kedua majikannya lewat kaca sepion.

Sementara tangan Darrel sibuk membongkar ponsel itu dan mengeluarkan sim card nya.

"Simpan! " Darrel menyodorkan sim card itu pada Cerry, dengan cepat Cerry mengambil sim card dari tangan suaminya. Darrel membuka kaca mobil di sebelahnya dan melemparkan ponsel itu tepat di tong sampah.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

🤔🤔🤔Kenapa harus jijik?? Darrel itu suami kamu,dasar bocah..😂😂

2024-01-01

0

NAZERA ZIAN

NAZERA ZIAN

itu HP dibuang ditong sampah sebelah mn sih,aku mau ambil...

2021-09-03

1

Fermina Maygawati

Fermina Maygawati

woi tong sampah sebelah mana 🤣🤣🤣

2021-05-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!