04

"Bagaimana kabar kakek hari ini? " Darrel menarik kursi di samping brankar tempat sang kakek berbaring.

"Alhamdulilah kakek sudah lebih baik, berkat istri kamu. " Radit melirik Cerry yang berdiri di samping Darrel, dengan bibir tersenyum.

"Aku gak bantu apa apa kok kek, " Cerry membungkuk sedikit untuk mengusap lengan Radit sang kakek mertua.

"Bagaimana Darrel nak, dia gak jahat kan sama kamu? " Tanya Radit.

Cerry menoleh tepat saat Darrel juga menoleh pada dirinya, dan untuk beberapa saat mereka diam saling menatap satu sama lain.

"Ekhmm.. "

"Eh, baik kok kek, O- eh mas Darrel baik banget malah, " Cerry menatap Darrel dengan bibir ikut tersenyum jail.

Sedangkan pemuda yang di tatap kini sudah membulat matanya mengancam gadis itu.

"Bagus lah kalo dia baik sama kamu nak? " Nara mengusap kepala menantunya lembut "jika dia jahat sama kamu bilang Mommy ya!! "

Cerry mengangguk kemudian tatapannya beralih lagi pada laki laki di sampingnya, ia tersenyum menang karena mendapat dukungan dari orang orang terdekat pemuda tersebut.

Tiba tiba pintu di buka oleh seseorang, Nara tersenyum seraya menyambut orang tersebut yang tak lain adalah suaminya dan ayah dari Darrel. Cerry segera menghampiri dan mencium punggung tangan mertuanya itu. Darrel mengikuti Cerry melakukan hal yang sama.

"Dad, dari mana?" Darrel ikut mencium tangan Daddy nya.

"Gak ngantor kamu? " Tanya Daffin kemudian duduk di tempat tadi Darrel duduk. Ia mengabaikan pertanyaan putranya itu dan memilih untuk menjawab dengan pertanyaan balik.

"Ini dari kantor langsung ke sini setelah jemput dia dulu. " Darrel menujuk Cerry yang tengah berdiri di samping sang mommy.

Daffin hanya mengangguk menanggapi perkataan anak sulungnya itu. Ia beralih menatap papanya sudah tidak lagi muda, badannya mulai ringkih, beberapa kali laki laki itu harus keluar masuk rumah sakit, seperti sekarang.

"Pah, kata dokter nanti siang papah udah boleh pulang. " Kata Daffin pada Radit papah nya "dan gak perlu operasi karena memang sakit jantung papah masih bisa di obati tanpa perlu melakukan operasi. " Jelasnya.

"Syukurlah, papah udah gak betah di sini. " Ia tersenyum pada Daffin.

"Loh, kemarin katanya sakit kakek udah parah, bahkan kata dokter umur kakek udah gak lama lagi? " Tanya Darrel dengan wajah bingung. Begitu pula dengan Cerry yang tak kalah di buat bingung.

Mereka berdua mengelilingi tempat tidur dimana sang kakek berbaring. Nara dan Daffin tersenyum tipis, sedangkan Radit hanya bisa tersenyum lebar tanpa perasaan bersalah.

"Oh jadi ini akal akalan kakek, agar aku nikah sama nih bocah! " Darrel berdecak kesal, ia melangkahkan kakinya menuju sofa "tau gitu aku gak bakal mau nikah sama bocah ingusan kayak dia. "

"Idih, lagian siapa juga yang mau nikah sama Om. Pede boros!! " Timpal Cerry tak terima. Ia ikut duduk di samping Darrel. Bibirnya mengerucut, ia melirik Darrel tajam.

"Udah-udah.. Bukan cuma kalian yang nikah di jodohin, tapi orang tua kalian juga! " Sahut Radit, segera melerai bibit pertengkaran yang akan terjadi "tapi pilihan kakek itu selalu benar, kalo tidak percaya tanya aja Daddy kamu itu. " Radit menunjuk Daffin.

Daffin dan Nara hanya tersenyum lebar seraya menggeleng pelan, melihat tingkah sang papah yang masih saja tak berubah. Memang pilihan orang tua itu selalu tepat.

"Walau persentasi dan kemungkinan sebuah pernikahan yang di jodohkan berhasil itu sangat kecil, tapi daddy harap kamu berusaha menjadi laki laki yang bertanggung jawab terhadap istri mu, " Daffin menatap Darrel dengan serius.

"Iya dad, " jawabnya dengan malas.

"Nah, denger tuh apa kata daddy. Jangan contoh laki laki yang suka menyakiti hati wanitanya, nanti baru tau rasa loh kalau sudah di tinggal pergi! " Sahut Nara dari samping Daffin.

"Apa sih yang, itu kan udah lalu? " Nara dan Radit tertawa melihat wajah Daffin yang tiba tiba memelas.

"Jadi daddy pernah ngalamin, di tinggal mommy? " Darrel menatap kedua orang tuanya dengan wajah penasaran, begitu pula dengan Cerry.

"Ya enggak lah? " Sanggah Daffin.

"Ta__"

Darrel kembali ingin menyahut namun belum juga suaranya keluar dari kerongkongannya, tiba tiba pintu terbuka dan munculan seorang perempuan cantik di ikuti seorang laki laki di belakangnya dengan berjalan menggunakan bantuan satu tongkat penyangga.

"Mentimun.. " Ia langsung berlari dan memeluk Darrel, yang tadi langsung berdiri ketika melihat kedatangan dua orang tersebut.

Cerry membulatkan matanya saat melihat suami dan perempuan itu berpelukan di depannya. Bahkan Darrel terang terangan mencium kening perempuan itu.

"Heh, lepas-lepas!! " laki laki yang tadi datang bersama perempuan itu langsung menyela, memisahkan dua orang itu. Memukul lengan Darrel yang melingkar di badan perempuan tersayangnya.

"Ogah! " Darrel masih kekeh mempertahankan perempuan itu.

"Anak gue ke gencet, bege. " Ia memukul lengan Darrel.

"Anak lo? " Darrel meregangkan pelukannya, kini ia menatap perempuan di hadapannya "kamu hamil? " perempuan itu mengangguk.

"Dad, Mom, kek.. " Pekik Darrel seketika "aku bakal jadi papah?"

"Lebay kamu, kita semua udah tau. " Sahut Daffin.

"Eh anak dari mana, istri kamu kan belom hamil? " Seketika Darrel diam, matanya mengerjap mendengar ucapan Nara. Ia menghampiri anaknya itu.

"Cerry, ini Kama saudari kembarnya Darrel? " Nara memperkenalkan Cerry yang sedari tadi diam dengan wajah kebingungan. Cerry tersenyum pada mertuanya.

"Ini istri Darrel Mom? " tanya Kama, Nara mengangguk "hai aku Kama, ini suami aku Ansel. Berarti sekarang kita saudara ya? " Kama memeluk Cerry dengan senang.

"Aku Cerry kak, " jawab Cerry masih dalam pelukan Kama.

"Loh jangan panggil aku kakak dong, seharusnya aku yang manggil kamu kakak ipar! " Sahut Kama seraya melepaskan pelukannya.

"Mending elo di panggil kakak, lah gue di panggil Om? " Darrel cemberut sambil duduk kembali.

"Om, hahaha.. " Seketika semua orang yang ada di situ tertawa, kecuali Darrel yang hanya bisa memberenggut kesal.

Sedangkan Cerry nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tiba tiba gatal.

"Minggir Om, gue mau duduk! " Ansel menendang pelan kaki Darrel menggesernya, setelah puas menertawakannya.

"Njjir, nyesel gue punya ipar kayak elo. " Ia mendelik pada Ansel yang sama sekali tidak memperdulikannya.

"Maaf ya kemarin aku gak datang ke nikahan kalian, aku harus menemani suami aku berobat ke Singapura. " Sesal Kama. Cerry hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia masih terlihat canggung berada di antara keluarga suaminya itu.

Namun tak di pungkiri kini ia juga merasa bahagia ternyata keluarga suaminya itu sangat baik dan begitu hangat menyambut orang baru seperti dirinya.

Dirinya akan merasa beruntung, seandainya ia akan selamanya berada di tengah keluarga itu. Karena sejak dulu ia sering bermimpi membayangkan memiliki keluarga yang utuh. Mama, papa dan juga seorang kakak. Kini ia dapat itu dari keluarga suaminya.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Wkwkwkwk Kesindir nih di tinggal kabur Nara kuliah di luar negeri 4 tahun..😂😂

2024-01-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Radit kan peran terbaik,Nara aja bisa mengubah hidup Daffin jungkir balik,apalah lagi ini Darrel,.🤣🤣🤣

2024-01-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

gak cocok visualnya Daffin,kayak seumuran sama Darrel visualnya,muda banget,Darrel aja udah 27 tahun..😂😂😜

2024-01-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!