"Bocah! "
Waktu sudah lewat tengah malam. Tapi Darrel sama sekali tak bisa memejamkan matanya. Berulang kali ia menutup matanya, namun tidak berapa lama kembali terbuka.
"Bocah!! "
Ia menambah volume suaranya, karena gadis itu tak kunjung menjawab.
"Woi, kamu udah tidur? "
"Apa sih Om, aku ngantuk. Besok harus sekolah. " Cerry beringsut duduk, dengan mata sedikit terpejam.
"Sini ada yang mau aku bicarain, " ia menepuk sofa di sebelahnya.
"Gak bisa besok aja apa? " Cerry berulang kali menguap, pertanda ia sangat mengantuk.
"Aku gak bisa tidur, sini dulu. Kita bicara!! "
Dengan langkah gontai Cerry melangkah menghampiri Darrel di sofa. Ia menjatuhkan tubuhnya tepat di samping pemuda tersebut. Ia menyilang kakinya membuat sebagian kakinya terekspose.
"Tutup kaki kamu!! " Darrel melempar selimutnya tepat di wajah gadis itu. Cerry mendengus tapi tetap menurut.
"Mau bicara apa sih Om, "
"Pertama jangan panggil aku Om. Aku belum setua itu. "
"Terus harus panggil apa dong? " Cerry melipat kedua tangannya di depan dada.
"Ya apa kek, mas, abang atau kakak gitu. "
"Abang atau kakak, ih gak cocok. " Cerry bergidig membuat Darrel menatapnya tajam "iya deh aku panggil mas, mas, mas.. "
"Lebay. " Darrel menyentil kening Cerry. Gadis itu cemberut dengan sebelah tangan mengusap keninggnya.
"Mau bicara apa sih mas, udah jam 2 pagi loh ini. " Cerry melirik malas pemuda di samping nya.
"Nama kamu siapa? " Cerry menatap tidak percaya pemuda itu. Bukankah tadi siang dia mengucapkan ijab qhabul atas nama dirinya? Kenapa sekarang ia malah bertanya siapa namanya? Wah bener nih udah pikun??
"Kenapa lihat aku segitunya, aku tau aku tampan tapi gak usah ampe begitu juga kali lihatin aku!! " Cerry memutar bola matanya malas.
Cerry meletakan punggung tangannya di kening Darrel.
"Apaan sih? " Darrel menepis tangan gadis itu dari keningnnya.
"Om sehat kan? "
"Sehat lah! Kamu fikir aku sakit? "
"Ya kali aja, soalnya baru aja tadi siang Om ngucap ijab qhabul atas nama aku kenapa sekarang malah nanya siapa nama aku. Om pikun ya?? " Cerry mendekatkan wajahnya.
"Apaan sih bocah, aku gak pikun aku cuma lupa aja. " Darrel mendorong pelan wajah Cerry dari hadapannya.
"Sama aja kali Om, "
"Ck, sekali lagi panggil aku Om. Awas kamu!! " Cerry mencebikkan bibirnya, mendengar ancaman laki laki yang kini sudah menjabat sebagai suaminya itu.
"Iya iya masss.. " pada akhirnya ia pun mengalah.
"Ulang, kita kenalan lagi. Di mulai siapa nama kamu?"
"Aku Cerry O- eh mas,, " jawab Cerry dengan malas.
"Nama panjang? Males aku manggil nama itu. "
"Hah kenapa, nama aku lucu loh? "
"Ya pokonya aku gak suka. "
"Ashallina cerry. "
"Oke Asha ah Lina, ah ribet nama kamu. "
"Ih terserah mas aja mau manggilnya apa? "
"Oke Asha, apa kamu bahagia dengan pernikahan ini? "
"Bahagia? Ya enggak lah! Gimana bisa bahagia di saat aku masih sekolah dan tiba tiba harus nikah dengan Om-Om pula. "
"Bocah reseee, " Darrel menggeram "sudah ku bilang aku bukan Om-Om!! "
"Hehe.. Iya deh, mas Darrel yang tampan. "
"Gini ya, karena kita sama sama tidak bahagia atas pernikahan ini, gimana kalo kita bikin perjanjian aja?"
"Perjanjian? " Darrel mengangguk.
"Setahun pernikahan kita cerai, aku bakal tetap penuhi semua janji kakek, untuk membiayai sekolah kamu dan adik adik panti. Gimana? "
"Deal!! " Tanpa berpikir dua kali Cerry langsung setuju.
"Satu lagi, kita gak boleh ada yang ikut campur urusan pribadi masing masing. Tapi kalo di depan keluarga, kamu bisa kan akting, biar mereka gak curiga. "
"Oke, siapp. Berarti mulai sekarang mas jangan tidur di sini dong. "
"Gak bisa lah, di rumah ini banyak pelayan. Entar mereka ngadu lagi ke keluarga aku. "
"Ck. Ya udah terserah mas aja deh, aku mau lanjut tidur. "
Setelah percakapan itu, Cerry beranjak kembali ke tempat tidur. Karena waktu sudah menjelang pagi dan ia sudah sangat mengantuk.
~
"Bocah resee, "
Tok Tok Tok
"Buruan aku udah terlambat nih!! "
Darrel tak henti mengetuk pintu kamar mandi, karena sudah lebih dari setengah jam gadis itu tak kunjung keluar. Padahal waktu sudah semakin beranjak siang.
Ceklek
"Awas-awas.. " Darrel mendorong Cerry supaya tidak menghalangi jalannya. Kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi dengan gerakan kilat.
Tok Tok
"Mas, seragam sekolah aku mana? " Pekik Cerry karena ia tidak mendapatkan seragamnya diantara baju baju yang tadi subuh di antar asisten Darrel.
"Hari ini kamu libur dulu!! " Sahut Darrel dengan suara tinggi dari dalam kamar mandi.
"Gak bisa mas, aku harus sekolah. "
Tidak ada sahutan kembali dari dalam kamar mandi. Hanya suara air yang terdengar sampai ke luar. Membuat Cerry bedecak kesal.
"Sha.. Tolong siapin baju kerja aku donk, " Darrel keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit area bagian bawahnya.
"Kyaaaaa.. Mas, kenapa kamu telanjang sih? " gadis itu menutupi wajah dengan kedua tangannya.
"Ck, kamu harus terbiasa dengan pemandangan ini. Karena sekarang kita sudah suami istri. Mana baju aku? " Dengan santainya pemuda itu duduk di samping Cerry yang tengah duduk di pinggir tempat tidur.
"Itu di sofa." Cerry menunjuk sofa dengan mata masih terpejam.
Darrel bangkit dari tempat duduknya, ia mengambil baju kemudian kembali masuk ke kamar mandi.
"Selamat, " Cerry menghembuskan napas pelan. Berulang kali ia mengusap dadanya.
"Sha, hari ini kita jenguk kakek ke rumah sakit. Baru nanti kita beli baju sekolah buat kamu? " Ucap Darrel sambil merapihkan dasinya di depan cermin. Ia melirik sekilas gadis yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Gak usah beli lah mas, seragam aku masih pada bagus kok, kita tinggal ambil aja ke sana? " Pandangannya masih fokus pada benda persegi panjang di tangannya.
"Serah kamu deh. Nanti siang aku jemput kamu!! " gadis itu diam. Ia hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Heh, bocah rese.. " Darrel mengambil ponsel di tangan Cerry "apaan ini, kamu lagi chating-an sama cowok. " Matanya menatap tajam ponsel ditangannya, kemudian tatapannya beralih pada gadis di sampingnya.
"Itu temen aku mas, ih siniin ponselnya. Aku cuma titip absen doang sama dia. " Cerry berdiri hendak menjangkau ponsel di tangan Darrel, namun dengan sengaja meninggikan tangannya membuat gadis mungil yang tingginya setara dengan bahunya itu kesusahan mengambil benda pipih tersebut.
"Bener cuma temen, " mata Darrel menyipit. Cerry mengangguk.
"Awas kalo bohong. " Darrel mengembalikan ponsel itu pada pemiliknya "Aku cium kamu. "
Cerry mengerjapkan matanya beberapa kali mendengar ucapan Darrel barusan. Ia bergeming melihat punggung laki laki yang telah menghilang di balik pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwkwk baru juha mlm tadi nikin perjanjian utk tdk ikut campur urusan masing2,Eh paginya udah ada yg kebakaran jenggot aja..😂😂😂
2024-01-01
0
Qaisaa Nazarudin
Ya salaaam..Waktu ijab tadi kamu nyebut nama siapa?? masa nama isteri sendiri gak tau..
2024-01-01
0
Mυɳҽҽy☪︎⃠⃝IIS ais⃟𝐲𝐚𝐡
lah kan bru tdi malm jangan ikut campur lupa yah mas ataw emang bener mas nya sudah pikun
2021-08-22
0