Bab 3. Ada Bukti atau tidak Tetap akan Disalahkan

Diana yang melihat ayahnya mulai berpikir, segera mendekati ayahnya itu. Dia tidak ingin ayahnya terpengaruh ucapan Shanum.

"Ayah, sudah ayah. Ini memang salahku. Aku selalu berusaha bersikap baik pada Shanum. Tapi dia tidak pernah mau menerimaku. Aku tahu ayah, aku hanya orang asing yang datang ke rumah ini. Tapi, ini pertama kalinya ibu membelikan aku gaun yang harganya cukup mahal, aku sama sekali tidak punya kesempatan memakainya. Ibu pasti sedih, aku juga..." Diana menjeda ucapannya, lalu pergi ke ibunya dan memeluk ibunya dengan sedih.

"Mas, aku tidak masalah dengan gaun itu. Tapi masalah Shanum memukul Diana, apa memang kami bisa diperlakukan seenaknya begitu mas disini?" tanya Yuyun.

Shanum sebenarnya sangat emosi. Dia masih mengingat bagaimana semua orang di depannya itu memperlakukannya dulu. Tapi, dia harus bisa mengendalikan dirinya. Mereka bermain trik bawang putih. Shanum juga bisa.

Brukk

Semua orang melihat ke arah Shanum. Shanum menjatuhkan dirinya ke lantai.

"Ayah, aku sungguh tidak pernah memukul kak Diana. Aku sungguh tidak pernah melakukan itu. Dengan tangan lemah ini, bagaimana aku bisa memukul kak Diana. Gaun ini sungguh kak Diana yang berikan padaku. Dia bilang, dia tidak suka. Kalau tidak percaya, periksa saja rekaman cctv. Kak Diana yang mengantarkan gaun ini sendiri ke kamarku!" kata Shanum sambil menangis.

Diana tersenyum menyeringai.

'Dasar bodohh, aku tentu saja sudah menghapus rekaman cctv saat aku mengantarkan gaun itu ke kamarmu. Bodohh sekali!' batin Diana yang merasa kalau hal yang akan dilakukan oleh Shanum itu sia-sia saja.

"Maksudmu adikku berbohong? heh, mana mungkin. Baiklah, periksa rekaman cctv sekarang juga. Supaya kita bisa lihat siapa yang berbohong sebenarnya!" kata Dion dengan arogan.

Tentu saja dia sangat berani. Semua ini memang rencana mereka untuk menyalahkan Shanum, juga merusak citra Shanum. Karena saat usianya nanti 21 tahun. Dia akan mewarisi semua aset ibunya. Sebelum itu, tentu saja mereka harus sepenuhnya menguasai Shanum.

Tapi, Shanum bahkan tidak perduli tentang semua itu. Dia tahu, Dion dan Diana yang licik pasti sudah menghapus rekaman cctv itu. Dia hanya mengulur waktu.

Karena seingatnya, sebenarnya paman angkatnya. Adik angkat dari ibunya memang datang malam ini untuk mencari Shanum di kehidupan sebelumnya. Tapi karena Shanum sudah di kurung di ruang bawah tanah. Ricky mengatakan Shanum tidak mau bertemu dengan paman angkatnya itu. Bahkan meminta Shanum menandatangani surat kosong di malam itu. Sebagai syarat agar Shanum bisa keluar dari gudang itu. Meski sebenarnya setelah tanda tangan, Shanum juga tidak dilepaskan.

Ricky dan istrinya yang licik itu menulis di surat itu, kalau Shanum memutuskan hubungan apapun dengan keluarga Megantara. Keluarga ibunya, jadinya paman angkatnya itu meninggalkannya.

Kalau tidak salah, dari pelayan yang waktu itu membicarakan hal ini. Seharusnya sebentar lagi pamannya itu datang. Saat itulah, Shanum akan mengakhiri sandiwara bawang putihnya ini.

"Kasihan sekali kalau benar ya, anak kandung sendiri malah di salahkan. Padahal dia difitnah!"

"Parah banget sih, kalau orang asing yang hidup enak karena menikah di keluarga ini. Malah memutarbalikkan fakta begini"

"Iya ya, sebenarnya mana yang benar sih?"

Banyak sekali yang bergunjing. Itulah kenapa, terkadang masalah yang muncul itu sebenarnya tidak terlalu besar. Hukuman dari masyarakat itu yang lebih besar dampaknya. Terkadang yang tidak kuat menanggungnya, lebih memilih menyerah dan mengakhiri hidupnya. Karena memang kita hidup di masyarakat, tidak mungkin bisa menutup mata dan telinga dari cemoohan orang.

Diana tetap tidak gentar. Dia takut apa? memang rekaman cctv itu tidak ada. Dan Shanum sendiri, sebenarnya dia tahu. Mau ada atau tidak rekaman cctv itu. Nantinya yang akan dibela ayahnya adalah Diana.

Hanya saja, karena ada banyak orang disini. Ayahnya pasti akan mengecek terlebih dahulu. Ayahnya sangat perduli pada imagenya. Dia tidak mungkin membiarkan orang lain menilai dia tidak adil.

Setelah lama menunggu. Dion datang bersama dengan operator keamanan di ruang besar ini.

"Semuanya, mari kita lihat! sebenarnya yang berbohong itu siapa!" kata Dion yang begitu percaya diri.

Dia sendiri sudah melihatnya terlebih dahulu tadi di ruangan cctv. Kalau memang tidak ada rekaman jika Diana mengantarkan gaun itu ke kamar Shanum. Karena memang Dion sendiri yang menghapusnya setelah peristiwa itu terjadi.

Rekaman itu di putar, Shanum juga ikut melihatnya. Dia berdiri dan ikut melihat apa yang terjadi.

"Mana rekaman adikku membawa pakaian itu ke kamarmu? semuanya jelas kan! siapa yang berbohong sekarang?" tanya Dion yang merasa sangat senang.

Dia sudah membuktikan pada semua orang, kalau adiknya tidak bersalah. Dan yang berbohong sebenarnya adalah Shanum.

Sayangnya, saat melihat rekaman itu. Shanum justru menemukan sesuatu. Dia terkekeh pelan.

"Kak Dion yakin sekali?" tanyanya.

Diana kembali merasa heran. Alih-alih merasa takut, dan sangat panik seperti seharusnya seseorang yang ketahuan berbohong. Shanum malah masih bisa terkekeh. Dan masih sangat tenang saat bertanya pada Dion.

"Apa maksudmu? kamu sudah ketahuan Shanum. Ayah lihat! dia sudah ketahuan, sekarang dia mau berpura-pura bodohh. Kurung saja dia di gudang bawah tanah, ayah. Biar tahu rasa, biar dia merenung!"

Dion mencoba memprovokasii ayahnya.

"Shanum, kamu keterlaluan. Sudah tidak menyesal, tidak mau minta maaf. Sekarang bukti sudah ada kamu masih berkelit. Ayah harus memberi kamu pelajaran. Jika tidak..."

"Jika tidak apa?" tanya Shanum menyela, "Ayah lihat tidak rekaman cctv itu. Semua sudah lihat belum rekaman cctv itu. Perhatikan baik-baik. Darimana teorinya, rekaman yang diambil selama 24 jam itu. Kehilangan 20 menit waktu, tapi kalian tidak menyadarinya?" tanya Shanum.

Mata Dion dan Diana melebar.

"Kalian lihat ini, dari jam 3 sore, pukul 15.23. Kenapa selanjutnya bisa menjadi 15.43. Tidak ada pergerakan? kalian yang hidup di jaman modern, apakah tidak menyadari kalau rekaman video ini di potong?" tanya Shanum pada semua orang.

Pada akhirnya semua orang kembali berpikir. Mereka kembali bergunjing. Diana yang merasa rencana mereka mungkin tidak akan sukses dengan mulus. Segera mendekati ibunya.

"Ibu, cepat bujuk ayah untuk menghukum Shanum. Jika tidak, kita yang akan malu" bisik Diana pada Yuyun.

Yuyun mengangguk paham. Lalu merangkul lengan suaminya.

"Mas, sudahlah. Kita hentikan saja sampai disini. Tidak minta maaf ya sudahlah. Daripada keluarga kita jadi tontonan orang mas, gara-gara Shanum" bisik Diana pada Ricky.

Ricky yang melihat semua orang seperti sedang menggunjing kelurganya. Pada akhirnya memilih mendekati Shanum dan minta anaknya itu diam.

"Cukup! alasan apalagi yang kamu mau katakan? mau bikin malu keluarga? berhenti bicara, minta maaf pada Diana. Atau ayah akan mengurungmu di ruang bawah tanah!" bentak Ricky dengan mata merah dan tangan terkepal di depan Shanum.

Shanum mendengus kesal. Ayahnya itu memang munafik. Sudah dia duga sebenarnya, mau dia menunjukkan bukti, atau tidak. Hasilnya akan sama. Dia yang akan tetap disalahkan.

"Tidak mau" kata Shanum lantang.

Mata Ricky melotot. Itu kalo pertama Shanum membantah ayahnya.

"Dasar ajak kurang ajarr!" pekik Ricky yang sudah mengangkat tangannya hendak menamparr Shanum.

"Coba pukul kalau berani?"

Sebuah suara membuat Ricky menahan gerakannya. Langkah kaki seorang pria berjas hitam, dengan tubuh tinggi berkarisma masuk ke dalam ruangan itu.

Shanum tersenyum.

'Paman Dimas, paman datang di waktu yang tepat' batinnya.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Azahra Rahma

Azahra Rahma

untung paman Dimas datang

2025-09-13

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Shanum yang Malang
2 Bab 2. Terlahir Kembali Setelah Mati Mengenaskan
3 Bab 3. Ada Bukti atau tidak Tetap akan Disalahkan
4 Bab 4. Kedatangan Dimas Membela Shanum
5 Bab 5. Merasakan yang dulu Dirasakan Shanum
6 Bab 6. Ketakutan Diana
7 Bab 7. Mereka yang Terbiasa Menyakiti, tapi tak ingin Tersakiti
8 Bab 8. Pada Akhirnya tidak bisa Melawan
9 Bab 9. Diana masih Ketakutan
10 Bab 10. Pembalasan
11 Bab 11. Menerima Tantangan
12 Bab 12. Lusi saja menyadari kebodohan Shanum dulu
13 Bab 13. Kalah Telak
14 Bab 14. Punya banyak Penggemar
15 Bab 15. Kebencian
16 Bab 16. Dimas Mengajari Shanum
17 Bab 17. Risau
18 Bab 18. Rencana Licik
19 Bab 19. Berbeda
20 Bab 20. Uang bisa membeli segalanya
21 Bab 21. Mengerjai atau Dikerjai
22 Bab 22. Ulat Bulu
23 Bab 23. Gagal Lagi
24 Bab 24. Resah
25 Bab 25. Ingin Mengambil Kembali Semuanya
26 Bab 26. Udang di Balik Batu
27 Bab 27. Candaan Lusi
28 Bab 28. Hari Apes Diana and the gengs
29 Bab 29. Reno dapat pencerahan
30 Bab 30. Kesal tapi tetap Peduli
31 Bab 31. Sesuatu Terjadi
32 Bab 32. Kebencian itu akan Terbalas
33 Bab 33. Ganti Rugi
34 Bab 34. Masalah Bertubi-tubi
35 Bab 35. Belum Selesai
36 Bab 36. Kekasih
37 Bab 37. Hemmm
38 Bab 38. Malu-malu
39 Bab 39. Diana dan Gengnya akan Berakhir
40 Bab 40. Trouble Maker
41 Bab 41. Dikeluarkan dari Sekolah
42 Bab 42. Rencana Jahat
43 Bab 43. Malam yang Ditunggu
44 Bab 44. Belum Menyerah
45 Bab 45. Gagal Lagi
46 Bab 46. Pembalasan
47 Bab 47. Pembalasan 2
48 Bab 48. Pembalasan 3
49 Bab 49. Pembalasan 4
50 Bab 50. Giliran Diana
51 Bab 51. Rusak
52 Bab 52. Selanjutnya
53 Bab 53. Dion dan Diana mulai Putus Asa
54 Bab 54. Belum Selesai
55 Bab 55. Mengira sudah Menyelesaikan satu masalah
56 Bab 56. Kebucinan Dimas
57 Bab 57. Dion Terpengaruh
58 Bab 58. Tertipu
59 Bab 59. Disalahkan
60 Bab 60. Akhir dari Dion
61 Bab 61. Baru Menyadari Ketidakberadaan Dion
62 Bab 62. Menemukan Dion, Mayatnya
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1. Shanum yang Malang
2
Bab 2. Terlahir Kembali Setelah Mati Mengenaskan
3
Bab 3. Ada Bukti atau tidak Tetap akan Disalahkan
4
Bab 4. Kedatangan Dimas Membela Shanum
5
Bab 5. Merasakan yang dulu Dirasakan Shanum
6
Bab 6. Ketakutan Diana
7
Bab 7. Mereka yang Terbiasa Menyakiti, tapi tak ingin Tersakiti
8
Bab 8. Pada Akhirnya tidak bisa Melawan
9
Bab 9. Diana masih Ketakutan
10
Bab 10. Pembalasan
11
Bab 11. Menerima Tantangan
12
Bab 12. Lusi saja menyadari kebodohan Shanum dulu
13
Bab 13. Kalah Telak
14
Bab 14. Punya banyak Penggemar
15
Bab 15. Kebencian
16
Bab 16. Dimas Mengajari Shanum
17
Bab 17. Risau
18
Bab 18. Rencana Licik
19
Bab 19. Berbeda
20
Bab 20. Uang bisa membeli segalanya
21
Bab 21. Mengerjai atau Dikerjai
22
Bab 22. Ulat Bulu
23
Bab 23. Gagal Lagi
24
Bab 24. Resah
25
Bab 25. Ingin Mengambil Kembali Semuanya
26
Bab 26. Udang di Balik Batu
27
Bab 27. Candaan Lusi
28
Bab 28. Hari Apes Diana and the gengs
29
Bab 29. Reno dapat pencerahan
30
Bab 30. Kesal tapi tetap Peduli
31
Bab 31. Sesuatu Terjadi
32
Bab 32. Kebencian itu akan Terbalas
33
Bab 33. Ganti Rugi
34
Bab 34. Masalah Bertubi-tubi
35
Bab 35. Belum Selesai
36
Bab 36. Kekasih
37
Bab 37. Hemmm
38
Bab 38. Malu-malu
39
Bab 39. Diana dan Gengnya akan Berakhir
40
Bab 40. Trouble Maker
41
Bab 41. Dikeluarkan dari Sekolah
42
Bab 42. Rencana Jahat
43
Bab 43. Malam yang Ditunggu
44
Bab 44. Belum Menyerah
45
Bab 45. Gagal Lagi
46
Bab 46. Pembalasan
47
Bab 47. Pembalasan 2
48
Bab 48. Pembalasan 3
49
Bab 49. Pembalasan 4
50
Bab 50. Giliran Diana
51
Bab 51. Rusak
52
Bab 52. Selanjutnya
53
Bab 53. Dion dan Diana mulai Putus Asa
54
Bab 54. Belum Selesai
55
Bab 55. Mengira sudah Menyelesaikan satu masalah
56
Bab 56. Kebucinan Dimas
57
Bab 57. Dion Terpengaruh
58
Bab 58. Tertipu
59
Bab 59. Disalahkan
60
Bab 60. Akhir dari Dion
61
Bab 61. Baru Menyadari Ketidakberadaan Dion
62
Bab 62. Menemukan Dion, Mayatnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!