Meninggalkan masa lalu

Latisha kembali pulang ke rumahnya dengan hati yang hancur. Sepanjang perjalanan dia menangis meluapkan semua kekecewaan dalam hatinya.

Namun dia sudah bertekad ini terakhir kalinya ia menangis. Ke depannya dia harus menjadi wanita yang tangguh yang tak akan lagi menangis bahkan mengemis cinta dari keluarga nya. Cukup sudah selama ini ia bertahan. Jika suami dan putranya sendiri sudah tak menginginkannya. Untuk apa lagi ia bertahan?

Sesampainya di rumah, Latisha segera membereskan barang-barang penting miliknya. BPKB mobil, buku tabungan serta ATM yang ia miliki sebelum menikah dengan Drakara telah ia amankan. Uang tabungan yang selama ini ia sisihkan dari uang belanja pun sudah ia amankan. Perhiasan dan berlian yang pernah Drakara berikan untuknya tak lupa ia bawa. Itu semua miliknya karena Drakara telah memberikan semua itu untuknya. Setelah selesai dengan barang-barang berharganya, Latisha mulai merapikan pakaiannya. Ia hanya memasukkan beberapa pakaian yang selama ini tak pernah ia gunakan. Dengan kata lain pakaikan baru.

Sebenarnya ia telah memilah pakaiannya sejak beberapa hari yang lalu saat dirinya memantapkan diri untuk pergi. Saat dimana ia menemukan jejak merah di leher sang suami. Jika dulu ia masih mampu bertahan karena tak pernah menemukan jejak perempuan lain di tubuh sang suami, maka tidak sekarang. Sepertinya Drakara sudah bermain jauh dengan Radmila adik tirinya. Karena itulah Latisha sering menolak di sentuh Drakara karena merasa jijik. Mungkin dia durhaka karena menolak keinginan sang suami. Namun tak mengapa karena ia tak sanggup membayangkan suaminya menyentuhnya setelah ia menyentuh wanita lain.

Selesai dengan barang-barangnya, Latisha segera menghubungi temannya yang memilki apartemen sewaan yang dekat dengan area perkantoran. Rencananya ia akan kembali mencari pekerjaan. Mungkin tak akan mudah, tapi Latisha tak akan menyerah. Ia tak ingin terpuruk dan menjadi bahan ejekan keluarganya. Bukan pula ia ingin membuktikan pada putranya bahwa ia mampu menjadi wanita karier. Sejatinya ia memang harus bekerja demi melanjutkan hidupnya. Setelah mendapatkan pesan bahwa ada apartemen kosong untuknya, Latisha pun segera meminta bantuan asisten rumah tangganya untuk membawakan koper ke dalam mobilnya.

Meski sedikit bingung dengan perintah sang majikan namun asisten tersebut tak ayal membantu membawa koper yang cukup besar untuk ia masukkan ke dalam mobil sang majikan.

"Terimakasih Bi. Ini pegangan untuk bibi. Kedepannya pak Drakara yang akan membayar gaji bibi. Saya pamit, karena sebentar lagi saya akan bercerai dengan pak Drakara." Ujar Latisha berpamitan kepada bi Yuni yang telah menemaninya selama enam tahun ini. Bi Yuni saksi hidup dimana ia berjuang untuk keluarganya. Namun semua itu tak pernah di hargai suami dan putranya.

"Ibu mau pergi ke mana? Apa saya boleh ikut ibu?" Bi Yuni tampak berkaca-kaca. Ia tak rela melepas pergi majikan baik hatinya.

"Maafkan saya Bi. Saya gak bisa bawa bibi. Saya masih harus mencari pekerjaan untuk melanjutkan hidup saya. Lebih baik bibi di sini saja membantu Pak Drakara dan Sageon menyiapkan keperluan mereka." Ujar Latisha dengan haru.

"Tapi Bu..." Bi Yuni terlihat ragu.

"Tidak apa-apa. Saya akan baik-baik saja. Terimakasih karena selama ini bibi telah membantu saya. Sekali lagi saya pamit." Ujar Latisha sambil memeluk asisten rumah tangganya itu.

"Baiklah kalau memang itu sudah menjadi keputusan ibu. Hati-hati di tempat yang baru Bu. Saya doakan semoga ibu sehat selalu dan bahagia. Jika ibu membutuhkan tenaga saya, tolong hubungi saya." ujar Bi Yuni dengan mata yang berkaca-kaca. Selama enam tahun bekerja untuk Latisha, Bi Yuni begitu di perlakukan dengan baik olehnya. Bahkan Latisha sudah menganggap bi Yuni seperti keluarga.

Latisha pun tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Sebelum ia benar-benar pergi, di tatapnya kembali rumah yang selama ini dia tempati selama enam tahun terakhir. Tempat di mana banyak kenangan indah bahkan menyakitkan di sana. Latisha akan mengubur semua kenangan itu. Ia harus tetap melangkah demi masa depannya sendiri.

Setelah puas menatap kediamannya, Latisha pun segera memasuki mobilnya. Ia lalu melajukan kendaraannya perlahan keluar dari halaman rumah tersebut. Setetes air mata jatuh saat ia mulai menapaki jalanan yang akan membawanya ke tempat baru di mana ia akan memulai kembali hidupnya seorang diri.

Sementara itu Drakara dan keluarganya masih berada di restoran tempat ia merayakan ulang tahun Radmila. Meski perasaannya terasa kacau karena insiden tadi, namun Radmila berusaha untuk tetap tenang di hadapan putranya yang terus saja merengek ingin berfoto bersama Radmila dan dirinya.

Dengan senang hati, Agniya mengambil gambar Drakara, Radmila dan Sageon yang terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia. Seolah ingin menegaskan bahwa kini Drakara tengah terpikat oleh putrinya Radmila, Agniya pun mengunggah foto tersebut ke beberapa akun media sosialnya. Begitupun dengan Radmila, ia memposting gambar tersebut dan sengaja menandai Latisha agar wanita itu melihat bagaimana dekatnya ia dengan Drakara dan juga Sageon. Yang Radmila tidak tahu Latisha bahkan sudah tidak peduli dengan kedua pria yang dulu sangat berarti di hidupnya itu.

Drakara melihat postingan yang diunggah oleh Agniya dan juga Radmila namun ia tidak mampu untuk menegur keduanya meski ia tahu Latisha pasti akan salah paham setelah melihat gambar tersebut. Namun Drakara berusaha meyakinkan dirinya bahwa Latisha tak akan pernah benar-benar pergi meninggalkannya seperti yang ia katakan tadi. Betul kata Radmila dan juga Agniya bahwa Latisha tak akan mungkin pergi karena istrinya itu sangat mencintai dirinya dan juga sang putra. Terlihat jelas bagaimana selama ini Latisha mencurahkan seluruh hidupnya untuk dirinya dan juga Sageon. Latisha bahkan melupakan kebahagiaan dirinya sendiri demi kedua pria yang sangat berarti dalam hidupnya itu.

Setelah acara selesai, Drakara memutuskan untuk kembali ke rumahnya dan bicara dari hati ke hati dengan Latisha. Namun Sageon merengek ingin menginap di rumah Oma Nurcelia. Drakara pun tak bisa menolak keinginan putranya itu, lagi pula Radmila dan Agniya kembali meyakinkan dirinya untuk memberi waktu kepada Latisha agar istrinya itu instrospeksi diri.

Sudah tiga hari ini Drakara dan Sageon menginap di rumah Nurcelia. Selama itu pula Drakara tak menerima pesan apapun dari Latisha, padahal biasanya istrinya itu akan selalu mengingatkannya untuk sekedar makan ataupun istirahat jika ia sedang berada di kantor. Dulu ia merasa muak dengan pesan-pesan tersebut. Namun kini ia merindukan pesan-pesan yang ia anggap memuakan itu. Tapi untuk menghubungi Latisha terlebih dahulu rasanya Drakara gengsi. Ia tak ingin Latisha besar kepala karena ia mengirim pesan terlebih dahulu kepadanya. Benar kata Radmila Jika ia harus memberi sedikit pelajaran kepada Latisha agar istrinya itu tidak membangkang seperti yang terjadi tiga hari yang lalu. Selama ini Drakara memang merasakan kejenuhan di dalam rumah tangganya apalagi melihat penampilan Latisha yang tidak lagi menarik untuknya. Tak bisa di pungkiri kehadiran Radmila memberikan warna baru di hidupnya. Radmila yang usianya dua tahun lebih muda dari Latisha bisa membangkitkan gairah Drakara. Ia melihat sosok Latisha yang dulu saat mereka masih pacaran dalam diri Radmila. Karenanya ia tak menolak saat Radmila mulai menggodanya. Tapi tidak ada niat Drakara untuk menggantikan Latisha di hatinya. Ia hanya menjadikan Radmila sebagai pelampiasan hasratnya saja. Jujur ia masih sangat mencintai Latisha namun karena jenuh dan bosan melihat penampilan istrinya itu, maka ia pun mulai bermain api dengan Radmila. Apalagi kedua keluarga mendukung hubungan mereka. Drakara sendiri tak mengerti mengapa Ayah kandung Latisha lebih condong kepada Radmila daripada Latisha Tapi itu tak jadi masalah untuknya, yang terpenting hubungannya dengan Latisha dan Radmila aman. Dan putranya Sageon mendapatkan kasih sayang dari seluruh keluarga. Dan yang paling utama Drakara yakin Latisha tidak akan pernah pergi darinya karena dia tidak lagi memiliki siapapun selain dirinya.

Mengingat Latisha, Drakara jadi merindukan istrinya itu. Kerinduannya kini tak bisa ia bendung lagi. Ia pun memutuskan untuk pulang lebih awal. Meski Radmila berusaha untuk menahannya pulang namun Drakara tetap pada pendiriannya untuk segera menemui istri tercintanya. Ia sengaja tidak menjemput Sageon terlebih dahulu karena ia ingin quality time bersama Latisha berdua. Sudah lama sekali ia tidak bersama istrinya itu. Ia merindukan sentuhan dan belaian Latisha yang dulu menjadi candunya. Dengan kecepatan tinggi Drakara melajukan kendaraannya menuju kediamannya bersama Latisha. Hanya butuh waktu setengah jam ia telah tiba di kediamannya. Saat memasuki rumahnya dia merasakan sesuatu yang aneh di sana, tak ada lagi kehangatan yang ia rasakan. Drakara pun segera berlari menuju kamarnya bersama Latisha namun saat membuka pintu kamarnya, ia tak mendapati Latisha di sana. Ia sudah mencari Latisha di balkon dan kamar mandi, namun hasilnya zonk. Drakara pun keluar dari kamarnya untuk mencari Latisha ke dapur, namun hanya ada Yuni asisten rumah tangganya yang tengah memasak.

Drakara langsung menanyakan keberadaan istrinya kepada Yuni.

"Di mana istri saya bi?" Drakara menatap Yuni yang terlihat terkejut mendapati majikannya sudah berada di hadapannya.

"Bu Latisha sudah pergi tiga hari yang lalu, pak." Jawab Bi Yuni.

"Pergi? pergi ke mana?" Drakara mengerutkan keningnya. Dalam hati ia mulai merasa tak enak. Apa mungkin Latisha telah benar-benar pergi meninggalkannya? Atau mungkin ini hanya triknya saja agar dia luluh dan meminta maaf terlebih dahulu kepada istrinya itu?

"Saya tidak tahu, pak. Tapi Bu Latisha bilang bahwa beliau akan segera bercerai dengan bapak. Jadi beliau memutuskan untuk pergi dari rumah ini." Jelas bi Yuni.

Sontak saja perkataan Bi Yuni membuat Drakara terkejut karena ternyata Latisha memiliki keberanian untuk pergi darinya. Tak ingin menunggu lebih lama, Drakara pun segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor istrinya itu, namun sayang beberapa kali ia menghubunginya, panggilannya tidak dijawab juga.

Drakara yang kesal hampir saja melemparkan ponselnya ke lantai. Namun ia urungkan karena banyak hal penting yang tersimpan dalam ponselnya tersebut. Drakara segera pergi meninggalkan dapur dan bi Yuni yang menatapnya heran.

Drakara kembali ke kamarnya dan mulai membuka lemari pakaian istrinya. Ia ingin memastikan bahwa Latisha benar-benar pergi atau tidak. Hatinya semakin mencelos saat melihat lemari Latisha hampir kosong. Sepertinya ia telah membawa sebagian besar pakaian miliknya. Namun begitu, ia masih menyisakan beberapa pakaian miliknya tersimpan di sana. Drakara berpikir mungkin Latisha sengaja meninggalkan pakaian itu di tempatnya karena istrinya itu berniat kembali ke rumah ini, namun saat ia melirik meja rias, Tanpa sengaja pandangannya tertuju pada selembar kertas kecil yang di atasnya terdapat sebuah cincin. Drakara yang penasaran pun langsung mendekati meja rias tersebut, diambilnya cincin yang ia yakini adalah cincin milik Latisha. Dan benar saja, cincin itu adalah cincin pernikahan mereka. Cincin yang Drakara sematkan di jari Latisha saat mereka menikah dulu. Drakara sudah lama tak mengenakan cincin pernikahannya. Ia menyimpan cincin tersebut di laci meja kerjanya karena Radmila tak suka ia menggunakannya. Dan sekarang, Latisha juga melepas cincin pernikahan mereka itu dan menyimpannya di atas nakas beserta sepucuk surat untuknya.

Perlahan, dengan tangan yang gemetar, Drakara membuka lipatan kertas tersebut. Disana jelas terlihat tulisan tangan Latisha yang rapi.

"Terimakasih atas enam tahun pernikahan kita. Terimakasih pernah mencintaiku meski pada akhirnya kamu berkhianat. Dua tahun aku mencoba bersabar dan bertahan. Nyatanya kalian malah semakin liar. Titip Sageon. Jangan sampai dia menuruni sifat mu dan kakeknya yang seorang pengkhianat."

Drakara meremas kertas tersebut. Ia marah karena Latisha lancang pergi meninggalkannya. Tapi ia yakin, dalam waktu kurang dari seminggu, Latisha pasti akan kembali. Drakara akan membiarkan Latisha mengambil waktu untuk menenangkan dirinya.

Ia segera mengambil cincin pernikahan milik Latisha dan membawanya ke ruang kerjanya. Drakara menyimpan cincin milik Latisha kedalam kotak perhiasan yang di dalamnya berisi cincin miliknya. Drakara kembali menyematkan cincin pernikahannya di jari manisnya. Ia yakin setelah Latisha melihatnya menggunakan kembali cincin tersebut, Latisha akan kembali padanya dan hidup bersamanya selamanya.

Drakara memutuskan beristirahat dikamarnya bersama Latisha. Rasanya sudah sangat lama ia tidak tidur di tempat peraduannya dulu bersama sang istri. Wangi aroma tubuh Latisha masih menempel di sana. Sungguh, Drakara semakin merindukan Latisha istrinya, belahan jiwanya. Tak bisa memejamkan mata, Drakara beranjak dari ranjangnya. Lalu ia membuka lemari Istrinya dan mengambil salah satu pakaian yang sering Latisha kenakan. Drakara mencium baju Latisha tersebut. Lalu ia membawanya ke atas ranjangnya dan mendekap baju Latisha seolah ia tengah mendekap istrinya. Tak berapa lama, Drakara pun jatuh tertidur dengan baju Latisha yang berada dalam dekapannya. Dalam mimpi, ia bertemu dengan Latisha yang tengah terisak. Drakara berusaha menghibur istrinya itu dengan meminta maaf dan berjanji tak akan lagi berhubungan dengan Radmila.

Latisha berhenti menangis dan langsung memeluknya. ia telah memaafkan semua kekhilafannya. Drakara pun tersenyum senang karena dengan mudah, ia telah meyakinkan Latisha untuk kembali padanya.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

mimpi kau nyet

2025-09-26

1

I Ghani Pranaja

I Ghani Pranaja

momen drakara mencari istrinya itu memang penting bnget. tapi alurnya terlalu cepat.
Buat lebih dramatis dong. 😀

2025-09-13

1

lihat semua
Episodes
1 Putraku tak menginginkanku
2 Meninggalkan masa lalu
3 Awal mulanya salah pilih
4 Rahasia besar
5 Bocah kecil
6 Suasana tegang
7 Bercerai?
8 Masih mencintai
9 Pura-pura bodoh
10 Milikku
11 Rujuk?
12 Menemukan sesosok wanita
13 Sangat merindukan
14 Tanggung jawab
15 Awal baru lembaran
16 Kebenaran dan sakit
17 Masalalu
18 Paksaan
19 Dijodohkan
20 Bersama
21 DNA
22 Wanita Itu
23 Hamil?
24 Harapan Pupus
25 Dibenci
26 Dimanfaatkan
27 Memaafkan
28 Amplop Coklat
29 Pengakuan
30 Berita Buruk
31 Pindah
32 Disembunyikan
33 Fakta Siapa Sebenarnya?
34 Jangan Pedulikan
35 Memantapkan Hati
36 Bingung Sendiri
37 Dilanda Kecemasan
38 Pertanggungjawaban
39 Mengurung diri
40 Melabrak
41 Berpura-pura
42 Bertahan Hidup
43 Terlihat Menyedihkan
44 Jatuh Cinta
45 Membutuhkan Psikiater
46 Berita Keluarga
47 Apa karena dia?
48 Tetap Pada pendirian
49 Perjuangan?
50 Ternyata
51 Manfaatkan Kesempatan
52 Sahabat
53 Ulah diri Sendiri
54 Sesuatu yang Sebentar
55 Menodai Kepercayaan
56 Aku Benci Kamu dan Keluargamu
57 Senyum-senyum sendiri
58 Penuh Kasih Sayang
59 Istimewa
60 Perhatian Yang Tersembunyi
61 Kedekatan Yang Menakutkan
62 Sifat asli
63 Penyesalan Selalu Ada di Akhir
64 Kehancuran berada di Depan Mata
65 Akhir Kehidupan
66 Khawatir
67 Penculikan
68 Korban Kecelakaan
69 Orang yang Menghancurkan Hidupku
70 Kembali ke Kediaman
71 Sekertarisku
72 Cucuku
73 Dasar Tak Tau Diri
74 Putra Kita
75 Takdir
76 Keras Kepala
77 Kejadian Lampau
78 Tak Tahu Malu
79 Keinginan dan kecemburuan Buta
80 Papa dan Mamaku
81 Senyum Kemenangan
82 Keras Kepala ditambah Egois
83 Penerus Mahaprana
84 Jatuh Miskin?
85 Kepemimpinan Perusahaan
86 Meragukan Drakara
87 Selembar Kertas
88 Mungkin Salah Orang
89 Kekhawatiran yang Sesungguhnya
90 Ketakutan Terbesar
91 Jalan Pikiran
92 Mengganti Nama
93 Kesepakatan
94 Hidup Sederhana
95 Terbujur Kaku
96 Senyum Dan Air mata
97 Berubah Menjadi Lebih Baik
98 Dulunya Berteman
99 Bukan Wanita Baik
100 Iri dan Kebencian
101 Karier
102 Darah yang Cocok
103 Bangga pada Diri Sendiri
104 Hasilnya 99%
105 Ibu Tiri?
106 Marah, Kecewa, Sedih sekaligus Takut
107 Panggil Tante dengan Sebutan Mama!
108 Air Mata Bahagia
109 Tante Cantik
110 Saling Menyukai
111 Perasaan tak Enak
112 Obat Terapis
113 Orang yang Sama
114 Meninggalkan
115 Rasa Iba
116 Menghapus Rasa Kecewa
117 Bersama
118 Calon Istri
119 Akhir yang Manis
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Putraku tak menginginkanku
2
Meninggalkan masa lalu
3
Awal mulanya salah pilih
4
Rahasia besar
5
Bocah kecil
6
Suasana tegang
7
Bercerai?
8
Masih mencintai
9
Pura-pura bodoh
10
Milikku
11
Rujuk?
12
Menemukan sesosok wanita
13
Sangat merindukan
14
Tanggung jawab
15
Awal baru lembaran
16
Kebenaran dan sakit
17
Masalalu
18
Paksaan
19
Dijodohkan
20
Bersama
21
DNA
22
Wanita Itu
23
Hamil?
24
Harapan Pupus
25
Dibenci
26
Dimanfaatkan
27
Memaafkan
28
Amplop Coklat
29
Pengakuan
30
Berita Buruk
31
Pindah
32
Disembunyikan
33
Fakta Siapa Sebenarnya?
34
Jangan Pedulikan
35
Memantapkan Hati
36
Bingung Sendiri
37
Dilanda Kecemasan
38
Pertanggungjawaban
39
Mengurung diri
40
Melabrak
41
Berpura-pura
42
Bertahan Hidup
43
Terlihat Menyedihkan
44
Jatuh Cinta
45
Membutuhkan Psikiater
46
Berita Keluarga
47
Apa karena dia?
48
Tetap Pada pendirian
49
Perjuangan?
50
Ternyata
51
Manfaatkan Kesempatan
52
Sahabat
53
Ulah diri Sendiri
54
Sesuatu yang Sebentar
55
Menodai Kepercayaan
56
Aku Benci Kamu dan Keluargamu
57
Senyum-senyum sendiri
58
Penuh Kasih Sayang
59
Istimewa
60
Perhatian Yang Tersembunyi
61
Kedekatan Yang Menakutkan
62
Sifat asli
63
Penyesalan Selalu Ada di Akhir
64
Kehancuran berada di Depan Mata
65
Akhir Kehidupan
66
Khawatir
67
Penculikan
68
Korban Kecelakaan
69
Orang yang Menghancurkan Hidupku
70
Kembali ke Kediaman
71
Sekertarisku
72
Cucuku
73
Dasar Tak Tau Diri
74
Putra Kita
75
Takdir
76
Keras Kepala
77
Kejadian Lampau
78
Tak Tahu Malu
79
Keinginan dan kecemburuan Buta
80
Papa dan Mamaku
81
Senyum Kemenangan
82
Keras Kepala ditambah Egois
83
Penerus Mahaprana
84
Jatuh Miskin?
85
Kepemimpinan Perusahaan
86
Meragukan Drakara
87
Selembar Kertas
88
Mungkin Salah Orang
89
Kekhawatiran yang Sesungguhnya
90
Ketakutan Terbesar
91
Jalan Pikiran
92
Mengganti Nama
93
Kesepakatan
94
Hidup Sederhana
95
Terbujur Kaku
96
Senyum Dan Air mata
97
Berubah Menjadi Lebih Baik
98
Dulunya Berteman
99
Bukan Wanita Baik
100
Iri dan Kebencian
101
Karier
102
Darah yang Cocok
103
Bangga pada Diri Sendiri
104
Hasilnya 99%
105
Ibu Tiri?
106
Marah, Kecewa, Sedih sekaligus Takut
107
Panggil Tante dengan Sebutan Mama!
108
Air Mata Bahagia
109
Tante Cantik
110
Saling Menyukai
111
Perasaan tak Enak
112
Obat Terapis
113
Orang yang Sama
114
Meninggalkan
115
Rasa Iba
116
Menghapus Rasa Kecewa
117
Bersama
118
Calon Istri
119
Akhir yang Manis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!